SISTEM MUSKULAR
2019D
D8
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
- Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot syaraf
- Mengenal jenis dan kerja beberapa alat perangsang
- Mengenal berbagai macam ransangan terhadap sediaan otot syaraf
BAB II
METODE
Hasil
1. Rangsangan Mekanik
Katak
Hasil
2. Rangsangan osmotis
Katak
Hasil
3. Rangsangan panas
Katak
Hasil
BAB III
HASIL
NO GAMBAR KETERANGAN
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Gerak reflek merupakan gerak yang terjadi di jalur saraf yang sederhana.
Jalur saraf disusun oleh interneuron, sekuen neuron sensor, dan neuron motor. Gerak
refelek terjadi karena adanya rangsangan yang menyakitkan ataupun mengagetkan. Gerak
ini terjadi sangat cepat dan terjadi secara otomatis tanpa adanya perintah dari otak. Gerak
reflek yang sederhana hanya memerlukan dua sel saraf yaito motoric dan sensorik.
Impuls yang terbentuk diterima oleh rangsang lalu diteruskan ke pusat saraf oleh saraf
sensori dan diterima oleh saraf penghubung tanpa adanya pengolahan di dalam otak dan
langsung disampaikan pada saraf motoric untukdi sampaikan ke otot atau efektor lainnya
(Wulandari, 2012).
a. Rangsangan Osmotis
Pada saat dilakukan uji osmotic , ketika serbuk NaCl di taburkan pada ujung
sendian otot katak, tidak terjadi pergerakan pada otot katak kami. Seharusnya otot saraf
yang terkena Nacl akan berkontrkasi karena Nacl atau garam dapur merupakan larutan
elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik kedalam cairan tubuh. Didalam garam
dapur terdapat senyawa anion dan kation yang pada akhirnya akan membentuk senyawa
netral. Pada kelompok kami, katak tidak mengeluarkan reaksi apapun, hasil tersebut
mungkin disebabkan oleh otot tendon achiles yang sudah terlalu lama dalam keadaan
mati (Suryani,2014 ).
b. Rangsangan Mekanis
Saat dilakukan uji mekanis, otot katak di jepit menggunakan pinset. Hasil yang
ditimbulkankan adalah terjadinya gerak reflek pada kaki katak. Menurut literatur hasil
yang ditimbulkan sudah sesuai dengan hasil percobaan kelompok kami, didalam literatur
disebutkan bahwa saat saraf katak dijepit maka akan terjadi gerak reflek berupa kaki yang
gemetar dan pergerakan kaki secara lambat. Gerak refleks pada katak berpusat pada
sumsum tulang belakang, hal tersebutlah yang menyebabkan otot katak masih mengalami
gerak refleks meskipun katak sudah pingsan maupun mati. Jalannya implus gerak refleks
adalah : reseptor-saraf sensoris-medula spinalis ( sum-sum tulang )-saraf motoris-efektor
(Sari,2010). Medula Spinalis merupakan terusan dari medulla oblongata yang masuk
kedalam kanalis ventralis. Bagian ini berfungsi untuk menghantar implus dan juga
sebagai pusat refleks (Manalu,2014).
c. Rangsangan Panas
Saat dilakukan uji rangsangan menggunakan rangsangan panas, korek api yang
telah di tiup bara apinya lanngsung di tempelkan pada nervus ischiadicus. Reaksi yang
terjadi adakah adanya sedikit pergerakan reflek pada kaki katak. Menurut literatur yang
kami dapatkan gerak reflek ini didapatkan karena masih berfungsinya medulla spinalis
pada katak yang mengatur gerak reflek. Medulla spinalis memiliki fungsi untuk
menghantarkan impuls motoris yang berasal dari otak menuju ke saraf perifer ( Pratama
dkk, 2015).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan didapat hasil bahwa terdapat banyak alat
perangsang yang dapat digunakan untuk menguji rangsangan terhadap sediaan otot
melalui nervus, seperti garam atau kristal NaCl yang digunakan untuk menguji
rangsangan osmotis, korek api yang digunakan untuk memberi rangsangan panas, serta
sentuhan atau pijatan yang digunakan untuk rangsangan mekanis. Hal tersebut
membuktikan bahwa nervus yang diberi rangsangan akan menyebabkan kontraksi pada
otot yang dibuktikan dengan bergeraknya kaki dari katak.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan lancar, namun semoga pada praktikum
selanjutnya pembagian waktu pada tiap shift lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Manalu, T. 2014. Gerak Refleks pada Spinal Katak Sawah. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Pratama dkk. 2015. Berbagai Rangsangan Pada Otot Syaraf. Jurnal Fisiologi Hewan
Sari,Lela Juwita., Riski Sulistyani., Eka Puspita Sari., Lia,indrianita.2010.Fisiologi Sistem Sara
f Pada Katak. FMIPA UNJ
Suryani ,Lia., Syarah Diyah Ayu Budiyono., Opy Dwi Astari., Septia Rahmah W., Apriyani.
2014. Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan.
Wulandari. 2012. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis Mikrokontroller
At 89S8252. Jurnal Neutrino, Vol 1, No 2.
Lampiran