Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KMB II

TENTANG

ANALISIS JURNAL SISTEM PERKEMIHAN DAN SISTEM IMUNOLOGI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 12 :

1. NI LUH PUTU WULANDARI (019013643)


2. NUR INTAN KOMALA SARI (019013644)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. ANALISIS JURNAL 1
1. Judul penelitian
“Hubungan pemasangan kateter urine dengan kejadian Infeksi saluran kemih di rsu gmim
pancaran kasih Manado”
2. Peneliti
Janasiska Kausuhe Damayanti H.C. Pangemanan Franly Onibala
3. Metode penelitian
Desain Penelitian ini menggunakan desain penelitian cohort atau sering
disebut penelitian prospektif dan data dikumpulkan menggunakan lembar observasi.
Penelitian cohort adalah suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara
faktor resiko dan efek melalui pendekatan longitudinal kedepan (Setiadi, 2013).
4. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian Untuk mengetahui apakah ada hubungan pemasangan kateter dengan
kejadian infeksi saluran kemih di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.
B. ANALISIS JURNAL 1 MENGGUNAKAN METODE PICOT
1. P = Population ( populasi)
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh responden yang ada di UGD dan Ruang
Rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Sampel yang digunakan yaitu
sebanyak 30 orang.
2. I = Intervention ( intervensi )
Pemasangan kateter merupakan salah satu intervensi yang diberikan
kepada pasien dengan gangguan saluran perkemihan. Kateter sendiri mengganggu
pertahanan alami dari saluran perkemihan dengan menghalangi
saluran periurethral, mengiritasi mukosa kandung kemih serta membuat rute buatan bagi
organisme untuk memasuki kandung kemih. Organisme tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya infeksi saluran perkemihan (Hinkle, 2014). Oleh karena itu, kateter dapat
menyebabkan infeksi saluran perkemihan. Pemasangan kateter urine merupakan tindakan
keperawatan dengan cara memasukan kateter dengan cara memasukkan kateter
kedalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi
kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat,2006).
3. C = Comparisson ( perbandingan )
Dalam jurnal utama “HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER URINE DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU GMIM PANCARAN KASIH
MANADO”,pembanding intervensi ini adalah dengan intervensi responden,yang di
fokuskan dalam hubungan antara pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran
kemih.
Dalam penelitian jurnal pembanding yang berjudul “HUBUNGAN PEMASANGAN
KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI
RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUDZA BANDA ACEH TAHUN 2012”
Dalam penelitian ini peneliti mengambil total sampling yang berjumlah 35 responden.
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa 27 pasien (77,1%) yang dilakukan
pemasangan kateter dengan baik oleh responden tidak mengalami infeksi saluran kemih
dan hanya 1 pasien (2,9%) yang mengalami infeksi saluran kemih. Selain itu terdapat 3
pasien (8,6%) yang dilakukan pemasangan kateter kurang baik oleh responden
mengalami infeksi saluran kemih dan 4 pasien (11,5%) tidak mengalami infeksi saluran
kemih. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sudoyo (2006)
bahwa dipasangnya kateter sangat mempengaruhi kejadian infeksi saluran kemih.
Dipasang 1 kali menyebabkan infeksi 1,7%, intermitten 3,5%, sedangkan bila dipasang
dower kateter sebanyak 10%. Pemasangan kateter pada sistem terbuka kejadian demam
lebih sering daripada sistem tertutup.Bila kateter dipasang selama 2 hari infeksi dapat
terjadi 15%, bila 10 hari menjadi 50%.
4. O = Outcomes ( hasil )
Hasil analisis menunjukan bahwa dari 30 responden dengan pemasangan
kateter urine tidak sesuai dan responden yang tidak terkena infeksi saluran kemih yaitu
berjumlah 4 responden (17.4%),sedangkan responden dengan pemasangan kateter urine
tidak sesuai dan responden yang terkena infeksi saluran kemih yaitu berjumlah 19
responden (82.6%), sementara
responden dengan pemasangan kateter urine yang sesuai dan responden yang
tidak terkena infeksi saluran kemih yaitu berjumlah 6 responden (85.7%)
sedangakan responden dengan pemasangan kateter urine yang sesuai dan responden yang
tidak terkena infeksi saluran kemih yaitu berjumlah 1
responden (14.3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan (Efendi,2014) didapatkan bahwa
tindakan perawat dalam pemasangan kateter yang tidak sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur dapat menyebabkan ISK. Prosedur pemasangan kateter harus
sesuai dengan standar yang ditentukan, hal ini menjamin dilaksanakannya teknik yang
benar, dan di anjurkan dilaksanakan oleh perawat yang mendapat pelatihan khusus.
Resiko terjadinya infeksi saluran kemih semakin tinggi apabila prosedur pemasangan
tidak dilakukan sesuai dengan standar (Pranama, 2002 dalam Ernawati, 2015).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering menyerang pria maupun wanita
dari berbagai usia dengan berbagai tampilan klinis dan episode.ISK sering menyebabkan
morbiditas dan dapat secara signifikan menjadi mortalitas. Walaupun saluran kemih
normalnya bebas dari pertumbuhan bakteri, bakteri yang umumnya naik dari rektum
dapat menyebabkan terjadinya ISK. Ketika virulensi meningkat atau pertahanan inang
menurun, adanya inokulasi bakteri dan kolonisasi, maka infeksi pada saluran kemih dapat
terjadi (EAUI, 2015).
Infeksi saluran kemih pasca pemasangan kateter urine merupakan kejadian yang sangat
sering dijumpai dalam bidang nefrologi dan urologi. Kasus mengemukakan 15-20% pasti
mengalami peristiwa ini didalam riwayat hidupnya. Pengeluaran air seni melalui kateter
juga merupakan tindakan yang sering diperlukan untuk menolong penderita. Tata cara
aseptis merupakan syarat mutlak untuk tindakan ini agar infeksi dapat dicegah. Akan
tetapi tata cara yang aseptis ataupun chemopropylaxis tidak dapat sama sekali
mengilangkan kemungkinan terjadinya infeksi (Akmal, 2010). Dari hasil penelitian ini
menunjukan bahwa yang melakukan pemasangan kateter urine tidak sesuai tapi tidak
mengalami infeksi berjumlah 4 orang (17.4%) sedangkan yang melakukan pemasangan
sudah sesuai tapi mengalami infeksi berjumlah 1 orang (14.3%), hal ini bisa dikarenakan
Personal Hygine kurang menjaga kebersihan setelah melakukan pemasangan kateter
urine. Bisa juga dikarenakan oleh faktor usia. (Perry & Potter, 2006). Usia meningkatkan
atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit tertentu. (Smeltzer & Bare 2002) Insiden
infeksi meningkat seiring dengan penuaan dan ketidakmampuan.
5. T = Times ( waktu )

