Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER 1

SISTEM MUSKULAR

ACHMAD TAUFIQ 195130100111063


AMIRAH ZAIN RISANTI 195130100111072
AMELIA PUSPITANINGRUM 195130101111051
DYAH AISYAH RETNO PALUPI 195130101111060
NADHIFA AURELIA JIZA 195130107111056

2019D
D8

BIAN FEBRY ROHMANA ALVIANO

LABORATORIUM FISIOLOGI VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
- Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot syaraf
- Mengenal jenis dan kerja beberapa alat perangsang
- Mengenal berbagai macam ransangan terhadap sediaan otot syaraf
BAB II
METODE

2.1 Alat dan Bahan


1. Hewan coba : Dua ekor katak kodok sawah (Fejervarya cancrivora)
2. Sonde (jarum penusuk) otak katak
3. Papan katak
4. Beberapa buah jarum pentul
5. Dissecting set dan gunting
6. Larutan garam faali:NaCl 0,65% atau larutan Ringer
7. Gelas arloji atau gelas petri
8. Pinset Galvanis
9. Stimulator elektronik lengkap dengan kabel-kabelnya
10. Kristal garam dapur atau gliserin
11. Cuka glasial
12. Gelas pengaduk
13. Korek api
2.2 Langkah Kerja
Katak

Dimasukkan pada tabung yang berisikan gas bius

Ditunggu hingga terlihat lemas dan tidak ada reaksi

Ditaruh di papan katak

Direntangkan kaki dan tangan lalu diberi pin

Diinsisi bagian kulit dan otot perut

Dibuang jeroan yang ada di dalam perut katak

Dicari dan diamati n.ischiadicus

Ditelusuri n. Ischiadicus sambil dipotong otot di sekitarnya

Disayat fascia antara m Biceps femoris dengan


m.semimembranosus dan terlihat n.ischiadicus dan a.Femoralis

Dipotong paha di atas seperempat bagian bawah

Dilakukan uji ransangan pada katak

Hasil
1. Rangsangan Mekanik

Katak

Dipijat pangkal n.ischiadicus dengan batang korek api

Diperhatikan efek yang terjadi

Hasil
2. Rangsangan osmotis

Katak

Ditaburkan serbuk garam pada pangkal syaraf

Ditunggu beberapa menit dan dilihat kontraksi

Dilihat efek yang terjadi

Hasil

3. Rangsangan panas

Katak

Dinyalakan batang korek api, dipadamkan lalu segera


ditempelkan pada pangkal syaraf

Diperhatikan efek yang terjadi

Hasil
BAB III

HASIL

3.1 Tabel Hasil Praktikum

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Kodok sawah (Fejervarya canrivora)


dimasukkan ke dalam toples berisi kloroform
dimaksudkan untuk anastesi.

2. Selanjutnya, kodok tersebut diletakkan pada


papan katak dan tancapkan jarum pentul pada
kaki dan tangan-nyatanganya dikasudkan untuk
merentangkan kodok kodok nya.

3. Setelah direntangkan , diinsisi kodok tersebut


dari cranial menuju caudal beserta dengan
extremitas caudalnya.
4. Dikeluarkan isi perut kodok dan dibersihkan
organ dari dalam tubuh.

5. Setelah jeroan dikeluarkan, maka akan nampak


Nervus Ischiadicus yang menempel pada
Vertebrae.

6. Ditelusuri Nervus Ischiadicus pada kaki


belakang dengan memotong otot yang ada
diatasnya.
7. Setelah di urut maka dilakukan rangsangan
mekanis dengan memijat Nervus Ischiadicus
dengan pinset.

8. Kemudian dilakukan uji ke-2 rangsangan panas


dengan membakar pinset dan menempelkannya
di Nervus Ischiadicus.

9. Dilakukan rangsangan ke- yaitu osmotis


dengan menaburkan Kristal Garam Dapur
(NaCl) pada Nervus Ischiadicus.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Gerak reflek merupakan gerak yang terjadi di jalur saraf yang sederhana.
Jalur saraf disusun oleh interneuron, sekuen neuron sensor, dan neuron motor. Gerak
refelek terjadi karena adanya rangsangan yang menyakitkan ataupun mengagetkan. Gerak
ini terjadi sangat cepat dan terjadi secara otomatis tanpa adanya perintah dari otak. Gerak
reflek yang sederhana hanya memerlukan dua sel saraf yaito motoric dan sensorik.
Impuls yang terbentuk diterima oleh rangsang lalu diteruskan ke pusat saraf oleh saraf
sensori dan diterima oleh saraf penghubung tanpa adanya pengolahan di dalam otak dan
langsung disampaikan pada saraf motoric untukdi sampaikan ke otot atau efektor lainnya
(Wulandari, 2012).

a. Rangsangan Osmotis
Pada saat dilakukan uji osmotic , ketika serbuk NaCl di taburkan pada ujung
sendian otot katak, tidak terjadi pergerakan pada otot katak kami. Seharusnya otot saraf
yang terkena Nacl akan berkontrkasi karena Nacl atau garam dapur merupakan larutan
elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik kedalam cairan tubuh. Didalam garam
dapur terdapat senyawa anion dan kation yang pada akhirnya akan membentuk senyawa
netral. Pada kelompok kami, katak tidak mengeluarkan reaksi apapun, hasil tersebut
mungkin disebabkan oleh otot tendon achiles yang sudah terlalu lama dalam keadaan
mati (Suryani,2014 ).

b. Rangsangan Mekanis

Saat dilakukan uji mekanis, otot katak di jepit menggunakan pinset. Hasil yang
ditimbulkankan adalah terjadinya gerak reflek pada kaki katak. Menurut literatur hasil
yang ditimbulkan sudah sesuai dengan hasil percobaan kelompok kami, didalam literatur
disebutkan bahwa saat saraf katak dijepit maka akan terjadi gerak reflek berupa kaki yang
gemetar dan pergerakan kaki secara lambat. Gerak refleks pada katak berpusat pada
sumsum tulang belakang, hal tersebutlah yang menyebabkan otot katak masih mengalami
gerak refleks meskipun katak sudah pingsan maupun mati. Jalannya implus gerak refleks
adalah : reseptor-saraf sensoris-medula spinalis ( sum-sum tulang )-saraf motoris-efektor
(Sari,2010). Medula Spinalis merupakan terusan dari medulla oblongata yang masuk
kedalam kanalis ventralis. Bagian ini berfungsi untuk menghantar implus dan juga
sebagai pusat refleks (Manalu,2014).
c. Rangsangan Panas
Saat dilakukan uji rangsangan menggunakan rangsangan panas, korek api yang
telah di tiup bara apinya lanngsung di tempelkan pada nervus ischiadicus. Reaksi yang
terjadi adakah adanya sedikit pergerakan reflek pada kaki katak. Menurut literatur yang
kami dapatkan gerak reflek ini didapatkan karena masih berfungsinya medulla spinalis
pada katak yang mengatur gerak reflek. Medulla spinalis memiliki fungsi untuk
menghantarkan impuls motoris yang berasal dari otak menuju ke saraf perifer ( Pratama
dkk, 2015).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan didapat hasil bahwa terdapat banyak alat
perangsang yang dapat digunakan untuk menguji rangsangan terhadap sediaan otot
melalui nervus, seperti garam atau kristal NaCl yang digunakan untuk menguji
rangsangan osmotis, korek api yang digunakan untuk memberi rangsangan panas, serta
sentuhan atau pijatan yang digunakan untuk rangsangan mekanis. Hal tersebut
membuktikan bahwa nervus yang diberi rangsangan akan menyebabkan kontraksi pada
otot yang dibuktikan dengan bergeraknya kaki dari katak.

5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan lancar, namun semoga pada praktikum
selanjutnya pembagian waktu pada tiap shift lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Manalu, T. 2014. Gerak Refleks pada Spinal Katak Sawah. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Pratama dkk. 2015. Berbagai Rangsangan Pada Otot Syaraf. Jurnal Fisiologi Hewan

Sari,Lela Juwita., Riski Sulistyani., Eka Puspita Sari., Lia,indrianita.2010.Fisiologi Sistem Sara
f Pada Katak. FMIPA UNJ

Suryani ,Lia., Syarah Diyah Ayu Budiyono., Opy Dwi Astari., Septia Rahmah W., Apriyani.
2014. Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf. Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan.

Wulandari. 2012. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis Mikrokontroller
At 89S8252. Jurnal Neutrino, Vol 1, No 2.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai