PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan
tentang pengertian dan sejarah farmakologi sebagi suatu konsep dasar tentang farmakologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Farmakologi (pharmacology) berasal dari bahasa Yunani, yaitu pharmacon adalah
obat dan logos adalah ilmu. Obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup pada tingkat molekular. Farmakologi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari interaksi obat dengan konstituen (unsur pokok) tubuh untuk
menghasilkan efek terapi (therapeutic).
Klasifikasi Farmakologi:
1. Farmakognosi
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain
yang merupakan sumber obat.
2. Farmakokinetik
Cabang Ilmu farmakologi yang mempelajari perjalanan obat dalam tubuh
3. Farmakodinamik
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari tentang efek obat terhadap fisiologi dan
biokimia dari sel jaringan/organ tubuh beserta mekanisme kerjanya(fisiologis)
4. Farmakologiklinik
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari efek obat pada manusia(morfologi)
5. Farmakoterapi
Cabang ilmu farmakologi yang berhubungan dengan penggunaan obat dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit
6. Toksikologi
Ilmu yang mempelajari keracunan zat kimia. Zat kimia yang dimaksud tersebut
termasuk obat atau zat yg digunakan dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan
hidup lain (contoh: insektisida, pestisida, zat pengawet, dll)
7. Farmakoekonomi
Cabang ilmu yang khusus mempelajari hubungan antara obat dan nilai ekonomis yg
dapat dihasilkan oleh obat tersebut
Hubungan antara dosis suatu obat yang diberikan pada seorang pasien dan
penggunaan obat dalam pengobatan penyakit digambarkan dengan dua bidang khusus
farmakologi yaitu: farmakokinetik dan farmakodinamik. Farmakodinamik mempelajari apa
pengaruh obat pada tubuh. Farmakodinamik berkaitan dengan efek-efek obat, bagaimana
mekanisme kerjanya dan organ-organ apa yang dipengaruhi. Farmakokinetik mempelajari
proses apa yang dialami obat dalam tubuh. Farmakokinetik berkaitan dengan absorpsi,
distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat-obat. Faktor-faktor ini dirangkaikan dengan
dosis, penentuan konsentrasi suatu obat pada tempat kerjanya, dan penentuan intensitas efek
obat sebagai fungsi dari waktu paruh. Banyak prinsip biokimia, enzimologi, fisik, dan kimia
yang menentukan transfer aktif dan pasif, serta distribusi zat melewati membran-membran
biologi yang dapat dipakai untuk dapat mengerti aspek penting dalam farmakoogi.
Farmakodinamik berkaitan dengan efek-efek biokimia, fisiologi, dan mekanisme kerja obat-
obatan. Farmakodinamik dan farmakokinetik akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Farmakodinamik
Farmakodinamik adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan
fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk
meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan
peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi.
a. Mekanisme Kerja Obat
Kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptornya pada sel
organism. Interaksi obat dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan dan
biokimiawi yang merupakan respon khas dari obat tersebut. Obat yang efeknya
menyerupai senyawa endogen disebut agonis, obat yang tidak mempunyai aktifitas
intrinsik sehingga menimbulkan efek dengan menghambat kerja suatu agonis disebut
antagonis.
b. Reseptor Obat
Protein merupakan reseptor obat yang paling penting. Asam nukleat juga dapat
merupakan reseptor obat yang penting, misalnya untuk sitotastik. Ikatan obat-reseptor
dapat berupa ikatan ion, hydrogen, hidrofobik, vanderwalls, atau kovalen. Perubahan
kecil dalam molekul obat, misalnya perubahan stereoisomer dapat menimbulkan
perubahan besar dalam sifat farmakologinya.
c. Transmisi Sinyal Biologis
Penghantaran sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi
ekstraseluler yang menimbulkan respon seluler fisiologis yang spesifik. Reseptor yang
terdapat di permukaan sel terdiri atas reseptor dalam bentuk enzim. Reseptor tidak hanya
berfungsi dalam pengaturan fisiologis dan biokimia, tetapi juga diatur atau dipengaruhi
oleh mekanisme homeostatic lain. Bila suatu sel di rangsang oleh agonisnya secara terus-
menerus maka akan terjadi desentisasi yang menyebabkan efek perangsangan.
d. Interaksi Obat-Reseptor
Ikatan antara obat dengan resptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan lemah (ikatan
ion, hydrogen, hidrofilik), mirip ikatan antara subtract dengan enzim dan jarang terjadi
ikatan kovalen.
2. Farmakokinetik
Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi distribusi metabolisme dan
ekskresi. Metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi bentuk utuh atau bentuk aktif
merupakan proses eliminasi obat
a. Absorpsi
Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah.
Bergantung pada cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna (mulut
sampai rektum), kulit, paru, otot, dan lain-lain. Yang terpenting adalah cara pemberian
obat per oral, dengan cara ini tempat absorpsi utama adalah usus halus karena memiliki
permukaan absorpsi yang sangat luas, yakni 200 meter persegi (panjang 280 cm, diameter
4 cm, disertai dengan vili dan mikrovili ). Obat yang diserap oleh usus halus ditransport
ke hepar sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hepar memetabolisme banyak obat sebelum
masuk ke sirkulasi. Hal ini yang disebut dengan efek first-pass. Metabolisme hepar dapat
menyebabkan obat menjadi inaktif sehingga menurunkan jumlah obat yang sampai ke
sirkulasi sistemik, jadi dosis obat yang diberikan harus banyak.
b. Distribusi
Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan dan
cairan tubuh, meliputi: aliran darah, permiabilitas kapiler, dan ikatan kovalen.
c. Metabolisme
Metabolisme atau biotransformasi obat adalah proses tubuh merubah komposisi obat
sehingga menjadi lebih larut air untuk dapat dibuang keluar tubuh. Obat dapat
dimetabolisme melalui beberapa cara yaitu: metabolisme inaktif kemudian diekskresikan
dan metabolisme aktif yang memiliki kerja farmakologi tersendiri dan dimetabolisme
lanjutan
d. Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi obat dari tubuh. Sebagian besar obat dibuang dari
tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin
(keringat, ludah, payudara), kulit dan taraktusintestinal.
e. Hal-hal lain terkait Farmakokinetik, meliputi:
Waktu Paruh
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat dibuang dari
tubuh. Faktor yang mempengaruhi waktu paruh adalah absorpsi, metabolism dan
ekskresi. Waktu paruh penting diketahui untuk menetapkan berapa sering obat harus
diberikan.
Onset, puncak, and durasi
Onset adalah waktu dari saat obat diberikan hingga obat terasa kerjanya. Sangat
tergantung rute pemberian dan farmakokinetik obat. Puncak adalah setelah tubuh
menyerap semakin banyak obat maka konsentrasinya di dalam tubuh semakin meningkat.
Durasi adalah kerja lama obat menghasilkan suatu efek terapi.
3.1 Kesimpulan
Farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi obat dengan
konstituen (unsur pokok) tubuh untuk menghasilkan efek terapi (therapeutic). farmakologi
mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat-sifat fisik dan kimia,
komposisi, efek-efek biokimia dan fisiologi, mekanisme kerja, absorpsi, biotransformasi,
ekresi, penggunaan terapi, dan penggunaan lainnya dari obat. Beraneka ragam obat-obatan
yang telah ada sejak zaman dahulu. Obat yang diberikan pada seorang pasien dan
penggunaan nya dalam pengobatan sesuai dengan penyakit, digambarkan dengan dua bidang
khusus farmakologi yaitu: farmakokinetik dan farmakodinamik. Farmakokinetik mencakup 4
proses, yaitu proses absorpsi distribusi metabolisme dan ekskresi. Tujuan mempelajari
farmakodinamik adalah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan
sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi. Dari tahun
ke tahun farmakologi berkembang dan mengalami percabangan yang baru seperti
farmakognosis, farmakokinetik dll. Sejarah Farmakologi dibagi menjadi 2 periode yaitu
Periode kuno dan periode modern. Periode kuno (sebelum th 1700) ditandai dengan observasi
empirik penggunaan obat dapat dilihat di Materia Medika. Pada tahun 1962, obat diperketat
harus dilakukannya uji toksikologi sebelum diberikan pada manusia.
3.2 Saran
Sebaiknya obat harus dilakukan uji toksikologi terlebih dahulu sebelum diberikan dan
jelaskan tetang efek samping obat, agar mengerti tentang efek obat tersebut.Karena obat
yang belum ter uji dapat mengakibatkan komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Gan Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kee, Joyce L. et all. 1996. Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan TerapiEdisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Universitas Sriwijaya. 2009. Kuliah FarmakologiEdisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC