BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep dasar amenorrhea.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Faktor Internal
a. Organ Reproduksi
Faktor yang mempengaruhi amenorrhea adalah vagina tidak
t idak tumbuh dan
berkembang dengan baru,
baru, rahim yang tidak tumbuh, indung
indung telur yang tumbuh.
Tidak jarang ditemukan kelainan lebih kompleks pada rahim atau rahim tidak
tumbuh dengan sempurna. Kelainan ini disebut ogenesis genitalis bersifat
permanen artinya wanita tersebut tidak akan mendapatkan haid selama-lamanya
(Pardede, 2002).
b. Hormonal
Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (endogen) yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang komplek. Rangsangan yang datang dari luar masuk dipusat
panca indra diteruskan melalui Striaeterminalis menuju pusat yang disebut
“Puberitas Inhibitor” dengan hambatan tersebut tidak terjadi rangsangan terhadap
hypotalamus, yang akan memberikan
memberikan rangsangan pada “Hipofise Pars Posterior”
sebagai “Mother of Glad” (Pusat kelenjar -kelenjar).
-kelenjar). Rangsangan yang terus
menerus datang di tangkap panca indra, dengan makin selektif dapat lolos menuju
hypotalamus dan selanjutnya terus menuju hipofise anterior (depan)
mengeluarkan hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan
hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifiknya
yaitu kelenjar tyroid memproduksi hormon tiroksin, kelenjar indung telur
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, sedangkan kelenjar adrenal
menghasilkan hormon adrenalin. Pengeluaran hormon spesifik sangat penting
untuk tumbuh kembang mental dan fisik (Pardede, 2002).
c. Penyakit
Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab terganggunya
te rganggunya siklus haid,
Kanker payudara dan lain-lain. Kelainan ini menimbulkan berat badan yang
sangat rendah sehingga datangnya haid akan terganggu
te rganggu (Suhaemi, 2006).
2. Faktor Eksternal
a. Status Gizi
Kecukupan pangan yang esensial baik kualitas maupun kuantitas sangat penting
untuk siklus menstruasi. Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan
dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi
mempunyai nilai yang sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan
perkembangan (Soetjiningsih, 2004).
2.4 Etiologi
Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:
1. Hymen Imperforata : Selaput darah tidak berlubang sehingga darah menstruasi
terhambat untuk keluar.
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone –
hormone – hormone
hormone yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi
terj adi haid
atau hanya sedikit.
- Disfungsi Hipotalamus
Hipotalamus : kelainan organik,
organik, psikologis,
psikologis, penambahan
penambahan berat badan
Manifestasii Klinis
2.5 Manifestas
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
Tidak terjadi haid
Nyeri kepala
Badan lemah
Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya
adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit,
dan lengan serta tungkai yang lurus.
Sakit kepala
Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui )
Vagina yang kering
2.6 Patifisiologi.
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat
berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang
membuat menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan
pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat
menghambat pelepasan gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan
amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium ( gonadal disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat
disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga
merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang
berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang
banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan
hormone steroid seksual ( estrogen dan progesteron ) tidak tercukupi.
Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk
mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan
progesteron yang memicu terjadinya amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih
banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin.Endorphin
menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone menurun.Pada
keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada
peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah
tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan
terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea.Komplikasi lainnya muncul
gejala-gejala lain akibat hormon seperti osteoporosis.
Histerosalpingografi
Histeroskopi, dan
Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa.
Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progesterone
Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap
lapisan endometrium alam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.
5. Parut pada rahim,- Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau
perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom
Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi
(operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat
dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan
foto rontgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi
pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi
terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim.
B . G anggua
ngguan
n I nd
ndung
ung Te
Telur
lur
1. Disgenesis Gonadal,- Adalah tidak terdapatnya sel telur dengan
indung telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan
dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual.
C. Ga
G angg
nggua
uan
n Susunan
Susunan Sar
Sar af Pusa
P usatt
penyebabnya.
3. Hipogonadotropik,- Penyebabnya adalah kelainan organik dan
kelainan fungsional (anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk
kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikeater.
usia wanita remaja, dewasa muda, atau perimenopause dan apakah ia pernah
menstruasi sebelumnya.
B. Konsep Keperawatan
A. Anamnesis
Anamnesis yang akurat berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
sejakkanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat pertama kali mengalami
pertumbuhan payudara
payudara dan pertumbuhan rambut emaluan. Dapatkan pula
pula
informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan saudara wanita) mengenai usia
mereka pada saat menstruasi pertama, informasi tentang banyaknya perdarahan,
lama menstruasi dan periode menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan.
Riwayat penyakit kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan
juga penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual,
penggunaan narkoba,
narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah dan sekolah dan kelainan
psikisnya juga penting untuk dianyakan.
B. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah
adala h tanda-tanda vital dan
juga termasuk tingg badan, berat badan dan perkebangan seksual. Pemeriksaan
yang lain adalah :
1. Keadaan payudara
2. Keadaan rambut kemaluan dan genetalia eksternal
3. Keadaan vagina
C. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas berhubungan
berhubungan dengan krisis situasi
2. Kurang pengetahuan berhubungan
berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentangpenyakitnya (amenorrhea)
3. Gangguan konsep diri
diri : HDR yang dihubungkan
dihubungkan dngan ketidaknormalan
(amenorrhea primer)
4. Isolasi social yang dihubungkan
dihubungkan dengan harga diri rendah
5. Perubahan proses keluarga brhubungan
brhubungan dengan komuniksi yang tidak efektif
dalam kluarga
6. Koping keluarga tidak efektif berhubungnan
berhubungnan dengan komunikasi
komunikasi yang tidak
Intervensi :
a) Kaji tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat, panic.
b) Berikan kenyamanan dan ketentraman
ketentraman hati
c) Beri dorongan pada pasien
pasie n untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan kecemasan
d) Anjurkan distraksi seperti nonton tv, dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan.
e) Singkirkan stimulasi yang berlebihan
2. Kurang pengetahuan berhubungan
berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dan
dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar
pituitari yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh
hormon yang diproduksi di hipotalamus otak. Pengobatannya dapat berupa
pemeriksaan USG, Histerosalpingografi, Histeroskopi, dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI).
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Penulis
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya
tentang gangguan menstruasi yaitu Amenorrhea.
DAFTAR PUSTAKA
http://loungegadis.blogspot.com/2016/04/contoh-makalah-kesehatan-
amenorrhea.html
amenorrhea.html
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “ASKEP SISTEM REPRODUKSI
REPRODUKSI PADA GANGGUAN
MENSTRUASI (AMENORREA GONADOTROPIN)”.
GONADOTROPIN)”.
Adapun makalah keperawatan maternitas ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua
s emua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah keperawatan
maternitas ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun