Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN KOMUNITAS DAN

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT


DI BANJAR DANGIN YEH KEL. ABIANBASE MENGWI BADUNG
TANGGAL 18 OKTOBER – 18 NOVEMBER 2021

OLEH :

KELOMPOK 2

1. KOMANG DEWI JANURILIANI C2221014


2. LUH KETUT DARMAYANTI C2221016
3. NI NYOMAN TRI SUSANTHI C2221017
4. NI MADE RESIANI C2221018
5. NI WAYAN RUSMILAWATI C2221020
6. DEWA GEDE AGUNG YOGA ERLANGGA C2221021
7. MADE SUKARINI C2221022
8. NI MADE EVA NUASTRINI C2221023
9. NI MADE DWI PURNAMA SARI C2221024
10. NI KADEK HANDAYANI RASMANA C2221025
11. I GEDE HAPDY SUKEDANA KURNIAWAN C2221026
12. YASINTA INDAH SULISTYANINGRUM C2221027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA USADA BALI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang

salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di

bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi

peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri

dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Negara Indonesia untuk mencapai peningkatan

derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan

kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar

dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Hal ini juga tertuang dalam Program Kementerian

Kesehatan dalam rangka menunjang visi program Indonesia Sehat 2015 secara

berkesinambungan (Kemenkes RI, 2015).

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.

Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara

lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang

pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan

penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya peningkatan status

kesehatannya (Mubarak dkk, 2015).

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan

kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif

dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan

komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan
masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat (Effendy

dkk, 2016)

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan

kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan

dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat

profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi

yang harus dicapai, maka mahasiswa profesi ners program alih jenjang stikes bina usada bali

melaksanakan praktik keperawatan komunitas di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase

Mengwi Badung dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok

dan masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mengunjungi dua

sampai lima keluarga binaan untuk mengkaji dan menggali potensi permasalahan yang

dimiliki keluarga sehingga mampu merumuskan diagnosa keperawatan komunitas agar

mampu mengimplemntasikan asuhan keperawatan komunitas yang tepat dalam suatu

masyarakat. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat

memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Pendekatan masyarakat dilakukan

melalui kerjasama yang baik melalui listas program dan sektoral dengan instansi terkait dan

seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan

peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Kelompok Kerja Kesehatan

diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat

keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan

perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada di masyarakat.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi

populasi dengan risiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan

komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan

penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang

ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran praktikum dan orientasi di tempat

praktik , mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas

dan keluarga di masyarakat berbagai agregat tumbuh kembang dan agregat penyakit.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:

a. Mampu mengaplikasikan komunikasi terapeutik dengan klien, keluarga dan

masyarakat dan memberikan informasi yang tepat dalam melakukan asuhan

keperawatan.

b. Mampu melakukan pengkajian, analisa dan merumuskan masalah, merencanakan,

implementasi, evaluasi dan dokumentasi dengan benar dan memperhatikan etika

profesi.

c. Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas (keluarga, gerontik,

kelompok khusus) secara mahir dengan menggunakan proses keperawatan dalam

rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan dengan menggunakan tehnologi peralatan

kesehatan secara tepat berdasarkan SOP dan kode etik dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar manusia.

e. Mampu melakukan komunikasi yang efektif terhadap tokoh masyarakat

f. Mampu memberikan pendidikan kesehatan dalam upaya meningkatkan kesadaran

masyarakat

g. Mampu memberikan pendidikan kesehatan dan melatih kemampuan praktis kepada

klien agar mandiri dalam menjaga kesehatannya melalui upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif.

h. Mampu memanfaatkan multimedia, dan bekerjasama secara lintas program dan lintas

sektor untuk menyelesaikan masalah klien.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan

kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal. Dengan kata lain masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan sendiri sehingga masyarakat mampu

menjadi subjek dalam pembangunan kesehatan.

Pelaksanaan partisipasi aktif masyarakat tersebut diterapkan melalui kegiatan

pelayanan kesehatan utama (PHC). Pelayanan Kesehatan Utama merupakan upaya

pelayanan kesehatan esensial yang secara umum dapat dengan mudah dijangkau individu,

keluarga dan komunitas dengan cara yang dapat diterima, peran aktif komunitas serta biaya

yang dapat dijangkau (WHO, 2012).

Dengan demikian, Pelayanan Kesehatan Utama sangat mengedepankan peran serta

masyarakat. Peran serta masyarakat diartikan sebagai suatu proses dimana individu, keluarga

dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dan menjadi pelaku serta

perintis kegiatan-kegiatan dibidang kesehatan berdasarkan asas kebersamaan dan

kemandirian. Sehingga peran serta masyarakat merupakan kunci atau cara utama untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat.

1. Pengertian Komunitas

Komunitas merupakan suatu kelompok yang ditentukan dengan batas-batas

wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, dimana anggota masyarakat saling

mengenal dan dapat berinteraksi satu sama lain, mempunyai fungsi dalam status sosial,

menunjukkan dan menciptakan norma-norma, niali-nilai dan institusi social (WHO,

2012).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat ( public health) dengan


dukungan peran serta msyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promoyif

dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan

rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditunjukkan kepada individu keluarga,

kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing

proces) untuk meningkatkan fungsi kehuidupan manusia secara optimal, sehingga

mampu mandiri dalam upaya kesehatan. ( Mubarak, 2016)

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah

lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system

adapt istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu identitas bersama

(Kontjaraningrat, 2014).

Berdasarkan pengertian di atas, komunitas adalah sekelompok manusia yang

hidup dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang sama dan juga ditentukan dalam

batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, dimana anggota masyarakat

saling mengenal dan saling berinteraksi satu sama lain, terdiri dari subsistem-subsistem

yang saling mempengaruhi. Subsistem di dalam komunitas antara lain adalah individu

dan keluarga. Subsistem-subsistem ini saling bekerjasama untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang optimal.

2. Kesehatan dan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan

dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif

dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan

rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing

process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu

mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2016).


Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka

memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui

langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

keperawatan (Wahyudi, 2015).

3. Pengorganisasian Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah

lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system

adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama

(Kontjaraningrat, 2014).

Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang

bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu,

dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya

dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu dan

adanya sifat-sifat tertentu yang saling tergantung, adanya pembagian kerja, dan

kebudayaan bersama (Kontjaraningrat, 2014).

Pengorganisasian masyarakat adalah proses pemberian dukungan yang terus

menerus dalam hal menginformasikan pengertian dan mengembangkan secara kritis

tentang situasi yang ada, bekerjasama dengan masyarakat dan menggerakkan masyarakat

untuk mengembangkan kemampuan dan mengambil tindakan segera untuk memecahkan

masalah yang dihadapi.

Tujuan pengorganisasian masyarakat untuk mengembangkan masyarakat dari

keadaan statis ke keadaan yang lebih baik untuk mengembangkan dan meningkatkan

kondisi kehidupan yang berkualitas demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.


4. Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia

Dilihat dari struktur social dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi dalam

tiga kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Masyarakat Desa

1) Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat

2) Hubungan didasarkan kepada adat-istiadat yang kuat sebagai organisasi social

3) Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib

4) Tingkat buta huruf relative tinggi

5) Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap

orang

6) Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan ketrampilan

diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunannya

7) Sistem ekonomi sebagian besar ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Dan uang

berperan sangat terbatas

8) Semangat gotong-royong dalam bidang social dan ekonomi sangat kuat

b. Masyarakat Madya

1) Hubungan keluarga masih sangat kuat, dan hubungan kemasyarakatan mulai

mengendor

2) Adat-istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka dari

pengaruh luar

3) Timbul rasionalitas pada cara berpikir, sehingga kepercayaan terhadap

kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah

kehabisan akal

4) Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan

dasar dan menengah

5) Tingkat buta huruf sudah mulai menurun

6) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis


7) Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran, sehingga

menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang semakin

meningkat penggunaannya

8) Gotong-royong tradisional tinggal untuk keperluan social dikalangan keluarga

dan tetangga. Dan kegiatan-kegiatan umum lainnya di dasarkan upah

c. Masyarakat Modern

1) Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi

2) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling

pengaruh mempengaruhi

3) Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan

teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

4) Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat

dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga ketrampilan dan kejuruan

5) Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata

6) Hukunm yang berlaku adalah hokum tertulis yang kompleks

7) Ekonomi hampirseluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan

uang dan alat pembayaran lainnya

d. Masyarakat Sehat

1) Peningkatan kmampuan masyarakat untuk hidup sehat

2) Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningktan, pencegahan,

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak

3) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar

yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu

lingkungan hidup

4) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social

ekonomi masyarakat

5) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit
5. Indikator Ciri Masyarakat Sehat

Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah

a. Keadaan yang berhubungan dengan ststus kesehatan masyarakat, meliputi:

1) Indikator Komprehensif

a) Angka kematian kasarmenurun

b) Rasio angka mortalitas proposional rendah

c) Umur harapan hidup meningkat

2) Indikator Spesifik

a) Angka kematian ibu dan anak menurun

b) Angka kematian karena penyakit menular menurun

c) Angka kelahiran menurun

b. Indikator pelayanan kesehatan

1) Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

2) Distribusi tenaga kesehatan merata

3) Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit,fasilititas

kesehatan lain, dan sebagainya

4) Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit,

puskesmas rumah bersalin dan sebagainya

6. Prinsip Kesehatan Komunitas

a. Kemanfaatan

Intervensi yang diberikan harus bermanfaat (ada keseimbangan antara manfaat

dan kerugian).

b. Autonomi

Komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif yang

terbaik yang disediakan komunitas.

c. Keadilan

Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan/kapasitas komunitas.


7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar masyarakat mulai dari

udara, tumbuh-tumbuhan, perumahan, pembatas daerah, jarak, daerah penghijauan,

binatang peliharaan, anggota masayarakatnya, struktur yang dibuat oleh masyarakat,

keindahan alam, air, iklim, dll yang mempengaruhi keadaan masyarakat.

b. Faktor Perilaku Masyarakat

Perilaku maayarakat atau kebiasaan sangat besar pengaruhnya terhadap

masyarakat itu sendiri. Banyak perilaku atau kebiasaan masyarakat yang dapat

menyebabkan timbulnya penyakit dan kematian seperti, minum air yang tidak

dimasak, membuang kotoran di sembarang tempat, makan makanan yang dikerubungi

lalat, membiarkan kuku kotor, dll.

Banyak pula perilaku yang baik yang dapat mengurangi penyakit seperti :

menjaga kebersihan diri, membiasakan cuci tangan dengan sabun, berolahraga secara

teratur, menjaga kebersihan lingkungan rumah, menjaga kebersihan makanan dan

minuman, dll.

c. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang diprogramkan oleh pemerintah

sesuai undang-undang untuk meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga,

masyarakat. Agar derajat kesehatan masyarakat meningkat, masyarakat hendaknya

dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

d. Faktor Keturunan

Keluarga dibentuk dari individu dengan bermacam-macam gen dan sifat yang

mempengaruhi setiap individu dalam keluarga tersebut. Gen dan sifat tersebut dapat

diturunkan pada anak dan cucu dalam keluarga, diturunkan pada anak cucu mereka.

Masalah yang terjadi di masayarakat dapat dipecahkan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1) Pengkajian : pengumpulan data, pengembangan, dan analisa data.


2) Perencanaan : menentukan sasaran, tujuan, dan rencana tindakan.

3) Pelaksanaan : melaksanakan kegiatan yang telah dilaksanakan

4) Evaluasi: program penilaian terhadap tindakan atau program yang sudah

dilakukan.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas

Asuhan keperawatan komunitas adalah proses keperawatan pada tingkat masyarakat

mencakup individu keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan

keperawatan. Dalam perawatan kesehatan masyarakat keterlibatan kader kesehatan, tokoh –

tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan

keperawatan secara terpadu dan menyeluruh, sehingga masyarakat benar - benar mampu dan

mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan.

C. Proses Keperawatan Komunitas

Proses keperawatan komunitas merupakan pendekatan ilmiah yang dilaksanakan

secara sistematis melalui beberapa tahap yaitu : pengkajian, analisis masalah, diagnosis,

intervensi, impementasi dan evaluasi. Berikut ini pejabaran dari masing-masing tahap :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses awal keperawatan komunitas, yang

bertujuan untuk mengunpulkan data di komunitas. Pengumpulan data dapat dilakukan

dengan bermacam-macam cara yaitu :

a. Winshilled survey : adalah survey sekilas yang hasilnya berupa data kasar yang

masih perlu dikembangkan atau disempurnakan.

b. Observasi : pengamatan langsung pada setiap daerah yang dilakukan survey

c. Wawancara : adalah komunikasi yang dilakukan secara langsung dengan

masyarakat, anggota kelompok (karang taruna, PKK, ibu-ibu kader), TOMA,

TOGA.

d. Angket/kuesioner : alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data


e. Studi dokumentasi terhadap data sekunder

f. Survey struktur : yaitu masyarakat, anggota kelompok.

Selain metode diatas, data juga dapat diperoleh dari sumber data (data primer

dan data sekunder)

a. Data primer adalah data yang didapatkan dengan cara wawancara

secara langsung dengan masyarakat, instansi terkait (Puskesmas, KUA, Kaur Bang,

kecamatan, kelurahan, dan lintas sektor lainnya.)

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi

dari instansi terkait (Puskesmas, KUA, Kaur Bang, kecamatan, kelurahan, dan

lintas sektor lainnya.). Analisa data sekunder : data sensus, hasil penelitian, masalah

kesehatan, dan sebagainya.

2. Pengumpulan Data Pada Klien Di Masyarakat

Pengumpulan data yang dilakukan melalui pengkajian meliputi beberapa hal antara

lain : Pendidikan, Lingkungan, Keamanan dan transportasi, Politik dan pemerintahan,

Kesehatan dan pelayanan sosial, Komunikasi, Ekonomi, Rekreasi. Skema Berikut

adalah hal – hal yang perlu di kaji dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas

yang dikemukan oleh Betty Neuman :

Delapan elemen inti dalam mengkaji komunitas (community core), yaitu:


a. Lingkungan fisik ( fisical environment)

Komponen – komponen yang harus di kaji pada lingkungan fisik antara lain:

Komponen Data / informasi

1. Konsep  Apa persepsi masing – masing anggota kelompok terhadap


diri temannya.
 Adakah peningkatan stress / depresi.
 Kapan terjadi resiko penyakit.
2. Riwayat  Bagaimana pendapat masyarakat dalam menerima perubahan
kesehatan program kesehatan.
 Distribusi : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa.
 Nilai / keyakinan.
3. Statistik  Tradisi khusus, bahasa.
 Bagaimana persepsi masyarakat tentang kesehatan.
4. Kultur  Adakah kepercayaan tertentu di masyarakat yang
mempengaruhi kesehatan.
5. Support  Adakah dukungan dari masyarakat, atau profesi lain tentang
kesehatan, dan bagaimana dukungannya.

Pemeriksaan fisik merupakan komponen kritis dalam pengkajian pasien

individual, begitu pula dalam pengkajian komunitas. Kelima indera kita diperlukan

untuk pemeriksaan fisik pasien, begitu pula dalam pemeriksaan tingkat komunitas.

Adapun komponen pemeriksaan fisik untuk individu maupun tingkat komunitas

adalah sebagai berikut :

1) Inspeksi : adalah pemeriksaan seluruh indera, dalam pemeriksaan individu

menggunakan alat otoskop,oftalmoskop, sedangkan pada pemeriksaan fisik

komunitas dalam komunitas dapat dilakukan melalui Winshield Survey dan

mengunjungi masyarakat.

2) Auskultasi : jika pada pemeriksaan fisik pada individu dilakukan dengan alat

stetoskop, sedangkan pada pemeriksaan fisik komunitas dapat dilakukan

dengan cara mendengarkan aspirasi komunitas / warga.

3) Tanda vital : pada pemeriksaan fisik individu dapat dilakukan dengan

menggunakan alat termometer, spigmanometer, sedangkan pada pemeriksaan

fisik komunitas dapat diperoleh dengan cara observasi iklim, tanah, batas
alam, dan sumber daya yang ada di masyarakat baik sumber daya alam maupun

sumber daya masyarakat itu sendiri, selain itu dapat dilihat juga melalui tanda

aktivitas masyarakat seperti adanya pertemuan masyarakat; banyaknya yang

hadir.

4) Pemeriksaan sistem : pemeriksaan sistem pada individu dimulai dari kepala

sampai kaki, namun dalam pemeriksaan fisik komunitas diperoleh dengan cara

observasi sistem sosial, termasuk perumahan, bisnis, tempat ibadah, dan tempat

yang sering dikunjungi oleh masyarakat.

5) Pemeriksaan laboratorium : contoh pemeriksaan laboratorium pada individu

adalah tes darah,foto rongten, CT- SCAN, dan tes lainnya, sedangkan pada

pemeriksaan fisik pada komunitas dilakukan dengan cara melihat data sensus,

kajian, dan survey perencanaan tindakan yang akan dilakukan dimasyarakat.

b. Pelayanan Kesehatan Dan Pelayanan Social

Di dalam maupun di luar komunitas data yang diperlukan tentang pelayanan

kesehatan:

1) Jenis pelayanan yang ada dalam masyarakat (Puskesmas, Posyandu, Pos obat

desa, dll).

2) Biaya pelayanan

3) Sumber daya (masyarakat, lingkungan, keluarga, kelompok, dll)

4) Karakteristik pengguna pelayanan kesehatan.

5) Statistik pelayanan kesehatan misalnya : jumlah pengguna pelayanan kesehatan

perhari, perbulan, dan pertahun.

Data tentang pelayanan sosial :

1) Jenis pelayanan sosial (kantor pos, KUA, dll)

2) Biaya pelayanan

3) Sumber daya (masyarakat, lingkungan, keluarga, kelompok, dll)

4) Karakteristik pelayanan sosial misalnya : pengguna pelayanan sosial perhari,

perbulan, dan pertahun.


c. Ekonomi

Karakteristik finansial

1) Rumah tangga

Rata-rata pendapatan

a) Persentase penduduk dibawah garis

kemiskinan

b) Persentase penduduk penerima santunan

c) Persentase kepala keluarga yang tidak

mampu

2) Individu

a) Pendapatan perorangan

b) Persentase individu miskin

d. Keamanan dan transportasi

1) Keamanan

2) Pelayanan atau perlindungan

3) Polisi

4) Sanitasi : limbah, sampah air kotor

5) Kualitas air

6) Transportasi ( swasta pemerintah )

e. Politik Dan Pemerintahan

Pemerintahan : RT, RW, Lurah, Camat dan lainnya (bagaimana organisasinya,

fungsinya dan lain-lain)

Kelompok pelayanan masyarakat

1) PKK

2) Karang taruna

3) Posyandu

4) LKMD

5) Panti
6) LSM dan lain-lain.

7) Politik ( bagaimana kebijakan pemerintah )

f. Komunikasi

Komunikasi formal : koran (jumlah, jenis, sirkulasi, frekuensi, lingkup berita TV,

radio, pos telekomunikasi).

Komunikasi informal : papan pengumuman (bagaimana cara penduduk menerima

informasi).

g. Pendidikan

1) Status pendididkan (sekolah, tidak sekolah, belum sekolah)

2) Tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi)

3) Tipe atau macam sekolah (Negeri, Swasta, Sederajat)

4) Pendidikan yang tersedia didalam komunitas (SD, SMP, SMA, Perguruan

Tinggi)

5) Pendidikan diluar komunitas yang dapat di akses.

h. Rekreasi

1) Macam

2) Tempat

3) Pembayaran

4) Pengguna.

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

a. Klasifikasi / katagorisasi data

b. Perhitungan persentase cakupan mengggunakan Telly

c. Tabulasi data

d. Interprestasi data

Setelah dilakukan pengolahan data, kemudian data di analisis. Analisis

merupakan kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan

kemampuan kognitif sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat apakah itu masalah keperawatan ataupun masalah kesehatan yang di

hadapi oleh masyarakat. Dari hasil analisis data tersebut dibuatlah prioritas masalah.

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan dalam menentukan prioritas masalah

antara lain :

a. Metode Delphi : yaitu memprioritaskan masalah dengan cara diskusi masalah

diambil dari stratifikasi Puskesmas ( berupa Variabel atau sub-sub Variabel ).

b. Metode Del Beq ( dengan pembobotan ) : memprioritaskan masalah dengan cara

menentukan kriteria yaitu faktor-faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya

nilai permasalahan sehingga masalah yang satu dengan yang lainnya dapat

dibedakan.

c. Metode Hanlon :

1) Hanlon kuantitatif : memprioritaskan

masalah dengan cara menetapkan besarnya masalah, kegawatan masalah,

kemudahan dalam penanggulangan, PEARL Faktor ( propiety, economic,

acceptability, resources avaibility, legality ).

2) Hanlon kualitatif : prinsip dasar penetapan

prioritas masalah dengan cara membandingkan pentingnya masalah satu

dengan yang lainnya dangan cara macthing untuk tiap-tiap masalah. Untuk

keperluan macthing ini digunakan tiga kriteria yaitu : USG ( Urgency,

Seriousness, Growth ).

Dalam penetapan prioritas masalah ini kita menggunakan pendekatan

Hanlon kualitatif. Prinsip dasar penetapan prioritas masalah ini adalah

membandingkan pentingnya masalah satu dengan yang lainnya dengan cara

matching untuk tiap – tiap masalah : Untuk keperluan matching ini digunakan

tiga kriteria yaitu :

a) Urgency ( U ) mendesak yaitu apabila masalah tersebut mendesak dalam

aspek waktu perlu segera ditangani maka masalah tersebut merupakan

masalah prioritas.
b) Seriousnes ( S ) kegawatan yaitu apabila masalah tersebut gawat dapat

menyebabkan kematian fatalitas.

c) Growth ( G ) perkembangan dilihat dari prevalensi dan insidensi semakin

besar masalahnya semakin diprioritaskan

Langkah – langkah penetapan :

a. Buat matrik

b. Tulis semua masalah pada sumbu vertikal dan horizontal

c. Bandingkan match : masalah yang ada dan laksanakan penilaian dengan ketentuan

sebagai berikut

1) Jika masalah pada kolom kiri lebih penting dari atasnya diberi tanda (+) pada

kotaknya dan apabila kalah penting berikan tanda

(-) pada kotaknya.

2) Kerjakan hanya yang sebelah kanan dari garis diagonal.

3) Jumlah tanda (+) secara horizontal dan masukkan pada kotak total (+)

horizontal.

4) Jumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukkan ke dalam kotak tanda (-)

vertikal.

5) Pindahkan hasil penjumlahan pada kotak total (+) horizontal di bawah kotak

(-) vertikal, jumlahkan hasil vertikal dan horizontal dan masukkan pada kotak

total.

6) Nilai total tidak boleh sama.

7) Hasil penjumlahan pada kotak total pindahkan pada hasil rekapitulasi dengan

tiga kriteria (USG) yang mempunyai nilai tertinggi adalah urutan prioritas

masalah.

Contohnya adalah : ada tiga masalah

A= ISPA

B= GONDOK

C= DIARE
Penetapan Prioritas dengan Kriteria Urgensi (U)
( Mendesak )

Masalah A B C Horizontal
A + - 1
B - 0
C 0
Total vertikal 0 0 2
Total 1 0 0
horizontal
Total 1 0 2

Penetapan Prioritas dengan Kriteria Seriousness (S)


( Kegawatan )
Masalah A B C Horizontal
A + - 1
B - 0
C 0
Total vertikal 0 0 2
Total 1 0 0
horizontal
Total 1 0 2

Penetapan Prioritas dengan Kriteria Growth (G)


( Perkembangan )
Masalah A B C Horizontal
A + + 2
B - 0
C 0
Total vertikal 0 0 1
Total 2 0 0
horizontal

Rekap Hasil Prioritas Masalah ( USG )

Masalah U S G Total / Prioritas


A 1 1 2 4 II
B 0 0 0 0 III
C 2 2 1 5 I

Dari hasil rekapitulasi dapat diperoleh prioritas masalahnya yang utama Diare, kedua

ISPA, dan yang ketiga Gondok.


3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ditentukan setelah adanya prioritas masalah. Yang

dimaksud diagnosa keperawatan komunitas adalah : Respon masyarakat terhadap

masalah kesehatan (aktual / potensial) yang dapat diantisipasi perawat. Diagnosa

keperawatan menggambarkan masalah, respon, kondisi masyarakat, mengidentifikasi

faktor etiologi, karakteristik tanda dan gejala.

4. Intervensi

Langkah selanjutnya adalah perencanan yang diawali dengan prioritas masalah,

diagnosa keperawatan, perumusan tujuan jangka panjang, perumusan tujuan jangka

pendek, menetapkan rencana intervensi dan merumuskan rencana evaluasi.

Setelah memprioritaskan masalah dan menentukan diagnosa keperawatan,

langkah selanjutnya adalah merumuskan rencana keperawatan yang terdiri dari kegiatan

berikut ini :

a. Merumuskan Tujuan

Tujuan umum dari intervensi keperawatan adalah masyarakat dapat

memahami dan mengerti sehat dan sakit; meningkatnya kemampuan individu,

keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat untuk melaksanakan keperawatan

dasar dalam rangka mengatasi masalah kesehatan; tertanganinya keluarga rawan

yang memerlukan pembinaan dan pelayanan keperawatan; terlayaninya kelompok

khusus/panti yang memerlukan pembinaan dan pelayanan keperawatan;

terlayaninya kasus-kasus resiko tinggi yang memerlukan tindak lanjut dan

pelayanan keperawatan; terlayaninya kasus-kasus resiko tinggi yang memerlukan

pelayanan keperawatan di puskesmas dan di rumah; memandirikan masyarakat.

Tujuan dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka

pendek.
1) Tujuan jangka panjang adalah target akhir dari kegiatan atau hasil akhir yang

diharapkan dari rangkaian proses pemecahan suatu masalah keperawatan.

Biasanya berorientasi pada perilaku baik mencakup keterampilan, pengetahuan

dan sikap.

2) Tujuan jangka pendek adalah hasil yang diharapkan dari setiap akhir kegiatan

yang dilakukan pada waktu tertentu. Merupakan tujuan untuk mencapai tujuan

jangka panjang.

Pedoman menetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek :

1) Dirumuskan terfokus pada klien

2) Tujuan jangka pendek berorientasi pada penyelesaian satu diagnosa

keperawatan.

3) Tujuan jangka pendek disesuaikan dengan penjabaran tujuan jangka panjang

4) Tujuan jangka panjang terdiri dari indikator performance yang luas dan abstrak

5) Tujuan jangka pendek terdiri dari indikator performance yang spesifik

6) Mengembangkan tujuan didasarkan pada prinsip ilmiah dan praktek

b. Menetapkan rencana intervensi

1) Merencanakan

a) Apa yang akan dilakukan?

b) Kapan akan dilakukan?

c) Bagaimana akan melakukan?

d) Siapa yang akan melakukan?

e) Berapa banyak yang akan dilakukan?

2) Memperhatikan

a) Program atau organisasi yang ada di komunitas

b) Situasi di dalam komunitas

c) Sumber daya yang ada di masyarakat ( SDM, sumber

daya lingkungan)

d) Program lalu yang telah berlangsung


3) Menetapkan aktifitas untuk setiap tujuan

a) Merumuskan rencana evaluasi ke dalam kriteria dan

standar

b) Kriteria adalah tolak ukur dari kegiatan tertentu.

c) Standar adalah tingkat penampilan ( performance )

sesuai tolak ukur yang ada.

d) Dibuat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

5. Implementasi

Langkah implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan komunitas yang berfokus pada upaya : meningkatkan,

mempertahankan, ,memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan rehabilitasi dengan

strategi yang digunakan adalah :

a. Proses kelompok

Adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat dan masyarakat sejak awal

sampai akhir fase kegiatan (fase awal, fase kerja, dan fase akhir).

b. Health promotion

Adalah aktifitas individu dari komunitas untuk meningkatkan gaya hidup sehat.

Pendapat lain tentang health promotion adalah :aktifitas-aktifitas secara langsung

bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesehatan dan aktualisasi individu, keluarga

dan komunitas

c. Parthnership ( kerja sama )

Hal ini dilakukan oleh perawat bersama unsur lain yang terkait dan bermanfaat jika

perawat mampu :

1) Mengidentifikasi dan menjalin hubungan dengan klien,

2) Melakukan kolaborasi dengan pihak terkait ( pimpinan masyarakat daerah, dan

profesi lainya).

3) Memfasilitasi perluasan informasi dan menyatukan sumber-sumber yang ada di

masyarakat untuk pembangunan kesehatan.


4) Menjadi advokat bagi klien (masyarakat)

6. Evaluasi

Kegiatan evaluasi adalah membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan

dengan tujuan yang telah ditetapkan, menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari

tahap pengkajian sampai dangan pelaksanaan, hasil penilaian keperawatan digunakan

sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. Evaluasi

dilakukan :

a. Untuk mengukur keberhasilan

b. Selama evaluasi mahasiswa mengumpulkan data dan menganalisa data

c. Dilakukan bersama-sama masyarakat

d. Merupakan respon masyarakat terhadap program kesehatan

Apa yang dievaluasi :

a. Relevansi program dengan kebutuhan masyarakat

b. Rencana yang dibuat

c. Efisiensi biaya

d. Efektifitas program

e. Dampak aktifitas program untuk jangka panjang

Jenis-jenis evaluasi :

a. Evaluasi formatif yaitu menilai aktifitas jangka panjang dan Sifatnya

sesaat

b. Evaluasi sumatif yaitu menilai aktifitas jangka panjang dan dilakukan di

akhir program
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN
1. Data Inti Komunitas
a) Demografi
- Banjar/Desa : Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung
- Jumlah KK : 34 KK
- Jumlah Penduduk : 320 jiwa
- Jumlah Balita ( 0-5 th) : 12 jiwa
- Jumlah anak- anak (6-12 th) : 34 jiwa
- Jumlah remaja (13-19) : 26 jiwa
- Jumlah Ibu Hamil : 1 jiwa
- Jumlah Ibu Menyusui : 5 jiwa
- Jumlah Pra lansia dan Lansia : 98 jiwa

b) Batas Wilayah
- Utara : Perumahan Beiji Permai
- Timur : Tukad Yeh Poh
- Selatan : Subak Saih
- Barat : Banjar Gede

2. Data berdasarkan hasil kuesioner yang sudah di isi sebagai berikut :


A. STRUKTUR KELUARGA
1. Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung
Gambar 1.1 Proporsi Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan
Abianbase Mengwi Badung

Intepretasi
Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa dari 320 jiwa penduduk di Banjar
Dangin Yeh, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 148 jiwa (46%)
dan penduduk perempuan berjumlah 172 jiwa (54%). Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada penduduk laki - laki.

2. Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan


Abianbase Mengwi Badung

Gambar 1.2 Proporsi Penduduk Berdasarkan Umur Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung
Interpretasi:
Berdasarkan gambar 1.2 dapat dilihat bahwa proporsi penduduk tertinggi di Banjar
Dangin Yeh adalah antara umur 20 - 45 tahun yaitu sebanyak 150 jiwa (46,8%)
yang merupakan usia dewasa.

3. Proporsi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Banjar Dangin Yeh


Kelurahan Abianbase Mengwi Badung
Gambar 1.3 Proporsi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan
Abianbase Mengwi Badung
Interpretasi:
Berdasarkan gambar 1.3 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan di Banjar Dangin Yeh adalah SMA yaitu sebesar 205
jiwa (64%).

4. Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Di Banjar Dangin Yeh


Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Gambar 1.4 Proporsi penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan
Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi
Berdasarkan gambar 1.4 dapat dilihat jenis pekerjaan dari 320 jiwa di Banjar
Dangin Yeh tertinggi adalah pelajar yaitu 111 jiwa (34,7%).

B. KEPENDUDUKAN DAN PENGHASILAN


1. Status Kependudukan Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung

Status Kependudukan

21%

79%

Penduduk tetap Penduduk tidak tetap


Gambar 2.1 Status Kependudukan Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung
Interpretasi :
Berdasarkan gambar 2.1 dapat dilihat dari 74 KK di Banjar Dangin Yeh, 253
jiwa (79%) merupakan penduduk tetap dan 67 jiwa (21%) merupakan penduduk
tidak tetap / pendatang.

2. Penghasilan Keluarga Perbulan

Penghasilan Keluarga

35%
55%

Tetap Tidak tetap

Gambar 2.2 Penghasilan Keluarga Perbulan Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung
Interpretasi :
Berdasarkan gambar 2.2 dapat dilihat dari 74 KK di Banjar Dangin Yeh 44 KK
(55%) berpenghasilan tetap dan 26 KK (35%) berpenghasilan tidak tetap.

3. Rata – Rata Pengeluaran Tiap Bulan

Gambar 2.3 Rata – rata Pengeluaran Perbulan Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 2.3 dapat dilihat dari 74 KK di Banjar Dangin Yeh, 50%
berpenghasilan sekitar 500.000-1.000.000 yaitu sebesar 37 KK.

C. PASANGAN USIA SUBUR


1. Usia PUS

Gambar 3.1 Usia PUS (Pasangan Usia Subur) Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pasangan usia subur tertinggi
adalah usia 41-45 tahun yaitu sebesar 25,6%.

2. Yang Menggunakan Alat Kontrasepsi

Gambar 3.2 PUS (Pasangan Usia Subur) Yang Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Banjar
Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 3.2 dapat dilihat bahwa pasangan usia subur yang
menggunakan alat kontrasepsi cukup tinggi yaitu sebesar 66 % (49 KK) dari 74
KK.

3. Jenis Alat Kontrasepsi


Gambar 3.3 Jenis Alat Kontrasepsi yang digunakan PUS (Pasangan Usia Subur) Di Banjar
Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 3.3 dapat dilihat bahwa Jenis Alat Kontrasepsi yang digunakan
PUS (Pasangan Usia Subur) terbanyak adalah jenis IUD yaitu sebesar 40,8 % (20
KK).

D. IBU HAMIL
1. Usia Kehamilan Ibu

Gambar 4.1 Usia Kehamilan Ibu Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa ibu hamil di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung ada 1 orang dengan usia kehamilan 1-3
bulan.

2. Memeriksakan Kehamilan
Gambar 4.2 Ibu Hamil yang memeriksakan kehamilannya Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan
Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa ibu hamil di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung memeriksakan kehamilannya.

E. Tidak ada Ibu Nifas Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung

F. IBU MENYUSUI
Terdapat 5 ibu yang sedang menyusui di Banjar Dangin Yeh Kelurahan
Abianbase Mengwi Badung
1. Mendapatkan Informasi Tentang ASI

Gambar 5.1 Ibu Menyusui yang mendapatkan informasi tentang ASI Di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa Ibu Menyusui yang mendapatkan
informasi tentang ASI di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung sebesar 100 %.

2. Jenis Informasi Yang Didapat


Gambar 5.2 Jenis Informasi yang didapatkankan oleh Ibu Menyusui Di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa Jenis Informasi yang
didapatkankan oleh Ibu Menyusui Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung yaitu perawatan payudara, manfaat ASI dan Tehnik menyusui.

3. Batas Usia Anak Diberikan ASI

Gambar 5.3 Batas Usia Anak diberikan ASI Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 5.3 batas usia anak diberikan ASI di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung paling banyak sampai usia 6 bulan yaitu
sebesar 60 %.

G. BALITA DALAM KELUARGA


Jumlah Balita Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung
sebanyak 12 balita
Gambar 6.1 Status Gizi Balita Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 6.1 Status Gizi Balita di Banjar Dangin Yeh Kelurahan
Abianbase Mengwi Badung semua Normal berdasarkan KMS

H. ANAK PRASEKOLAH DAN USIA SEKOLAH


1. Kondisi Gigi Anak

Gambar 7.1 Kondisi Gigi Anak Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 7.1 KOndisi Gigi Anak di Banjar Dangin Yeh Kelurahan
Abianbase Mengwi Badung dengan kondisi sedang sariawan sebanyak 20 anak.

2. Kebiasaan Mencuci tangan

Gambar 7.2 Kebiasaan Anak Mencuci Tangan Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung
Interpretasi :
Berdasarkan gambar 7.2 Kebiasaan Anak Mencuci Tangan di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung sebesar 94 %.

I. ANAK REMAJA
1. Kegiatan Waktu Luang

Gambar 8.1 Kegiatan Waktu Luang Remaja Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 8.1 Kegiatan Waktu Luang Remaja di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung sebesar 41% remaja mengisi waktu luangnya
dengan teman/ bermain.

2. Yang Dilakukan Remaja Bila Sedang Marah

Gambar 8.2 Tindakan Remaja Jika Ada Masalah Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 8.2 Tindakan Remaja Jika Ada Masalah di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung sebesar 42 % remaja bertindak marah, 41%
remaja memilih kabur dan 17 % remaja memilih diam.

J. USIA DEWASA
1. Kegiatan yang dilakukan usia dewasa setelah usai sekolah
Gambar 9.1 Kegiatan usia Dewasa Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi :
Berdasarkan gambar 9.1 Kegiatan Usia Dewasa usai Sekolah di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung sebesar 56 memilih menikah sambil bekerja.

K. LANSIA
1. Proporsi Penduduk Lansia Berdasarkan Masalah Kesehatan Di Banjar
Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Gambar 10.1 Proporsi Penduduk Lansia berdasarkan Masalah Kesehatan Di Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Interpretasi
Berdasarkan gambar 10.1 dapat dilihat bahwa Masalah Kesehatan tertinggi pada
lansia adalah Hipertensi yaitu sebanyak 60 jiwa dari total 98 jiwa.

2. Proporsi Penduduk Lansia Berdasarkan Kebiasaan Mengontrol Hipertensi


Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung
Gambar 10.2 Proporsi Penduduk Lansia berdasarkan Kebiasaan Mengontrol Hipertensi Di Banjar
Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung.

Interpretasi
Berdasarkan gambar 10.2 dapat dilihat bahwa Kebiasaan Mengontrol Hipertensi
dari 60 jiwa yaitu yang terkontrol 10 jiwa (16,7%), yang tidak terkontrol 30 jiwa
(50%) dan yang tidak mengetahui dirinya hipertensi yaitu 20 jiwa (33%).

L. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

Gangguan Jiwa
Ya, 1
Tidak,
319

Gambar 11.1 Penduduk yang gangguan Jiwa Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung

Interpretasi
Berdasarkan gambar 11.1 Jumlah penduduk yang mengalami gangguan jiwa ada 1
orang. Gangguan jiwa yang diderita adalah HDR, awalnya normal namun oleh
karena gagal dalam membina rumah tangga, bercerai dan menutup diri.

M. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PRILAKU KELUARGA


1. Sumber dan Tempat Pemandian

PAM
3%
Lain-lain
0% Sungai
Sumur 0%
97%

Gambar 12.1 Sumber dan Tempat Pemandian Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung

Interpretasi
Berdasarkan gambar 12.1 Sumber dan Tempat Pemandia Di Banjar Dangin Yeh
yaitu 97 % penduduk menggunakan sumur.

2. Saluran Pembuangan Air Limbah

Mengalir
0%
Tergenang
Tidak ada
100%
Lain-lain

Gambar 12.2 Saluran Pembuangan Air Limbah Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung
Interpretasi
Berdasarkan gambar 12.2 Saluran Pembuangan Air Limbah Di Banjar Dangin Yeh
yaitu 100 % mengalir sehingga tidak ada air yang tergenang.

3. Kondisi Lantai WC

19%
Licin

81% Tidak licin

Gambar 12.2 Kondisi Lantai WC Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung
Interpretasi
Berdasarkan gambar 12.2 Kondisi Lantai WC Di Banjar Dangin Yeh yaitu 81 %
penduduk lantai tidak licin.

N. PENYAKIT MATA
1. Keluarga yang mengalami sakit mata

Gambar 13.1 yang mengalami sakit mata Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
Badung
Interpretasi
Berdasarkan gambar 13.1 keluarga yang mengalami sakit mata Di Banjar Dangin
Yeh yaitu sebesar 9 % saja.

2. Jenis sakit mata yang diderita

Gambar 13.2 jenis Sakit Mata Yang Diderita Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung
Interpretasi
Berdasarkan gambar 13.2 Jenis Sakit Mata yang diderita Di Banjar Dangin Yeh
yaitu 24 orang mengalami rabun senja.

A. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
No. Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan
1. Dari hasil wawancara  Permasalahan yang sering dikeluhkan Ketidak efektifan
menunjukan sebagian besar : saat pengkajian 60 jiwa menderita pemeliharaan
warga lansia menderita hipertensi, dimana ada yang yang kesehatan pada
Hipertensi dimana warga yang kelompok lansia Di
menderita hipertensi tapi tidak
menderita hipertensi Banjar Dangin Yeh
mengatakan sering lupa terkontrol sebanyak 30 jiwa (50%) Kelurahan Abianbase
minum obat sehingga dan ada yang tidak menyadari Mengwi Badung
hipertensi nya tidak terkontrol
memiliki penyakit hipertensi serta
berobat hanya ketika bergejala saja
Sebagian warga mengatakan sebanyak 20 jiwa (33%)
tidak mengetahui dirinya
 yang rutin berobat 10 jiwa (16,7%)
menderita hipertensi

Beberapa warga mengatakan


mengetahui dirinya hipertensi
dan rutin minum obat

2  Potensial
1. Beberapa Pasangan Usia 1. Dari hasil survey dengan peningkatan status
Subur mengatakan tidak menggunakan kuesioner ditemukan 25 kesehatan PUS di Di
berani memakai alat orang dengan persentase 33,8 % tidak Banjar Dangin Yeh
kontrasepsi dikarenakan menggunakan kontrasepsi. Kelurahan Abianbase
takut dengan efek samping, Mengwi Badung
rasa tidak nyaman dan
sedang dalam program
kehamilan.

2.    Penapisan Masalah

Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Jumlah
A B C D E F G H I J K L

1 Ketidak efektifan 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46
pemeliharaan kesehatan
pada kelompok lansia di Di
Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung

2 Potensial peningkatan 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
status kesehatan PUS di Di
Banjar Dangin Yeh
Kelurahan Abianbase
Mengwi Badung

Keterangan kriteria :
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
B. Resiko terjadi
C. Resiko parah
D. Potensi untuk pendidikan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan program
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
J. Tersedianya dana
K. Tersedianya fasilitas
L. Tersedianya sumber daya

Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

3.  Prioritas Masalah

No
Diagnosa Keperawatan Jumlah
Prioritas

1 Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan pada kelompok


lansia di Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi
46
Badung

2 Potensial peningkatan status kesehatan PUS di Di Banjar


Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung
44
Planning Of Action (POA)

No Masalah Rencana Kegiatan Waktu Tempat Penanggung Jawab

Banjar Mahasiswa

1 Ketidak efektifan 1. Mengubah pola hidup lansia Sabtu, 30 Oktober 2021 Banjar Dangin Yeh Kepala 1. Komang Dewi Januriliani
pemeliharaan dengan memberikan Pukul 16.00 wita – Kelurahan Abianbase Lingkungan 2. Luh Ketut Darmayanti
kesehatan pada penyuluhan kesehatan selesai Mengwi Badung
3. Ni Nyoman Tri Susanthi
kelompok lansia Di terutama tentang bahaya
4. Ni Made Resiani
Banjar Dangin Yeh dan tanda gejala penyakit
Kelurahan Abianbase hipertensi 5. Ni Wayan Rusmilawati
Mengwi Badung 6. Dewa Gede Agung Yoga
2. Melakukan pemeriksaan Sabtu, 30 Oktober 2021 Erlangga
kesehatan pada kelompok Pukul 16.00 wita – 7. Made Sukarini
lansia. selesai 8. Ni Made Eva Nuastrini
9. Ni Made Dwi Purnama
3. Melakukan pemeriksaan Sari
Kamis, 04 November
mata dan pemberian kaca 2021 10. Ni Kadek Handayani
mata gratis Pukul 09.00 wita – Rasmana
15.00 wita 11. I Gede Hapdy Sukedana
Kurniawan
12. Yasinta Indah
Sulistyaningrum
LAPORAN HASIL MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

A. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)

Musyawarah masyarakat desa (MMD) bertujuan untuk mengidentifikasi

masalah-masalah kesehatan yang ada, masyarakat memahami dan menyadari masalah

kesehatan yang ada di lingkungannya, masyarakat bersama mahasiswa dapat

merumuskan dan menyusun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

1. Struktur

Panitia MMD berasal dari mahasiswa praktik profesi Ners STIKES Bina

Usada Bali sebanyak 12 orang. MMD dilakukan secara tatap muka langsung

dengan Perangkat Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung.

2. Proses

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) diadakan pada hari Kamis, 28

Oktober 2021 yang dimulai pada pukul 16.00 WITA. Secara keseluruhan acara

berlangsung baik, dimulai dengan pembukaan oleh Moderator dan berdoa

bersama. Moderator kemudian melanjutkan kegiatan dengan menyerahkan kepada

tim penyaji untuk menyampaikan data dan masalah yang ditemukan selama

pengkajian dilakukan. Penyajian berlangsung selama 30 menit. Dalam penyajian

tersebut dipaparkan masalah keperawatan, yaitu:

- Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan pada kelompok lansia di Banjar

Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

- Potensial peningkatan status kesehatan PUS di di Banjar Dangin Yeh

Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Dari hasil diskusi tersebut, maka didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:

- Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan pada kelompok lansia di Banjar

Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung

Setelah dilakukan musyawarah tentang prioritas masalah, selanjutnya

diadakan kesepakatan antara panitia dan Perangkat Banjar Dangin Yeh Kelurahan
Abianbase Mengwi Badung untuk menentukan jadwal kegiatan Planing Of

Action (POA). Adapun jadwal kegiatan yang telah disepakati, yaitu:

- Sabtu, 30 Oktober 2021 pukul 16.00 wita – selesai, diadakan penyuluhan

kesehatan terutama tentang bahaya dan tanda gejala penyakit hipertensi,

melakukan pemeriksaan kesehatan pada kelompok lansia bertempat di Banjar

Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung.

- Kamis, 04 November 2021 pukul 09.00 wita – 15.00 wita melakukan

pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis.


BAB IV

PEMBAHASAN

Implementasi keperawatan dilakukan setelah menentukan rencana keperawatan

dari hasil pengkajian yang di laksanakan tanggal 20 sampai 23 Oktober 2021. Dari hasil

pengkajian dan analisa data, ditemukan 2 masalah kesehatan dan disusun 1 rencana

keperawatan yaitu masalah yang menjadi prioritas yaitu Ketidak efektifan Pemeliharaan

Kesehatan Pada Kelompok Lansia Di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi

Badung.

Berdasarkan masalah tersebut pada BAB ini diuraikan seluruh kegiatan

pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Profesi Ners

STIKES Bina Usada Bali pada tanggal 30 Oktober – 04 November 2021. Kegiatan-

kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan pemaparan masalah yang dibahas pada BAB

sebelumnya dan telah disepakati bersama pihak-pihak yang terlibat. Adapun kegiatan-

kegiatan yang terlaksana berdasarkan diagnosa adalah sebagai berikut:

A. Ketidak-efektifan Pemeliharaan Kesehatan Pada Kelompok Lansia

Diagnosa ini berkaitan dengan Kesehatan Lansia. Terdapat 3 kegiatan yang

dilakukan terkait dengan diagnosa Ketidak-efektifan Pemeliharaan Kesehatan pada

Kelompok Lansia yaitu 1) Penyuluhan Kesehatan terkait hipertensi, 2) Pemeriksaan

Kesehatan dan 3) Pemeriksaan Mata dan pembagian kaca mata. Hasil tiap kegiatan

akan di uraikan sebagai berikut:

1. Penyuluhan Kesehatan Tentang Hipertensi


a. Deskripsi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada

populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg

dan tekanan diastolik 90 mmHg.


Survei penyakit jantung yang dilaksanakan Boedhi Darmojo,

menemukan prevalensi hipertensi tanpa atau dengan tanda penyakit jantung

hipertensi sebesar 33,3% ( 81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke atas ). Dari

hasil studi kasus, didapatkan 68,4% termasuk hipertensi ringan ( diastolik 95 –

104 mmHg), 28,1% hipertensi sedang ( diastolik 105 – 129 mmHg ) dan

hanya 3,5% dengan hipertensi berat ( diastolik sama atau lebih besar dengan

130 mmHg ).

Faktor penyebab yang mendukung terjadinya hipertensi antara lain;

Keturunan, Gaya hidup yang tidak sehat, seperti; Diit yang tidak sehat (kurang

buah dan sayuran, tinggi lemak jenuh, tinggi kolesterol,tinggi garam dan

gula), Kurang aktivitas fisik/olahraga, Kegemukan / Obesitas, Alkohol, Stress

dan Merokok.

Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak

merasa sakit. Pada umumnya seperti; sakit kepala, kelelahan, mual dan

muntah,sesak nafas, pandangan menjadi kabur, mata berkunang –kunang,

mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur serta rasa berat ditengkuk.

Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) yang

dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2021 telah dirumuskan ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan pada kelompok lansia. Oleh karena itu, perlu

diadakan penyuluhan kesehatan terutama tentang hipertensi untuk mengubah

pola hidup lansia dan meningkatkan pengetahuan lansia dalam kesehatanya di

Banjar Dangin Yeh.

b. Persiapan

Setelah kegiatan disetujui oleh perangkat desa, adapun hal-hal yang

disiapkan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:

1) Satuan Acara Penyuluhan kegiatan yang disiapkan oleh koordinator

kegiatan.

2) Kontrak waktu dan tempat kepada kepala lingkungan Banjar Dangin Yeh.
3) Alat dan bahan untuk penyuluhan kesehatan seperti media leaflet dan

video penyuluhan tentang hipertensi.

c. Pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan di seluruh banjar Dangin Yeh

pada tanggal 28 Oktober 2021 pukul 16.00 wita – selesai.

d. Evaluasi

1) Struktur

a) Teknis pelaksanaan penyuluhan sudah ditentukan sebelum penyuluhan

kesehatan dilakukan.

b) Alat dan bahan untuk penyuluhan kesehatan seperti media leaflet dan

video penyuluhan sudah disiapkan.

2) Proses

a) Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir

b) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

c) Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan.

d) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara

benar.

e) Suasana penyuluhan berlangsung tertib

3) Hasil

a) Lansia terlihat antusias saat diberikan penyuluhan hipertensi

b) Lansia yang terlibat yaitu warga Banjar Dangin yeh

c) Peserta penyuluhan dihadiri oleh 59 peserta, 60% dari total jumlah

lansia.

e. Hambatan

Tidak ada hambatan yang ditemui saat kegiatan penyuluhan kesehatan.


2. Pemeriksaan Kesehatan
a. Deskripsi

Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap masyarakat tanpa

memandang status sosial dan ekonomi dari masyarakat itu sendiri. Namun

dalam praktiknya, masih terdapat banyak kendala dalam pelaksanaan

kesehatan. Salah satu kendalanya berupa belum terjangkaunya pemberian

pelayanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.

Keterbatasan dalam mengakses informasi terkait isu-isu kesehatan menjadi

faktor pendukung belum terlaksananya pelayanan kesehatan yang optimal.

Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran kami untuk bertindak lebih cepat

dalam mengimplementasikan ilmu yang telah kami dapatkan, sehingga dapat

terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal.

Tingkat pelayanan kesehatan umumnya masyarakat masih jauh dari

kata puas terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dari segi ekonomi.

Oleh karena itu, sebagai perwujudan nyata keperdulian kami sebagai

mahasiswa STIKES Bina Usada Bali dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, kami akan menyelenggarakan kegiatan “Pemeriksaan

Kesehatan Gratis di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi

Badung”.

b. Persiapan

Setelah kegiatan disetujui oleh perangkat desa, adapun hal-hal yang

disiapkan dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan ini adalah:

1) Kontrak waktu dan tempat kepada Kepala Lingkungan Banjar Dangin Yeh.

2) Alat dan bahan untuk pemeriksaan kesehatan seperti alat tensian, alat cek

gula darah, obat – obatan yang diperlukan.

3) Bekerjasama dengan dokter yang sudah memiliki SIP untuk membantu

melakukan pemeriksaan pasien dan meresepkan obat.

c. Pelaksanaan
Kegiatan pemeriksaan kesehatan dilakukan di Banjar Dangin Yeh pada

tanggal 30 Oktober 2021 mulai pk 16.00 wita – selesai.

d. Evaluasi

1) Struktur

a) Teknis pelaksanaan pemeriksaan sudah ditentukan sebelum pemeriksaan

kesehatan dilakukan.

b) Alat dan bahan untuk pemeriksaan kesehatan seperti alat tensian, alat

cek gula darah dan obat - obatan sudah disiapkan

2) Proses

a) Peserta mengikuti pemeriksaan kesehatan dari awal sampai akhir.

b) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

c) Warga menyampaikan keluhan dengan sangat antusias

d) Suasana pemeriksaan kesehatan tertib.

e) Semua peserta yang berkunjung kooperatif

3) Hasil

Saat Kegiatan Pemeriksaan kesehatan dilakukan :

a) Masyarakat tampak antusias terhadap kegiatan pemeriksaan kesehatan.

b) Warga yang hadir saat pemeriksaan kesehatan adalah 59 orang, yaitu 60

% dari jumlah lansia. Dari 59 warga yang dilakukan pemeriksaan

tekanan darah di Banjar Dangin Yeh didapatkan 21 orang (35,6%)

memiliki tekanan darah normal, 36 orang (61 %) memiliki tekanan

darah tinggi dan 2 orang (3,4%) memiliki tekanan darah rendah.

c) 59 orang yang dilakukan pemeriksaan cek gula darah di Banjar Dangin

Yeh didapatkan 52 orang (88%) memiliki nilai gula darah normal dan 7

orang (12%) memiliki nilai gula darah tinggi.

e. Hambatan

Tidak ada hambatan yang ditemukan saat diadakannya kegiatan

pemeriksaan kesehatan di Banjar Dangin Yeh.


3. Pemeriksaan Mata /Skrining Mata

a. Deskripsi

Penurunan penglihatan pada lanjut usia umumnya adalah penglihatan

yang menurun akibat kelainan atau gangguan pada mata. Timbulnya gangguan

penglihatan di kemudian dapat mengubah kebiasaan hidup yang memiliki

berbagai konsekuensi. Misalnya, orang tua dengan gangguan penglihatan

lebih membatasi intensitas bergabung dengan rekan-rekan mereka,

Menyebabkan interaksi sosial berkurang (Renaud & Bédard, 2013).

Penurunan penglihatan merupakan keluhan yang besar bagi lanjut usia,

sebab persepsi terhadap lingkungan berhubungan dengan rasa aman.

Ketidakmampuan dalam menanggapi isyarat fungsi penglihatan inilah yang

menyebabkan kesalahan dalam menangkap respon sensorik yang akan

mengakibatkan kesulitan dalam memahami lingkungan geografis, bahaya, dan

rangsang bergerak. Berkaitan juga status fungsional seseorang untuk menilai

kapasitas kemampuan yang masih dirasakan oleh individu itu sendiri sebagai

contohnya melakukan kegiatan tertentu seperti membaca, berpakaian, atau

berjalan, dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat dan

beranggapan bahwa dirinya masih memiliki peran di kehidupan sosialnya.

Berdasarkan uraian di atas, kami dari mahasiswa STIKES Bina Usada

Bali dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Banjar

Dangin Yeh terutama masalah kesehatan mata, bekerja sama dengan John

Fawcett Foundation (JFF) untuk menyelenggarakan kegiatan “Pemeriksaan

Mata / Skrining Mata Gratis di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase

Mengwi Badung”.
b. Persiapan

Setelah kegiatan disetujui oleh perangkat desa, adapun hal-hal yang

disiapkan dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan ini adalah:

1) Kontrak waktu dan tempat kepada Kepala Lingkungan Banjar Dangin

Yeh.

2) Alat dan bahan untuk pemeriksaan skrining mata yang sudah disiapkan

oleh pihak JFF.

3) Bekerjasama dengan pihak JFF dalam proses skrining mata sesuai dengan

waktu yang sudah disepakati sebelumnya.

c. Pelaksanaan

Kegiatan pemeriksaan mata / skrining mata dilakukan di Banjar Dangin

Yeh pada tanggal 04 November 2021 pukul 09.00 – 12.00 wita.

d. Evaluasi

1) Struktur

a) Teknis pelaksanaan pemeriksaan mata/ skrining mata sudah ditentukan

sebelum pemeriksaan kesehatan dilakukan.

b) Alat dan bahan untuk pemeriksaan mata / skrining mata sudah

disiapkan oleh pihak JFF.

2) Proses

a) Peserta mengikuti pemeriksaan mata / skrining mata dari awal sampai

akhir.

b) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

c) Suasana pemeriksaan kesehatan tertib.

d) Semua peserta yang berkunjung kooperatif

3) Hasil

Saat Kegiatan Pemeriksaan kesehatan dilakukan :

a) Masyarakat tampak antusias untuk melakukan skrining mata.


b) Warga yang melakukan skrining mata sebanyak 66 orang, dimana

ditemukan 5 orang warga yang mengalami katarak, 53 warga yang

mendapatkan kacamata secara gratis dan 42 warga yang memperoleh

obat tetes mata.


e. Hambatan

Tidak ada hambatan yang ditemukan saat diadakannya kegiatan pemeriksaan

mata / skrining mata di Banjar Dangin Yeh.


BAB V

PENUTUP

B. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan praktek lapangan untuk asuhan keperawatan pada komunitas

yang dilaksanakan oleh mahasiswa-mahasiswi Program Profesi Ners STIKES Bina

Usada Bali melalui kegiatan pengkajian dengan melakukan survey kesehatan

masyarakat di Banjar Dangin Yeh, Kelurahan Abianbase Mengwi Badung. Adapun

agregat yang kami kaji yaitu pada Balita, Usia prasekolah dan sekolah, Remaja,

Dewasa, Ibu Hamil, Menyusui, Pasangan Usia Subur, Lansia, Kesehatan Lingkungan

dan Prilaku Keluarga. Dalam melakukan pengkajian tidak ada kendala yang kami

temukan. Semua warga tampak antusias menerima kedatangan mahasiswa dan

tampak kooperatif saat dilakukan pengkajian.

Adapun masalah kesehatan yang didapat berdasarkan pengkajian dan disusun

rencana kegiatan berdasarkan prioritas masalah yaitu Ketidakefektifan pemeliharaan

Kesehatan pada kelompok lansia di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase

Mengwi Badung. Kemudian kami dari mahasiswa mengadakan kegiatan Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) dengan pihak banjar dengan tujuan mengenali dan

menyadari adanya masalah kesehatan di wilayah Banjar Dangin Yeh yang perlu

ditindak lanjuti baik bersama-sama dengan mahasiswa maupun secara mandiri

apabila mahasiswa tidak ada lagi di masyarakat, dimana rencana telah disusun oleh

mahasiswa untuk dapat disetujui pelaksanaannya oleh pihak banjar.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dilaksanakan berbagai

kegiatan baik melalui peningkatan pengetahuan tentang kesehatan terutama

hipertensi, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan mata/ skrining mata.

Implementasi kegiatan dilaksanakan di Banjar Dangin Yeh Kelurahan

Abianbase Mengwi Badung, berdasarkan permasalahan yang ditemukan dan

disepakati saat MMD. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Penyuluhan Kesehatan yaitu tentang Hipertensi

2. Pemeriksaan Kesehatan Gratis dan Pengobatan

3. Pemeriksaan Mata/ skrining mata yang bekerjasama dengan pihak John Fawcett

Foundation (JFF).

Hasil evaluasi dari implementasi adalah masyarakat dapat lebih mengerti

tentang masalah kesehatan yang dihadapi dan cara pencegahannya. Hasil yang

tercapai ditunjang oleh masyarakat yang memang mengharapkan perubahan

khususnya dalam bidang kesehatan serta dukungan dari aparat masyarakat di wilayah

tersebut. Sebagian besar kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan rencana kegiatan

yang telah dibuat sebelumnya dan terlaksana dengan baik dan maksimal, hal ini

dibuktikan dengan antusiasme dan peran serta masyarakat yang cukup aktif dalam

setiap kegiatan yang telah direncanakan.

C. Saran

1. Bagi masyarakat di Banjar Dangin Yeh Kelurahan Abianbase Mengwi Badung,

diharapkan meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam usaha

meningkatkan standar kesehatan masyarakat di Banjar Dangin Yeh dan dapat

menerapkan perilaku sehat secara mandiri seperti yang telah disampaikan dalam

penyuluhan dan pemriksaan kesehatan oleh mahasiswa Program Profesi Ners

STIKES Bina Usada Bali.

2. Bagi kader dan tokoh masyarakat diharapkan lebih meningkatkan partisipasi aktif

dalam memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang

ada di Banjar Dangin Yeh

3. Bagi Puskesmas, dengan adanya hasil dari praktek komunitas ini diharapkan

puskesmas sebagai sentral terdepan pelayanan kesehatan bagi warga terus aktif

dalam menggerakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif

sehingga kesehatan warga di Banjar Dangin Yeh akan terus meningkat.


4. Bagi Mahasiswa dan program kesehatan lain yang mungkin akan praktek lagi di

Banjar Dangin Yeh, diharapkan terus memantau dan mengevaluasi seberapa jauh

program yang sekarang sudah dijalankan berhasil diterapkan oleh masyarakat.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai