Disusun Oleh:
Kelompok 1
Semester 4 A
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan Hidayah Nya, sehingga saya dapat penyelesaikan tugasn ini. Yang mana
tugas ini bertopikan tentang Amenore.
Kami sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing kami yang senantiasa
memberikan arahan dalam penyusunan tugas ini. Dan kami pula berterima kasih
kepada Orang Tua kami yang selalu tak henti-hentinya memberikan Support dan
Dukungannya. Serta kami pula berterima kasih kepada teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam memberikan pendapat, kritikan dan saran dalam pembuatan tugas
ini.
Kami berharap tugas ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan pembaca, semoga tugas
ini dapat membatu kita memahami tentang Amenore. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Fisiologi reproduksi wanita jauh lebih rumit dari pada pria. Tidak seperti pembentukan
sperma yang berlangsung terus-menerus dan sekresi testosteron yang relatif konstan,
sedangkan pengeluaran ovum bersifat intermiten dan sekresi hormon-hormon seks wanita
memperlihatkan pergeseran siklus yang lebar. Hormon-hormon reproduksi wanita
meliputi estrogen, progesteron, Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH), Foliccle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Hormon-hormon inilah yang
membantu sistem reproduksi wanita dalam pembentukan, pematangan sel telur dan
pengeluaran ovum. Ketika pengeluaran ovum dan tidak terjadi pembuahan maka akan
terjadi menstruasi.
Jika pada saat hipotalamus mengalami gangguan dalam memproduksi GnRH maka
proses pembentukan dan pematangan ovum tidak akan terjadi. Karena GnRH berperan
penting dalam merangsang pelepasan FSH untuk pematangan folikel. Ketika sifat
gangguan hipothalamus itu sendiri bersipat keturunan maka tidak akan terjadi
pembentukan sel telur dan pematangan folikel yang menyebabkan tidak bisa
mengeluarkan darah menstruasi.
B. KLASIFIKASI AMENORE
1. Amenora primer mengacu pada masalah ketika wanita muda yang berusia lebih
dari 16 tahun belum mengalami menstruasi tetapi telah menunjukkan maturasi
seksual, atau menstruasi mungkin tidak terjadi sampai usia 14 tahun tanpa disertai
adanya karakteristik seks sekunder.
2. Amenorea sekunder tidak adanya menstruasi selama 3 siklus atau 6 bulan setelah
menarke normal pada masa remaja, biasanya disebabkan oleh gangguan emosional
minor yang berhubungan dengan berada jauh dari rumah, masuk ke perguruan
tinggi, ketegangan akibat tugas-tugas. Penyebab kedua yang paling umum adalah
kehamilan, sehingga pemeriksaan kehamilan harus dilakukan.
C. ETIOLOGI
Wanita dengan amenorea hipotalamus khas memiliki tingkat estradiol serum rendah
dan hormon luteinizingnya rendah atau normal dan follicle-stimulating hormone,
sedangkan respon gonadotropin terhadap rangsangan GnRH menjadi lama.
1. Sakit kepala
2. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang
menyusui )
3. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria ),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.
E. PATOFISIOLOGI
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat
berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat
menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini
disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan
terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat
pelepasan gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer
maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (
gonadal disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan
genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan
amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol
tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual
( estrogen dan progesteron ) tidak tercukupi.
Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk
mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesteron
yang memicu terjadinya amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan
endorphin yang merupakan derifat morfin.Endorphin menyebabkan penurunan GnRH
sehingga estrogen dan progesterone menurun.Pada keadaan tress berlebih
cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang
dapat menekan pembentukan GnRH.
F. KOMPLIKASI
A. Ketidaksuburan Jika Anda tidak berovulasi dan mengalami menstruasi, Anda tidak
bisa hamil.
B. Osteoporosis. Jika amenorrhea terjadi dan sebabkan oleh kadar estrogen rendah,
Anda mungkin juga berisiko mengalami osteoporosis atau melemahnya tulang-
tulang tubuh Anda
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada amenorrhea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder
maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim,
perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan :
1. USG
2. Histerosalpingografi
3. Histeroskopi, dan
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
PENUTUP
A. SIMPULAN
Amenorrhea adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik secara
permanen atau sementara. Amenorrhea dapat diklasifikasikan sebagai primer atau
sekunder. Dalam amenorrhea primer, periode menstruasi tidak pernah dimulai
(berdasarkan umur 16), sedangkan amenorrhea sekunder didefinisikan sebagai tidak
adanya menstruasi selama tiga siklus berturut-turut atau jangka waktu lebih dari enam
bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi. Siklus menstruasi dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di tingkat hormonal, stres,
dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan.
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dan
dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh hormon yang
diproduksi di hipotalamus otak. Pengobatannya dapat berupa pemeriksaan USG,
Histerosalpingografi, Histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
B. SARAN
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya tentang
gangguan menstruasi yaitu Amenorrhea.