Anda di halaman 1dari 17

Keperawatan Gawat Darurat

Dosen pengampu : Ns. Ayu wahyuni lestari M.kep

Oleh kelompok 1
1. Ayu putri mantika
2. Susi susanti
3. M. taufik akbar
Angina Pectoris
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi klinis
E. Patofisiologis
F. Komplikasi
G. Masalah keperwatan
A.Definisi
• Angina pectoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien
mendapatkan serangan sakit dada, di daerah sternum atau di
bawah sternum ( subternal )atau dada sebelah kiri yang khas,
yaitu seperti di tekan atau terasa berat di dada yang sering kali
menjalar ke punggung,rahang,leher atau lengan kanan. Sakit
dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan
aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan
aktifitasnya. ( prof. Dr.H.M.sjaifoellah noer,1996 ). Sakit dada
pada angina pectoris di sebabkan karna timbulnya iskemia
miokard, karna suplai darah dan oksigen ke miokard
berkurang.
Berdasarkan sifatnya, angina pectoris
dikenal menjadi dua jenis :

• Angina stabil
Serangan Angina di picu oleh penyebab yang jelas
seperti olah raga dan dapat mereda setelah istirahat
dan mendapat pengobatan.
• Angina tidak stabil
Saat serangan angina tidak nampak di picu
penyebab khusus dan tidak kunjung reda oleh
karenanya jenis ini sulit di prediksi.
B. Etiologi

• Gumpalan darah yang membentuk plak di arteri akan membuat


arteri tersumbat. Gumpalan darah ini bisa terbentuk, kemudian
terurai, lalu terbentuk lagi. Gumpalan darah ini jika tidak
segera di tangani akan mengakibatkan penyakit jantung maka
penyebab angina pectoris ( angin duduk )ini di bedakan sesuai
jenisnya.
C. Manifestasi klinis
Gejala umum dari angina pectoris ( angin duduk ) adalah rasa
sakit yang tidak nyaman di bagian dada. Tidak hanya itu beberapa
gejala angin duduk lain yang harus di waspadai adalah sebagai
berikut :
1. Tubuh berkeringat hebat
2. mual
3. kelelahan parah
4. pusing
5. sesak napas
6. gelisah
7. pingsan
D. Patofiologi
E. Komplikasi

Angina pectoris dapat menimbulkan beberapa


komplikasi, antara lain :
1. Aritmia supraventrikular
2. Gagal jantung
3. Sistole prematur ventrikel
F. Penatalaksanaan
Ada dua tujuan penatalaksanaan angina pectoris
1. Menjegah terjadinya miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan
kuantitas hidup.
2. Mengurangi simtoms dan frekuensi serta beratnya iskemia, dengan demikian
meningkatkan kualitas hidup.
Terapi farmokologis untuk anti angina pectoris
a. mengikat beta obat ini merupakan terapi utama angina.
obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolo,
propra nolor, dan danadolol.
b. nitrat dan nitrit
obat golongan nitrat dan nitrit antara lain : amil nitrit, ISDN, isosobrit
mononitrat, nitrogliserin.
c. kalsium antagonis
golongan obat kalsium antagonis antara lain : amlodipine, bebpridil,
ditiazem, felodiplin.
LANJUT

• Terapi non farmokologi


Ada beberapa cara lain yang di perlukan untuk
menurukan kebutuhan oksigen jantung antara
lain :pasien harus berhenti merokok, karena merokok
mengakitbatkan takikardia dan naiknya tekanan darah,
sehingga memaksa jantung bekerja keras.
G. Konsep Asuhan Keperawatan
• 1.Pengkajian
Menurut (Doenges Moorhouse dan Geisler,2012) menunjukan bahwa
pengkajian pada pasien dengan angina pectoris,yaitu;
1. Aktivitas
2. Sirkulasi
3. Makanan/cairan
4. Nyeri/ketidaknyamanan
5. Pernapasan
6. Hygiene
7. Neurosensori
H. Diagnosa keperawatan
Menurut (Doenges Moorhouse dan Geissler 2012) diagnosa
keperwatan yang sering muncul pada pasien angina pectoris
yaitu;
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
frekuensi/irama jantung dan konduktif elektrikal
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan
status kesehatan saat ini
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakit jantung
I. Intervensi
Berdasarkan diagnosa yang telah di tetapkan,maka intervensi
yang akan di lakukan menurut (Moprheard,Johnso,Maas,dan
Swanson 2016) dan (Bulechek,Butcher,dochteman dan Wagner
2016) yaitu pada diagnosa nyeri akut berhubungan denga agen
cedera biologis
Intervensi yang akan di rencanakan antara lain yaitu;
1. Pengkajian nyeri
2. Observasi adanya ketidaknyamanan
3. Ajarkan tehnik tarik napas dalam
4. Penatalaksanaan pemberian analgetik
Penurunan curah jantung berhungan
dengan perubahan frekuensi/irama jantung
Intervensi yang di rencanakan antara lain yaitu;
1. Lakukan perawatan jantung
2. Manajemen syok
3. Intruksi pasien untuk melaporkan bila merasakan nyeri
4. Monitor EKG
5. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
6. Auskultasi suara napas
7. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
8. Evaluasi perubahan tekanan darah
Ansietas berhubungan dengan ancaman
terhadap perubahan status kesehatan saat ini
Intervensi yang di rencanakan antara lain yaitu;
1. Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
2. Melakukan pendekatan tenang dan meyakinkan
3. Pertahankan kontak mata
4. Yakin keselamatan dan kenyamanan pasien
5. Duduk dan bicara dengan klien
6. Berikan informasi terkait diagnisis perawatan dan prognosis
7. Berikan obat anti kecemasan bila perlu
Defisiensi berhubungan dengan kurang
informasi tentang penyakit jantung
Intervensi yang di rencanakan antara lain yaitu;
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses
penyakit yang spesifik
2. Krining pasien mengenai kebiasaan yang beresiko terhadap
jantung ( mis; merokok,obesitas,tensi tinggi)
3. Jelaskan tanda dan gejala umum dari penyakit yang di alami
pasien
4. Edukasi pasien mengontrol gejala sesuai kebutuhan
5. Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang harus di
laporkan kepada petugas kesehatan sesuai kebutuhan
Sekian
dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai