PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep dasar amenorrhea.
2. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang definisi, etiologi,
klasifikasi, penyebab, patofisiologi, dan penerapan pengobatan terkait
Amenorrhea.
3. Mahasiswa/i dapat menambah wawasan baru mengenai salah satu
gangguan siklus menstruasi pada wanita dan dapat dijadikan referensi
sebagai bahan bacaan tambahan.
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
2. Faktor Eksternal
a. Status Gizi
Kecukupan pangan yang esensial baik kualitas maupun kuantitas sangat penting
untuk siklus menstruasi. Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan
dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi
mempunyai nilai yang sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2004).
b. Gaya Hidup
Gaya hidup terutama perilaku makan dengan porsi yang cukup dan sesuai jadwal
serta mengandung gizi seimbang ( 4 sehat 5 sempurna) dapat menyebabkan
kondisi tubuh terasa fit dan terhindar dari kekurangan gizi sehingga siklus
menstruasi berjalan normal (Soetjiningsih, 2002).
2.4 Etiologi
Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:
1. Hymen Imperforata : Selaput darah tidak berlubang sehingga darah menstruasi
terhambat untuk keluar.
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone – hormone yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid
atau hanya sedikit.
- Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat badan
- Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
- Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
- Endometrium tidak bereaksi
3. Penyakit lain : penyakit metabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan hepar
dan ginjal.
2.6 Patifisiologi.
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat
berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang
membuat menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan
pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat
menghambat pelepasan gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan
amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium ( gonadal disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat
disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga
merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang
berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang
banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan
hormone steroid seksual ( estrogen dan progesteron ) tidak tercukupi.
Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk
mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan
progesteron yang memicu terjadinya amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih
banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin.Endorphin
menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone menurun.Pada
keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada
peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah
tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan
terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea.Komplikasi lainnya muncul
gejala-gejala lain akibat hormon seperti osteoporosis.
B. Konsep Keperawatan
A. Anamnesis
Anamnesis yang akurat berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
sejakkanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat pertama kali mengalami
pertumbuhan payudara dan pertumbuhan rambut emaluan. Dapatkan pula
informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan saudara wanita) mengenai usia
mereka pada saat menstruasi pertama, informasi tentang banyaknya perdarahan,
lama menstruasi dan periode menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan.
Riwayat penyakit kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan
juga penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual,
penggunaan narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah dan sekolah dan kelainan
psikisnya juga penting untuk dianyakan.
B. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda vital dan
juga termasuk tingg badan, berat badan dan perkebangan seksual. Pemeriksaan
yang lain adalah :
1. Keadaan payudara
2. Keadaan rambut kemaluan dan genetalia eksternal
3. Keadaan vagina
4. Uterus : bila uterus membesar kehamilan bisa diperhitungkan
5. Servik : periksa lubang vagina
C. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan krisis situasi
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentangpenyakitnya (amenorrhea)
3. Gangguan konsep diri : HDR yang dihubungkan dngan ketidaknormalan
(amenorrhea primer)
4. Isolasi social yang dihubungkan dengan harga diri rendah
5. Perubahan proses keluarga brhubungan dengan komuniksi yang tidak efektif
dalam kluarga
6. Koping keluarga tidak efektif berhubungnan dengan komunikasi yang tidak
ektif dalam keluarga.
7. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan penyakitnya, perubahan
proses keluarga.
8. Berduka antisipasi dapat dihubungkan dengan infertilitas.
D. Intervensi Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan krisis situasi
Kriteria hasil :
- Cemas berkurang
- Tidak menunjukan perilaku agresif
Intervensi :
a) Kaji tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat, panic.
b) Berikan kenyamanan dan ketentraman hati
c) Beri dorongan pada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan kecemasan
d) Anjurkan distraksi seperti nonton tv, dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan.
e) Singkirkan stimulasi yang berlebihan
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentang penyakitnya ( amenorrhea )
Kriteria hasil : pasien mengetahui tentang penyakitnya
Intervensi :
a) Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit yang dideritanya
b) Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman pasien
c) Memberikan informasi dari sumber-sumber yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan
3. Gangguan konsep diri : HDR yang dihubungkan dengan ketidak normalan (
amenorrhea primer )
Kriteria hasil : Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
Intervensi :
a) Tetapkan hubungan saling percaya perawat dan pasien
b) Cipakan batasan terhadap pengungkapan negative
c) Bantu untuk mengidentifikasi respon positif terhadap orang lain
d) Bantu penyusunan tujuan yang realitas untuk mencapai harga diri rendah yang
tinggi
e) Berikan penghargaan dan pujian terhadap pengembangan pasien dalam
pencapaian tujuan
4. Isolasi social yang dihubungkan dengan harga diri rendah
Kriteria hasil :
- Melaporkan adanya interaksi dengan teman dekat, tetangga, atau masyarakat
- Memulai berhubungan dengan orang lain
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Bantu pasien untuk membedakan antara persepsi dengan kenyataan
c) Identifikasi dengan pasien faktor-faktor yang berpengaruh pada perasaan isolasi
social
d) Dukung hubungan dengan orang lain yang mempunyai ketertarikan dengan
tujuan yang sama
e) Dukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan-jalan.
5. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan komunikasi yang tidak efektif
dalam keluarga
Kriteria hasil :
- Memahami peran dalam peran keluarga
- Berfungsi untuk saling memberikan dukungan kepada setiap anggota keluarga
Intervensi :
a) Bantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang mungkin menghambat
pengobatan yang dianjurkan
b) Bantu keluarga dalam mengidentifikasi kekuatan personal
c) Dukung keluarga untuk menyatakan perasaan dan masalahnya secara verba
d) Pertahankan ritual / rutinitas keluarga missal makan bersama, membuat
keputusan keluarga
e) Berikan penguatan positif terhadap penggunaan mekanisme koping yang efektif
6. Koping keluarga tidak efektif berhubunga dengan komunikasi yang tidak
efektif dalam keluarga
Kriteria hasil :
Anggota keluarga akan :
- Menyadari kebutuhan unit keluarga
- Mulai menunjukan keterampilan interpersonal yang efektif
- Menggunakan strategi penelesaian masalah yang lebih fleksibel
Intervensi :
a) Tingkatkan hubungan saling percaya, keterbukaan dalam keluarga
b) Anjurkan pasien / keluarga untuk berfokus pada aspek positif dari siuasi pasien
c) Bantu keluarga dalam megambil keputusan dan memecahkan masalah
d) Beri dorongan dalam keluarga untuk menyadari perubahan pada hubungan
interpersonal
e) Gali dampak nilai yang berkonflik / gaya koping dalam hubungan keluarga
7. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan penyakitnya, ‘perubahan
proses keluarga
Kriteria hasil :
- Mengungkapkan perasaan – perasaan yang berhubungan dengan emosional
- Mengidentifikasi pola koping personal
Intervensi :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Kaji status koping individu yang ada
c) Membantu pasien dalam mengidentifikasi kekuatan personal
d) Jika individu marah : gali mengapa individu marah, akui bahwa setiap orang
dapat marah
e) Bantu individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif
f) Instruksikan individu untuk melakukan tekhnik relaksasi
8) Berduka antisipasi dapat dihubungkan dengan infertilitas
Kriteria hasil :
- Mengekspresikan rasa berduka
- Membagi rasa berduka dengan orang – orang terdekat
Intervensi :
a) Tetapkan hubungan saling percaya pasien / perawat
b) Dorong individu untuk berbagi rasa keprihatinan, ketakutan
c) Siapkan individu dan keluarga untuk menghadapi reaksi berduka
d) Tingkatkan keakraban diantara keluarga
e) Tingktkan proses berduka dengan masing – masing respon
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dan
dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar
pituitari yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh
hormon yang diproduksi di hipotalamus otak. Pengobatannya dapat berupa
pemeriksaan USG, Histerosalpingografi, Histeroskopi, dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI).
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Penulis
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya
tentang gangguan menstruasi yaitu Amenorrhea.
http://loungegadis.blogspot.com/2016/04/contoh-makalah-kesehatan-
amenorrhea.html
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “ASKEP SISTEM REPRODUKSI PADA GANGGUAN
MENSTRUASI (AMENORREA GONADOTROPIN)”.
Adapun makalah keperawatan maternitas ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah keperawatan
maternitas ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun