Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN AMENORE

DISUSUN OLEH :

Siti Ratna Aida


2720180049

PROGRAM STUDI MATERNITAS II


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM ASSYAFIIYAH
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan


istirahat, belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika terjadi pubertas
( akil balig ), maka terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang
mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita
tersebut.

Pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa,
iklim, dan lingkungan.

Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali
(menarche ). Walaupun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat.
Paling awal terjadi pertumbuhan payudara ( thelarche ), kemudian tumbuh rambut
kemaluan ( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak. Setelah tu
barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik.

Haid ( menstruasi ) adalah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa
alat kandungan menunaikan faalnya. Secara fisiologis menstruasi adalah proses
hormonal dalam tubuh wanita sebagai hasil dari pelepasan ovum. Pelepasan itu
terjadi ketika ovum yang ada di ovarium tidak dibuahi.

Amenore adalah absennya perdarahan menstruasi. Amenore normal terjadi pada


wanita prepubertal, kehamilan, dan postmenopause. Pada wanita usia reproduktif,
yang harus diperhatikan pertama kali dalam mendiagnosa etiologi dari amenore
adalah kehamilan. Apabila tidak ada kehamilan, barulah kita harus mencari
alternatif lain untuk mencari etiologi dari amenore itu sendiri.
Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder
normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak
mendapatkan menstruasi Diagnosa yang terjadi pada amenore primer termasuk
diantaranya vaginal agenesis, sindroma insensitifitas androgen, sinroma Turner.
Diagnosa yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.

B. TUJUAN

1. Memberikan informasi kepada pembaca apa itu amenore.

2. Memberikan informasi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi


amenore.

3. Menginformasikan kepada pembaca tentang gejala amenore.

4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara penanganan amenore.


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami


menstruasi,meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut
mengalami menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

1. Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual


sekunder normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder,
tidak mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai
sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-
kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik.

2. Amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi,


tetapi kemudian berhenti setelah periode. Diagnosa yang terjadi pada
amenore primer termasuk diantaranya vaginal agenesis, sindroma
insensitifitas androgen, sinroma Turner. Diagnosa yang lain tergantung pada
pemeriksaan yang lain.

B. ETIOLOGI

1. Amenore Primer :

a. Kelainan kromosom

b. Masalah hipotalamus

c. Hipofisis

d. Kurangnya organ reproduksi

e. Struktural abnormal pada vagina


Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang. Sehingga darah
menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan ini diketahui bila cewek
sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut
setiap bulan. Untuk mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk melubangi selaput
daranya.

Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi


untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak terjadi haid atau hanya
sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium tidak
terbentuk dan keadaan ini menyebabkan cewek tidak mengalami masa subur
karena sel telur tidak terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.

Gambar. Contoh penyebab amenore sekunder

2. Penyebab Amenore Sekunder

a. Kehamilan

b. Kontrasepsi

c. Menyusui

d. Stres

e. Obat-obatan
f. Ketidakseimbangan hormone

g. Berat badan rendah

h. Olahraga berlebihan

i. Kerusakan tiroid

j. Masalah di jaringan rahim

k. Ketidakcukupan ovarium primer.

Gambar 1. Himen Imperforata

C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :

a. Tidak terjadi haid

b. Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.

c. Nyeri kepala

d. Badan lemah
Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :

a. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan

ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan

rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.

b. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan

pembesaran perut.

c. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya

adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.

d. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan

lengan serta tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :

a. Sakit kepala

b. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak

sedang menyusui )

c. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )

d. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti

e. Vagina yang kering

f. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola

pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

D. PATOFISOLOGIS

Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari sindrom

hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama dari amenore


primer. Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetik. Klien dengan

aminore primer yang diakibatkan oleh testicular feminization menganggap dan

menyampaikan dirinya sebagai wanita yang normal, memiliki tubuh feminin.

Vagina kadang – kadang tidak ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya

terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak

terdapat uterus. Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanal

inguinalis. Keadaan seperti ini menyebabkan klien mengalami amenore yang

permanen.

Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis hipotalamus-

hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana

terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya,

ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium

untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen

dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak

ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan

pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma

pitiutari.

Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.

Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan

LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu

menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau

gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior.

Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada

tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya
hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita

tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal

ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk

kumpulan jaringan pengikat.

Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-

hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium

dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan

oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa

juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan androgen yang

menyebabkan polycystic ovary syndrome.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan amenora

Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan

untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan

untuk mengecek kadar hormon, antara lain:

1. Follicle stimulating hormone (FSH).

2. Luteinizing hormone (LH).

3. Prolactin hormone (hormon prolaktin).

4. Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).

5. Thyroid stimulating hormone (TSH).

Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:

1. Biopsi endometrium.
2. Tes genetik.

3. MRI.

4. CT scan.

F. PENATALAKSAN

Pengelolaan pada klien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah

kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian

dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat

dipertahankan.

Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang

dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga adalah

terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang

berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita

yang mengalami Amenorrhea Primer.

Sedangkan pada Amenore tiroid atau disebabkan oleh gangguan hipofisis dapat
diobati dengan obat-obatan.
BAB III

A. Pengkajian

Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan,


atau analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan
tahap pertama dari proses keperawatan.

Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang
klien mencakup : riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat
kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial dan
riwayat spiritual.
A. ANALISA DATA

Data fokus Masalah Etiologi


1. Data Subjektif : Kecemasan Perubahan proses
kesehatan
1. Klien menanyakan

tentang penyakitnya

2. Klien mengatakan

baru pertama kali

mengalami penyakit

yang saat ini diderita

oleh klien

2.Data Objektif :

1. Klien cemas

2. Klien tegang

3. Klien meremas-

remas tangannya

4. Observasi vital sign :

TD = 140 / 80mmHg

ND     = 90 x/m

RR     =  16 x/mnt
Ds : Kurang pengetahuan Kuarngnya informasi
1. klien menggatakan tidak yang di berikan
tau apa itu amenore
2. klien menggatakan
bingung
Do :
1. klien tampak binggung
2. klien terlihat banyak
bertanya.
Ds:- Gangguan body image Biofisik, penyakit, dan
Do: perseptual.
1. Klien terlihat minder,
tidak percaya diri,
perasaan terisolasi,
interaksi berkurang.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan

b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,

perseptual, dan penyakit

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat

tentang penyakitnya (amenorrhea)

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat kecemasan : ringan,

dengan status kesehatan keperawatan selama .. x 24 sedang, berat, panic

jam cemas klien dapat teratasi 2. Berikan kenyamanan dan

dengan ketentraman hati

kriteria hasil : 3. Beri dorongan pada klien untuk

1. Cemas berkurang mengungkapkan pikiran dan

2. Tidak menunjukan perasaan untuk

perilaku agresif mengeksternalisasikan kecemasan


4. Anjurkan distraksi seperti nonton

tv, dengarkan radio, permainan

untuk mengurangi kecemasan.

5. Singkirkan stimulasi yang

berlebihan
Gangguan citra tubuh Setelah diberikan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang

berhubungan dengan keperawatan selama .. x 24 menenangkan

biofisik, tahap jam klien diharapkan tidak 2. Berikan informasi factual

perkembangan, mengalami gangguan citra mengenai diagnosis, tindakan

perseptual, dan tubuh dengan prognosis

penyakit kriteria hasil : 3. Dengarkan dengan penuh perhatin

1. Mengidentifikasi dan 4. Identifikasi tingkat kecemasan

mengungkapkan gejala

cemas

2. Mengungkapkan tehnik

mengontrol cemas
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Mengkaji tingkat pengetahuan

berhubungan dengan keperawatan selama, klien klien tentang penyakit yang

kurang informasi yang mampu menjelaskan penyakit dideritanya

didapat tentang dan mampu mengenal 2. Memberikan pengajaran sesuai

penyakitnya penyakitnya dengan dengan tingkat pemahaman klien

(amenorrhea) kriteria hasil : 3. Memberikan informasi dari

1. klien mengetahui tentang sumber-sumber yang akurat dan

penyakitnya dapat dipertanggungjawabkan


D. IMPLEMENTASI

No Diagnose Keperawatan
Tgl/Jam Tindakan
Dx
1 Ansietas berhubungan 24/03/2015 1. Mengkaji tingkat kecemasan :

dengan status kesehatan kecemasan


09,00.- 09,15 wib

H : ringan

1. Memberikan dorongan dan berikan

waktu untuk mengungkapkan

pikiran dan dengarkan semua

keluhanya.

R : klien tampak kooperatif

1. Menjelaskan semua prosedur dan

pengobatan

R: klien menggatakan mengerti

dengan apa yang dijelaskan

1. Memberikan dorongan spiritual.

R/H : klien kooperatif


2 Gangguan citra tubuh 24/03/2015 Mengkaji pandangan klien terhadap

berhubungan dengan penyakitnya


09,00.- 09,15 wib
biofisik, tahap H : klien mau menceritakan tentang

perkembangan, perasaannya

perseptual, dan R: klien mengatakan malu karna


penyakit penyakitnya tersebut

Pukul 9:20 WIB

2. Mengkaji derajat dukungan yang

ada untuk klien

H:    Keluarga klien slalu mendukung

dan memberi motivasi

R: Klien merasa nyaman saat

disamping keluarganya.

Pukul 09:57WIB

Memberi motivasi dan dukungan

H:  Klien terlihat senang saat di beri

motivasi.

R: klien mengatkan tidak malu lagi

Mendiskusikan tentang masalah dan

situasi yang membuat klien malu


3 Kurang pengetahuan 24/03/2015 3. Memberi pendidikan kesehatan
tentang amenore
berhubungan dengan
09,00.- 09,15 wib Rh: klien mengatakan sudah mulai
kurang informasi yang
tahu tentang amenore
didapat tentang

penyakitnya

(amenorrhea)

E. EVALUASI
No Diagnosa keperawatan
Jam/ tgl Evaluasi
Dx
1 Ansietas berhubungan Selasa 24-03- S :

dengan status kesehatan 2015 1. Klien mengatakan sudah mengerti

tentang penyakitnya
10:00
2. Kilen mengatakan baru pertama kali

mengalami penyakit yang saat ini

diderita oleh klien

O:

1. Cemas (-)

2. Klien lebih rileks

3. Observasi vital sign :TD  = 130 /

60mmHg, ND     = 88 x/mnt, RR     =  20

x/mnt

4. Observasi vital sign : TD = 130 / 60

mmhg, ND = 88x/mnt, RR = 20x/mnt

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
2 Gangguan citra tubuh Selasa 24-03- S:

berhubungan dengan 2015 1. Klien mengatakan malu karna tangannya

biofisik, tahap patah.


10:10
perkembangan, perseptual, 2. Klien mengatakan merasa senang saat 

dan penyakit berada disamping keluarganya


3. Klien mengatakan tidak malu lagi untuk

bergaul.

1. Keluarga klien slalu mendukung klien

2. Klien terlihat senang

A : Masalah harga diri teratasi

P  : Intervensi dihentikan

3 Kurang pengetahuan Selasa 24-03- S :

berhubungan dengan 2015


klien mengatakan sekarang mengetahui
kurang informasi yang
10:30 tentang amenore
didapat tentang
O:
penyakitnya (amenorrhea)

klien tidak banyak bertanya lagi

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi,


meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut mengalami
menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Amenore primer :
Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14
tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak mendapatkan
menstruasi. Dan amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan
menstruasi, tidak mendapatkan menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA
Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.

Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.

Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,


Jakarta, 1998.

Maryanti, Dwi. 2009. “Kesehatan Reproduksi”. Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai