Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BIOKIMIA DASAR

SEMESTER I

Kelompok : 4

Kelas: 1B

Nama anggota kelompok:


1. Intan Hafidha Rahmanita
NIM : 151911913157
2. Marissa Widyamulya
NIM : 151911913198
3. Adibah Mahiroh Agustinah
NIM : 151911913200
4. Sa’adatul Dinda Ula Alhidayati
NIM : 151911913205

DOSEN :
Dr. Lestari Sudaryanti, dr., M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI UNAIR
KAMPUS D3 Keperawatan Gresik
2019/2020
PRAKTIKUM KE 4
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BIOKIMIA DASAR
SISTEM PENCERNAAN

KELOMPOK : 4
NAMA ANGGOTA:
1. Intan Hafidha Rahmanita (22)
2. Marissa Widyamulya (53)
3. Adibah Mahiroh Agustinah (55)
4. Sa’adatul Dinda Ula Alhidayati (59)

ANATOMI DAN FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

NO Nama Organ Fungsi dalam system


dalam system

Saluran Cerna

1. Mulut 1. Tempat masuknya makanan pertama kali


2. Mengunyah makanan, pemecahan partikel besar menjadi
partikel kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan
tersedak.
3. berperan proses mekanisme pencernaan di mulut dengan
menggerakkan makanan ke sgalah arah.

2. Faring Menelan makanan. Menelan merupakan mekanisme kompleks


faring melakukan gerakan mendorong makanan masuk ke dalam
esofagus.
3. Esofagus 1. Memberikan pelumas untuk pergerakan makanan
melalui esfogas
2. Mencegah isi lambung naik lagi keatas esofagus
4. Usus Halus 1. Sebagai penghasil gerakan peristaltis, penyekresi getah
usus, pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak secara
kimia didalam entrositvili,
2. Perlindungan terhadap infeksi oleh mikroba yang telah
bertahan dari kerja antimikroba asam hidroklorida
3. Melalui folikel limfe tunggal dan folikel limfe agregat
4. Sekresi hormon kolesistokinin (CCK) dan sekretin serta
absorbs nutrien.
5. Lambung 1. Penyimpanan sementara yang memberikan waktu bagi
enzim pencernaan dan pepsin bekerja.
2. Pencernaan kimia-pepsin mengubah protein menjadi
polipeptida
3. Penghancuran secara mekanik-tiga otot polos yang
melapisi lambung memugkinkan lambung bekerja
sebagai pengaduk, yaitu getah lambung bercampur
dengan isi lambung diubah menjadi kime. Motilitas dan
sekresi ditingkatkan oleh stimulasi saraf parasimpatik.
4. Absorbsindari air, alcohol, dan sebagian obat larut-
lemak yang terbatas.
5. Pertahanan non-spesifik terhadap mikroba- oleh asam
hidroklorida didalam getah lambung. Muntah dapat
terjadi sebagai respon terhadap ingesti iritan lambung,
missal mikroba atau zat kimia.
6. Preparat zat besi untuk absorbs lebuh lanjut di saluran
cerna-lingkungan asam lambung dapat melarutkan
garam besi, yang diperlukan sebelum zat besi diabsorbsi
7. Produksi dan sekresi factor intinsik yang diperlukan
untuk absorbs vitamin b di ileum terminal
8. Mengatur jalannya isi lambung menuju duodenum.
9. Sekresi hormon gastrin
6. Usus Besar 1. Menyerap air dan elektrolit, untuk kemudian sisa masa
membentuk masa yang semisoid taua lemben yang
disebut feses
2. Menyimpan bahan feses sampai saat defekasi. Feses ini
merupakan sisa makanan, serat –serat selulosa sel-sel
epitel bakteri, bahan sisa sekresi (lambung, kelenjar
intestine, hati, pamkreas), magnesium fosfat dan Fe.
3. Tempat tinggal bakteri coli, sebagian dari kolon
berhubungan dengan fungsi pencernaan dan sebagian
lagi berhubungan dengan penyimpanan.

7. Rektum 1. Sebagai defekasi.

8. Anus 1. Tempat keluarnya sisa metabolisme berupa feses

Kelenjar Aksesori

1. Kelenjar Ludah 1. Melumasi partikel sebelum ditelan


2. Mencerna lemak dan enzim ptyalin untuk mencerna
tepung
2. Pankreas 1. Mengasilkan getah pancreas yang mengfandung enzim
yang memecah karbohidrat, proten, dan lemak.
2. Menyekresi hormone insulin dan glucagon, yang pada
dasarnya berhubungan dengan pengendalian kadar gula
darah.
Hati 1. Mempertahankan kadar glukosa plasma
3. 2. Metabolisme karbohidrat
3. Metabolisme lemak
4. Metabolisme protein
4. Saluran Empedu 1. Melarutkan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
2. Pembersih iologis yang memungkingkan tubuh untuk
mengeluarkan kolestrol dan senyawa berbahaya lainnya.
Pembahasan

Sistem Pencernaan

Sistem organ pencernaan adalah sistem organ yang menerima makanan, mencerna
untuk dijadikan energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya
sistem pencernaan makanan yang terbentang dari mulut atau oris sampai ke anus dalam
manusia dibagi menjadi tiga bagian:
1. Proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut sampai ke lambung.
2. Proses penyerapan sari makanan yang terjadi di dalam usus.
3. Proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus.
Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi, kemudian digunakan oleh sel
dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan aktivitas, sebagai zat pembangun dan
pengganti sel-sel yang rusak. Pembuangan sisa atau sampah tubuh hanya merupakan fungsi
kecil dari sistem pencernaan melalui defekasi. Pembuangan lain berlangsung melalui paru,
ginjal, dan kulit berupa keringat.
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, saluran
pencernaan harus memiliki persediaan air, elektrolit, dan makanan yang terus menerus, untuk
ini dibutuhkan:
1. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan
2. Sekresi getah pencernaan
3. Absorpsi hasil pencernaan air dan elektrolit
4. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal yang membawa zat yang akan
diabsorpsi
5. Pengaturan fungsi oleh sistem saraf dan hormon

Organ Sistem Pencernaan


Organ sistem pencernaan terdiri atas: 1) saluran cerna, disebut juga saluran
gastrointestinal (GI), merupakan saluran panjang yang dilalui makanan/minuman dan terdiri
atas mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, serta saluran anus; 2)
kelenjar aksesori yang merupakan kelenjar yang melapisi organ yang terdiri atas 3 pasang
kelenjar ludah, pankreas, hati, dan saluran empedu.

A. Saluran Cerna

1. Mulut (Oris)

Mulut merupakan organ pertama dari saluran pencernaan yang meluas dari bibir sampai
isthmus faucium, yaitu perbatasan antara mulut dengan faring terdiri atas vestibulum oris dan
kavitas ori propia.
1. Vestibulum oris: bagian di antara bibir dan pipi di luar; gusi dan gigi bagian dalam;
bagian atas dan bawah vestibulum dibatasi oleh lipatan membran mukosa bibir, pipi, dan
gusi; pipi membentuk lateral vestibulum.
2. Kavitas oris propia: bagian di antara arkus alveolaris; gusi dan gigi memiliki atap
dibentuk oleh palatum durum (palatum keras) pada bagian depan dan palatum mole
(palatum lunak) pada bagian belakang.

Dasar mulut sebagian besar dibentuk oleh anterior lidah dan lipatan balik membran
mukosa, sisi lidah pada gusi di atas mandibula.
Organ Kelengkapan Mulut
1. Bibir: Bagian eksternal ditutupi oleh kulit dan bagian interna dilapisi oleh jaringan epitel
yang mengandung mukosa, bagian ini kaya pembuluh darah dan banyak terdapat ujung-
ujung sarai sensoris.
2. Kavum oris. Pada kavum oris terdapat dua buah palatum (tulang langit-langit):
a. Palatum durum (palatum keras): tersusun oleh tulang keras, dibentuk oleh prosesus
palatinus maksilaris dan os palatum.
b. Palatum mole (palatum lunak): bagian depan bersatu dengan palatum durum, bagian
palatum belakang membentuk sebagian isthmus faucium dan berhubungan dengan
faring, terdiri atas jaringan fibrosa dan jaringan mukosa.
3. Pipi : alat kelengkapan mulut bagian luar dilapisi oleh kulit dan bagian dalam dilapisi oleh
jaringan epitel mengandung selaput lendir (membran mulkosa), otot pengunyah
memanjang dari maksila ke mandibula, sifatnya lebih elastis.
4. Gigi (dentis): merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara. Gigi
terdiri atas:
a. Gigi sulung (gigi susu): tumbuh sejak umur 6-8 bulan dan akan lengkap 20 buah pada
2,5 tahun dengan rincian 8 gigi seri (dens insisivus).
b. Gigi permanen (gigi tetap): tumbuh pada umur 6-18 tahun, berjumlah 32 buah.
Susunannya sama dengan gigi susu, ditambah dengan geraham premolar sebanyak 12
buah; merupakan penyempurnaan dari gigi susu.
Fungsi gigi yang utama adalah mengunyah, menggiling, serta menghancurkan makanan
sebelum ditelan. Mengunyah makanan adalah pemecahan partikel besar menjadi partikel
kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tercekik (chokin), proses ini merupakan
proses mekanikpertama yang dialami pada waktu melalui saluran pencernaan dengan
tujuan menghancurkan,melicinkan, dan membasahi makanan yang kering dengan saliva
serta mengaduk makanan sampai rata.
5. Lidah: terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat lintang yang kasar
dilengkapi dengan mukosa lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut.

2. Tekak (Faring)

Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan,


panjangnya kira- kira 12 cm, terbentang tegak lurus antara basis kranii setinggi vertebra
servikalis keenam ke bawah setinggi tulang rawan krikoid. Faring dibentuk oleh jaringan
yang kuat (jaringan otot melingkar). Organ terpenting di dalamnya adalah tonsil, yaitu
kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit untuk mempertahankan tubuh
terhadap infeksi.
Faring terdiri atas tiga bagian berikut.
1. Nasofaring (pars nasalis): bagian superior yang menghubungkan hidung dengan faring.
Lapisan mukosa dinding belakang berlipat-lipat, banyak ditemukan limfoid yang disebut
tonsita faringeal
2. Orofaring (pars oralis): bagian media yang menghubungkan rongga mulut dengan faring,
bagian samping ditemukan jaringan limfoid (tonsilla palatina) tersembunyi dalam lekuk
fossa tonsillaris. TonsillaTonsilla palatina atau disebut juga amandel adalah jaringan
limfoid dalam bentuk gepeng, dapat dilihat dengan mudah melalui mulut terbuka pada
dinding samping, dilapisi oleh kapsul melekat secara longgar pada otot konstruktor
superior faring.
3. Laringofaring (pars laryngea pharyngis): bagian inferior yang menghubungkan laring
dengan faring. Bagian paling bawah berhubungan dengan faring terbentang antara hioid
sampai esofagus.
Peristiwa Menelan (Deglusio)
Menelan merupakan mekanisme kompleks faring melakukan gerakan mendorong
makanan masuk ke dalam esofagus serta mencegah masuknya makanan ke jalan pernapasan
dengan cara menutupnya sementara (hanya beberapa detik) dan tidak membahayakan
pernapasan-dalam hal ini terjadi penyilangan antara jalan makanan dengan jalan pernapasan.
Peristiwa menelan dibagi atas tiga bagian berikut.
1. Stadium volunter: bolus melalui tiang depan isthmus faucium, makanan siap untuk
ditelan; secara sadar makanan didorong ke belakang mulut oleh tekanan lidah ke atas dan
ke belakang terhadap palatum.
2. Stadium faringeal: apabila bolus telah didorong ke belakang mulut, bolus akan
merangsang reseptor menelan yang terletak di sekitar pintu faring melalui serangkaian
kontraksi otot faring otomatis, proses ini berlangsung 1-2 detik.
3. Stadium esofageal: menghantarkan makanan yang sudah ditelan dari faring ke lambung
dengan pergerakan khusus yang disesuaikan dengan pergerakan peristaltik dengan dua
jenis gerakan a) Gelombang peristaltik primer, b).Gelombang peristaltik sekunder
Muntah (emesis) merupakan suatu perasaan tidak enak yang disebabkan pengosongan
lambung secara berlawanan, isi gastrointestinal keluar melalui mulut. Impuls melalui aferen
vagus dan simpatikus ke pusat muntah letaknya di medula dekat traktus solitarius setinggi
nukleus motorik dorsalis vagus.

3. Kerongkongan (Esofagus)

Esofagus merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring, panjangnya lebih
kurang 25 cm posisi vertikal yang dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai
ujung bawah rongga dada di belakang trakea. Sekresi esofagus bersifat mukoid, berfungsi
memberikan pelumas untuk pergerakan makanan melalui esofagus.
Pada bagian bawah 2,5 cm esofagus berbatasan dengan lambung terdapat otot sirkuler
esofagus berfungsi sebagai sfingter esofagus. Isarat relaksasi yang diterima dari nervus
mesenterikus merelaksasi sfingter esofagus. Fungsi utama sfingter esofagus bawah adalah
mencegah isi lambung naik lagi ke atas ke esofagus. Isi lambung sangat asam dan banyak
mengandung enzim proteolitik.

4. Lambung (Ventrikulus)
Lambung merupakan sebuah kantung muskular yang letaknya antara esofagus dan usus
halus sebelah kiri abdomen di bawah diafragma bagian depan pankreas dan limpa,
merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, terutama di
daerah epigaster. Bagian-bagian dari lambung adalah sebagai berikut.
1. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas, terletak sebelah kiri osteum kardiakum,
dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esofagus terdapat katup sfingter kardiak
2. Korpus ventrikuli, merupakan segitiga osteum kardiakum, yaitu suatu lekukan pada
bagian bawah kurvatura minor yang merupakan bagian utama dari lambung.
3. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung, mempunyai otot tebal yang
membentuk sfingter pilorus, merupakan muara bagian distal berlanjut ke duodenum.
4. Kurvatura minor, sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardikum sampai ke
pilorus kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor.
5. Kurvatura mayor, terbentang pada sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli
menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior.
6. Osteum kardiakum, merupakan tempat di mana esofagus bagian abdomen masuk ke
lambung.
Lapisan-lapisan lambung dari dalam keluar antara lain sebagai berikut.
1. Lapisan selaput lendir (muk` osa): lapisan ini berlipat-lipat yang disebut rugae.
2. Lapisan otot melingkar (M. auricularis): merupakan jaringan otot yang kuat.
3. Lapisan otot miring (M. obliquus): mempunyai otot bergaris miring
4. Lapisan otot panjang (M. longitudinal): susunan lapisan otot lambung yang panjang.
5. Jaringan ikat (peritoneum) atau serosa: melapisi lambung bagian luar.
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan. Apabila melihat, mencium,
dan merasakan makanan, sekresi lambung akan terangsang karena pengaruh saraf sehingga
menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon
yang disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami tiga fase yaitu Fase
serebral, Fase, Fase intestinal
Gerakan lambung apabila makanan ditelan oleh otot polos di fundus dan korpus lambung
secara refleks melemah sebelum makanan sampai di lambung sehingga volume lambung
meningkat sebesar 1.5 liter tanpa peningkatan tekanan yang nyata. Reseptif relaksasi ini
berlangsung perantaraan nervus vagus dan dikoordinasikan oleh pusat menelan, setelah
lambung terisi penuh kontraksi mulai melemah di daerah fundus dan korpus menekan isi
lambung makanan menjadi partikel yang lebih kecil serta mencurahkan isi lambung yang
sudah dalam bentuk kimus (setengah cair) masuk ke duodenum karena pompaan antrum
pilorus.
Sfingter pilorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pilorus tetap terbuka.
Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pilorus dan duodenum apabila suatu gelombang
peristaltik kuat sampai di antrum, maka tekanan isi antum naik dan diikuti oleh kontraksi
pilorus sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke
korpus lambung. Pengosongan lambung membutuhkan waktu sampai 5 jam dan dapat
menjadi lebih lama apabila makanan banyak mengandung lemak. Fungsi sfingter pilorus pada
pengendalian pengosongan lambung terbatas.
Pengaturan sekresi getah lambung.
1. Mekanisme saraf: refleks pendek atau lokal, refleks panjang nervus vagus melibatkan
neuron kolinergik merangsang sekresi HCl pepsin dan mukus.
2. Mekanisme hormonal: gastrin merangsang sekresi HCl pepsin dan pertumbuhan mukosa
lambung (perangsangan nervus vagus yang menimbulkan sekresi gastrin dengan
perantaraan gastrin-releasing peptide.

5. Usus Halus (Intestinum Minor)

Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada
pilorus dan berakhir pada sekum. Panjang usus halus lebih kurang 6 meter. Usus halus
merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat proses pencernaan dan
absorpsi pencernaan.
Lapisan usus halus dari dalam keluar adalah sebagai berikut.
1. Tunika mukosa: banyak terdapat lipatan-lipatan membentuk flika sirkularis dan vili
intestinal (jonjot-jonjot) yang selalu bergerak karena pengaruh hormon vili kinin.
2. Tunika propia: bagian dalam dari tunika mukosa terdapat jaringan limfoid nodulus
limfatikum dalam bentuk sendiri-sendiri dan berkelompok.
3. Tunika submukosa: terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf simpatis.
4. Tunika muskularis: terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan otot sirkuler dan otot
longitudinal di antara keduanya terdapat anyaman serabut saraf.
5. Tunika serosa (adventisia): meliputi seluruh yeyunum dan ileum.
Bagian-bagian dari usus halus adalah sebagai berikut.
1. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat
pankreas. Bagian kanan dari duodenum terdapat bagian yang menonjol, tempat
bermuaranya saluran empedu (duktus koleduktus) dan saluran pankreas (duktus
pankreatikus). Bagian ini dinamakan papilla vateri.
2. Yeyunum: panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok; terdapat sebelah kiri atas dari intestinum
minor dengan perantaraan lipatan peritoneum berbentuk kipas.
3. Illeum: ujung batas antara yeyunum dan ileum tidak jelas panjangnya; lebih kurang 4-5
meter merupakan usus halus yang terletak sebelah kanan bawah.

Mukosa Usus Halus


Mukosa usus halus merupakan permukaan epitel yang sangat halus melalui lipatan
mukosa dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorpsi. Lipatan ini dibentuk oleh
mukosa dan submukosa yang dapat memperbesar permukaan usus halus. Pada mukosa usus
halus terdapat sekresi kelenjar-kelenjar berikut.
1. Kelenjar Brunner (dalam duodenum): menghasilkan mukus dan larutan NAHCO, dengan
pH 7,5 tidak mengandung enzim dan melindungi mukosa duodenum.
2. Kelenjar intestinal: menghasilkan sukus entrikus, enzim enteropeptodase, disakarida,
peptidase, fosfatase alkalis, mukus, dan cairan isotonik dengan pH 7.

Absorpsi Usus Halus


Absorpsi makanan yang sudah dicerna berlangsung dalam usus halus melalui dua
saluran pembuluh kapiler darah dan saluran limfe sebelah dalam permukaan vili. Sebuah vili
berisi lakteal, pembuluh darah, epitelium, dan jaringan otot yang diikat bersama oleh jaringan
limfoid seluruhnya diliputi oleh membran dasar epitelium. Absorpsi zat makanan di usus
halus antara lain sebagai berikut.
1. Hidrat arang (karbohidrat): hasil akhir pencernaan karbohidrat berupa monosakarida
(glukosa, galaktosa, dan fruktosa), absorpsi glukosa aktif bersama ion Na transpor aktif
sekunder seperti di tubulus proksimal ginjal (tanpa transpor maksimum). Mekanisme ini
juga digunakan oleh galaktosa dan fruktosa.
2. Protein: hasil akhir pencernan protein berupa asam amino, absorpsi asam amino aktif lebih
cepat dari asam amino pasif, sistem transpor asam amino netral, asam amino biasa, dan
asam amino protein. ketiga transpor ini dikaitkan dengan transpor natrium.
3. Lemak: hasil akhir pencernaan lemak (asam lemak, gliserol, monogliserida) garam
empedu membantu pencernaan dan absorpsi lemak bersama bersama lesitin dan
monogliserida mengemulsi lemak.
4 Air dan elektrolit: air dalam usus halus berasal dari makanan/minuman kurang lebih
2.000 ml sehari dan air liur pencernaan kurang lebih 7.000 ml sehari, 95% dari cairan ini
diserap sehingga yang hilang bersama feses hanya 200 ml.
5. Natrium dan kalium: bergantung pada gradien konsentrasi, sejumlah kecil Na dapat
berdifusi masuk atau keluar usus halus, Na diangkut keluar lumen usus halus dan usus
besar, oleh pompaan yang terletak di dinding basi lateral sel.
6. Klorida dan bikarbonat: pada ileum dan usus besar ion Cl diabsorpsi aktif untuk
mengantikan HCO. Dengan demikian, isi intestinal akan menjadi lebih alkali.
7. Vitamin: absorpsi vitamin yang larut dalam air lebih cepat dibandingkan dengan vitamin
yang larut dalam lemak.
8. Kalsium: yang dimakan akan diserap dengan cara transpor aktif 30-80%, terutama diserap
di usus halus bagian atas dan absorpsinya bergantung pada kebutuhan tubuh.
9. Zat besi: pada orang dewasa, jumlah zat besi yang hilang dari tubuh relatif kecil, zat besi
diserap dalam bentuk Fero (Fe*).. Gastrektomi dapat mengakibatkan anemia defisiensi Fe
dan penyerapan Fe secara aktif terjadi pada usus halus bagian atas.

Kontraksi usus halus dikoordinasikan oleh suatu gelombang depolarisasi usus halus yang
bergerak dari otot polos sirkuler doudenum ke arah kaudal, frekuensi tertinggi duodenum 11-
13/menit pada yeyunum 12/menit dan ileum 9/menit.
Jenis kontraksi usus halus:
1. Segmentasi: jenis gerakan yang paling sering, frekuensi sesuai dengan slow ware.
Kontraksi otot yang berdekatan pada jarak tertentu berkontraksi secara bergantian
2. Peristaltik: kontraksi otot sirkuler secara berurutan untuk jarak pendek dengan kecepatan
2-3 cm/detik untuk mendorong kimus ke arah usus besar.
3. Kontraksi muskularis mukosa: kontraksinya tidak teratur 3 kali/menit, mengubah pola
lekukan, dan lipatan mukosa mencampur isi lumen.
4. Kontraksi vilus: kontraksinya tidak teratur terutama bagian proksimalusus halus
membantu mengosongkan pembuluh lakteal sentral dan meningkatkan aliran limfe.
5. Sfingter ileosekalis: Sfingter ileo melemas bila peristaltik ileum sampai di sfingter,
sejumlah kecil kimus masuk ke dalam sekum. Regangan ileum menjadi relaksasi untuk
membantu pengosongan ileum.
6. Refleks gastroileum: Peningkatan fungsai sekresi dan motorik lambung meninggalkan
motilitas ileum terminalis, kimus masuk ke dalam seikum melalui refleks panjang.

Proses kimia dalam usus halus meliputi penyerapan zat-zat gizi.


1. Penyerapan karbohidrat: karbohidrat yang diserap adalah heksosa glukosa, fruktosa
monosakarida, galaktosa, dan sebagian kecil pentosa.
2. Penyerapan lipid: hasil pencernaan dari lemak dan minyak akan menghasilkan gliserol,
asam lemak, monogliserida dan beberapa masih dalam bentuk trigliserida. Sebagian dari
gliserol akan melewati dinding usus halus dan melalui vena porta masuk ke hati. Semua
lipid akan didapatkan dalam pembuluh darah dalam bentuk lipoprotein,
3. Penyerapan protein: di dalam usus halus protein telah terhidrolisis secara lengkap
menjadi asam amino yang terdapat dalam protein akan mengalami proses konjugasi
dengan piridoksal-fosfat.

6. Usus Besar (Intestinum Mayor)

Usus besar merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau
berdiameter besar dengan panjang lebih kurang 1,5-1,7 meter dan penampang 5-5 cm.
Lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik mengelilingi usus halus.
Lapisan usus besar dari dalam keluar adalah sebagai berikut.
1. Lapisan sel aput lendir (mukosa): nampak tidak ada vili, kripta-kripta dalam lebih kurang
0,5 mm terletak berdekatan satu sama lain, epitel kripta hampir seluruh permukaannya
menghasilkan mukus pelumas epitel.
2. Lapisan otot melingkar (M. sirkuler): terbelah dalam berbentuk lingkaran.
3. Lapisan otot memanjang (M. longitudinal): berkumpul menjadi tiga pita panjang dengan
lebar 1 cm disebut teniae coli.
4. Lapisan jaringan ikat (serosa): jaringan ikat yang kuat sebelah luar.
Bagian-bagian dari usus besar meliputi bagian berikut.
1. Sekum: kantung lebar terletak pada fosa iliaka dekstra, ileum memasuki fosa iliaka sisi kiri
osteum ileoseikalis.
2. Kolon asenden: memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan sampai ke sebelah kanan
abdomen panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan di bawah hati.
3. Kolon transversum: panjangnya lebih kurang 38 cm membujur dari kolon asenden
sampai ke kolon desenden berada di bawah abdomen sebelah kanan tempat belokan yang
disebut fleksura lienalis.
4. Kolon desenden: panjangnya lebih kurang 25 cm terletak di bawah abdomen bagian kiri
dari atas ke bawah dari derpan fleksura lienalis sampai di depan ileum kiri bersambung
dengan sigmoid dan di belakang peritoneum (retroperitonial).
5, Kolon sigmoid: lanjutan dari kolon desenden. Panjangnya 40 cm, terletak miring dalam
rongga pelvis sebelah kiri, berbentuk huruf S ujung bawahnya berhubungan dengan
rektum berakhir setinggi vertebra sakralis 3-4. Colon sigmoid ini ditunjang oleh
mesenterium yang disebut mesokolon sigmoideum.

Gerakan kolon terdiri atas gerakan mencampur dan mendorong.


1. Gerakan mencampur. Pada tiap kontraksi kira-kira 2,5 cm, otot sirkuler kolon mengerut,
kadang- kadang dapat menyempitkan lumen dengan sempurna. Gabungan otot sirkuler dan
longitudinal menyebabkan bagian usus besar tidak terangsang mengembung keluar
merupakan kantung yang disebut haustraktion, dalam waktu 30 detik.
2. Gerakan mendorong. Pada kolon terjadi gerakan yang disebut mass movement,
mendorone feses ke arah anus. Gerakan ini timbul beberapa kali sehari, biasanya sesudah
makan pagi. Pada mulanya pergerakan terjadi bagian kolon yang terserang kemudian
kolon distal tempat kontrakei kira-kira 20 cm berkontraksi serentak.

7. Rektum

Rektum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan usus besar dengan
anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan sakrum dan berakhir pada kanalis anus,
terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis. Rektum terdiri atas dua
bagian, yaitu rektum propia dan parsanalis rekti.
1. Rektum propia, bagian yang melebar disebut ampula rekti, jika ampula rekti terisi
makanan akan timbul hasrat defekasi.
2. Pars analis rekti, sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (M. Sfingter ani
internus) dan serabut otot lurik (M. Sfingter ani eksterna) kedua otot iniberperan pada
waktu defekasi.

8. Anus

Bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar terletak di dasar pelvis dan dindingnya
diperkuat oleh sfingter ani yang terdiri atas:
1. Sfingter ani internus: sebelah dalam bekerja tidak menurut kekendak
2. Sfingter levator ani: bagian tengah bekerja tidak menurut kehendak.
3. Sfingter ani eksternus: sebelah luar bekerja menurut kehendak

Defekasi adalah hasil refleks defekasi apabila bahan feses masuk ke dalam rektum,
dinding rektum akan meregang menimbulkan impuls aferen disalurkan melalui pleksus
mesenterikus menimbulkan gelombang peristaltik pada kolon desenden, kemudian kolon
sigmoid mendorong feses ke arah anus
B. Kelenjar Aksesori

1. Kelenjar saliva (ludah):


Merupakan kelenjar yang menyekresi larutan mukus ke dalam mulut membasahi dan
melumas partikel makan sebelum ditelan. Kelenjar ini mengandung dua enzim pencernaan,
yaitu lipase lingua untuk mencerna lemak dan enzim ptialin/amilase untuk mencerna tepung.
Komposisi saliva meliputi: air (97-99%); glukoprotein (musin): dihasilkan oleh keleniar
kelenjar mukosa sublingualis; ptialin (amilase); enzim pencernaan yang berfungsi mencerna
zat tepung (amilum); garam-garam alkali; dan sel-sel epitel, sel kelenjar, leukosit gas (O), dan
bakteri Kelenjar saliva terdiri atas:
a. Kelenjar saliva bawah rahang (kelenjar submaksilaris): terdapat di bawah rahang atas
bagian tengah, salurannya bernama duktus Wharton bermuara pada rongga mulut dekat
frenulum lingua
b. Kelenjar saliva di bawah lidah (kelenjar sublingua): terdapat di bawah selaput lendir
dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut disarafi oleh saraf tak sadar.
c. Kelenjar parotis: terletak di bawah bagian depan telinga di antara prosetus mastoid kiri
dan kanan dekat os mandibula.
Pengendalian sekresi saliva dilakukan melalui mekanisme refleks dari lidah. Sekresi saliva
normalnya 1.000 s.d. 1.500 ml per hari. Sekresi saliva dikendalikan melalui refleks dari lidah.
Refleks tersebut tidak diatur oleh lidah, esofagus, lambung, dan usus halus, melainkan diatur
di daerah korteks serebri dengan rangsangan melihat, menghidu, mendengar, dan memikirkan
makanan.
Saliva berfungsi secara mekanis dan kimiawi. Fungsi mekanis saliva adalah mencampur
saliva dengan makanan agar menjadi lunak atau setengah cair yang disebut bolus agar mudah
ditelan dan mendinginkan makanan. Fungsi kimiawi adalah melarutkan makanan yang kering
untuk dapat dirasakan, misalnya: butiran gula/garam dalam mulut akan larut dengan
perantaraan saliva.

2. Hati

Hati (hepar) merupakan kelenjar asesoris terbesar dalam tubuh, berwarna cokelat dengan
berat 1.000-1.800 gram, terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas di bawah diafragma,
sebagian besar terletak pada regio hipokondria dan regio epigastrium. Pada orang dewasa
yang kurus, pinggir bawah hati mungkin teraba satu jari di bawah pinggir kosta.
Hati dibagi dalam empat lobus berikut.
1. Lobus sinistra, terletak sebelah kiri dari bidang median.
2. Lobus dekstra, sebelah kanan dari bidang median.
3. Lobus kaudatus, sebelah bawah bagian ekor.
4. Lobus kuadratus, di belakang berbatas dengan pars pilorus, ventrikula, dan duodenum
superior.

Pembuluh darah hati berasal dari arteri siliaka menuju ke kanan membentuk lipatan
peritoneum di vena porta, bercabang menjadi arteri hepatika propia berjalan ke dalam
ligamentum hepatoduodenal depan bersama dengan vena porta dan duktus koleduktus
bercabang menjadi arteri gastrika menuju kurvatura minor gaster dan beranastomosis dengan
arteri gastrika sinistra. Hati banyak menghasilkan cairan limfe, sekitar sepertiga sampai
separuh cairan limfe dalam tubuh, pembuluh limfe meninggalkan hati masuk ke dalam
kelenjar limfe. Persarafan hati berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis yang melewati
koliakus, trunkus vagus anterior mempunyai cabang yang banyak berjalan langsung ke hati.
Peranan Hati dalam Metabolisme Lemak
Sel-sel hati merupakan satu kompleks laboratorium kimia dengan sejumlah proses-
proses berbeda terjadi di dalamnya, kebutuhan tubuh diberi sinyal oleh hormon dan enzim
yang mengatur metabolisme lemak. Di dalam hati asam lemak disintesis melalui proses
lipogenesis membentuk trigliserida baru. Bahan ini kemudian ke luar dari hati dengan
bantuan lipoprotein yang membawanya keja ringan adiposa untuk disimpan kecuali bila
diperlukan.
Karbohidrat seperti lemak merupakan bahan untuk terjadinya proses lipogenesis
yaitu asam lemak dan gliserol disintesis dari karbohidrat yang mengikuti jalur seperti
trigliserida akan secara langsung disintesis dari pencernaan lipid. Proses ini menyebabkan
terjadinya kelebihan kalori yang berasal dari karbohidrat selain dari simpanan lemak yang
telah ada.
Proses lipolisis juga terjadi dalam hati pada waktu yang sama seperti trigliserida
untuk membentuk asam lemak dan gliserol. Trigliserida dapat dihidrolisis dan disintesis
kembali untuk dipakai sebagai energi digunakan membentuk lemak lain seperti fospolipid
dan kolesterol. Dalam hati kolesterol disintesis dari dua molekul karbon berasal dari asetil
KoA. Hati juga mengeluarkan kolesterol dari sirkulasi, kolesterol dari kedua sumber ini akan
diubah menjadi asama empedu akan masuk ke dalam kantung empedu untuk disimpan
sebagai komponen empedu.

3. Empedu

Kandung empedu (vesika fellea) dalah kantung yang berbentuk buah peer yang terletak
pada permukaan viseral, diliputi oleh peritoneum, kecuali bagian yang melekat pada hepar.
Terletak pada permukaan bawah hati di antara lobus dekstra dan lobus kuadratus hati.
Empedu terdiri atas:
1. Fundus vesika fellea: berbetuk bulat, biasanva menoniol di bawah pinggir inferior hati,
berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi rawan ujung kosta IX kanan.
2. Korpus vesika fellea: bersentuhan dengan permukaan viseral hati mengarah ke atas, ke
belakang dan ke kiri.
3. Kollum vesika fellea: berlanjut dengan duktus sistikus yang berjalan dalam omentum
minus bersatu dengan sisi kanan duktus hepatikus kommunis membentuk duktus
koledokus.

Cairan empedu merupakan cairan kental berwarna kuning keemasan (kuning kehijauan)
yang dihasilkan terus-menerus oleh sel hepar lebih kurang 500-1.000 ml sehari. Empedu
merupakan zat esensial yang diperlukan dalam pencernaan dan penyerapan lemak,
merupakan suatu media penyekresi zat tertentu yang tidak dapat dieksresi ginjal.
Unsur-unsur cairan empedu adalah sebagai berikut.
1. Garam-garam empedu disintesis oleh hepar dari kolesterol suatu alkohol steroi d yang
banyak dihasilkan hati. Garam empedu berfungsi membantu pencernaan lemak,
mengemulsi lemak dengan kelenjar lipase dari pankreas.
2. Sirkulasi enterohepatik garam empedu (pigmen empedu) diresoprsi dari usus halus ke
dalam vena porta dialirkan kembali ke hepar untuk digunakan ulang.
3. Pigmen-pigmen empedumerupakan hasil utama dari pemecahan hemoglobin. Selhepar
mengangkut hemoglobin dari plasma dan menyekresinya ke dalam empedu. Pigmen
empedu tidak mempunyai fungsi dalam proses pencernaan.
4. Bakteri dalam usus halus mengubah bilirubin menjadi urobilin, merupakan salah satu zat
yang diresorpsi dari usus diubah menjadi sterkobilin yang disekresi ke dalam feses,
menyebabkan fese berwarna kuning.
Saluran empedu berkumpul menjadi duktus hepatikus kemudian bersatu dengan duktus
sistikus karena akan tersimpan dalam kandung empedu. Empedu mengalami pengentalan 5-
10 kali dikeluarkan dari kandung empedu oleh aksi kolesistokinin. Kolesistokinin adalah
suatu hormon yang dihasilkan dalam membran mukosa dari bagian atas usus halus tempat
masuknya lemak. Kolesistokinin menyebabkan kontraksi otot kandung empedu. Pada waktu
bersamaan terjadi relaksasi sehingga empedu mengalir ke dalam duktus sistikus dan duktus
koledokus terjadi peristaltik usus masuk ke duodenum

Fisiologi Empedu
Empedu adalah produk hati yang mengandung mukus, mempunyai warna kuning
kehijauan, dan mempunyai reaksi basa. Komposisi empedu adalah garam-garam empedu,
pigmen empedu, kolesterol, lesitin, lemak, dan garam organik. Pigmen empedu terdiri atas
bilirubin dan biliverdin.
Pembentukan bilirubun terjadi dalam sistem retikuloendotelial di dalam sumsum
tulang, limpa, dan hati. Bilirubin yang telah dibebaskan ke dalam peredaran darah disebut
hemobilirubin. Sementara bilirubin yang terdapat dalam empedu disebut kolebilirubin.
Garam empedu dibentuk dalam hati, terdiri atas natrium glikokolat dan natrium taurokolat.
Garam empedu ini berfungsi untuk melarutkan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
Garam empedu ini juga berfungsi sebagai pembersih biologis yang memungkinkan tubuh
untuk mengeluarkan kolesterol dan senyawa berbahaya lainnya (bilirubin, obat metabolit).
Kolesterol di dalam empedu berada dalam keadan larut. Garam-garam empedu tersebut
mempunyai sifat hidrotropik, garam empedu meningkatkan kerja enzim-enzim yang berasal
dari pankreas yaitu: amilase, tripsin, dan lipase

4. Pankreas

Pankreas merupakan organ lunak berjalan miring menyilang dinding posterior abdomen
pada regio epigastrikum, terletak di belakang lambung terbentang dari duodenum sampai ke
limpa. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan kelejar endokrin, kelenjar eksokrin
menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan
karbohidrat, sedangkan endokrin menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang
memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat. Saluran keluar pankreas duktus
pankreatikus majus (wirsunganus) dan duktus pankreatikus minus (sartorini), duktus ini
bermuara pada papila vateri yang terletak pada dinding duodenum bersama duktus koledokus.

Fisiologi Pankreas
Komposisi cairan pankreas tergantung pada rangsangan yang diterima oleh sel-sel
sekretoris pankreas. Cairan pankreas yang mengandung enzim dapat ditingkatkan
produksinya melalui rangsangan saraf maupun rangsangan hormonal. Serabut saraf
parasimpatis menginervasi sel-sel acinar dan berhubungan dengan sel-sel dari pulau
langerhans. Serabut saraf simpatis akan berakhir pada pembuluh darah pankreas dan
rangsangan terhadap saraf simpatis akan mengakibatkan meningkatnya sekresi cairan
pankreas. Pemasukan HCl ke dalam duodenum mengakibatkan terjadinya sekresi cairan
pankreas. Cairan pankreas dihasilkan sebagai respons terhadap sekretin yang mempunyai
berat jenis yang rendah tapi mempunyai pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan cairan
pankreas yang dihasilkan sebagai respons terhadap rangsangan saraf.
Cairan pankreas mempunyai pH ke arah basa (pH 8,4) disebabkan adanya NaHCO,
sebesar 0,3- 0,6% yang berfungsi menetralisasi asam dalam 24 jam disekresi sebanyak 500-
2.000 cc mengandung 8 gram NaCl.Cairan pankreas mengandung dua macam protein, yaitu
albumin dan globulin dan mengandung tiga macam enzim yaitu lipase, amilase, dan tripsin.
Amilase akan menguraikan pati menjadi maltosa diubah menjadi dua molekul glukosa oleh
maltosa yang terdapat di dalam sukus enterikus. Lipase akan menguraikan lemak netral
(trigliserida) menjadi digliserida, monogliserida, asam lemak bebas dan gliserol, pH optimum
amilase adalah 7,0 dan lipase 8,0. Dalam proses pencernaan, lemak garam-garam empedu
berperan secara khusus untuk mengaktifkan lipase.

Peristiwa yang Terjadi dalam Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan bahan makanan
untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pengunyah, menelan, dan penyerapan dengan
zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai ke anus. Fungsi utama sistem percernaan
adalah menyediakan bahan zat gizi yang sudah dicerna secara berkesinambungan untuk
didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi dengan unsur-unsur (air, elelktrolit, dan zat
gizi).
Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat
diserap (diabsorpsi) serta mengalami perubahan kimiawi dan fisika dalam saluran
pencernaan. Zat makan merupakan sumber energi dari sel yang dapat membentuk adenosin
trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh.
1. Pergerakan makanan: gerakan mencampur, mengaduk, dan mendorong isi lumen akibat
kontraksi otot polos dinding saluran pencernaan, mendorong isi lumen ke depan dengan
kecepatan yang tidak sama, mencampur makanan dengan liur dan membantu absorpsi
dengan cara mendekatkan seluruh isi lumen ke permukaan saluran pencernaan.
2. Sekresi (getah cerna): mulai dari mulut sampai ke ileum dilakukan oleh kelenjar-kelenjar
menyekresi air, elektrolit, dan bahan-bahan tertentu seperti enzim.
3. Pencernaan: proses pemecahan secara mekanik dan kimia, molekul-molekul besar yang
masuk saluran pencernaan menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh
dinding saluran pencernaan
4. Absorpsi: makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan hasil
pencernaan dari lumen menembus lapisan epitel masuk ke dalam darah atau cairan limfe.

Dinding saluran pencernaan empat lapisan berfungsi sebagai berikut.


a. Tunika mukosa (lapisan dalam): diliputi lapisan sel epitel menyekresi mukus dan
melepaskan hormon ke dalam darah; membentuk kelenjar eksokrin untuk menyekresi
asam, enzim, air, dan ion-ion ke dalam lumen; berfungsi melindungi saluran pencernaan
terhadap gesekan makanan yang keras.
b. Tunika submukosa: jaringan ikat kedua sebelah dalam yang dilalui pembuluh darah dan
pembuluh limfe yang besar cabangnya menembus lapisan mukosa di dalam submukosa
terdapat suatu jala sel saraf (pleksus submukosa).
c. Tunika muskularis (lapisan otot): kontraksinya menimbulkan gaya dorong dan
memindahkan isi saluran pencernaan.
d. Tunika serosa (lapisan luar) jaringan ikat yang mengelilingi saluran pencernaan.

Fungsi Utama Sistem Pencernaan


Fungsi utama pencernaan makanan adalah untuk memindahkan zat gizi, air, dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang
dimakan penting sebagai sumber energi, kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan
ATP untuk menjalankan aktivitas sebagai zat pembangun dan pengganti sel-sel yang rusak.
Pembuangan sisa atau sampah tubuh hanya merupakan fungsi kecil dari sistem pencernaan
yang berlangsung melalui paru-paru, ginjal, defekasi pada akhir pencernaan, dan keringat
melalui kulit. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, maka
saluran pencernaan harus memiliki persediaan air, elektrolit, dan makanan yang terus-
menerus. Oleh karena itu, dibutuhkan:
1.Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan;
2.Sekresi getah pencernaan;
3. Absorpsi hasil pencernaan air dan elektrolit;
4. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal yang membawa zat yang akan
diabsorpsi;
5. Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon.

Proses Pencernaan
a. Prinsip-Prinsip Dasar
Pada dasarnya, sistem perncernaan makanan yang terbentang dari mulut atau oris
sampai ke dubur atau anus dalam tubuh manusia dibagi menjadi tiga bagian.
1. Proes penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut sampai ke lambung.
2. Proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus.
3. Proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus.
Dalam lumen saluran gastrointestinal (GI), kondisi lingkungan khusus harus
diciptakan supaya pencernaan dan absorpsi dapat berlangsung. Sekresi kelenjar, kontraksi
otot harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia lingkungan yang optimal.
Mekanisme pengendalian ini tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh keadaan nutrisi tubuh tapi
lebih dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan lumen gastrointestinal. Sistem
pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen. Sistem ini terdapat di dalam dinding
saluran gastrointestinal. Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah rangsangan di lumen.
1. Regangan dinding oleh isi lumen.
2. Osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang terlarut
3. Keasaman kimus (konsentrasi) ion H.
4. Hasil pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein (monosakarida, asam lemak, serta
peptida dari asam amino)
Sinyal (isyarat) dimulai oleh rangsangan tersebut di atas bekerja terhadap:
mekanoreseptor, osmoreseptor, dan kemoreseptor serta refleks yang memengaruhi efektor
lapisan otot di dalam dinding saluran GI dan kelenjar eksokrin yang menyekresi bahan-bahan
dalam lumen. Reseptor maupun efekto refleks tersebut terdapat di dalam sistem pencernaan.
Refleks ini mempertahankan kondisi optimal untuk pencernaan dan absorpsi melalui
mekanisme feed-back negatif.

Kesimpulan

Fungsi utama system pencernaan adalah menyediakan makanan, air, danelektrolit


bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi.Pencernaan pada tubuh
manusia terjadi dalam dua system yaitu mekanik dankimiawi. Pencernaan mekanik adalah
pencernaan yang dilakukan gigi di dalammulut kita. Sedangkan pencernaan kimiawi adalah
pencernaan yang melibatkanenzim dalam tubuh kita.Tubuh kita membutuhkan nutrisi-nutrisi
yang bermanfaan untuk tubuhkita. Makanan yang kita makan tidak secara langsung masuk ke
dalam tubuh,tetapi di proses terlebih dahulu. Oleh sebab itu mengkonsumsi makananan yang
sehat dan bergizi sanggat dianjurkan.
Sistem pencernaan pada manusia adalah merupakan proses perubahan atau
pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim dan organ-ogran pencernaan.
Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzim untuk
mempercepat proses. Enzim ini dihasilkan oleh organ–organ pencernaan dan jenisnya
tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Organ-organ pada sistem
pencernaan yaitu terdiri dari :
a. Mulut (oris)
b. Tekak (faring)
c. Kerongkongan (esophagus)
d. Lambung (ventrikulus)
e. Usus halus (intestinum minor)
f. Kelenjar Pankreas
g. Hati (Hepar)
h. Usus besar (intestinum mayor)
i. kelenjar empedu
j. Rectum
k. Anus

Daftar Pustaka:
(minimal 3 buku)

1. Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan syaifuddin


2. ANATOMI FISIOLOGI kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan dan
kebidanan edisi 4
3. Dasar – dasar Anatomi dan Fisiologi Adapatasi Indonesia dari Ross and Wilson Anatomy
and Physiology in Health and Illnes 10 ed
4. Buku ajar ANATOMI dan FISIOLOGI DASAR aplikasi model pembelajaran peta konsep
sugeng mashudi.

Lampiran :
Gambar organ :

Sistem Pencernaan
1. Mulut

2. Faring

3. Kerongkongan (Esofagus)
4. Lambung

5. Usus Halus

6. Usus Besar
7. Rektum dan Anus

8. Kelenjar ludah

9. Hati
10. Pankreas

11. Empedu

Link video system organ

https://www.youtube.com/watch?v=kXL6fZhpBFA
https://www.youtube.com/watch?v=ZZTWwgGoT14
https://www.youtube.com/watch?v=rwgUxUx0TN0

Anda mungkin juga menyukai