Penelitian ini dilakukan pada Pada Bulan September- Oktober 2017.


KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL 1

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Jurnal memaparkan secara jelas 1. Pada jurnal tidak ada di jelaskan
dan lengkap mulai dari sarannya hanya kesimpulan saja
pendahuluan sampai kesimpulan 2. Kesimpulannya kurang lengkap
2. Jurnal memiliki intervensi
3. Penulisan jurnal Ini teratur dan
sesuai dengan kaidah pembuatan
penulisan jurnal
4. Jurnal memiliki waktu penelitian
dilakukan
5. Menyertakan daftar pustaka
B. ANALISIS JURNAL 2
1. Judul penelitian
“hubungan tingkat stres dengan penurunan sistem imun pada mahasiswa tingkat iia
akademi keperawatan panti kosala Surakarta”
2. Peneliti
Ditya Yankusuma Setiani1 ,Anisa Heni Purwanti2 ,Nia Asmarani3
3. Metode penelitian
penelitian analitik, dengan desain penelitian korelasi dan pendekatan cross sectional.
4. Tujuan penelitian
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan
penurunan sistem imun pada mahasiswa tingkat IIA Akademi Keperawatan Panti
Kosala Surakarta.
C. ANALISIS JURNAL 2 MENGGUNAKAN METODE PICOT
1. P = Populasi
Populasi merupakan seluruh subyek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan
diteliti. (Hidayat, 2008) Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Akademi
Keperawatan Panti Kosala Surakarta pada tingkat IIA sejumlah 43 orang.
2. I = Intervensi
Intervensi yang dilakukan yaitu penelitian secara acak dengan tanya jawab. Sebagian
besar dari mereka mengeluhkan stres dan pusing karena tugas-tugas yang membebaninya
dan selain dengan tanya jawab juga dilakukan pengambilan data secara objektif yaitu
dengan pengamatan. Dari pengamatan yang telah dilakukan ada kurang lebih 10
mahasiswa dari 43 mahasiswa mengalami gejala gejala seperti sering terlihat cemas,
tegang dan tidak konsentrasi menerima pelajaran dan 4 diantaranya sering mengeluh sakit
selama kuliah.
3. C = Comparisson
Perbandingan dengan penelitian sebelumnya yaitu Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian terdahulu oleh Mayasari (2009) bahwa ada hubungan antara respon imun
dengan stres dan juga penelitian Banun dan Sandra (2013) yang menyatakan bahwa ada
hubungan stres dengan penyakit.
Menurut Hawari (2006), bahwa psikoneuroimunologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara faktor psikososial, sistem saraf dan kekebalan tubuh. Seseorang yang
sedang mengalami stres yang ditangkap oleh panca indranya, melalui sistem saraf pusat
indra akan diteruskan ke susunan saraf pusat otak yaitu limbik.
4. O = Outcome
Pada hasil penelitian, sebagian besar responden memiliki tingkat stres ringan yaitu 23
responden (53,5%), memiliki tingkat stres sedang yaitu 17 responden (39,5 %) dan
responden dengan tingkat stres berat ada 3 responden (7,0 %). Dari hasil penelitian
tentang penurunan sistem imun, didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami
penurunan sistem imun ketika sedang dihadapkan pada stressor yaitu sebesar 30
responden (69,8%) yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah ketika sedang stress
dan penurunan berat badan secara drastis ketika sedang stres.
Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa 37 mahasiswa menjawab sering lembur untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga waktu untuk tidur sangatlah kurang.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kozier et al. (2010), bahwa remaja memerlukan 8-
10 jam waktu tidur setiap malam untuk mencegah keletihan yang tidak perlu dan
kerentanan terhadap infeksi. Pada kuesioner didapatkan jawaban dari sebagian besar
responden ketika dihadapkan pada stresor, maka tekanan darah akan meningkat yaitu 19
responden, berat badan turun sebesar 21 responden, secara teori bahwa stres dapat
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan mengganggu komunikasi antara sistem
saraf endokrin dan sistem kekebalan tubuh.
5. T = Time
Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2014 sampai dengan Februari 2015.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL 2

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Judul sudah sesuai dengan isi 1. abstrak dalam jurnal hanya
penelitian menggunakan bahasa inggris tidak
2. Dalam jurnal ada dicantumkan ada menggunakan bahasa Indonesia
juga hasil penelitian sebelumnya sehingga pembaca yang tidak
sesuai teori mengerti bahasa inggris akan
3. Pendahuluan dalam penelitian kesusahan memahami isi
ini sudah menjelaskan mengapa abstraknya
penelitian ini penting dilakukan
KESIMPULAN
JURNAL 1
Hasil penelitian yang dilakukan di UGD dan Ruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado bahwa terdapat hubungan antara pemasangan kateter dengan kejadian
infeksi saluran kemih di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado

JURNAL 2
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
tingkat stres dengan penurunan sistem imun pada mahasiswa tingkat II A Akademi
Keperawatan Panti Kosala Surakarta. Hal ini dibuktikan dari hasil Chi-Square dengan
program SPSS versi 18.0 dengan α = 5% (0,05) diperoleh p sebesar 0,024. Nilai tersebut
kurang dari 0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Anda mungkin juga menyukai