OLEH:
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg
(Smeltzer, 2001).
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar ari 140 mmhg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmhg hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmhg dan tekanan diastoliknya lebih
penyebabnya.
Prahipertensi
Tekanan darah sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80–89 mmHg
Hipertensi tingkat 1
Tekanan darah sistolik 140–159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90–99 mmHg.
Jika tekanan darah sistolik atau diastolik berada pada rentang ini, sudah
lebih tinggi.
Hipertensi tingkat 2
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > dari 100
mmHg. Pada tahap ini, penderita biasanya membutuhkan lebih dari satu obat.
Kerusakan organ tubuh mungkin sudah terjadi, begitu juga dengan kelainan
Hipertensi krisis
Jika tekanan darah melebihi 180/120 mmHg, disebut hipertensi krisis.. Tekanan
darah sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis atau kondisi tubuh saat
4. Epidemiologi
populasi di negara miskin dan berkembang, tetapi juga di negara maju. Dalam 20
tahun, jumlah penderita bertambah 400 juta hingga total mencapai 1 triliun
pengidap hipertensi pada tahun 2008. 40% penduduk usia ≥ 25 tahun mengalami
obesitas serta pola diet tinggi garam. Di Amerika kasus hipertensi juga tinggi. Data
NHANES 2012 menunjukkan 80 juta penduduk (32,6%) usia ≥20 tahun menderita
hipertensi dengan didominasi oleh laki-laki pada populasi usia 20-45 tahun. Pada
Penderita laki-laki lebih sedikit dibanding wanita pada populasi usia >64 tahun.
sekunder.
Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan hipertensi diderita oleh 26,5 %
penduduk Indonesia usia ≥18 tahun. Berdasarkan sebaran, wilayah yang tinggi
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Data WHO 2015
menyumbang angka kematian sangat tinggi yakni hingga 17,7 juta kematian.
menimbulkan angka kematian tinggi dengan hipertensi sebagai salah satu faktor
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh
organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel
kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-
kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam
masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter
darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,
bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa
III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi
cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri
cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral
sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea
medioclavic.
Pulmonary Valve Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh
dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak.
Selain itu otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan
rangsangan listrik Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis
karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel
mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan
tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa
darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik ini
dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava
suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara
spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-
sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan
akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi
kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan
dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan
kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira ½ inchi diatas katup aorta dan
berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke
dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler, aliran vena
dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan
dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara.
Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru
mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu
masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan
akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-
kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel
kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke
venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya
kembali ke atrium kanan. Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai
sumber tekanan yang tinggindan membawa oksigen ke jaringan yang membutuhkan.
Pada kapiler terjadin pertukaran O2dan CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar
dan CO2 masuk dalam kapiler sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan
CO2 keluar dari kapiler.
PATWAY Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olah raga,
genetic, alcohol,konsumsi garam, obesitas
Norefineprin
Tek.sistemik darah ↑
HIPERTENSI Perubahan situasi gelisah
Sering
Beban kerja jantung bertanya
Kerusakan vaskuler pembuluh darah
↑ Krisis situasional
Kontraksi ventrikel kiri hipertropi Informasi yg minim
Cem
Perubahan Misinterpretasi Metode koping as
Kelainan kontraktilitas PK :
miokardium kiri informasi tidak efektif
gagal
Pe sirkulasi paru jantung Penyumbatan pembuluh darah
Koping individu
Pe tekanan onkotik Kurang tidak efektif
Penurunan ekspansi paru Gangguan sirkulasi pengetahuan
sesak Vasokontriks
Pola Nafas
tidak
efektif Ggn.perfu
Otak si serebral Ginjal Pembuluh darah Retina
Vasokontriksi Spasme
Resistensi Suplai O2 pemb.darah ginjal arterial
pembuluh otak ↓ Sistemik Koroner
darah otak ↑ Vasokontriksi Iskemia Diplopia
Oedem otak Metabolisma di otak Blood flow miokard
Aktifitas neuronal darah ↓
TIK me Afterload ↑ Gg. Persepsi
Rangsangan ujung saraf Sensori
Penurunan Respon Renin Pengelihatan
d. Eliminasi
Gejala:
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( seperti infeksi/obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal yang lalu).
e. Makanan/cairan
Gejala:
Makanan yang di sukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang di goreng, keju, telur), gula-
gula yang berwarna hitam; kandungan tinggi kalori. Mual, muntah.
Perubahan berat badan akhir – akhir ini (meningkat/menurun).
Riwayat penggunaan diuretik.
Tanda:
Berat badan normal atau obesitas.
Adanya edema (mungkin umum dan tertentu); kongesti vena, DVJ;
glikosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik).
f. Neurosensori
Gejala:
keluhan pening/pusing. Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
Episode kebas dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Ganagguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).
Episode epistaksis.
Tanda:
Status mental: perubahan keterjagaan orientasi, pola/isi bicara, afek, proses
pikir, atau memori (ingatan).
Respons motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau refleks
tendon dalam. Perubahan - perubahan retinal optik: dari
sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik
dengan edema atau papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada
berat/lamanya hipertensi.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada
arteri ekstremitas bawah).
Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).
Pernapasan (secara umum berhubungan dengan efek kardiopulmonal
tahap lanjut dari hipertensi menetap/berat).
Gejala:
Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja.
Takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksismal.
Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
Riwayat merokok.
Tanda:
Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan.
Bunyi napas tambahan (krakles/mengi).
Sianosis.
h. Keamanan
Gejala:
Gangguan koordinasi atau cara berjalan.
Episode parastesia unilateral transian.
Hipotensi postural.
i. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala:
Faktor - faktor risiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyakit serebrovaskuler/ginjal.
Faktor - faktor resiko etnik, seperti orang afrika - amerika, asia tenggara.
Penggunaan pil KB atau hormon lain;penggunan alkohol/obat.
Pertimbangan rencana pemulangan:
DRG menunjukan rerata lamanya di rawat: 4,2 hari.
Bantuan dengan pemantauan diri TD
Perubahan dalam terapi obat
Prioritas keperawatan
- Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskular
- Mencegah komplikasi
- Memberikan informasi tentang proses/prognosis dan program pengobatan
- Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi
Tujuan pemulangan
- TD dengan batas yang dapat diterima untuk individual
- Komplikasi kadiovaskuler dan siatemik dicegah/diminimalkan
- Proses/prognosis penyakit dan regimen terapi di pahami
- Perubahan yang diperlukan dalam hal gaya hidup/perilaku di lakukan
2. Diagnosa keperawatan:
a. Risiko penurunan Curah jantung
- Faktor resiko meliputi: Peningkatan afterload, vasokontriksi, Iskemia
miokardia, hipertrofi/rigiditas [kekakuan] ventricular
- Hasil yang di harapkan/kriteria Evaluasi pasien akan:
Berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung.
Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat di terima.
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentan normal
pasien
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Pantau TD. Ukur pada kedua Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
tangan/paha untuk evaluasi lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah
awal. Gunakan ukuran vaskuler
manset yang tepat dan teknik
yang akurat.
Catat keberadaan, kualitas Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis
denyutan sentral dan ferifer. mungkin termati atau terpalpasi. Denyut pada tungkai
mungkin menurun, mencerminkan efek dari
vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena
Auskultasi tonus jantung dan S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena
bunyi nafas adanya hipertrofi atrium
(peningkatan volume/tekanan atrium). Perkambangan
S3 menunjukan hipertrofi ventrikal dan kerusakan
fungsi. Adanya krakles, mengi dapat
mengidentifikasikan kongesti paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal jantung kronik
Amati warna kulit, Adanya pucat, dingi, kulit lembab dan masa pengisian
kelembaban, suhu, dan masa kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi
pegisian kapiler atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah
jantung
Diuretic hemat kalium mis: Dapat diberikan dalam kombinasi dengan diuretik tiazid
spironolakton (aldoctone) untuk meminimalkan kehilangan kalium
;triamterene (dyrenium);
amilioride (midamor).
Inhibitor simpatis mis: Kerja khusus obat ini bervariasi,tetapi secara umum
propanolol (inderal); menurunkan TD,melalui efek kombinasi penurunan
metoprolol (lopressor); tahanan total perifer, menurunkan curah jantung
atenolol (tenormin); nadnol menghambat aktifitas simpatis, dan menekan pelepasan
(corgarde); metildopa renin.
(aldomet); reserpino
(serpasil); klonidin (catapres).
Vasodilator, mis: minoksibil Mungkin di perlukan untuk mengobati hipertensi berat
(loniten); hidralazin bila kombinasi diuretik dan inhibitor simpatis tidak
(apresoline); bloker saluran berhasil mengontrol TD. vasodilatasi vaskuler jantung
kalsium, mis: nefedipin sehat dan meningkatkan aliran darah koroner
(procardia ); verapamil keuntungan sekunder dari terapi vasodilator.
(canal).
Agen - agen Bekerja pada pembuluh darah untuk mempertahankan
antiadrenergik: bloker agar tidak konstriksi.
b. Intoleran aktifitas
- Mungkin berhubungan dengan: Kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Kemungkinan di buktikan oleh: Laporan verbal tentang keletihan atau
kelemahan, frekuensi jantung atau respons TD terhadap aktifitas abnormal,
rasa tidak nyaman saat bergarak atau dispnea, perubahan - perubahan EKG
mencerminkan iskemia; disritmia
- Hasil yang di harapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
Berpartisipasi dalam aktifitas yang di inginkan
Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat di ukur
.Menunjukan penurunan dalam tanda - tanda intoleransi fisiologi.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kaji respon pasien terhadap Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji
aktivitas, perhatikan frekuensi respons fisiologi terhadap stres aktifitas, dan bila ada
nadi lebih dari 20 kali per menit merupakan indicator dari kelebihan kerja yang
di atas frekuensi istirahat; berkaitan dengan tingkat aktifitas.
peningkatan tekanan darah yang
nyata selama /sesudah aktifitas
(tekanan siatolik meningkat 40
mmhg atau tekanan diastolik
meningkat 20 mmhg; dipsnea
atau nyeri dada; keletihan atau
kelemahan yang brlebihan;
diaphoresis; pusing atau
pingsan.
Instruksikan pasien tentang Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan
teknik penghematan energi. mis: energi, juga membantu keseimbangan antara suplai
menggunakan kursi saat mandi, dan kebutuhan oksigen.
duduk sat menyisir rambut atau
menyikat gigi, melakukan
aktifitas secara perlahan.
Berikan dorongan untuk Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan
melakukan aktifitas/perawatan kerja jantung tiba – tiba. Memberikan bantuan hanya
diri bertahap jika dapat di sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian
toleransi. Berikan bantuan dalam melakukan aktifitas.
sesuai kebutuhan.
c. Nyeri akut
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan tekanan vascular serebral
- Tanda: Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada region
suboksipital, terjadi pada saat bangun, dan hilang secara spontan setelah
beberapa waktu berdiri, segan untuk menggerakkan kepala, menggaruk
kepala menghindari sinar terang dan keributan, mengerutkan kening,
- mengenggam tangan, melaporkan kekakuan leher, pusing penglihatan
kabur,mual,muntah.
- Hasil yang di harapkan/ kriteri evaluasi pasien akan:
Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol. Mengungkapkan
metode yang memberikan pengurangan.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
Mempertahankan tirah baring
selama fase akut
Berikan tindakan Tindakan yang yang menurunkan tekanan vascular
nonfarmakologi untuk serebral yang memperlambat/memblok respons
menghilangkan sakit kepala. simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala
Mis: kompres dingin pada dahi, dan komplikasinya.
pijat punggung dan leher,
tenang, redupkan lampu kamar,
teknik relaksasi (panduan
imajinasi,distraksi) dan aktifitas
waktu senggang.
Hilangkan/minimalkan aktifitas Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
vasokontriksi yang dapat menyebabkn sakit kepala pada adanya peningkatan
meningkatkan sakit kepala. Mis: tekanan vaskular serebral.
mengejan saat BAB, batuk
panjang, membungkuk.
Bantu pasien dalam ambulasi Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan
sesuai kebutuhan. dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami
episode hipotensi postural.
Berikan cairan, makanan lunak, Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres hidung
perawatan mulut yang teratur dapat menganggu menelan atau membutuhkan napas
bila terjadi perdarahan hidung dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral
atau kompres hidung telah di dan mengeringkan membran mukosa.
lakukan untuk menghentikan
perdarahan
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kaji pemahaman pasien tentang Kegemukan adalah risiko tambahan pada tekanan
hubungan langsung antara hipertensi
darah tinggi karena disproposi antara kapasitas
dan kegemukan . aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan
dengan peningkatan massa tubuh.
Bicarakan pentingnya menurunkan Kesalahan kebiasaan makan menunjang
masukan kalori dan batasi masukan terjadinya aterosklerosis dan kegemukan, yang
lemak, garam, dan gula sesuai merupakan predisposisi untuk hipertensi dan
indikasi komplikasinya, mis: stroke, penyakit ginjal, gagal
ginjal, kelebihan masukan garam memperbanyak
volume cairan intravaskular dan dapat merusak
ginjal. Yang lebih memperburuk hipertensi.
Tetapkan keinginan pasen Motivasi untuk penurunan berat badan adalah
menurunkan berat badan internal. Individu harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan.bila tidak maka program
sama sekali tidak berhasil.
Kaji ulang masukan kalori harian dan Mengidentifikasi kekuatan /kelemahan dalam
pilihan diit. program diit terakhir. Membantu dalam
menentukan kebutuhan individu untuk
penyesuaian/penyuluhan.
Tatapkan rencana penurunan BB Penurunan masukan kalori masukan kalori
yang realistik dengan pasien, mis: seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara
penurunan BB 0,5 kg per minggu teori dapat menurunkan BB 0,5 kg/minggu.
Penurunan BB yang lambat mengindikasikan
kehilangan lemak melalui kerja otot dan
umumnya dengan cara mngubah kebiasaan
makan.
Dorong pasien untuk Memberikan data dasar tentang keadekuatan
mempertahankan masukan makanan nutrisi yang dimakan, dan kondisi emosi saat
harian termasuk kapan dan dimana makan. Membantu untuk memfokuskan perhatian
makan dilakukan dan lingkungan dan pada faktor mana pasien telah/dapat mengontrol
perasaan sekitar saat makanan perubahan.
dimakan.
Instruksikan dan bantu memilih Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan
makanan yang tepat, hindari kolesterol penting dalam mencegah
makanan dengan kejenuhan lemak perkembangan aterogenesis.
tinggi (mentega, keju, telur, es krim,
daging) dan kolesterol (daging
berlemak, kuning telur, produk
kalengan, jeroan).
Kolaboratif
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi Memberikan konseling dan bantuan dengan
memenuhi kebutuhan diit individual.
e. Ketidakefektifan koping
Batasan karakteristik:
- Akses dukungan sosial tidak adekuat
- Keetidakmampuan mengatasi masalah
- Ketidakmampuan menghadapi situasi
- Kurang resolusi masalah
- Letih
- Sering sakit
- Strategi koping tidak efektif
Faktor yang berhubungan:
- Dukungan sosial tidak adekuat
- Ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap terhadap stressor
- Ketidakmampuan mengubah energi yang adaptif
- Krisis situasi
- Kurang percaya diri dalam kemampuan mengatasi masalah
- Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
Tanda:
- Menyatakan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.
- Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan peran /kebutuhan dasar atau
pemecahan masalah.
- Perilaku merusak terhadap diri sendiri, makan berlebihan, hilang nafsu
makan, merokok/minuman berlebihan, cenderung melakukan
penyalahgunaan alkohol.
- Kelemahan/insomnia kronik, ketegagan otot, sering sakit kepala/leher,
kekuatiran/gelisah/cemas/tegangan emosi kronik, depresi.
Hasil yang di harapkan/kriteria evaluasi pasien akan:
- Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya.
- Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan priadi.
- Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkah untuk
menghindari/mengubahnya.
- Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan /metode koping efektif.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah
Kaji keefektifan strategi koping dengan pola hidup sesorang, mengatasi hipertensi
mengobservasi perilaku, mis: kronik, dan mengintegrasikan terapi yang
kemampuan menyatakan perasaan dan diharuskan kedalam kehidupan sehari hari.
perhatian, keinginan berpartisipasi
dalam rencana pengobatan.
Catat laporan gangguan tidur, Manifestasi mekanisme koping
peningkatan keletihan, kerusakan maladaptive mungkin merupakan indicator
konsentrasi, peka rangsang, penurunan marah yang di tekan dan di ketahui telah
toleransi sakit kepala, ketidakmampuan menjadi penentu utama TD diastolik
untuk mengatasi/menyelesaikan
masalah.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi Pengenalan terhadap stresor adalah
stressor spesifik dan kemungkinan langkah pertama dalam mengubah respon
strategi untuk mengatasinya seseorang terhadap stresor
Libatkan pasien dalam perencanaan Keterlibatan memberikan pasien perasaan
perawatan dan beri dorongan partisipasi control diri yang berkelanjutan,
maksimum dalam rencana pengobatan. memperbaiki keterampilan koping, dan
dapat meningkatkan kerja sama dalam
regimen terapeutik.
Dorong pasien untuk mengevaluasi Fokus perhatian pasien pada realitas
prioritas/tujuan hidup. Tanyakan situasi yang ada relative terhadap
pertanyaan seperti “apakah yang anda pandangan pasian tentang apa yang
lakukan merupakan apa yang anda diinginkan.
inginkan?”
Bantu pasien untuk mengidentifikasi Perubahan yang perlu harus di prioritaskan
dan mulai merencanakan perubahan secara realistic untuk menghindari rasa
hidup yang perlu. Bantu untuk tidak menentu dan tidak berdaya.
menyesuaikan, ketimbang membatalkan
tujuan diri/keluarga.
f. Defisit pengetahuan
Berhubungan dengan:
- Kurang pengetahuan/daya ingat.
- Misinterprestasi informasi.
- Keterbatasan kognitif.
- Menyangkal diagnosa.
Tanda:
- Menyatakan masalah.
- Meminta informasi.
- Menyatakan miskonsepsi.
- Mengikuti instruksitidak akurat; inadekuat kinerja prosedur.
- Perilaku tidak tepat atau eksagregasi, mis; bermusuhan, agitasi, apatis.
Hasil yang di harapkan/evaluasi criteria pasien akan:
- Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
- Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu di
perhatikan.
- Memperhatikan TD dalam parameter normal
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa
Kaji kesiapan dan hambatan dalam kerena perasan sejahtera yang sudah lama di
belajar. Termasuk orang terdekat. nikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat
untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan
prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas
bahwa membutuhkan pengobatankontinu, maka
perubahan perilaku tidak akan di pertahankan.
Tetapkan dan nyatakan batas TD Memberikan dasar untuk pemahaman tentang
normal. Jelaskan tentang hipertensi da peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis
efeknya pada jantung, pembuluh yang sering di gunakan. Pemahaman bahwa TD
darah, ginjal, dan otak. tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan
pengobatanmeskipun ketika merasa sehat.
Hindari mengatakan TD “normal” dan Karena pengobatan untuk hipertensi adalah
gunakan istilah “terkontrol dengan sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian
baik” saat menggambarkan TD pasien ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk
dalam batas yang diinginkan. memahami kebutuhab untuk melanjutkan
pengobatan.
Bantu pasien dalam mengidentifikasi Faktor – faktor resiko ini telah menunjukan
faktor – faktor risiko kardiovaskuler hubungan dalam menunjang hipertensi dan
yang dapat di ubah. Mis: obbesitas, penyakit kardiovaskuler serta ginjal.
diit tinggi lemak jenuh, dan kolesterol,
pola hidup monoton, merokok dan
minuman alkohol (lebih dari 60cc/hari
dengan teratur), pola hidup penuh
stres.
Atasi masalah dengan pasien untuk Faktor – faktor resiko dapat meningkatkan proses
mengidentifikasi cara di mana penyakit atau memperburuk gejala. Dengan
perubahan gaya hidup yang tepat dapat mengubah pola perilaku yang “ biasa/memberikan
dibuat untuk mengurangi faktor – rasa aman” dapat sangat menyusahkan. Dukungan
faktor di atas. petunjuk dan empati dapat meningkatkan
keberhasilan pasien dalam menyelesaikan tugas ini.
Bahas pentingnya menghentikan Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin,
merokok dan bantu pasien dalam mengakibatkan peningkatan frekuensi jantung, TD,
membuat rencana untuk berhenti dan vasokontroksi, mengurangi oksigenasi
merokok. jaringan, dan meningkatkan beban kerja
miokardium.
Beri penguatan pentingnya kerja sama Kurangnya kerja sama adalah alas an umum
dalam regimen pengobatan dan kegagalan terapi antihipertensif. Oleh karenanya
mempertahankan perjanjian tingkat evaluasi yang berkelanjutan untuk kepatuhan
lanjut. pasien adalah penting untuk keberhasilan
pengobatan . terapi yang efektif menurunkan
insiden strok, gagal jaunting, gngguan ginjal, dan
kemungkinan miokard infark.
Instruksikan dan peragakan teknik Dengan mengajarkan pasien atau orang terdekat
pemantauan TD mandiri. Evaluasi untuk memantau TD adalah meyakinkan untuk
pendengaran, ketajaman penglihatan pasien, karena hasilnya memberikan penguatan
dan ketajaman manual serta koordinasi visual/positif akan usaha pasien.
pasien.
Bantu pasien untuk mengembangkan Dengan mengnidividualsisasikan jadwal
jadwal yang sederhana, memudahkan pengobatan sehingga sesuai dengan
untuk minum obat. kebiasaan/kebutuhan pribadi pasien dapat
memudahkan kerja sama dengan regimen jangka
panjang.
Jelaskan tentang obat yang di resepkan Informasi yang adekuat dan penambahan bahwa
bersamaan dengan rasional, dosis, efek efek samping, mis: perubahan suasana hati,
samping yang di perkirakan serta efek peningkatan BB awal, mulut kering)adalah umum
yang merugikan, dan idiosinkrasi. dan sering menghilang dengan berjalannya waktu
dengan demikian meningkatkan kerja sama rencana
pengobatan.
Diuretik: minum dosis harian (atau Penjadwalan yang meminimalkan berkemih pada
dosis lebih besar) pada pagi hari; malam hari.
Ukur dan catat BB sendiri pada jadwal Indikator utama keefektifan terapi diuretik.
Hindari/batasi masukan alkohol Kombonasi efek vasodilatasi alkohol dan efek
penipisan volume dari diuretik sangat
meningkatkan resiko hipotensi ortostatik
Beritahu dokter bila tak dapat Dehidrasi dapat terjadi dengan cepat bila masukan
mentoleransi makanan/cairan. kurang dan pasien terus minum diuretik
Antihipertensi: minum dosis yang di Penghentian obat mendadak menyebabkan rebound
resepkan dengan teratur, hindari hipertensi yang dapat mengarah pada komplikasi
melalaikan dosis, mengubah atau berat.
melebihi dosis dan jangan Ukur penurunan keparahan hipotensi ortostatik
menghentikan tanpa memberitahu yang berhubungan dengan penggunaan vasodilator
pemberi asuhan kesehatan, bangun dan diuretik.
dengan perlahan dari berbaring ke
posisi berdiri, duduk untuk beberapa
menit sebelum berdiri, tidur dengan
kepala agak di tinggikan.
Sarankan untuk sering mengubah Menurunkan bendungan vena perifer yang dapat di
posisi, olah raga kaki saat berbaring. timbulkan oleh vasodilator dan duduk /berdiri
terlalu lama
Rekomendasikan untuk menghindari Mencegah vasodolatasi yang tak perlu dengan
air panas, ruang penguapan, dan bahaya efek samping yaitu pingsan dan hipotensi.
penggunaan alkohol yang berlebihan.
Anjurkan pasien untuk berkonsultasi Tindak kewaspadaan penting dalam pencegahan
dengan pemberi perawatan dengan interaksi obat yang kemungkinan berbahaya. Setiap
sebelum menggunakan obat – obatan obay yang mengandung stimulan saraf simpatis
yang di resepkan atau tidak di dapat meningkatkan TD atau dapat melawan efek
resepkan. antihipertensif.
Instruksikan pasien tentang Diuretik dapat menurunkan kadar kalium.
peningkatan makanan/cairan tinggi Penggantian diit lebih baik dari pada obat dan
kalium, mis: jeruk, pisang, tomat, semua ini di perlukan untuk memperbaiki
kentang, apricot, kurma, buah ara, kekurangan. Beberapa penelitian menunjukan
kismis, Gatorade, sari buah jeruk, dan bahwa mengkonsumsi kalsium 400 – 2000 mg per
minuman yang mengandung tinggi hari dapat menurunkan TD sistolik dan diastolik.
kalsium, mis: susu rendah lemak, Memperbaiki mineral dapat juga mempengaruhi
yogurt atau tambahan kalsium sesuai TD.
indikasi.
Riviu tanda - tanda/yang memerlukan Deteksi dini terjadinya komplikasi, penurunan
pelaporan pada pemberi asuhan efektifitas atau reaksi yang merugikan dari regimen
kesehatan, mis: sakit kepala yang obat memungkinkan untuk intervensi.
terjadi saat bangun, peningkatan TD
tiba - tiba dan terus menerus, nyeri
dada/sesak nafas, frekuensi nadi
meningkat/takteratur, peningkatan BB
yang signifikan (1 kg/hr atau 2,5
kg/minggu) atau pembengkakan
perifer/abdomen, gangguan
penglihatan, sering perdarahan hidung
tak terkontrol, depresi/emosi labil,
pusing yang hebat atau episode
pingsan, kelemahan/kram otot,
mual/muntah, haus berlebihan,
penurunan libido/impoten.
Jelaskan rasional regimen diit yang di Kelebihan lemak jenuh,kolesterol, natrium,
haruskan (biasanya diit rendah alkohol, dan kalori telah didefinisikan sebagai
natrium, lemak jenuh, dan kolesterol). risiko nutrisi dalam hipertensi.diit rendah lemak
dan tinggi lemak poli tak jenuh menurunkan TD,
kemungkinan melalui keseimbangan prostaglandin,
pada orang – orang normotensif dan hipertensi.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi Diit rendah garam selama 2 tahun mungkin sudah
sumber masukan natrium, mis: garam mencukupi untuk mengontrol hipertensi sedang
meja, makanan bergaram, daging dan atau mengurangi jumlah obat yang di butuhkan.
keju olahan, saus, sup kaleng, sayuran,
soda kue, baking powder MSG.
tekankan pentingnya membaca label
kandungan dan obat yang di jual
bebas.
Dorong pasien untuk menurunkan atau Kafein adalah stimulan jantung dan dapat
menghilangkan kafei , mis: kopi, the, memberikan efek merugikan pada fungsi jantung.
cola, coklat.
Tekankan pentingnya Dengan menyelingi istirahat dan aktifitas akan
perencanaan/penyelesaian periode meningkatkan toleransi terhadap kemajuan
istirahat harian. aktifitas.
Anjurkan pasien untuk memantau Keterlibatan pasien dalam memantau toleransi
respon fisiologi sendiri terhadap aktifitasnya sendiri penting untuk keamanan dan
aktifitas, mis: frekuensi nadi, sesak atau memodifikasi aktifitas kehidupan se hari hari.
napas. Laporkan penurunan toleramsi
terhadap aktifitas dan hentikan
aktifitas yang menyebabkan nyeri dada
sesk napas, pusing, keletihan berat,
atau kelemahan
4. Evaluasi
Evaluasi juga bisa digunakan dengan menggunakan SOAPIE. Format ini digunakan apabila
implementasi keperawatan dan evaluasi didokumentasikan dalam satu catatan yang disebut
Catatan Kemajuan.
S : adalah hal hal yang dikemukakan oleh klien secara Subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan
O :adalah hal hal yang ditemui oleh perawat secara obyektifsetelah dilakukan intervensi
keperawatan
A: adalah analisis dari hasil yang di capai dengan mengacu pada tujuan keperawatan dan
kriterian hasil terkait diagnosis
P: adalah perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisis respon klien
I : adalah implementasi dari perencanaan dengan mencatat waktu tidakan dan kegiatan
tindakan keperawatan
E: adalah evaluasi hasil tindakan keperawatan yan telah dilakukan dengan mencatat waktu
dan hasil kmajuan yang telah dicapai klien
DAFTAR PUSTAKA
OLEH:
DEWA MADE PUJAWAN
NIM. C2120052
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Nenek DS
No. Rekam Medis :-
Tempat/ tanggal lahir : Katiklantang / 31 Desember 1950
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Br.Katiklantang,DS Singakerta ,Kec Ubud
Tgl. Masuk ke RS :-
Diagnosa medis : Hipertensi
b. Penanggung jawab
Nama : DP
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 49 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Br.Katiklantang,Ds Singakerta ,Kec ubud ,
2. KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian Nenek Ds mengeluh pusing dan nyeri pada tengkuk. Skala nyeri
pasien 4 (0-10)
3. GENOGRAM
DS
DS
= Laki-laki
= Lansia
= perempuan
4. RIWAYAT KESEHATAN
Nenek DS mengatakan menderita Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu,saat itu Nenek DS
merasakan nyeri yang hebat di kepala sampai ke tengkuk dan oleh anaknya Nenek DS
dibawa ke Rumah Sakit terdekat dan dianjurkan rawat inap oleh dokter. Setelah keluar
dari Rumah Sakit Nenek DS memeriksakan dirinya di puskesmas dekat rumahnya dan
rutin mengonsumsi obat yang diberikan petugas puskesmas. Nenek DS mengatakan
tidak memiliki riwayat diabetes maupun sakit jantung sebelumnya.
7. RIWAYAT REKREASI
Nenek DS mengatakan jarang melakukan rekreasi, Nenek DS biasa mendengarkan
radio dan bermain dengan cucunya.
g. Mata
S : Nenek DS mengatakan kadang-kadang penglihatan nya kabur karena faktor usia.
O:
I : Nenek DS tidak menggunakan kacamata , konjungtiva tampak pucat
P : bentuk simetris, pupil tampak isokor, tidak ada nyeri tekan pada mata.
h. Telinga
S : Nenek DS mengatakan tidak ada keluhan pada daerah telinga
O:
I : Bentuk simetris, tidak ada luka, tampak sedikit serumen, tidak ada peradangan,
P : tidak nyeri tekan pada bagian belakang telinga (mastoideus), tidak ada benjolan,
pendengaran masih bagus
k. Leher
S : Nenek DS mengatakan terkadang tengkuknya kaku
O:
I : tidak tampak kelainan pada leher. Tidak ada benjolan pada leher.
P : Tidak ada bendungan pada daerah vena jugularis, tengkuk teraba kaku.
l. Payudara
S : Nenek DS mengatakan tidak ada keluhan di daerah dada.
O:
I : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak tampak ada benjolan.
P : tidak ada nyeri tekan pada daerah dada.
m. Pernapasan
S : Nenek DS mengatakan tidak ada kesulitan saat bernapas
O:
I : napas teratur, tidak ada bantuan otot napas
P : pengembangan paru- paru tampak sama, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada.
n. Respirasi normal 20x/mnt.
P : terdengar suara sonor
A: saat auskultasi suara napas terdengar vesikuler di kedua lapang paru
o. Kardiovaskuler
S : Nenek DS mengatakan menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
O:
I : tidak tampak benjolan, dada pasien tampak simetris
P : tidak teraba adanya benjolan
P : terdengar suara pekak
A: saat auskultasi terdengar suara vesikuler
p. Gastrointestinal
S : Nenek DS mengatakan tidak ada gangguan pada daerah perut. Nenek DS
mengatakan makan 2-3 kali sehari dan biasa BAB 1 kali sehari.
O:
I : perut tampak simetris, tidak tampak luka maupun benjolan.
A: terdengar suara bising usus sebanyak 8x
P : saat perkusi terdengar suara timpani.
P: tidak ada nyeri tekan pada daerah perut
q. Perkemihan
S :Nenek DS mengatakan tidak ada kesulitan saat BAK. Nenek DS mengatakan
BAK sebanyak 4-5 kali sehari dengan warna kuning jernih.
O : tidak dilakukan pengkajian
r. Muskuloskeletal
S :Nenek DS mengatakan masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, apabila
pasien merasa lelah pasien biasanya istirahat sebentar dikamar.
O:
I : Nenek DS tampak mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan saat bangun
dari tempat duduk baik kursi maupun tempat tidur, dan tampak Nenek DS tidak
stabil pada saat berdiri pertama kali. Setelah berdiri Nenek DS berhenti sejenak
lalu berjalan.Nenek DS dibantu oleh cucunya bila akan naik turun tangga.
P : tonus otot mengalami penurunan. Penurunn kekuatan otot.
t. Reproduksi
S : Nenek DS megatakan tidak ada kelainan, pasien mempunyai 2 orang anak
yang sudah menikah.
O : tidak dilakukan pengkajian pada daerah genetalia
Kesimpulan :
c. Spiritual
Nenek DS mengatakan melakukan persembahyangan sehari-hari di sanggah rumah nya dan
melakukan persembahyangan di Pura bersama keluarga saat hari raya agama. Nenek DS
juga mengatakan sakit yang dideritanya tidak disebabkan oleh faktor non medis pasien
percaya sakit yang diderita karena keturunan dan faktor dari gaya hidup.
Keterangan :
130 : mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan total
Kesimpulan:
Total skor Modifikasi Indeks Barthel Nenek DS adalah :115 yang artinya Nenek DS
dalam melakukan aktivitas sehari-hari ketergantungan sebagian.
14. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
Mini Mental Status Examination (MMSE)
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maks Klien
1 ORIENTASI 5 Menyebutkan dengan benar:
a. Tahun: 2021
b. Musim: hujan
c. Bulan: Juni
d. Tanggal: 20
e. Hari : minggu
2 ORIENTASI 5 Dimana kita sekarang?
a. Negara : Indonesia
b. Provinsi : Bali
c. Kota : Gianyar
d. Panti werda : -
e. Wisma : -
3 REGISTRASI 3 Pemeriksa menyebutkan 3 objek yang
berbeda kelompoknya selang 1 detik (misal
apel, pensil, uang), kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi (untuk
disebutkan)
a. Objek : apel
b. Objek : pensil
c. Objek : uang
4 ATENSI DAN 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
KALKULASI kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali
a. 93
b. 86
c. 79
d. 72
e. 65
5 MENGINGAT 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada nomor 2 (registrasi) tadi, bila benar 1
poin untuk 1 objek
Klien mampu menyebutkan ketiga objek
yaitu apel, pensil, uang
6 BAHASA 2 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien (misal jam
tangan atau pensil)
Klien mampu menyebutkan nama benda
yaitu jam tangan.
1
Minta klien menyalin gambar
Nilai Total 30
Interpretasi hasil :
0-10 : fungsi kognitif global buruk
11-20 : fungsi kognitif global sedang
21-30 : fungsi kognitif global masih relative baik
Kesimpulan:
Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam) di dapatkan hasil 30 ini menunjukkan
bahwa fungsi kognitif global Nenek DS masih relative baik
ANALISA DATA
Penyebab
No Tanggal /Jam Data Fokus Masalah
(pathway)
1 12 juli 2021 / DS: Nenek dS mengeluh Nyeri akut Vasokontriksi pembuluh
pkl 08.00 wita pusing dan nyeri pada darah ke otak
tengkuk. Skala nyeri pasien meyebabkan aliran darah
4 (0-10) ke otak menurun
sehingga suplai oksigen
DO: saat pengkajian Nenek ke otak menurun
DS tampak sesekali sedangkan metabolism an
memegang bagian tekuknya aerob menyebabkan
, tengkuk Nenek DS teraba penumpukan asam laktat
kaku sehingga terjadi nyeri
kepala.
DO:
- Nenek DS tampak lemah TD meningkat
dan terlihat agak pucat, T
170/90 mmHg, N 80x/mt,
S 36,5⁰C, R 20X/mt
- Tampak banyak ember Peningkatan tekanan
vaskuler serebral
di dalam kamar,
sehingga kamar
Pusing
menjadi sempit,
pencahayaan kurang,
Ruangan gelap dan
ventilasi kurang
berantakan
4. Kurangi faktor
presipitasi nyeri seperti
kelelahan dan stress
2
Risiko cedera
berhubungan
penataan rumah
kurang rapi
Setelah dilakukan
kunjungan rumah selama Kaji keadan umum Nenek DS. Keadan umum menunjukkan
3x45 menit diharapkan keadaan Nenek DS secara
Nenek SA tidak mengalami utuh dan dengan mengetahui
cedera dengan kriteria tanda-tanda vital terutama tekanan
hasil: darah. Untuk menentukan tindakan
tidak pusing selanjutnya.
kamar tertata rapi
lantai kering
pencahayaan cukup
Bantu Nenek DS dalam ambulasi Untuk menghindari insiden
sesuai kebutuhan. kecelakaan atau terjatuhnya karena
Nenek DS pusing.
Dx Nama/
No Hari, Tanggal/Jam Implementasi Respon Klien
Kep TTD
1 Senin 12 juli 2021 / 1 Melakukan pengkajian nyeri secara Pasien mengeluh pusing dan nyeri pada Dewa/
komprehensif termasuk lokasi, kepala hingga leher
pkl.08.00 wita
karakteristik, furasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
TD : 160/100 mmhg
Mengkaji tanda-tanda vital S = 36,5o C
R = 20x/menit
N = 80 x/menit
09.30 1 Mengurangi faktor presipitasi nyeri seperti Pasien mengatakan akan beristirahat dan Dewa/
kelelahan dan stress (menganjurkan pasien tidak memiliki acara keluar rumah lagi.
untuk istirahat sejenak dari aktivitasnya). Pasien dapat mengikuti instruksi perawat
dengan baik.
10.45 1 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk Berdasarkan hasil pemeriksaan dan Dewa /
menetukan intervensi observasi, dapat diketahui bahwa nyeri
yang dialami pasien merupakan tipe nyeri
sedang dengan sumber di kepala bagian
belakang hingga leher belakang.
11.00 1 Mengkaji tingkat mental dan kognitif Dengan hasil pengkajian menggunakan Dewa /
pasien dengan menggunakan, MMSE, MMSE, dari hasil MMSE dieketahui aspek
GDS. kognitif dan fungsi mental baik, dari hasil
GDS diketahui pasien tidak mengalami
depresi.
13.45 1 Memberikan penyuluhan tentang nyeri Pasien antusias dengan informasi yang Dewa/
seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
diberikan. Sering pasien menimpali dengan
akan berkurang dan antisipasi
keluhan-keluahan tambahan, pasien
ketidaknyamanan dari prosedur bersikap optimis dan yakin bahwa nyeri
akan hilang
15.00 Mengajarkan tentang teknik non Pasien mengatakan dirinya merupakan Dewa /
famakologi : napas dalam, relaksasi, seseorang yang pekerja keras, pasien juga
distraksi, kompres hangat/dingin. mengatakan terbiasa melakukan relaksasi
(menurut aliran tertentu) dan merasa sangat
antusias dengan kebiasaannya tersebut.
Pasien sangat senang melakukan hal-hal
yang menyehatkan tubuhnya.
09.10 1 Melakukan pengkajian nyeri secara Pasien mengeluh nyeri pada kepala hingga Dewa /
komprehensif termasuk lokasi, leher
karakteristik, furasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
10.00 2 Menyarankan pasien bila bangun tidur Nenek DS tampak duduk sebelum pergi ke Dewa/
duduk dulu sampai keadaan stabil kamar kecil
1 Memberikan terapi obat sesuai indikasi : Nenek DS sudah minum obat amlodipin 5
Amlodipin 5 mg 1x1. mg
5.
3 Rabu 14 juli 2021/ 1 Mengkaji tanda-tanda vital TD : 130/80 mmHg Dewa/
N = 80 x/menit
pkl 08.00
S = 36,5o C
R = 20x/menit
10.10 2 Mengontrol lingkungan yang dapat Pasien Nampak terbantu, pasien mengikuti Dewa /
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, saran dari perawat, pasien dapat melakukan
pencahayaan dan kebisingan control lingkungan dengan baik.
11.00 1 Memberikan penyuluhan tentang Pasien tampak menyimak penyuluhan yang Dewa /
pengobatan alternatif yaitu pemberian jus diberikan
mengkudu untuk menurunkan hipertensi
dengan sarana leaflet
EVALUASI
Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
1 14 juli 1 S : Nenek DS mengeluh pusing dan nyeri kepala Dewa/
hingga ke leher berkurang
2021/
O:
pkl.14.00 a. Pasien mampu melakukan aktivitas seperti
biasa
b. Pasien terhihat segar
c. Wajah pasien tenang
d. Vital sign :
1) TD : 130/80 mmhg
2) Nadi : 80x/menit
3) Suhu 36 0C
4) Respirasi : 20 x/menit