FISIOLOGI VETERINER
SISTEM SYARAF
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum sistem saraf yaitu :
a. Macam- macam refleks yang dikendalikan oleh otak.
b. Macam-macam refleks yang dikendalikan oleh medula spinalis.
c. Mempelajari fungsi dari bagian-bagian susunan syaraf pusat.
BAB II
METODE
Probandus
Dikerjakan perkelompok
Dipilih tiga orang praktikan menjadi probandus
Dilakukan perlakuan pada probandus
Dicatat hasilnya
Hasil
Probandus
Diberi 3 odoran
Diamati apakah probandus bisa mengenali bau atau tidak
Hasil
2.2.2 Nervus Opticus
Probandus
Digerakkan sebuah benda (alat tulis) ke arah atas, bawah, kanan dan kiri
Diamati apakah probandus dapat mengikuti kemana arah benda
digerakkan (maksimal 180 º)
Hasil
Probandus
Hasil
Probandus
Hasil
2.2.5 Nervus Trigeminus
Probandus
Hasil
Probandus
Probandus
Hasil
2.2.8 Nervus Vestibulococlear
Probandus
Hasil
Probandus
Hasil
Probandus
Hasil
2.2.11 Nervus Hypoglossus
Probandus
Hasil
BAB III
HASIL
No Keterangan
Saraf Otak Perlakuan Gambar Hasil Pengamatan
Saraf 1 2 3
Praktikan 1
Praktikan 2
Praktikan 3
2. Minyak Angin
2. + + +
Praktikan 1
Praktikan 2
3. Minyak Wangi
3. + + +
Praktikan 1
Praktikan 2
Praktikan 3
Praktikan 1 + + +
Praktikan 2
Praktikan 3
Praktikan 1
+ + +
Praktikan 2
Praktikan 3
Praktikan 2
Praktikan 3
+ + +
Praktikan 1
Praktikan 2
Praktikan 3
Praktikan 1 + + +
Praktikan 2
Praktikan 3
Dan
OP tersenyum dilihat
apakah semitris atau tidak
Praktikum 1
+ + +
Praktikan 2
Praktikan 3
8 Nervus Garpu tala diketuk di
Vestibuloco bagian lunak, misalkan
chlearis tangan. kemudian
didengarkan oleh OP
Praktikan 1
+ + +
Praktikan 2
Praktikan 3
Praktikan 1
Praktikan 2
Praktikan 3
Praktikan 2
Praktikan 3
Praktikan 1 + - -
Praktikan 2
Praktikan 3
Keterangan :
+ : Hasil Positif (Normal )
- : Hasil Negatif (Abnormal)
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
Hasil dari praktikum “Sistem Saraf” kali ini merupakan penjelasan dari respon yang
ditunjukkan oleh Probandus. Dari hasil praktikum, didapatkan bahwa pada perlakuan terhadap
Nervus Olfactorius berupa pemberian 3 macam odoran, minyak kayu putih, minyak angin, dan
minyak wangi, dalam keadaan mata tertutup menunjukkan respon positif (hasil normal ) pada
ketiga probandus. Yakni, msing- masing dari mereka dapat menebak dengan benar macam-
macam bauan tersebut ketika mata mereka masih tertutup.
Hal ini sudah sesuai dengan literature. Pada literature dijelaskan bahwa teknik
pengkajian terhadap Nervus Kranial I dapat dilakukan dengan cara memberikan mereka bau-
bauan yang telah dikenal, seperti kopi, tembakau, sabun atau papermint yang diletakkan
dibawah hidung mereka dan dalam kondisi mata tertutup. Dijelaskn bahwa nantinya mereka
harus dapat mengidentifikasi bau-bauan tersebut dengan benar (Morton,2010)
Kemudian, pada perlakuan terhadap Nervus Opticus dilakukan dengan cara
menggerakkan sebuah benda (kami menggunakan bulpoint) kearah atas, bawah, kanan, dan
kiri, menunjukkan hasil positif pula (hasil normal) pada ketiga probundus yakni para probudus
dapat megikuti kemana arah benda itu digerakkan.
Hal ini sudah sesuai dengan literature. Pada literature disebutkan bahwa pengkajian
saraf optikus berfokus pada pengkajian ketajaman penglihatan, lapang pandang, dan struktur
retina, dan hal ini dilakukan dengan cara pengujian melalui respon pupil terhadap benda yang
digerakkan didepannya. Saraf optikus dikatakan normal apabila pupil dapat mengikuti gerakan
benda tersebut (Morton, 2010)
Pada perlakuan terhadap Nervus Oculomotorius dilakukan dengan cara pemberian
cahaya kepada mata Probundus. Hal ini juga memberikn respon positif (hasil normal) pada
para probundus yakni ketika cahaya didekatkan maka pupil akan mengecil.
Hal ini sudah sesuai dengan literature, dijelaskan bahwa pengkajian terhadap Nervus
Oculomotoricus pada dasarnya juga berfokus pada indra mata, tepatnya respon mata terhadap
suatu rangsangan. Pupil harus sama besar, bulat dan reaktif terhadap cahaya, contohnya
mengecil ketika didekatkan dengan cahaya(Morton,2010)
Perlakuan pada Nervus Trochlealis berupa pemberian gerakan benda ke 8 sisi
probandus dan dapat memberiksn respon positif (hasil normal). Dan hasil akhirnya adalah
Ketiga probandus dapat mengikutin ke 8 sisi atah benda tersebut.
Hal ini sesuai dengan prosedur meskipun pada literature terdapat sedikit perbedaan.
Mereka menggunakan teknik nistagmus untuk perlakuan pada nervus trochlealis. Tetapi pada
dasarnya sama, yaitu ingin melihat respon pada pengelihatan para probandus(Morton,2010)
Pada perlakuan terhadap Nervus Trigeminus yang dilakukan dengan cara mengetuk
mandibular probandus yang sedang membuka mulut juga memberikan respon yang positif
(hasil normal) pada ketiga probundus, yakni mulut dari para probundus masih sama seperti saat
sebelum diketuk.
Hal ini sudah sesuai dengan literature, disebutkan bahwa pemeriksaan terhadap saraf
kranial ke V salah satunya adalah dengan cara pasien diminta untuk membuka mulut dan
memperhatikan apakah ada deviasi rahang bawah atau tidak, apabila tidak maka nervus ini
masih dianggap normal (Ariani,2011)
Perlakuan pada nervus Abducent berupa perlakuan yang menguji nistagmus
atau menggerakan benda secara cepat dan lambat didepan probandus. Ketiga probandus
membuktikan hasil yang positif yaitu mereka dapat mengikuti gerakan benda dengan cepat
dan lambat.
Sesuai dengan Literatur, yang pada keadaan normal mata harus bergerak dengan lancar
dan dapat menggerakan mata dengan cara yang terkoodinir. Observasi osilasi cepat(nistagmus)
masing-masing mata(Morton,2010)
Perlakuan Pada Nervus Facialis berupa para probandus menutupkan mata dan saat
praktikan lain mencoba membuka matanya, probandus tetap menutup mata. Dan melihat para
probandus memiliki senyum yang simetris.
Hal ini sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa jika gerakan fasial simetris,
hal tersebut merupakan respon yang normal. Begitu juga sesasi rasa yang normal(Morton,2010)
Perlakuan pada vestibulocholearis berupa ketukan garpu tala pada benda lunak. Para
probandus dapat mendengar baik pada suara yang di hasilkan oleh garpu tala menunjukkan
respon positif (respon normal).
Hal ini agak sedikit berbeda dengan tertera pada literature. Pada literatru mrnggunakan
suara detik jam.Namun, pada prinsipnya perlakuan ini sama karena membuktikan respon
postifit yang menyatakan nervus vestibulocholearis dapat mendengar dan bekerja dengan baik
(Morton,2010)
Pemeriksaan pada nervus Glossopharyngeus sama dengan Nervus Vagus, uakni dengan
cara para probundus duminta untuk mengucapkan kata “ah” dan kemudian dilihat posisi
ovulanya. Pemeriksaan ini menunjukkan hasil positif (hasil normal) pada ketiga probundus
yakni ketiga ovulanya tetap pada posisi yang sama.
Hal ini sudah sesuai dengan literature, diliteratur disampaikan bahwa pengecekan
kedua nervus ini dapat dilakukan dengan cara meminta profundus mengatakan kata “a”. hasil
normal didapatkan apabila didnding faring terlihat terangkat dan ovulanya yang
simetris(Ariani,2011)
Pada pemeriksaan Nervus Accesorius dilakuakn dengan cara meminta para profundus
mengangkat kedua bahunya sekencang mungkin dan praktikan lain menahannya juga dengan
sekuat mungkin. Hal ini menunjukkan hasil positif (hasil normal) pada masing-masing
profundus, yakni mereka dapat memepertahankan posisi pundak mereka masing-masing.
Hal ini sudah sesuai dengan literature, dijelaskan bahwa pemeriksaan pada saraf kranial
ke XI ini dilakukan dengan cara mengangkat bahu klien dan ditahan oleh orang lain, dikatakan
normal apabila klien dapat menahan posisi pundaknya tersebut (Ariani,2011)
Yang terakhir adalah pemeriksaan pada Nervus Hypoglossus yakni dengan cara
meminta para Probandus untuk melipat lidahnya membentuk U ataupun bergelombang. Pada
praktikum ini menunjukkan hasil yang berebda dimasing-masing probandus, hanya probandus
pertama yang dapat melakukan hal tersebut, sementara sisanya tidak.
Pada literature disebutkan bahwa pengecekan Nervus Hypoglossus dapat dilakukan
dengan cara melihat pergerakan pada lidah. Melipat lidah membentuk U ataupun
bergelombang bukanlah satu-satunya indicator bahwa Nervus Hypoglossus sedang mengalami
gangguan. Karna lidah yang simetris sudah cukup menjadi indikasi bahwa Nervus Hypoglossus
dalam kondisi normal (Ariani,2011)
4.2 Menjawab Pertanyaan
Jawab: Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sedangkan sistem
saraf perifer terdiri dari semua jaringan di luar saraf pusat, meliputi nervus kranialis dan
spinalis, sistem saraf otonom dan indra khusus (rasa, penghidu, penglihatan, pendengaran,
dan keseimbangan). (Rehatta, 2019)
4.2.4 Sebutkan fungsi ke 12 nervus yang terdapat pada saraf otak (kranial) beserta
lokasi intinya
Jawab:
Lokasi Nervus
()
1) N. Olfaktorius : Penghidu
2) N. Optikus : Penglihatan
3) N. Okulomotorius :
Pergerakan bola mata dan kelopak mata atas
Pengaturan lensa untuk akomodasi dan konstriksi pupil
4) N. Troklearis : Pergerakan bola mata
5) N. Trigeminalis :
Sensasi sentuhan, nyeri, dan suhu dari kulit kepala, wajah, dan rongga mulut
(mencakup gigi dan dua pertiga anterior lidah)
Mengunyah dan kontrol otot telinga tengah
6) N. Abdusens : Pergerakan bola mata
7) N. Fasialis :
Pengecapan dari dua pertiga anterior lidah; Sensasi sentuhan, nyeri, dan suhu
dari kulit pada liang telinga luar
Kontrol otot ekspresi wajah dan otot telinga tengah
Sekresi air mata dan liur
8) N. Vestibulokoklearis : Pendengaran dan keseimbangan
9) N. Glossofaringeus :
Pengecapan dari sepertiga posterior lidah; Propioseptikpada otot mengunya;
Monitor tekanan darah, oksigen, dan karbon dioksida dalam darah; Sensasi
sentuhan, nyeri, dan suhu dari kulit pada telinga luar dan faring superior
Membantu dalam menelan
Sekresi air liur
10) N. Vagus :
Pengecapan dari epiglotis; Proploseptik dari tenggorok dan otot pita suara;
Monitor tekanan darah, oksigen, dan karbon dioksida dalam darah; Sensasi
sentuhan, nyeri, dan suhu pada kulit telinga luar; Sensasi dari organ toraks dan
abdomen
Menelan, bersuara, dan batuk
Motilitas dan sekresi organ gastrointestinal; Konstriksi traktus respiratorius;
Penurunan denyut jantung
11) N. Aksesorius : Pergerakan kepala dan pektoralis
12) N. Hipoglossus : Berbicara, manipulasi makanan, dan menelan.
(Rehatta, 2019)
Sistem Saraf
Motorik Sensorik
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa dari uji semua
nervus didapatkan hasil bahwa semua probundus bisa melakukan semua uji dengan baik,
terkecuali pada uji nervus hypoglossus ada dua orang probundus yang mengalami kesulitan
dalam melakukan uji tersebut. Akan tetapi, ketidakmampuan mereka dalam melakukan uji pada
nervus hypoglossus bukanlah termasuk hal yang abnormal karena ketika lidah mereka masih
terlihat simetris ketika dijulurkan. Pada dasarnya, semua saraf yang ada pada tubuh saling
bekerja sama untuk keberlangsungan aktivitas tubuh.
5.2 Saran
Praktikum yang dilakukan sudah berjalan dengan lancar dan baik. Harapan untuk ke
depannya, Laboratorium Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Brawijaya dapat menyediakan lebih banyak mikroskop untuk praktikan melakukan
pengamatan. Kebersihan alat laboratorium merupakan hal yang penting, oleh karena itu,
sebaiknya untuk ke depannya laboratorium Fisiologi menyediakan alat pembersih alat
laboratorium seperti sikat pembersih tabung reaksi. Praktikan ke depannya diharapkan lebih
memahami materi praktikum agar dapat mempersingkat jalannya praktikum dan diharapkan
praktikan menjaga ketertiban, kebersihan, dan kenyamanan laboratorium untuk kenyamanan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA