Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN HIPERTENSI

OLEH:

NAMA : DEWA MADE PUJAWAN


NIM : C2120052

STIKES BINA USADA BALI

PROGRAM ALIH JENJANG PRODI S1 KEPERAWATAN


TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. PROSES MENUA
 Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan - kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Nugroho, 2000).
Proses menua normalnya merupakan suatu proses yang ringan, ditandai dengan
turunnya fungsi secara bertahap tetapi tidak ada penyakit sama sekali sehingga
kesehatan tetap terjaga baik. Sebaliknya proses menua patologis ditandai dengan
kemunduran fungsi organ sejalan dengan umur tetapi bukan akibat umur tua, melainkan
akibat penyakit yang muncul pada umur tua seperti penyakit hipertensi.
Perubahan - perubahan fisik  yang terjadi pada lanjut usia:
a. Sel
 Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya
 Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
b. Sistem persarafan
 Berat otak menurun 10-20%, lambat dalam respon untuk bereaksi
 Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran mengecilnya saraf
penciuman dan perasa.
c. Sistem pendengaran
 Membran timpani menjadi atrofi
 Pendengaran bertambah menurun
d. Sistem penglihatan
 Sfingter pupil timbul skelorosis dan hilangnya respon terhadap sinar
 Hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapangan pandang
e. Sistem kardiovaskular
 Elastisitas dinding aorta menurun
 Katup jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah
 TD meiningkat di akibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer.
f. Sistem pengaturan temperatur tubuh
 Hipotermia di akibatkan oleh metabolism yang menurun
 Keterbatasan reflex menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
g. Sistem respirasi
 Otot – otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
 O2 pada arteri pada arteri menurun menjadi 75 mmhg co2 pada arteri tidak
berganti.
h. Sistem gastrointestinal
 Rasa lapar menurun, enzim lambung menurun
 Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
i  Sistem reproduksi
 Pada perempuan menciutnya ovari dan uterus, atrofi payudara
 Pada laki laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya
penurunan berangsur angsur.
j.  Sistem genitourinaria
 Ginjal: nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%, berat jens urine menurun.
 Vesika urinaria: otot otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200 ml
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lansia sehingga meningkatnya retensi urin.
k. Sistem endokrin
 Produksi dari hamper semua hormone menurun
 Menurunnya aktifitas tiroid
L. Sistem integumen
 Kulit mengkerut dan keriput akibat kehilangan jaringan lemak
 Mekanisme proteksi kulit menurun, kelenjar keringat berkurang jumlah dan
fungsinya
a. Sistem musculoskeletal
 Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh, kifosis
 Serabut serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban,
otot otot kram dan menjadi tremor.

2. Definisi Penyakit Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140

mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg

(Smeltzer, 2001).

Hipertensi pada usia lanjut di bedakan atas:

Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar ari 140 mmhg dan atau

tekanan diastolik  sama atau lebih besar dari 90 mmhg hipertensi sistolik terisolasi

dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmhg dan tekanan diastoliknya lebih

rendah dari 90 mmhg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2

golongan besar yaitu:

a. Hipertensi esensial (hipertensi esensial) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

b. Hipertensi sekuder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.


3. Klasifikasi

 Prahipertensi

Tekanan darah sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80–89 mmHg

tergolong prahipertensi. Individu dengan prahipertensi tergolong berisiko lebih

tinggi terkena hipertensi.

 Hipertensi tingkat 1

Tekanan darah sistolik 140–159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90–99 mmHg.

Jika tekanan darah sistolik atau diastolik berada pada rentang ini, sudah

memerlukan pengobatan karena risiko terjadinya kerusakan pada organ menjadi

lebih tinggi.

 Hipertensi tingkat 2

Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > dari 100

mmHg. Pada tahap ini, penderita biasanya membutuhkan lebih dari satu obat.

Kerusakan organ tubuh mungkin sudah terjadi, begitu juga dengan kelainan

kardiovaskular, walaupun belum tentu bergejala.

 Hipertensi krisis

Jika tekanan darah melebihi 180/120 mmHg, disebut hipertensi krisis.. Tekanan

darah sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis atau kondisi tubuh saat

pemeriksaan. Oleh karena itu, untuk memastikan diagnosis hipertensi, perlu

dilakukan pengukuran darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.

4. Epidemiologi

Epidemiologi hipertensi secara global sangat tinggi. Angka prevalensi

hipertensi terus meningkat. Di Indonesia, Bangka Belitung merupakan provinsi


dengan penderita hipertensi terbanyak. Angka kematian akibat komplikasi penyakit

hipertensi sangat tinggiPrevalensi hipertensi terus meningkat tak hanya pada

populasi di negara miskin dan berkembang, tetapi juga di negara maju. Dalam 20

tahun, jumlah penderita bertambah 400 juta hingga total mencapai 1 triliun

pengidap hipertensi pada tahun 2008. 40% penduduk usia ≥ 25 tahun mengalami

hipertensi. Tingginya kasus hipertensi diduga disebabkan oleh peningkatan usia,

obesitas serta pola diet tinggi garam. Di Amerika kasus hipertensi juga tinggi. Data

NHANES 2012 menunjukkan 80 juta penduduk (32,6%) usia ≥20 tahun menderita

hipertensi dengan didominasi oleh laki-laki pada populasi usia 20-45 tahun. Pada

populasi 45-64 tahun jumlah penderita laki-laki sebanding dengan perempuan.

Penderita laki-laki lebih sedikit dibanding wanita pada populasi usia >64 tahun.

Data Global Burden of Disease 2015 menunjukkan tingginya angka prevalensi

penyakit jantung hipertensi mencapai sekitar 6 juta. Sebagian besar kasus

hipertensi merupakan hipertensi primer, hanya sekitar 5% yang termasuk hipertensi

sekunder.

Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan hipertensi diderita oleh 26,5 %

penduduk Indonesia usia ≥18 tahun. Berdasarkan sebaran, wilayah yang tinggi

populasi hipertensi yakni Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan (30,8%),

Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%).  Data WHO 2015

menunjukkan penyakit kardiovaskular termasuk penyakit tidak menular yang

menyumbang angka kematian sangat tinggi yakni hingga 17,7 juta kematian.

Penyakit jantung iskemia dan stroke merupakan penyakit kardiovaskular yang

menimbulkan angka kematian tinggi dengan hipertensi sebagai salah satu faktor

risiko. 9,4 juta kematian timbul akibat komplikasi hipertensi


5. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
perubahan pada:
a.  elastisitas dinding aorta menurun.
b. katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c. kemampuan jantung untuk memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, kemampuan jantung untuk memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut
jantung, valume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka
peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat
menyebabkan hipertensi. Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat
rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan
denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme.
Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh
penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat
peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan
garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan
pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat
mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan
menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan
volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkata preload biasanya berkaitan dengan
peningkatan tekanan sistolik.
6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor. Pada medulla diotak dari pusat vasomotor ini bermula saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis ke ganglia simpatis di thoraks
dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk inpuls yang
bergerak kebawah melalui sistem  saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini
neuron preganglion melepaskan asetolkolin, yang akan merangsang serabut saraf 
pasca ganglion ke pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak di ketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf  simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang. Mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epineprin yang
menyebabkan vasokontirksi. korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respos vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan ke arah ginjal, penyebabkan pelepasan renin – renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin
II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal menyebabkan peningkatan volume intravascular. Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan struktural dan
fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang di pompa oleh jantung mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tekanan perifer.
7. Gejala Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a. tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa, hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak teratur.
b. gejala yang lazim
Sering di katakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertansi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien.
Menurut rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertnsi yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, gelisah, mual
muntah, epistaksis, dan kesadaran menurun
8. Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin/hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan dan dapat
mengindikasikan faktor – faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas anemi.
GlukosaHiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi). dapat di
akibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).
b. Kalium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
c. Kadar aldostero urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer
d. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
e. Asam urat
Hiperuresemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
f. Steroid urin
Kenaikan dapat mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal/ureter
g. Foto dada
Menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katup pembesaran jantung.
h. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
i. EKG
Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan. Gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
9. Terapi/Tindakan Penanganan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap penanganan bagi setiap pasien adalah
mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmhg. Efektifitas setiap program di
tentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup
sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk
penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau, latihan dan
relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi
hipertensi. Apabila pendereta hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria,
perokok) atau bila tekanan diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmhg dan
sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmhg maka perlu di mulai terapi obat – obatan.
Dua kelompok obat tersedia dalam terapi pilihan pertama: diuretika dan penyekat
beta. Apabila dengan hipertensi ringan sudah terkontrol selama setahun, terapi dapat
di turunkan.
10. Komplikasi
Penyakit Jantung, Stroke, Penyakit Ginjal, Retinopati (kerusakan retina), Penyakit
pembuluh darah tepi, Gangguan saraf, Gangguan saraf

Anatomi dan fisiologi jantung

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh
organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel
kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-
kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam
masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter
darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,
bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa
III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi
cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri
cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral
sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea
medioclavic.

Pulmonary Valve Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh
dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak.
Selain itu otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan
rangsangan listrik  Kedua  atrium  merupakan ruang  dengan dinding otot yang tipis
karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel
mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan
tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa
darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik ini
dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava
suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara
spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-
sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan
akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi
kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan
dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan
kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira ½ inchi diatas katup aorta dan
berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke
dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler, aliran vena
dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan
dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara.
Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru
mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu
masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan
akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-
kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel
kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke
venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya
kembali ke atrium kanan. Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai
sumber tekanan yang tinggindan membawa oksigen ke jaringan yang membutuhkan.
Pada kapiler terjadin pertukaran O2dan CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar
dan CO2 masuk dalam kapiler sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan
CO2 keluar dari kapiler.

PATWAY Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olah raga,
genetic, alcohol,konsumsi garam, obesitas
Norefineprin
Tek.sistemik darah ↑
HIPERTENSI Perubahan situasi gelisah
Sering
Beban kerja jantung bertanya
Kerusakan vaskuler pembuluh darah
↑ Krisis situasional
Kontraksi ventrikel kiri hipertropi Informasi yg minim
Cem
Perubahan Misinterpretasi Metode koping as
Kelainan kontraktilitas PK :
miokardium kiri informasi tidak efektif
gagal
Pe sirkulasi paru jantung Penyumbatan pembuluh darah
Koping individu
Pe tekanan onkotik Kurang tidak efektif
Penurunan ekspansi paru Gangguan sirkulasi pengetahuan
sesak Vasokontriks
Pola Nafas
tidak
efektif Ggn.perfu
Otak si serebral Ginjal Pembuluh darah Retina
Vasokontriksi Spasme
Resistensi Suplai O2 pemb.darah ginjal arterial
pembuluh otak ↓ Sistemik Koroner
darah otak ↑ Vasokontriksi Iskemia Diplopia
Oedem otak Metabolisma di otak Blood flow miokard
Aktifitas neuronal darah ↓
TIK me Afterload ↑ Gg. Persepsi
Rangsangan ujung saraf Sensori
Penurunan Respon Renin Pengelihatan

Nyeri kepala Kesadaran angiotensin I & II Impuls serabut C


Cardiac output Penurunan
suplai O2 ke
Resiko Jar. Perifer Lamina II & III
Cidera Merangsang Cornu Dorsalis
aldosteron Energi Tract spinothalamus
Penurunan anterior lateralis
Fatique
Retensi Na curah
jantung Cortex cerebri
Intolerans Persepsi nyeri
Kelebihan Edema i aktivitas
vol. cairan
Nyeri
Nyeri Dada

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat
 Gejala:  Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
 Tanda:   Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,takipnea
b. Sirkulasi
 Gejala: 
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup  dan
penyakit serebrovaskular, episode palpitasi, perspirasi.
 Tanda: 
 Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah di
perlukan untuk menegakkan diagnosis).
 Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat).
 Nadi: denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis; perbedaan
denyut seperti: denyut femoral melambat sebagai kompensasi
denyutan radialis atau brakialis ; denyut popliteal, tibialis posterior,
pedalis tidak teraba atau lemah.
 Denyut apical: PMI kemungkinan bergeser dan atau sangat kuat.
 Frekuensi/irama: takikardi, berbagai disritmia.
 Bunyi jantung: terdengar S2 pada dasar; S3 (CHF dini);
S4 (pengerasan ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri).
 Murmur stenosis vulvural.
 Desiran vaskuler terdengar di atas karotis, femoralis, atau
epigastrium (stenosis arteri).
 DVJ [distensi vena jugularis] (kongesti vena).
 Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin
(vasokontriksiperifer); pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda
(vasokonteriksi).
 Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia);
kemerahan (feokromositoma).
c. Integritas ego
 Gejala: 
 Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau
marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral).
 Faktor – faktor stres multipel ( hubungan, keuangan,  yang berkaitan
dengan  pekerjaan).
 Tanda:
 Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan
yang meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya
sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan
pola bicara.

d. Eliminasi
 Gejala: 
 Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( seperti infeksi/obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal yang lalu).
e. Makanan/cairan
 Gejala:  
 Makanan yang di sukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang di goreng, keju, telur), gula-
gula yang berwarna hitam; kandungan tinggi kalori. Mual, muntah.
 Perubahan berat badan akhir – akhir ini (meningkat/menurun).
 Riwayat penggunaan diuretik.
 Tanda:   
 Berat badan normal atau obesitas.
 Adanya edema (mungkin umum dan tertentu); kongesti vena, DVJ;
glikosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik).
f. Neurosensori
 Gejala: 
 keluhan pening/pusing. Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
 Episode kebas dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
 Ganagguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).
 Episode epistaksis.
 Tanda: 
 Status mental: perubahan keterjagaan orientasi, pola/isi bicara, afek, proses
pikir, atau memori (ingatan).
 Respons motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau refleks
tendon dalam. Perubahan - perubahan retinal optik: dari
sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik
dengan edema atau papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada
berat/lamanya hipertensi.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
 Gejala: 
 Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
 Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada
arteri ekstremitas bawah).
 Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
 Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).
 Pernapasan    (secara umum berhubungan dengan efek  kardiopulmonal
tahap lanjut dari hipertensi menetap/berat).
 Gejala:   
 Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja.
 Takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksismal.
 Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
 Riwayat merokok.
 Tanda:  
 Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan.
 Bunyi napas tambahan (krakles/mengi).
 Sianosis.
h. Keamanan
 Gejala: 
 Gangguan koordinasi atau cara berjalan.
 Episode parastesia unilateral transian.
 Hipotensi postural.
i. Pembelajaran/penyuluhan
 Gejala:
 Faktor - faktor risiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyakit serebrovaskuler/ginjal.
 Faktor - faktor resiko etnik, seperti orang afrika - amerika, asia tenggara.
 Penggunaan pil KB atau hormon lain;penggunan alkohol/obat.
Pertimbangan rencana pemulangan:
 DRG menunjukan rerata lamanya di rawat: 4,2 hari.
 Bantuan dengan pemantauan diri TD
 Perubahan dalam terapi obat
Prioritas keperawatan
- Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskular
- Mencegah komplikasi
- Memberikan informasi tentang proses/prognosis dan program pengobatan
- Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi
Tujuan pemulangan
- TD dengan batas yang dapat diterima untuk individual
- Komplikasi kadiovaskuler dan siatemik dicegah/diminimalkan
- Proses/prognosis penyakit dan regimen terapi di pahami
- Perubahan yang diperlukan dalam hal gaya hidup/perilaku di lakukan
2. Diagnosa keperawatan:
a. Risiko penurunan Curah jantung
- Faktor resiko meliputi:   Peningkatan afterload, vasokontriksi, Iskemia
miokardia, hipertrofi/rigiditas [kekakuan] ventricular
- Hasil yang di harapkan/kriteria Evaluasi pasien akan:
 Berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung.
 Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat di terima.
 Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentan normal
pasien

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri
Pantau TD. Ukur pada kedua Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
tangan/paha untuk evaluasi lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah
awal. Gunakan ukuran vaskuler
manset yang tepat dan teknik
yang akurat.
Catat keberadaan, kualitas Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis
denyutan sentral dan ferifer. mungkin termati atau terpalpasi. Denyut pada tungkai
mungkin menurun, mencerminkan efek dari
vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena
Auskultasi tonus jantung dan S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena
bunyi nafas adanya hipertrofi atrium
(peningkatan volume/tekanan atrium). Perkambangan
S3 menunjukan hipertrofi ventrikal dan kerusakan
fungsi. Adanya krakles, mengi dapat
mengidentifikasikan kongesti paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal jantung kronik
Amati warna kulit, Adanya pucat, dingi, kulit lembab dan masa pengisian
kelembaban, suhu, dan masa kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi
pegisian kapiler atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah
jantung

Catat edema umum/tertentu Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan injal


atau vaskuler
Berikan lingkungan tenang, Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis;
nyaman, kurangi aktivitas/ meningkatkan relaksasi
keributan lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal.
Pertahankan pembatasan Menurunkan stres dan ketegangan  yang mempengaruhi
aktiifitas, seperti istirahat di tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi
tempat tidur/kursi; jadwal
periode istirahat tampa
gangguan; bantu pasien
melakukan aktifitas
perawatan diri sesuai
kebutuhan
Lakukan tindakan – tindakan Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan
yang nyaman seperti pijatan rangsang simpatis.
punggung dan leher,
meninggikan kepala tempat
tidur.
Anjurkan teknik relaksasi, Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan
panduan imajinasi, aktifitas stres, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan
pengalihan. TD
Pantau respon terhadap obat Respon terhadap terapi obat ‘ stepped’ ( yang terdiri
untuk mengontrol TD atas diuretic, inhibitor simpatis dan vasodilator )
tergantung pada individu dan efek sinergis obat. Karena
efek samping tersebut, maka penting untuk
menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan
dosis paling rendah
Kolaborasi Tiazid mungkin digunakan sendiri atau di campur
Memberikan obat – obat dengan obat lain unyuk menurunkanTD pada pasien
sesuai indikasi, contoh : dengan fungsi ginjal yang relatif normal. Diuretik ini
Diuretik tiazid, misalnya: memperkuat agen-agen anti hipertensif lain dengan
klorotiazid (diuril); membatasi retensi cairan
hidroklorotiazid
(esidrix/hidro DIURIL);
bendroflumentiazid
(naturetin).
Diuretic loop, misalnya Obat ini menghasilka dieresis kuat dengan menghabat
furosemid (lasix); asam resorpsi natrium dan klorida dan merupakan
etakrinic (edecrin); antihipertensif efektif, khususnya pada pasien yang
bumetanid (burmex) resisten terhadap tiazid atau mengalami kerusakan
ginjal.

Diuretic hemat kalium mis: Dapat diberikan dalam kombinasi dengan diuretik tiazid
spironolakton (aldoctone) untuk meminimalkan kehilangan kalium
;triamterene (dyrenium);
amilioride (midamor).
Inhibitor simpatis mis: Kerja khusus obat ini bervariasi,tetapi secara umum
propanolol (inderal); menurunkan TD,melalui efek kombinasi penurunan
metoprolol (lopressor); tahanan total perifer, menurunkan curah jantung
atenolol (tenormin); nadnol menghambat aktifitas simpatis, dan menekan pelepasan
(corgarde); metildopa  renin.
(aldomet); reserpino
(serpasil); klonidin (catapres).
Vasodilator, mis: minoksibil Mungkin di perlukan untuk mengobati hipertensi berat
(loniten); hidralazin bila kombinasi diuretik dan inhibitor simpatis tidak
(apresoline); bloker saluran berhasil mengontrol TD. vasodilatasi vaskuler jantung
kalsium, mis: nefedipin sehat dan meningkatkan aliran darah koroner
(procardia ); verapamil keuntungan sekunder dari terapi vasodilator.
(canal).
Agen - agen Bekerja pada pembuluh darah untuk mempertahankan
antiadrenergik:  bloker agar tidak konstriksi.

prazosin (minipres); tetazonin


( hytrin).
Bloker nuron adrenergik: Menurunkan aktifitas konstriksi arteri dan vena pada
guanadrel (hyloree); ujung saraf simpatis.
quanetidin (ismelin); reserpin
(serpasil).
Imhibitor adrenergik yang Obat ini meningkatkan rangsang simpatis pusat
kerja secara sentral: klonidin; vasomotor untuk menurunkan tahanan arteri perifer.
(catapres); guanabens
(wytension); metildopa
(aldomet).
Vasodilator kerja langsung: Merilekskan otot – otot polos vaskuler.
hidralazin (apresoline);
minoksidil; (loniten).
Vasodilator oral yang bekerja Obat – obat ini di berikan secara intravena untuk
langsung : diazoksid menangani kedaruratan hipertensi
(hyperstat); nitroprusid;
(nipride, nitropress).
Bloker ganglion, mis: Penggunaan inhibitor simpatis tambahan mungkin di
guanetidin (ismelin); butuhkan (untuk efek kumulatifnya) bila tindakan lain
trimetapan (arfonad); ACE gagal untuk mengontrol TD dan kerja sama pasien
inhibitor, mis: kaptopril dengan regimen terapeutik telah di tetapkan.
(capoten).
Berikan pembatasan cairan Pembatasan ini dapat menangani retensi cairan dengan
dan diit natrium sesuai respons hipertensif, dengan demikian menurunkan
indikasi beban kerja jantung.

Siapkan untuk pembedahan Bila hipertensi berhubungan dengan adanya


bila ada indikasi. feokromositoma, maka pengangkatan tunor akan
memperbaiki kondisi.

b. Intoleran aktifitas
- Mungkin berhubungan dengan:  Kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Kemungkinan di buktikan oleh: Laporan verbal tentang keletihan atau
kelemahan, frekuensi jantung atau respons TD terhadap aktifitas abnormal,
rasa tidak nyaman saat bergarak atau dispnea, perubahan - perubahan EKG
mencerminkan iskemia; disritmia
- Hasil yang di harapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
 Berpartisipasi dalam aktifitas yang di inginkan
 Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat di ukur
 .Menunjukan penurunan dalam tanda - tanda intoleransi fisiologi.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kaji respon pasien terhadap Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji
aktivitas, perhatikan frekuensi respons fisiologi terhadap stres aktifitas, dan bila ada
nadi lebih dari 20 kali per menit merupakan indicator dari kelebihan kerja yang
di atas frekuensi istirahat; berkaitan dengan tingkat aktifitas.
peningkatan tekanan darah yang
nyata selama /sesudah aktifitas
(tekanan siatolik meningkat 40
mmhg atau tekanan diastolik
meningkat 20 mmhg; dipsnea
atau nyeri dada; keletihan atau
kelemahan yang brlebihan;
diaphoresis; pusing atau
pingsan.
Instruksikan pasien tentang Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan
teknik penghematan energi. mis: energi, juga membantu keseimbangan antara suplai
menggunakan kursi saat mandi, dan kebutuhan oksigen.
duduk sat menyisir rambut atau
menyikat gigi, melakukan
aktifitas secara perlahan.
Berikan dorongan untuk Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan
melakukan aktifitas/perawatan kerja jantung tiba – tiba. Memberikan bantuan hanya
diri bertahap jika dapat di sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian
toleransi. Berikan bantuan dalam melakukan aktifitas.
sesuai kebutuhan.

c. Nyeri akut
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan tekanan vascular serebral
- Tanda: Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak  pada region
suboksipital, terjadi pada saat bangun, dan hilang secara spontan setelah
beberapa waktu berdiri, segan untuk menggerakkan kepala, menggaruk
kepala menghindari sinar terang dan keributan, mengerutkan kening,
- mengenggam tangan, melaporkan kekakuan leher, pusing penglihatan
kabur,mual,muntah.
- Hasil yang di harapkan/ kriteri evaluasi pasien akan:
 Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol. Mengungkapkan
metode yang memberikan pengurangan.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
Mempertahankan tirah baring
selama fase akut
Berikan tindakan Tindakan yang yang menurunkan tekanan vascular
nonfarmakologi untuk serebral yang memperlambat/memblok respons
menghilangkan sakit kepala. simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala
Mis: kompres dingin pada dahi, dan komplikasinya.
pijat punggung dan leher,
tenang, redupkan lampu kamar,
teknik relaksasi (panduan
imajinasi,distraksi) dan aktifitas
waktu senggang.
Hilangkan/minimalkan aktifitas Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
vasokontriksi yang dapat menyebabkn sakit kepala pada adanya peningkatan
meningkatkan sakit kepala. Mis: tekanan vaskular serebral.
mengejan saat BAB, batuk
panjang, membungkuk.
Bantu pasien dalam ambulasi Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan
sesuai kebutuhan. dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami
episode hipotensi postural.
Berikan cairan, makanan lunak, Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres hidung
perawatan mulut yang teratur dapat menganggu menelan atau membutuhkan napas
bila terjadi perdarahan hidung dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral
atau kompres hidung telah di dan mengeringkan membran mukosa.
lakukan untuk menghentikan
perdarahan

Kolaborasi Menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan


Berikan sesuai indikasi; rangsang sistem saraf simpatis.
analgesic
Antiansietas. Mis; lorazepam, Dapat mengurangi ketegangan dan ketidaknyamanan
(ativan), diazepam (valium). yang diperberat oleh stres.
d. Berat badan berlebih
Faktor risiko:
- Faktor ekonomi
- Faktor yang diturunkan
- Frekuensi makanan restoran atau gorngan tinggi
- Konsumsi minuman bergula
- Perilaku kurang gerak yang terjadi selama >2 jam/hari.
Tanda:
- BB 10% - 20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh
- Lipatan kulit trisep lebih besar lebih besar dari 15 mm pada pria dan 25
mm pada wanita.
- Di laporkan atau terobservasi disfungsi pola makan.
Hasil yang di harapkan/kriteria evaluasi pasien akan:
- Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.
- Menunjukan perubahan pola makan (mis: pilihan makanan, kuantitas, dan
sebagainya). mempertahankan berat badan yang diinginkan degan
pemeliharaan ksehatan optimal.
- Melakukan/mempertahankan program olah raga yang tepat secara
individual

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kaji pemahaman pasien tentang Kegemukan adalah risiko tambahan pada tekanan
hubungan langsung antara hipertensi
darah tinggi karena disproposi antara kapasitas
dan kegemukan . aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan
dengan peningkatan massa tubuh.
Bicarakan pentingnya menurunkan Kesalahan kebiasaan makan menunjang
masukan kalori dan batasi masukan terjadinya aterosklerosis dan kegemukan, yang
lemak, garam, dan gula sesuai merupakan predisposisi untuk hipertensi dan
indikasi komplikasinya, mis: stroke, penyakit ginjal, gagal
ginjal, kelebihan masukan garam memperbanyak
volume cairan intravaskular dan dapat merusak
ginjal. Yang lebih memperburuk hipertensi.
Tetapkan keinginan pasen Motivasi untuk penurunan berat badan adalah
menurunkan berat badan internal. Individu harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan.bila tidak maka program
sama sekali tidak berhasil.
Kaji ulang masukan kalori harian dan Mengidentifikasi kekuatan /kelemahan dalam
pilihan diit. program diit terakhir. Membantu dalam
menentukan kebutuhan individu untuk
penyesuaian/penyuluhan.
Tatapkan rencana penurunan BB Penurunan masukan kalori masukan kalori
yang realistik dengan pasien, mis: seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara
penurunan BB 0,5 kg per minggu teori dapat menurunkan BB 0,5 kg/minggu.
Penurunan BB yang lambat mengindikasikan
kehilangan lemak melalui kerja otot dan
umumnya dengan cara mngubah kebiasaan
makan.
Dorong pasien untuk Memberikan data dasar tentang keadekuatan
mempertahankan masukan makanan nutrisi yang dimakan, dan kondisi emosi saat
harian termasuk kapan dan dimana makan. Membantu untuk memfokuskan perhatian
makan dilakukan dan lingkungan dan pada faktor mana pasien telah/dapat mengontrol
perasaan sekitar saat makanan perubahan.
dimakan.
Instruksikan dan bantu memilih Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan
makanan yang tepat, hindari kolesterol penting dalam mencegah
makanan dengan kejenuhan lemak perkembangan aterogenesis.
tinggi (mentega, keju, telur, es krim,
daging) dan kolesterol (daging
berlemak, kuning telur, produk
kalengan, jeroan).
Kolaboratif
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi Memberikan konseling dan bantuan dengan
memenuhi kebutuhan diit individual.

e. Ketidakefektifan koping
Batasan karakteristik:
- Akses dukungan sosial tidak adekuat
- Keetidakmampuan mengatasi masalah
- Ketidakmampuan menghadapi situasi
- Kurang resolusi masalah
- Letih
- Sering sakit
- Strategi koping tidak efektif
Faktor yang berhubungan:
- Dukungan sosial tidak adekuat
- Ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap terhadap stressor
- Ketidakmampuan mengubah energi yang adaptif
- Krisis situasi
- Kurang percaya diri dalam kemampuan mengatasi masalah
- Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
Tanda:
- Menyatakan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.
- Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan peran /kebutuhan dasar atau
pemecahan masalah.
- Perilaku merusak terhadap diri sendiri, makan berlebihan, hilang nafsu
makan, merokok/minuman berlebihan, cenderung melakukan
penyalahgunaan alkohol.
- Kelemahan/insomnia kronik, ketegagan otot, sering sakit kepala/leher,
kekuatiran/gelisah/cemas/tegangan emosi kronik, depresi.
Hasil yang di harapkan/kriteria evaluasi pasien akan:
- Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya.
- Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan priadi.
- Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkah untuk
menghindari/mengubahnya.
- Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan /metode koping efektif.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah
Kaji keefektifan strategi koping dengan pola hidup sesorang, mengatasi hipertensi
mengobservasi perilaku, mis: kronik, dan mengintegrasikan terapi yang
kemampuan menyatakan perasaan dan diharuskan kedalam kehidupan sehari hari.
perhatian, keinginan berpartisipasi
dalam rencana pengobatan.
Catat laporan gangguan tidur, Manifestasi mekanisme koping
peningkatan keletihan, kerusakan maladaptive mungkin merupakan indicator
konsentrasi, peka rangsang, penurunan marah yang di tekan dan di ketahui telah
toleransi sakit kepala, ketidakmampuan menjadi penentu utama TD diastolik
untuk mengatasi/menyelesaikan
masalah.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi Pengenalan terhadap stresor adalah
stressor spesifik dan kemungkinan langkah pertama dalam mengubah respon
strategi untuk mengatasinya seseorang terhadap stresor
Libatkan pasien dalam perencanaan Keterlibatan memberikan pasien perasaan
perawatan dan beri dorongan partisipasi control diri yang berkelanjutan,
maksimum dalam rencana pengobatan. memperbaiki keterampilan koping, dan
dapat meningkatkan kerja sama dalam
regimen terapeutik.
Dorong pasien untuk mengevaluasi Fokus perhatian pasien pada realitas
prioritas/tujuan hidup. Tanyakan situasi yang ada relative terhadap
pertanyaan seperti “apakah yang anda pandangan pasian tentang apa yang
lakukan merupakan apa yang anda diinginkan.
inginkan?”
Bantu pasien untuk mengidentifikasi Perubahan yang perlu harus di prioritaskan
dan mulai merencanakan perubahan secara realistic untuk menghindari rasa
hidup yang perlu. Bantu untuk tidak menentu dan tidak berdaya.
menyesuaikan, ketimbang membatalkan
tujuan diri/keluarga.

f. Defisit pengetahuan
Berhubungan dengan:
- Kurang pengetahuan/daya ingat.
- Misinterprestasi informasi.
- Keterbatasan kognitif.
- Menyangkal diagnosa.
Tanda:
- Menyatakan masalah.
- Meminta informasi.
- Menyatakan miskonsepsi.
- Mengikuti instruksitidak akurat; inadekuat kinerja prosedur.
- Perilaku tidak tepat atau eksagregasi, mis; bermusuhan, agitasi, apatis.
Hasil yang di harapkan/evaluasi criteria pasien akan:
- Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
- Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu di
perhatikan.
- Memperhatikan TD dalam parameter normal

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa
Kaji kesiapan dan  hambatan dalam kerena perasan sejahtera yang sudah lama di
belajar. Termasuk orang terdekat. nikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat
untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan
prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas
bahwa membutuhkan pengobatankontinu, maka
perubahan perilaku tidak akan di pertahankan.
Tetapkan dan nyatakan batas TD Memberikan dasar untuk pemahaman tentang
normal. Jelaskan tentang hipertensi da peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis
efeknya pada jantung, pembuluh yang sering di gunakan. Pemahaman bahwa TD
darah, ginjal, dan otak. tinggi dapat terjadi tanpa  gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan
pengobatanmeskipun ketika merasa sehat.
Hindari mengatakan TD “normal” dan Karena pengobatan untuk hipertensi adalah
gunakan istilah “terkontrol dengan sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian
baik” saat menggambarkan TD pasien ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk
dalam batas yang diinginkan. memahami kebutuhab untuk melanjutkan
pengobatan.
Bantu pasien dalam mengidentifikasi Faktor – faktor resiko ini telah menunjukan
faktor – faktor risiko kardiovaskuler hubungan dalam menunjang hipertensi dan
yang dapat di ubah. Mis: obbesitas, penyakit kardiovaskuler serta ginjal.
diit tinggi lemak jenuh, dan kolesterol,
pola hidup monoton, merokok dan
minuman alkohol (lebih dari 60cc/hari
dengan teratur), pola hidup penuh
stres.
Atasi masalah dengan pasien untuk Faktor – faktor resiko dapat meningkatkan proses
mengidentifikasi cara di mana penyakit atau memperburuk gejala. Dengan
perubahan gaya hidup yang tepat dapat mengubah pola perilaku yang “ biasa/memberikan
dibuat untuk mengurangi faktor – rasa aman” dapat sangat menyusahkan. Dukungan
faktor di atas. petunjuk dan empati dapat meningkatkan
keberhasilan pasien dalam menyelesaikan tugas ini.
Bahas pentingnya menghentikan Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin,
merokok dan bantu pasien dalam mengakibatkan peningkatan frekuensi jantung, TD,
membuat rencana untuk berhenti dan vasokontroksi, mengurangi oksigenasi
merokok. jaringan, dan meningkatkan beban kerja
miokardium.
Beri penguatan pentingnya kerja sama Kurangnya kerja sama adalah alas an umum
dalam regimen pengobatan dan kegagalan terapi antihipertensif. Oleh karenanya
mempertahankan perjanjian tingkat evaluasi yang berkelanjutan untuk kepatuhan
lanjut. pasien adalah penting untuk keberhasilan
pengobatan . terapi yang efektif menurunkan
insiden strok, gagal jaunting, gngguan ginjal, dan
kemungkinan miokard infark.

Instruksikan dan peragakan teknik Dengan mengajarkan pasien atau orang terdekat
pemantauan TD mandiri. Evaluasi untuk memantau TD adalah meyakinkan untuk
pendengaran, ketajaman penglihatan pasien, karena hasilnya memberikan penguatan
dan ketajaman manual serta koordinasi visual/positif akan usaha pasien.
pasien.
Bantu pasien untuk mengembangkan Dengan mengnidividualsisasikan jadwal
jadwal yang sederhana, memudahkan pengobatan sehingga sesuai dengan
untuk minum obat. kebiasaan/kebutuhan pribadi pasien dapat
memudahkan kerja sama dengan regimen jangka
panjang.
Jelaskan tentang obat yang di resepkan Informasi yang adekuat dan penambahan bahwa
bersamaan dengan rasional, dosis, efek efek samping, mis: perubahan suasana hati,
samping yang di perkirakan serta efek peningkatan BB awal, mulut kering)adalah umum
yang merugikan, dan idiosinkrasi. dan sering menghilang dengan berjalannya waktu
dengan demikian meningkatkan kerja sama rencana
pengobatan.
Diuretik: minum dosis harian (atau Penjadwalan yang meminimalkan berkemih pada
dosis lebih besar) pada pagi hari; malam hari.
Ukur dan catat BB sendiri pada jadwal Indikator utama keefektifan terapi diuretik.
Hindari/batasi masukan alkohol Kombonasi efek vasodilatasi alkohol dan efek
penipisan volume dari diuretik sangat
meningkatkan resiko hipotensi ortostatik
Beritahu dokter bila tak dapat Dehidrasi dapat terjadi dengan cepat bila masukan
mentoleransi makanan/cairan. kurang dan pasien terus minum diuretik
Antihipertensi: minum dosis yang di Penghentian obat mendadak menyebabkan rebound
resepkan dengan teratur, hindari hipertensi yang dapat mengarah pada komplikasi
melalaikan dosis, mengubah atau berat.
melebihi dosis dan jangan Ukur penurunan keparahan hipotensi ortostatik
menghentikan  tanpa memberitahu yang berhubungan dengan penggunaan vasodilator
pemberi asuhan kesehatan, bangun dan diuretik.
dengan perlahan dari berbaring ke
posisi berdiri, duduk untuk beberapa
menit sebelum berdiri, tidur  dengan
kepala agak di tinggikan.
Sarankan untuk sering mengubah Menurunkan bendungan vena perifer yang dapat di
posisi, olah raga kaki saat berbaring. timbulkan oleh vasodilator dan duduk /berdiri
terlalu lama
Rekomendasikan untuk menghindari Mencegah vasodolatasi yang tak perlu dengan
air panas, ruang penguapan, dan bahaya efek samping yaitu pingsan dan hipotensi.
penggunaan alkohol yang berlebihan.
Anjurkan pasien untuk berkonsultasi Tindak kewaspadaan penting dalam pencegahan
dengan pemberi perawatan dengan interaksi obat yang kemungkinan berbahaya. Setiap
sebelum menggunakan obat – obatan obay yang mengandung stimulan saraf simpatis
yang di resepkan atau tidak di dapat meningkatkan TD atau dapat melawan efek
resepkan. antihipertensif.
Instruksikan pasien tentang Diuretik dapat menurunkan kadar kalium.
peningkatan makanan/cairan tinggi Penggantian diit lebih baik dari pada obat dan
kalium, mis: jeruk, pisang, tomat, semua ini di perlukan untuk memperbaiki
kentang, apricot, kurma, buah ara, kekurangan. Beberapa penelitian menunjukan
kismis, Gatorade, sari buah jeruk, dan bahwa mengkonsumsi kalsium 400 – 2000 mg per
minuman yang mengandung tinggi hari dapat menurunkan TD sistolik dan diastolik.
kalsium, mis: susu rendah lemak, Memperbaiki mineral dapat juga mempengaruhi
yogurt atau tambahan kalsium sesuai TD.
indikasi.
Riviu tanda - tanda/yang memerlukan Deteksi dini terjadinya komplikasi, penurunan
pelaporan pada pemberi asuhan efektifitas atau reaksi yang merugikan dari regimen
kesehatan, mis: sakit kepala yang obat memungkinkan untuk intervensi.
terjadi saat bangun, peningkatan TD
tiba - tiba dan terus menerus, nyeri
dada/sesak nafas, frekuensi nadi
meningkat/takteratur, peningkatan BB
yang signifikan (1 kg/hr atau 2,5
kg/minggu) atau pembengkakan
perifer/abdomen, gangguan
penglihatan, sering perdarahan hidung
tak terkontrol, depresi/emosi labil,
pusing yang hebat atau episode
pingsan, kelemahan/kram otot,
mual/muntah, haus berlebihan,
penurunan libido/impoten.
Jelaskan rasional regimen diit yang di Kelebihan lemak jenuh,kolesterol, natrium,
haruskan (biasanya diit rendah alkohol, dan kalori telah didefinisikan sebagai
natrium, lemak jenuh, dan kolesterol). risiko nutrisi dalam hipertensi.diit rendah lemak
dan tinggi lemak poli tak jenuh menurunkan TD,
kemungkinan melalui keseimbangan prostaglandin,
pada orang – orang normotensif dan hipertensi.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi Diit rendah garam selama 2 tahun mungkin sudah
sumber masukan natrium, mis: garam mencukupi untuk mengontrol hipertensi sedang
meja, makanan bergaram, daging dan atau mengurangi jumlah obat yang di butuhkan.
keju olahan, saus, sup kaleng, sayuran,
soda kue, baking powder MSG.
tekankan pentingnya membaca label
kandungan dan obat yang di jual
bebas.
Dorong pasien untuk menurunkan atau Kafein adalah stimulan jantung dan dapat
menghilangkan kafei , mis: kopi, the, memberikan efek merugikan pada fungsi jantung.
cola, coklat.
Tekankan pentingnya Dengan menyelingi istirahat dan aktifitas akan
perencanaan/penyelesaian periode meningkatkan toleransi terhadap kemajuan
istirahat harian. aktifitas.
Anjurkan pasien untuk memantau Keterlibatan pasien dalam memantau toleransi
respon fisiologi sendiri terhadap aktifitasnya sendiri penting untuk keamanan dan
aktifitas, mis: frekuensi nadi, sesak atau memodifikasi aktifitas kehidupan se hari hari.
napas. Laporkan penurunan toleramsi
terhadap aktifitas dan hentikan
aktifitas yang menyebabkan nyeri dada
sesk napas, pusing, keletihan berat,
atau kelemahan

Dorong pasien untuk membuat Selain membantu menurunkan TD, aktifitas


program olah raga sendiri seperti olah aerobik merupakan alat untuk menguatkan sistem
raga aerobik berenang,berjalan.yang kardiovaskuler. Latihan isometrik dapat
pasien mampu lakukan. Tekankan meningkatkan  kadar katekolamin serum, akan
pentingnya menghindari aktivitas lebih meningkatkan td.
isometrik.
Peragakan penerapan kompres es pada Kapiler nasal dapat rupture sebagai akibat dari
punggung leher dan tekanan pada tekanan vaskuler berlebihan. Dingin dan tekanan
sepertiga ujung hidung, dan anjurkan mengkonstriksikan kapiler, yang melambatkan
pasien menundukan kepala kedepan perdarahan. Menundukan menurunkan jumlah
bila terjadi perdarahan hidung. darah yang tertelan.
Berikan informasi tentang sumber – Sumber – sumber di masyarakat seperti yayasan
sumber di masyarakat dan dukungan jantung Indonesia “coronary club” , klinikn
pasien dalam membuat perubahan pola berhenti merokok, rehabilitasi alkohol, program
hidup. Lakukan untuk rujukan bila da penurunan BB, kelas penanganan stres, dan
indikasi. pelayanan konseling dapat membantu pasien dalam
upaya mengawali dan mempertahankan perubahan
pola hidup.

4. Evaluasi
Evaluasi juga bisa digunakan dengan menggunakan SOAPIE. Format ini digunakan apabila
implementasi keperawatan dan evaluasi didokumentasikan dalam satu catatan yang disebut
Catatan Kemajuan.
S : adalah hal hal yang dikemukakan oleh klien secara Subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan
O :adalah hal hal yang ditemui oleh perawat secara obyektifsetelah dilakukan intervensi
keperawatan
A: adalah analisis dari hasil yang di capai dengan mengacu pada tujuan keperawatan dan
kriterian hasil terkait diagnosis
P: adalah perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisis respon klien
I : adalah implementasi dari perencanaan dengan mencatat waktu tidakan dan kegiatan
tindakan keperawatan
E: adalah evaluasi hasil tindakan keperawatan yan telah dilakukan dengan mencatat waktu
dan hasil kmajuan yang telah dicapai klien

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi.EGC : Jakarta. 


Nanda Internasional. (2015). Nanda International Inc. Nursing Diagnoses: definition &
clasification 2015-2017. Ed. 10, Jakarta: EGC.
Nuggroho. (2000). Keperawatan gerontik. Jakarta: Salemba Medika
Rokhaeni H. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta: Bidang Diklat RS.
Jantung Harapan Kita
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NENEK Ds DENGAN HIPERTENSI
TANGGAL 12 -14 JULI 2021
DI BANJAR KATIKLANTANG
SINGAKERTA

OLEH:
DEWA MADE PUJAWAN
NIM. C2120052

PROGRAM STUDI PROFESI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
BINA USADA BALI
SK MENDIKNAS RI. NOMOR 122/D/O/2012
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/ Akred/ PT/IV/2015
Kompleks Kampus MAPINDO Jl. Padang Luwih, Tegal Jaya Dalung - Badung
Telp. (0361) 9072036, Fax. 419959 Email: binausada@yahoo.com Web: binausadabali.ac.id

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA NENEK DS DENGAN HIPERTENSI
PADA TANGGAL 12-14 JULI 2021
DI BANJAR KATIKLANTANG
SINGAKERTA

Nama Mahasiswa : Dewa Made Pujawan


NIM : C2120052
Ruang :-
Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2021 Pukul 08.00wita
Tanggal Praktik : 12-14 juli 2021
Paraf :

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Nenek DS
No. Rekam Medis :-
Tempat/ tanggal lahir : Katiklantang / 31 Desember 1950
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Br.Katiklantang,DS Singakerta ,Kec Ubud
Tgl. Masuk ke RS :-
Diagnosa medis : Hipertensi

b. Penanggung jawab
Nama : DP
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 49 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Br.Katiklantang,Ds Singakerta ,Kec ubud ,

2. KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian Nenek Ds mengeluh pusing dan nyeri pada tengkuk. Skala nyeri
pasien 4 (0-10)

3. GENOGRAM

DS
DS

Keterangan : Keluarga tinggal dalam satu rumah

= Laki-laki

= Lansia

= perempuan
4. RIWAYAT KESEHATAN
Nenek DS mengatakan menderita Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu,saat itu Nenek DS
merasakan nyeri yang hebat di kepala sampai ke tengkuk dan oleh anaknya Nenek DS
dibawa ke Rumah Sakit terdekat dan dianjurkan rawat inap oleh dokter. Setelah keluar
dari Rumah Sakit Nenek DS memeriksakan dirinya di puskesmas dekat rumahnya dan
rutin mengonsumsi obat yang diberikan petugas puskesmas. Nenek DS mengatakan
tidak memiliki riwayat diabetes maupun sakit jantung sebelumnya.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Nenek DS mengatakan anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita hipertensi
seperti dirinya

6. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Nenek DS mengatakan lingkungan tempat tinggalnya kurang terawat. Nenek DS
tinggal bersama dengan  anak, menantu dan 2 orang cucunya, bentuk rumah petak
dengan jenis bangunan atap rumah menggunakan atap genteng berdindingkan tembok,
lantai keramik. Kebersihan lantai kurang, ventilasi <15% luas lantai dan teras pengap,
rumah gelap, pencahayaan kurang karena tidak ada ventilasi dan ukuran rumah yang
sempit, cara pengaturan dalam hal menata perabotan kurang dimana banyak ember
dalam kamar Nenek DS untuk menampung air hujan sehingga kamar tampak sempit,
atap kamar Nenek DS bocor.

7. RIWAYAT REKREASI
Nenek DS mengatakan jarang melakukan rekreasi, Nenek DS biasa mendengarkan
radio dan bermain dengan cucunya.

8. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


Apabila Nenek DS merasa tekuknya sakit atau merasa pusing Nenek DS berobat ke
puskesmas terdekat yang diantar oleh anak pasien.

9. DESKRIPSI HARI KHUSUS


Hari khusus yang dijelaskan Nenek DS adalah saat anggota keluarganya dapat
berkumpul saat hari raya Galungan dan Kuningan.

10. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Nenek DS mengatakan 2 tahun yag lalu dirinya mengalami nyeri kepala dan dibawa ke
Rumah Sakit Nenek DS dinyatakan menderita hipertensi saat itu tensi pasien 170/
90mmHg pasien diberikan obat Amlodipine 5 mg dan dikonsumsi 1x1 tab.

11. TINJAUAN SISTEM


a. Keadaan umum: lemah
b. Kesadaran: composmentis
c. TTV: TD : 160/100 mmHg N : 80x/mnt RR : 20x/mnt Suhu : 36,5ᵒC
d. IMT: 25
e. Integumen
S : Nenek DS mengatakan tidak pernah mengalami gangguan pada kulit.
O:
I : warna kulit Nenek DS tampak sawo matang.
P : elastisitas kulit sedikit keriput pada área wajah.
f. Kepala
S :Nenek DS mengatakan pusing dan nyeri kepala sampai ke tengkuk. Skala nyeri 4
(0-10)
O:
I : pada saat pengkajian Nenek DS tampak sesekali memegangi bagian tekuknya,
rambut Nenek DS tampak tidak tertata rapi dan terlihat uban.
P : tidak tampak kelainan pada daerah kepala ukuran normochaepali, tidak ada
benjolan di daerah kepala.

g. Mata
S : Nenek DS mengatakan kadang-kadang penglihatan nya kabur karena faktor usia.
O:
I : Nenek DS tidak menggunakan kacamata , konjungtiva tampak pucat
P : bentuk simetris, pupil tampak isokor, tidak ada nyeri tekan pada mata.

h. Telinga
S : Nenek DS mengatakan tidak ada keluhan pada daerah telinga
O:
I : Bentuk simetris, tidak ada luka, tampak sedikit serumen, tidak ada peradangan,
P : tidak nyeri tekan pada bagian belakang telinga (mastoideus), tidak ada benjolan,
pendengaran masih bagus

i. Hidung dan Sinus


S : Nenek DS mengatakan tidak ada keluhan pada hidung
O:
I : hidung tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan tampak bersih,
penciuman pasien masih bagus, tidak ada napas cuping hidung.
P : tidak ada sekret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.

j. Mulut dan tenggorokan


S : Nenek DS mengatakan giginya beberapa sudah tanggal. Pasien mengatakan tidak
ada nyeri pada tenggorokan
O:
I : mulut tampak bersih, , tidak tampak kesulitan saat menelan makanan.
P : tidak ada nyeri pada daerah mulut dan tenggorokan

k. Leher
S : Nenek DS mengatakan terkadang tengkuknya kaku
O:
I : tidak tampak kelainan pada leher. Tidak ada benjolan pada leher.
P : Tidak ada bendungan pada daerah vena jugularis, tengkuk teraba kaku.
l. Payudara
S : Nenek DS mengatakan tidak ada keluhan di daerah dada.
O:
I : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak tampak ada benjolan.
P : tidak ada nyeri tekan pada daerah dada.
m. Pernapasan
S : Nenek DS mengatakan tidak ada kesulitan saat bernapas
O:
I : napas teratur, tidak ada bantuan otot napas
P : pengembangan paru- paru tampak sama, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada.
n. Respirasi normal 20x/mnt.
P : terdengar suara sonor
A: saat auskultasi suara napas terdengar vesikuler di kedua lapang paru
o. Kardiovaskuler
S : Nenek DS mengatakan menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
O:
I : tidak tampak benjolan, dada pasien tampak simetris
P : tidak teraba adanya benjolan
P : terdengar suara pekak
A: saat auskultasi terdengar suara vesikuler

p. Gastrointestinal
S : Nenek DS mengatakan tidak ada gangguan pada daerah perut. Nenek DS
mengatakan makan 2-3 kali sehari dan biasa BAB 1 kali sehari.
O:
I : perut tampak simetris, tidak tampak luka maupun benjolan.
A: terdengar suara bising usus sebanyak 8x
P : saat perkusi terdengar suara timpani.
P: tidak ada nyeri tekan pada daerah perut

q. Perkemihan
S :Nenek DS mengatakan tidak ada kesulitan saat BAK. Nenek DS mengatakan
BAK sebanyak 4-5 kali sehari dengan warna kuning jernih.
O : tidak dilakukan pengkajian

r. Muskuloskeletal
S :Nenek DS mengatakan masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, apabila
pasien merasa lelah pasien biasanya istirahat sebentar dikamar.
O:
I : Nenek DS tampak mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan saat bangun
dari tempat duduk baik kursi maupun tempat tidur, dan tampak Nenek DS tidak
stabil pada saat berdiri pertama kali. Setelah berdiri Nenek DS berhenti sejenak
lalu berjalan.Nenek DS dibantu oleh cucunya bila akan naik turun tangga.
P : tonus otot mengalami penurunan. Penurunn kekuatan otot.

s. Sistem saraf pusat


S : Nenek DS mengatakan saat ini nyeri di daerah tengkuk.
O:
I : Nenek DS tampak memegangi daerah tengkuk
P : kaku kuduk (+), reflek saraf (+)

t. Reproduksi
S : Nenek DS megatakan tidak ada kelainan, pasien mempunyai 2 orang anak
yang sudah menikah.
O : tidak dilakukan pengkajian pada daerah genetalia

12. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Psikososal
Nenek DS mengatakan hubungan dengan anak-anaknya baik, selalu berkumpul
dengan anak-anaknya saat liburan sekolah dan hari raya, Nenek DS juga mengatakan
terkadang berinterakasi dengan tetangga sekitar rumahnya. Komunikasi dengan
tetangga sekitar masih baik, Nenek DS kooperatif saat diajak bicara dan memberikan
umpan balik dari sesuatu yang sedang dibicarakan.
b. Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1l
 Apakah klien mengalami kesulitan tidur? tidak
 Apakah klien sering merasa gelisah? tidak
 Apakah klien sering merasa murung dan menangis sendiri? tidak
 Apakah klien sering was-was dan khawatir? tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya”
Pernyataan tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak ada
keluhan
 Ada atau banyak pikiran? Tidak ada
 Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain? tidak
 Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter? Tidak pernah
 Cenderung mengurung diri? tidak
Bila lebih dari atau sama 1 jawaban “ya”

MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+) / NEGATIF (-)

Kesimpulan :

Tidak ada masalah emosional pada Nenek DS

c. Spiritual
Nenek DS mengatakan melakukan persembahyangan sehari-hari di sanggah rumah nya dan
melakukan persembahyangan di Pura bersama keluarga saat hari raya agama. Nenek DS
juga mengatakan sakit yang dideritanya tidak disebabkan oleh faktor non medis pasien
percaya sakit yang diderita karena keturunan dan faktor dari gaya hidup.

13. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


Modifikasi Indeks Barthel
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan Frekuensi: 2-3x sehari
Jumlah: 1 orsi
10
Jenis:nasi,lauk,sayur
terkadang ditambah buah
2 Minum Frekuensi: 5-6 gelas
sehari
10 Jumlah:200 ml
Jenis: air putih dan
terkadang susu
3 Berpindah dari kursi roda ke 10 Nenek DS tampak
tempat tidur/ sebaliknya mendorong tubuhnya ke
atas dengan tangan saat
bangun dari tempat duduk
baik kursi maupun tempat
tidur
4 Personal toilet (cuci muka, Frekuensi:1-2 kali sehari
menyisir rambut, menggosok 5
gigi)
5 Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh, 10
menyiram)
6 Mandi 15 Frekuensi:1-2 kali sehari
7 Jalan di permukaan datar 5
8 Naik turun tangga Saat naik dan turun
tangga Nenek DS
5
terkadang dibantu oleh
cucunya.
9 Menggunakan pakaian 10
10 Kontrol bowel (BAB) Frekuensi: 1-2 kali sehari
10 Konsistensi: lembek,bau
khas feses
11 Kontrol bladder (BAK) Frekuensi: 4-5 kali sehari
10
Warna: kuning jernih
12 Olahraga/Latihan Frekuensi:seminggu
sekali dengan anak atau
5
cucunya
Jenis: jalan santai
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu Frekuensi: setiap hari
luang 10 Jenis: mendengarkan
radio

Keterangan :
130 : mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan total

Kesimpulan:
Total skor Modifikasi Indeks Barthel Nenek DS adalah :115 yang artinya Nenek DS
dalam melakukan aktivitas sehari-hari ketergantungan sebagian.
14. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
Mini Mental Status Examination (MMSE)
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maks Klien
1 ORIENTASI 5 Menyebutkan dengan benar:
a. Tahun: 2021
b. Musim: hujan
c. Bulan: Juni
d. Tanggal: 20
e. Hari : minggu
2 ORIENTASI 5 Dimana kita sekarang?
a. Negara : Indonesia
b. Provinsi : Bali
c. Kota : Gianyar
d. Panti werda : -
e. Wisma : -
3 REGISTRASI 3 Pemeriksa menyebutkan 3 objek yang
berbeda kelompoknya selang 1 detik (misal
apel, pensil, uang), kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi (untuk
disebutkan)
a. Objek : apel
b. Objek : pensil
c. Objek : uang
4 ATENSI DAN 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
KALKULASI kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali
a. 93
b. 86
c. 79
d. 72
e. 65
5 MENGINGAT 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada nomor 2 (registrasi) tadi, bila benar 1
poin untuk 1 objek
Klien mampu menyebutkan ketiga objek
yaitu apel, pensil, uang
6 BAHASA 2 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien (misal jam
tangan atau pensil)
Klien mampu menyebutkan nama benda
yaitu jam tangan.

Minta kepada klien untuk mengulangi kata


1
berikut “tanpa kalau dan atau tetapi”
Klien mampu menyebutkan “tanpa kalau
dan atau tetapi”
Minta klien untuk mengikuti perintah
3
berikut yang terdiri dari 3 langkah : “ambil
kertas ditangan anda, lipat dua dan
letakkan di lantai”
a. Ambil kertas
b. Lipat dua
c. Letakkan di lantai

Minta klien membaca dan melakukan yang


1 dibacanya:
“Pejamkanlah mata anda”

Minta klien untuk menulis satu kalimat


1 secara spontan
Klien menulis : ibu memasak di dapur

1
Minta klien menyalin gambar

Nilai Total 30

Interpretasi hasil :
0-10 : fungsi kognitif global buruk
11-20 : fungsi kognitif global sedang
21-30 : fungsi kognitif global masih relative baik

Kesimpulan:
Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam) di dapatkan hasil 30 ini menunjukkan
bahwa fungsi kognitif global Nenek DS masih relative baik

c. Status Psikologis (skala depresi pada lansia)


Pilih jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan dalam seminggu terakhir
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup 0
YA TIDAK*
anda saat ini?
2 Apakah anda membatalkan banyak dari 0
YA* TIDAK
rencana kegiatan/minat anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda ini hampa? YA* TIDAK 0
4 Seringkah anda merasa kebosanan? YA* TIDAK 0
5 Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa 0
YA TIDAK*
depan?
6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan 0
YA* TIDAK
kesulitan anda tanpa jalan keluar?
7 Apakah anda sering kali merasa bersemangat? YA TIDAK* 0
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal 0
YA* TIDAK
buruk bakal menimpa anda?
9 Apakah anda sering kali merasa gembira? YA TIDAK* 0
10 Apakah anda sering kali merasa tak 0
YA* TIDAK
terbantukan?
11 Apakah anda sering kali merasa gelisah dan 0
YA* TIDAK
resah?
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah 1
daripada keluar rumah dan melakukan sesuatu YA* TIDAK
hal baru?
13 Apakah anda sering kali mengkhawatirkan 0
YA* TIDAK
masa depan anda?
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya 0
YA* TIDAK
ingat anda?
15 Apakah anda berpikir/ bersyukur masih hidup 0
YA TIDAK*
saat ini?
16 Apakah anda sering kali merasa sedih dan 0
YA* TIDAK
putus asa?
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? YA* TIDAK 0
18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu 0
YA* TIDAK
anda?
19 Apakah menurut anda kehidupan ini penuh 0
YA TIDAK*
tantangan yang menyenangkan?
20 Apakah anda merasa kesulitan untuk 0
YA* TIDAK
mengawali suatu kegiatan tertentu
21 Apakah anda merasa diri anda penuh energi? YA TIDAK* 0
22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi 0
YA* TIDAK
tanpa harapan?
23 Apakah menurut anda keadaan orang lain 0
YA* TIDAK
lebih baik dari anda?
24 Apakah anda seringkali merasa marah hanya 0
YA* TIDAK
karena alasan sepele?
25 Apakah anda sering merasakan bagaikan 0
YA* TIDAK
menangis?
26 Apakah anda kesulitan berkonsentrasi? YA* TIDAK 0
27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan 0
YA TIDAK*
menyenangkan?
28 Apakah anda lebih suka menghindari 0
YA* TIDAK
acara/sosialisasi?
29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil 0
YA TIDAK*
suatu keputusan?
30 Apakah anda berpikiran jernih sebagaimana 0
YA TIDAK*
biasanya?
TOTAL
*Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung 1 poin
Interpretasi hasil:
0-9 : normal
10-19 : depresi ringan
20-30 : depresi berat
Kesimpulan:
Dari data yang didapat status depresi Nenek DS adalah normal.

15. Pemeriksaan Laboratorium/Lainnya


-

16. Terapi Medis


No Nama Obat Frekuensi x Fungsi Cara
Dosis
1 Amlodipine 1x5mg Untuk Peroral
memperlancar aliran
darah menuju
jantung dan
mengurangi tekanan
darah.
17. Terapi Lainnya
Tidak ada terapi lain yang digunakan klien.

ANALISA DATA

Nama : Nenek DS Ruang :-


Usia : 71 tahun Tanggal : 12 juli 2021

Penyebab
No Tanggal /Jam Data Fokus Masalah
(pathway)
1 12 juli 2021 / DS: Nenek dS mengeluh Nyeri akut Vasokontriksi pembuluh
pkl 08.00 wita pusing dan nyeri pada darah ke otak
tengkuk. Skala nyeri pasien meyebabkan aliran darah
4 (0-10) ke otak menurun
sehingga suplai oksigen
DO: saat pengkajian Nenek ke otak menurun
DS tampak sesekali sedangkan metabolism an
memegang bagian tekuknya aerob menyebabkan
, tengkuk Nenek DS teraba penumpukan asam laktat
kaku sehingga terjadi nyeri
kepala.

2 12 juli 2021 / DS: Risiko cedera Arteri besar kehilangan


- Saat kunjungan Nenek kelenterun dan menjadi
pkl 08.00 wita
kaku
DS mengeluh pusing.
- Nenek DS juga
mengeluh atap Vasokonstriksi pembuluh
darah
kamarnya bocor kalau  
hujan

DO:
- Nenek DS tampak lemah TD meningkat
dan terlihat agak pucat, T  
170/90 mmHg, N 80x/mt,
S 36,5⁰C, R 20X/mt
- Tampak banyak ember Peningkatan tekanan
vaskuler serebral
di dalam kamar,
sehingga kamar
Pusing
menjadi sempit,
pencahayaan kurang,
Ruangan gelap dan
ventilasi kurang
berantakan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


Nama : Nenek DS. Ruang :-
Usia : 71 tahun Tanggal : 12 juli 2021
Tanggal
No Tanggal/Jam Diagona Keperawatan Paraf
Teratasi
1 12 juli 2021 / Nyeri akut berhubungan dengan agen 14 juli 2021
pkl 08.00 biologis ditandai dengan pasien mengeluh
.wita pusing dan nyeri pada tengkuk. Skala nyeri
pasien 4 (0-10).

2 12 juli 2021/ Risiko cedera berhubungan dengan penataan 14 juli 2021


pkl 08.00 rumah yang kurang rapi.
wita
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Nenek DS Ruang :-
Usia : 71 tahun Tanggal : 12 juli 2021
Diagnosa Nama/
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan Paraf
1 NOC : Pain Control 1. Lakukan pengkajian nyeri
Nyeri akut Setelah diberikan asuhan secara komprehensif 1. Menentukan bagaimana nyeri
keperawatan selama 3 x 60 termasuk lokasi, yang dirasakan oleh pasien
berhubungan dengan
menit diharapkan nyeri karakteristik, durasi,
agen biologis akut yang dirasakan pasien frekuensi, kualitas dan faktor
dapat teratasi dengan presipitasi
ditandai dengan
kriteria hasil : 2. Kaji Tanda vital 2. Mengetahui perubahan status
pasien mengeluh 1. Pasien mengatakan kesehatan dasar
nyeri berkurang dan 3. Kontrol lingkungan yang 3. mengoptimlkan keadaan
pusing dan nyeri
merasa nyaman dapat mempengarhi nyeri lingkungan agar kenyamanan
pada tengkuk. Skala 2. Skala nyeri hilang atau seperti suhu ruangan, pasien terjaga sehingga nyeri
berkurang pencahayaan, dan kebisingan akan jarang timbul
nyeri pasien 4 (0-
Pasien dapat melakukan
10). tindakan nonfarmaklogi 4. Kurangi faktor presipitasi 4. Menghindarkan pasien dari hal-
untuk mengurangi nyeri nyeri seperti kelelahan dan hal yang mudah menyebabkan
yang dialaminya stress pasien merasa nyeri

5. Kaji tipe dan sumber nyeri 5. Mengetahui secraa spesifik


untuk menentukan intervensi bagaimana dan lokasi nyeri
NIC : Pain Management
timbul
1. Lakukan pengkajian
6. Ajarkan tentang teknik non 6. Tindakan yang mampu
nyeri secara
farmakologi : nafas dalam, memperlambat respon simpatis
komprehensif termasuk
relaksasi, distraksi, kompres efektif dalam menghilangkn
lokasi, karakteristik,
hangat/dingin nyeri
durasi, frekuensi,
7. Berikan informasi tentang 7. Paparan informasi dapat
kualitas dan faktor
nyeri seperti penyebab nyeri, membantu pasien mengatasi
presipitasi berapa lama nyeri akan nyerinya lebih lanjut
2. Kaji Tanda vital berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
3. Kontrol lingkungan prosedur
yang dapat 8. Melakukan penyuluhan 8. Penyuluhan dapat
mempengarhi nyeri tetntang hipertensi meningkatkan edukasi pasien
seperti suhu ruangan, sehingga mamu mengubah pola
pencahayaan, dan hidup pasien.
kebisingan

4. Kurangi faktor
presipitasi nyeri seperti
kelelahan dan stress

5. Kaji tipe dan sumber


nyeri untuk menentukan
intervensi

6. Ajarkan tentang teknik


non farmakologi : nafas
dalam, relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/dingin
7. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
8. Melakukan penyuluhan
tentang hipertensi
1s.   1.  

2
Risiko cedera
berhubungan
penataan rumah
kurang rapi

Setelah dilakukan
kunjungan rumah selama Kaji keadan umum Nenek DS. Keadan umum menunjukkan
3x45 menit diharapkan keadaan Nenek DS secara
Nenek SA tidak mengalami utuh  dan dengan mengetahui
cedera dengan kriteria tanda-tanda vital terutama tekanan
hasil: darah. Untuk menentukan tindakan
tidak pusing selanjutnya.
kamar tertata rapi
lantai kering
pencahayaan cukup
            Bantu Nenek DS dalam ambulasi Untuk menghindari insiden
sesuai kebutuhan. kecelakaan atau terjatuhnya karena
Nenek DS pusing.

Sarankan Nenek DS untuk Olahraga dapat melancarkan


melakukan olahraga ringan peredaran darah
Sarankan untuk minum obat Pengobatan yang tidak teratur
hipertensi secara teratur dapat menyebabkan tekanan darah
naik. Tekanan darah yang naik
turun dapat menyebakan efek yang
buruk bagi kesehatan

Sarankan pasien bila bangun tidur Untuk menghindari insiden jatuh


duduk dulu sampai keadaan stabil

Sarankan untuk segera perbaiki atap Memperbaiki atap yang bocor


kamar Nenek DS yang bocor sehingga menghindari kejadian
yang tidak diinginkan
2.   

Sarankan untuk menata kamar Kamar yang rapi membuat


Nenek DS dan memperbaiki perasaan nyaman dan terhindar
pencahayaan dari bahaya
3.   
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Nenek DS Ruang :-
Usia : 71 tahun Tanggal : 12 JULI 2021

Dx Nama/
No Hari, Tanggal/Jam Implementasi Respon Klien
Kep TTD
1 Senin 12 juli 2021 / 1 Melakukan pengkajian nyeri secara Pasien mengeluh pusing dan nyeri pada Dewa/
komprehensif termasuk lokasi, kepala hingga leher
pkl.08.00 wita
karakteristik, furasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi

TD : 160/100 mmhg
Mengkaji tanda-tanda vital S = 36,5o C
R = 20x/menit
N = 80 x/menit

09.30 1 Mengurangi faktor presipitasi nyeri seperti Pasien mengatakan akan beristirahat dan Dewa/
kelelahan dan stress (menganjurkan pasien tidak memiliki acara keluar rumah lagi.
untuk istirahat sejenak dari aktivitasnya). Pasien dapat mengikuti instruksi perawat
dengan baik.

10.45 1 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk Berdasarkan hasil pemeriksaan dan Dewa /
menetukan intervensi observasi, dapat diketahui bahwa nyeri
yang dialami pasien merupakan tipe nyeri
sedang dengan sumber di kepala bagian
belakang hingga leher belakang.

11.00 1 Mengkaji tingkat mental dan kognitif Dengan hasil pengkajian menggunakan Dewa /
pasien dengan menggunakan, MMSE, MMSE, dari hasil MMSE dieketahui aspek
GDS. kognitif dan fungsi mental baik, dari hasil
GDS diketahui pasien tidak mengalami
depresi.

13.45 1 Memberikan penyuluhan tentang nyeri Pasien antusias dengan informasi yang Dewa/
seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
diberikan. Sering pasien menimpali dengan
akan berkurang dan antisipasi
keluhan-keluahan tambahan, pasien
ketidaknyamanan dari prosedur bersikap optimis dan yakin bahwa nyeri
akan hilang
15.00 Mengajarkan tentang teknik non Pasien mengatakan dirinya merupakan Dewa /
famakologi : napas dalam, relaksasi, seseorang yang pekerja keras, pasien juga
distraksi, kompres hangat/dingin. mengatakan terbiasa melakukan relaksasi
(menurut aliran tertentu) dan merasa sangat
antusias dengan kebiasaannya tersebut.
Pasien sangat senang melakukan hal-hal
yang menyehatkan tubuhnya.

2 Selasa 13 juli 2021/ 1 Mengkaji tanda-tanda vital TD : 150/90 mmHg Dewa/


N = 84 x/menit
pkl 08.00
S = 36,5o C
R = 20x/menit

09.10 1 Melakukan pengkajian nyeri secara Pasien mengeluh nyeri pada kepala hingga Dewa /
komprehensif termasuk lokasi, leher
karakteristik, furasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
10.00 2 Menyarankan pasien bila bangun tidur Nenek DS tampak duduk sebelum pergi ke Dewa/
duduk dulu sampai keadaan stabil kamar kecil

Menyarankan Nenek DS untuk melakukan Nenek DS tampak berjalan-jalan di sekitar


2 olahraga ringan rumah

1 Memberikan terapi obat sesuai indikasi : Nenek DS sudah minum obat amlodipin 5
Amlodipin 5 mg 1x1. mg

5.   
3 Rabu 14 juli 2021/ 1 Mengkaji tanda-tanda vital TD : 130/80 mmHg Dewa/
N = 80 x/menit
pkl 08.00
S = 36,5o C
R = 20x/menit

10.10 2 Mengontrol lingkungan yang dapat Pasien Nampak terbantu, pasien mengikuti Dewa /
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, saran dari perawat, pasien dapat melakukan
pencahayaan dan kebisingan control lingkungan dengan baik.

11.00 1 Memberikan penyuluhan tentang Pasien tampak menyimak penyuluhan yang Dewa /
pengobatan alternatif yaitu pemberian jus diberikan
mengkudu untuk menurunkan hipertensi
dengan sarana leaflet
EVALUASI

Nama : Nenek DS Ruang :-


Usia : 71 tahun Tanggal : 14 juli 2021

Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
1 14 juli 1 S : Nenek DS mengeluh pusing dan nyeri kepala Dewa/
hingga ke leher berkurang
2021/
O:
pkl.14.00 a. Pasien mampu melakukan aktivitas seperti
biasa
b. Pasien terhihat segar
c. Wajah pasien tenang
d. Vital sign :
1) TD : 130/80 mmhg
2) Nadi : 80x/menit
3) Suhu 36 0C
4) Respirasi : 20 x/menit

A :Tujuan tercapai, masalah keperawatan nyeri


akut teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien


- Menganjurkan untuk membuat jus
mengkudu sebagai alternative
menurunkan hipertensi

2 14 juli 2 S : Nenek DS mengatakan pusingnya sudah hilang Dewa /


2021 /
O : lantai tampak kering, kamar tampak lebih rapi,
pkl.14.00 pencahayaan cukup
          

A: masalah keperawatan teratasi

P : pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai