Disusun oleh:
KELOMPOK 2 IKM C 2015
1. Citra Dewi Puspasari 101511133018
2. Putri Nia Mulyono 101511133033
3. Ika Santi Widyasari 101511133060
4. Nurul Aulia Dewi Hasan 101511133075
5. Anis Zaiti Mubarokah 101511133102
6. Rahmana Wiradanu 101511133132
7. Wanda Widya Wasesa 101511133169
8. Ulfia Munta Ati 101511133214
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB 2 Pembahasan
2.1 Peran Karbohidrat Pada Sistem Pencernaan Tubuh Manusia ....................... 3
2.2 Proses Pencerenaan Karbohidrat ................................................................... 8
2.2.1Proses Pencernaan Karbohidrat Starch ................................................ 8
2.2.2Proses Pencernaan Karbohidrat Fibers ................................................ 9
2.3 Mekanisme Absorbsi Karbohidrat ................................................................ 10
BAB 3 Kesimpulan ............................................................................................ 14
Daftar Pustaka ................................................................................................... 15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Karbohidrat termasuk suatu zat yang penting dalam tubuh manusia dengan
tugas utama sebagai pemasok bahan energi utama untuk menunjang kehidupan
sehari-hari. Salah satu peran penting karbohidrat dalam tubuh manusia ketika
proses metabolism tubuh atau sebagai penyeimbang asam dan basa karbohidrat
untuk mencegah terjadinya ketidaksempurnaan oksidasi lemak. Dalam kehidupan
sehari-hari kita banyak memerlukan karbohidrat untuk menunjang kegiatan
sehari-hari mulai dari berjalan, berdiri, berfikir beribadah apalagi berolahraga
serta kegiatan yang memerlukan banyak energi utama serta berbagai kegiatan
lainnya. Maka dari itu banyak sekali jenis-jenis karbohidrat yang sering kita
jumpai dalam makanan yang kita makan sehari-hari,mulai dari kentang,nasi
hingga jagung. Berbeda suku dan bangsa berbeda pula sumber karbohidratnya.
Namun pada rataan menu makanan manusia pasti mengandung karbohidrat dari
hal tersebut dapat kita pahami betapa pentingnya karbohidrat bagi tubuh manusia.
Sistem pencernaan sendiri merupakan suatu sistem penting bagi tubuh
manusia, pada sistem ini makanan dicerna serta diserap agar bermanfaat bagi
tubuh. Definisi sistem pencernaan adalah suatu sistem (digestive sistem) yang
mempunyai kegiatan untuk memecah dan menyerap zat yang ada pada makanan.
Sistem pencernaan pun terdiri dari berbagai organ penting seperti mulut yang
berfungsi untuk melumatkan makanan, esophagus yang bertugas mendorong
makanan menuju, lambung dan diserat zat-zat bermanfaat pada makanan lalu ada
hati, kandung empedu, usus halus dan usus besar serta anus sebagai tempat
pembuangan akhir pada makanan. Dalam proses pencernaan yang melewati
banyak organ di ini pun terjadi penyerapan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh.
Pencernaan karbohidrat sendiri berawal dari mulut dan berakhir di usus halus.
Proses yang terjadi di usushalus dimana disini terjadi proses memecah pati yang
belum dicerna oleh amylase sehingga sebelum masuk jejunum pati diubah
menjadi maltose dan iso maltosa. Di dalam usus halus pun terjadi proses hidrolisis
disakarida menjadi monosakarida yang dilakukan enzim maltase, sukrase, lactase
1
dan enzim iso maltase. Akhir dari pencernaan karbohidrat diabsorbsi ke dalam
darah berupa monosakarida. Semua zat pada makanan merupakan zat penting
yang diperlukan pada tubuh namun disini karbohidrat memiliki fungsi lebih
dikarenakan sebagai bahanbakaratau energi utamauntuktubuh agar dapat
melakukan kegiatan sehari-hari. Dengan dibuatnya makalah ini penulis berharap
agar penulis serta pembaca dapat memahami proses pencernan karbohidrat baik
secara starch maupun fibers dan juga dapat memahami proses mekanisme
karbohidrat secara starch maupun fibers.
1.3 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Jenis-jenis karbohidrat:
1. Monosakarida
Semua jenis monosakarida yang paling penting bagi nutrisi tubuh
mempunyai nomor dan jenis atom yang sama, masing-masing
monosakarida mengandung 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom
oksigen (ditulis C₆H₁₂O₆). Perbedaan dari Monosakarida-monosakarida
tersebut terletak pada susunan atomnya. Perbedaan susunan atom tersebut
mengakibatkan adanya perbedaan tingkat kemanisan tiap monosakarida.
a. Glukosa
b. Fruktosa
c. Galaktosa
2. Disakarida
4
karbohidrat disakarida disatukan dan dipecah oleh reaksi kimia yang sama
yaitu kondensasi dan hidrolisis. Contoh dari disakarida adalah maltosa
(gabungan antara dua molekul glukosa), sukrosa (gabungan antara
glukosa dan fruktosa), dan laktosa (gabungan antara glukosa dan
galaktosa).
a. Maltosa
b. Sukrosa
c. Laktosa
Laktosa hanya terdapat dalam air susu, sehingga biasa disebut gula
susu. Bila di hidrolisis, laktosa akan terurai menjadi dua monosakarida
yaitu glukosa dan galaktosa. Di dalam usus besar, laktosa yang tidak
dapat dicerna di dalam usus kecil akan diubah oleh mikroba usus
menjadi asam laktat. Meningkatnya keasaman dalam usus
menciptakan suatu medium yang memungkinkan bakteri Lactobacillus
5
sp dan Bifidus sp untuk tumbuh dan berkembang biak serta
menghasilkan apa yang disebut sebagai faktor bifidus yang dapat
mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Faktor ini
terutama ditemukan pada bayi yang diberi ASI dan keberadaannya
diidentifikasi sebagai salah satu keuntungan pemberian ASI
dibandingkan dengan susu formula. Pada anak atau orang dewasa yang
tidak dibiasakan minum susu, produksi enzim pemecah laktosa (enzim
laktase) berkurang atau malah tidak diproduksi sama sekali, sehingga
menimbulkan suatu keadaan yang dikenal sebagai lactose intolerance.
Intolerasi terhadap laktosa dapat menyebabkan terjadinya diare apabila
orang tersebut minum susu, karena laktosa tidak dicerna, sehingga
akan digunakan oleh mikroba usus dan menghasilkan senyawa
senyawa lain yang lebih sederhana serta gas (gas hidrogen,
karbondioksida, dan gas metan). Produksi gas inilah yang dapat
menyebabkan terjadinya diare.
d. Polisakarida
a) Pati
6
(butir) yang berbeda-beda. Glukosa merupakan produk akhir
pencernaan pati dalam tubuh.
b) Glikogen
7
Kedua jenis serat tersebut baik bagi kesehatan. Insoluble fiber
menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan menjaga buang air
besar tetap lancar, sehingga saluran perncernaan terbebas dari
ancaman masalah saluran pencernaan termasuk kanker usus. Serat
tidak larut juga membantu mencegah serangan jantung. Soluble
fiber membantu dalam menurunkan kadar kolestrol darah,
membuang sampah dan racun dari dalam tubuh, dan juga
mengontrol gula darah jika miliki penyakit diabetes.
8
2.2.1 Proses Pencernaan Karbohidrat Starch
1. Mulut dan Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah mensekresi air liur dalam mulut untuk
melembabkan makanan. Saliva enzim amilase memulai
pencernaan. Pati dipecah menjadi polisakarida kecil sehingga
terbentuklah maltose.
2. Perut
Setelah bolus tertelan, bercampur dengan asam lambung dan
enzim proteinuria yang bisa mengaktifkan saliva amilase. Namun,
peran saliva amilase dalam pencernaan pati relatif kecil. Untuk
sebagian kecil, asam lambung terus memecah pati. Asam Lambung
meninaktifkan enzim saliva, dan memberhentikan pencernaan pati.
3. Usus Halus dan Pankreas
Pankreas menghasilkan amilase yang dilepaskan melalui
saluran pankreas ke dalam usus halus: Pati dipecah menjadi
polisakarida kecil sehingga terbentuklah maltose.
Kemudian enzim disakarida yang terdapat pada permukaan sel
usus halus menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida. Maltosa
menjadi 2 (dua) molekul glukosa. Laktosa menjadi galaktosa dan
glukosa. Sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa. Kemudian sel-sel usus
menyerap monosakarida tersebut.
2.2.2 Proses Pencernaan Karbohidrat Fibers
a. Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Di sini terjadi
tindakan mekanis dari mulut yang meremukkan serat dalam
makanan dan bercampur dengan air liur sehingga mudah untuk
menelannya.
b. Perut
Di dalam perut serat tidak dicerna, sehingga terjadi penundaan
pengosongan lambung.
c. Usus halus
9
Di dalam usus halus serat juga belum di cerna dan terjadi
penundaan penyerapan nutrisi lainnya. oleh karena itu, memakan
serat dapat mengawetkan rasa kenyang.
d. Usus besar
Hampir semua serat dicerna di dalam usus besar (kolon). Flora
bakteri bekerja aktif di dalam kolon. Metabolisme bakteri ini
menyebabkan pemecahan serat makanan di dalam kolon. Serat
tersebut akan diurai oleh kerja enzim dan bakteri di usus menjadi:
a) 50% serat tidak tercerna (undigested cellulose).
b) 50% asam lemak berantai pendek (short chain fatty acid),
air, CO2, H, dan metana.
Selain diuraikan oleh bakteri, serat dalam usus besar menyerap air
yang melembutkan tinja sehingga meningkatkan kandungan dan
berat/volume feses.
10
Karbohidrat diserap dalam usus halus dalam bentuk monosakarida, yaitu
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Proses pemecahan karbohidrat dimulai di dalam
mulut. Saat makanan dikunyah, kelenjar saliva, terutama kelenjar parotis,
mengsekresikan enzim ptialin yang dapat menghidrolisis pati menjadi disakarida
(maltosa dan isomaltosa). Akan tetapi makanan yang tertinggal didalam mulut
hanya dalam waktu singkat, dan mungkin tidak lebih dari 3%-5% dari semua pati
yang dimakan akan dihidrolisis menjadi maltosa dan isomaltosa pada waktu
makanan ditelan. Sisanya hanya diubah menjadi senyawa antara yaitu dekstrin.
Walaupun makanan tidak tinggal di mulut dalam waktu yang cukup bagi ptialin
untuk menyelesaikan pemecahan pati menjadi maltosa. Kerja ptialin terus
berlangsung selama 15-30 menit setelah makanan masuk ke dalam lambung, yaitu
sampai isi fundus dicampur dengan sekret lambung. Kemudian aktivitas ptialin
dihambat oleh asam dari sekret lambung. Ptialin pada hakekatnya tidak aktif
sebagai enzim bila pH medium turun kira-kira dibawah 4,0. Walaupun demikian,
11
sebelum makanan bercampur sempurna dengan sekret lambung, kurang lebih
sebanyak 30%- 40 % pati telah diubah menjadi maltosa dan isomaltosa. Asam
getah lambung, dalam arti sempit dapat menghidrolisis pati dan disakarida. Akan
tetapi, secara kuantitatif reaksi ini terjadi sangat sedikit sehingga biasanya
dianggap merupakan efek yang penting.
Makanan yang telah dicerna di dalam lambung disebut chyme. Chyme
memasuki usus halus melalui sphincter pilorus. Pencernaan dilanjutkan di dalam
usus halus oleh amilase pankreas. Sekret pankreas, seperti saliva, mengandung α-
amilase dalam jumlah besar yang hampir identik dengan fungsinya dengan α-
amilase saliva dan mampu memecahkan pati menjadi maltosa dan isomaltosa.
Oleh karena itu, segera setelah kimus dikosongkan dari lambung masuk
duodenum dan bercampur dengan getah pankreas. Pati yang belum dipecahkan
akan dicerna oleh amilase. Pada umumnya, pati hampir seluruhnya diubah
menjadi maltosa dan isomaltosa sebelum mereka masuk ke jejunum.
Sel epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu
laktase, sukrase, maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu
memecahkan disakarida laktosa, sukrosa, maltosa, dan isomaltosa menjadi unsur-
unsur monosakaridanya. Enzim-enzim ini terletak pada brush border (sel yang
membatasi lumen usus halus). Disakarida dicerna menjadi monosakarida pada
waktu berhubungan dengan brush border tersebut. Monosakarida glukosa,
12
galaktosa dan fruktosa kemudian diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan
diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi
monosakarida di dalam usus halus atau mukosa sel cukup tinggi, absorpsi
dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan
secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP
dan ion natrium.
Di hati, fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi glukosa karena tubuh
hanya bisa memanfaatkan energi dari karbohidrat dalam bentuk glukosa. Dari hati
ini, glukosa akan dikirim ke seluruh jaringan tubuh menurut kebutuhan. Sebagian
glukosa disimpan di otot dan di hati sebagai cadangan yang disebut glikogen.
Kapasitas pembentukan glikogen ini terbatas, kelebihan karbohidrat akan diubah
menjadi lemak dan ditimbun di dalam jaringan adiposa. Laktosa dipecahkan
menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Sukrosa dipecahkan
menjadi satu molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan isomaltosa
masing-masing pecah menjadi dua molekul glukosa. Jadi, hasil akhir pencernaan
karbohidrat yang diabsorpsi ke dalam darah semua berupa monosakarida. Kadar
glukosa darah akan naik dalam jangka waktu ± 30 menit setelah makan dan secara
perlahan kembali ke kadar gula normal (70-100 mg/100 ml) dalam waktu 90-180
menit. Kadar gula darah maksimal dan kecepatan untuk kembali pada kadar
normal bergantung pada jenis makanan.
13
BAB 3
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15