Anda di halaman 1dari 5

OTOT SKELET DAN SARAF PERIFER

Zasquee Putri Amalia Sendye (C031231024), Ayniya Nabila Ghinaya (C031231087),


Nabila Alya Hanun (C031231013), Nabila Hanifah (C031231033), Niasya Angelin Putri
P (C031231004), Veri Irawan (C031231074)
Asisten : Rina Febrianty
Laboratorium Fisiologi Veteriner dan Satwa Akuatik I, Program Studi Kedokteran
Hewan (PSKH), Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Hasanuddin (UNHAS)
ABSTRAK
Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya kontraksi
sedangkan sistem saraf merupakan suatu kombinasi sinyal listrik dan kimiawi yang dapat
membuat sel-sel saraf. Tujuan praktikum yaitu untuk mempelajari otot skelet dan saraf serta
rangsangan pada saraf dengan cara mempelajari cara mematikan katak serta membuat sediaan
otot saraf. Adapun Alat yang digunakan yaitu blade no. 11 (1 buah), gunting tajam-tajam (1
buah), konduktor (1 buah), korek api kayu (1 pack kecil), pentul (1 pack), pinset anatomis (3
buah), scalpel no.3 (1 buah), sonde (1 buah), spuit 1 ml (1 buah), spuit 5 ml (1 buah) dan
styrofoam. Bahan yang digunakan yaitu cairan fisiologis NaCl (1 botol), cuka glasial (1
botol), garam dapur (1 bungkus) dan katak dewasa (2 ekor). Pada praktikum ini dilakukan
beberapa percobaan pemberian rangsangan terhadap otot dan saraf perifer pada katak.
Kesimpulannya yaitu rangsangan, osmosis, kimiawi, faradis, dan panas menghasilkan respon
berupa kontraksi atau getaran sedangkan rangsangan mekanik tidak menghasilkan kontraksi
atau getaran.
Kata Kunci : Otot, Saraf Perifer, Sistem Saraf
1. PENDAHULUAN
bertanggung jawab atas ritme dan otomatis
Hewan jika diperhatikan bergerak
kontraksi jantung yang berlanjut sepanjang
dengan sederhana seperti maju, mundur,
hidup hewan. Otot polos disebut juga otot
berlari, berjalan, melompat dan lain
tak lurik, tak sadar, dan visceral. Otot
sebagainya. Pada saat yang sama darah
polos bertanggung jawab untuk
sedang di pompa melalui pembuluh darah,
memindahkan makanan melalui sistem
makanan sedang dipindahkan sepanjang
pencernaan dan mengendalikan aliran
pencernaan saluran. Semua ini sepertinya
darah melalui pembuluh darah
terjadi dengan spontan dan sederhana,
serta proses tak sadar lainnya
tetapi semua aktivitas ini dan aktivitas-
(Aspinall dan Capello, 2015).
aktivitas lainnya dihasilkan oleh kerja
sistem otot. Ketika kita mendengar kata Selama kontraksi, filamen aktin dan
otot biasanya kita memikirkan otot besar, miosin saling bergeser dan jembatan silang
seperti otot bisep atau gluteal Sebenarnya, terbentuk antara kepala filamen miosin dan
ada tiga jenis otot yang berbeda kepala filamen aktin. Jembatan silang
membentuk tubuh yaitu otot rangka, otot berayun membentuk busur, menarik
jantung, dan otot polos (Colville dan filamen tipis melewati filamen tebal, dan
Bassert, 2016). sarkomer memendek. Setelah gerakan ini
Otot rangka menempel pada selesai, jembatan silang melepaskan diri
kerangka dan menyebabkan gerakan secara dari filamen tipis dan menyambung
sadar dimana hewan menggunakan otaknya kembali lebih jauh. Dengan kata lain,
untuk menggerakkan anggota tubuhnya. jembatan silang antara filamen miosin dan
Otot jantung hanya terdapat di jantung dan aktin bertindak sebagai mekanisme ratchet,
membentuk miokardium. Otot jantung sehingga memendekkan otot. Proses ini
memerlukan masukan energi, yang sudah tidak merespon dan sudah melemas
disediakan oleh molekul adenosin trifosfat maka lepaskan sonde.
(ATP) dimana ion kalsium juga penting
untuk proses kontraksi otot (Aspinall dan 2.2.2 Membuat Sediaan Otot Saraf
Capello, 2020). Pertama, katak diletakkan di atas
sterefoam dalam posisi dorsal recumbency.
2. MATERI DAN METODE Setelah itu, kulit katak diincisi hingga
2.1 Alat dan Bahan dapat terlepas. Lalu diincisi dan dikuakkan
2.1.1. Alat fascia antara m. biceps femoris dengan m.
Alat yang digunakan adalah blade semimembranosus hingga tampak n.
no. 11 (1 buah), gunting tajam-tajam (1 ischiadicus dan a. femoralis setelah kedua
buah), konduktor (1 buah), korek api kayu otot tadi dikuakkan. Selanjutnya n.
(1 pack kecil), pentul (1 pack), pinset ischiadicus ditelusuri ke atas sambil otot-
anatomis (3 buah), scalpel no.3 (1 buah), otot di sebelah atasnya digunting sampai
sonde (1 buah), spuit 1 ml (1 buah), spuit 5 didapatkan sediaan otot saraf yang
ml (1 buah) dan styrofoam. diinginkan.
2.1.2 Bahan
2.2.3 Rangsangan Mekanik
Bahan yang digunakan adalah cairan Pertama, semprotkan larutan NaCl
fisiologis NaCl (1 botol), cuka glasial (1 pada otot kaki katak yang ingin diberikan
botol), garam dapur (1 bungkus) dan katak perlakuan. Lalu tekanlah pangkal n.
dewasa (2 ekor). ischiadicus dengan pinset anatomis.
2.2 Alur Praktikum Kemudian perhatikan rangsangan yang
2.2.1 Mematikan Katak pada terjadi m. gastrocnemius katak
Pertama, bagian kepala katak tersebut.
dipegang dengan hati-hati, dengan jari 2.2.4 Rangsangan Panas
telunjuk dan jari tengah diposisikan di Pertama, semprotkan larutan NaCl
sekitar kepala, dan dipegang dengan tiga pada otot kaki katak yang ingin diberikan
jari lainnya untuk menjaga agar tidak lepas perlakuan. Lalu nyalakan sebatang korek
serta kepala katak sedikit dibengkokkan. api kayu kemudian padamkan lalu segara
Selanjutnya otak katak ditusuk dengan ditempelkan pada pangkal saraf.
sonde yang tajam pada foramen occipitale, Perhatikan respon atau reaksi yang timbul
yang merupakan sudut antara garis tulang dari rangsangan yang diberikan pada m.
kepala dan tulang punggungnya. Kemudian gastrocnemius.
sonde dimasukkan sekitar 1/2 cm dan
diputar ke kiri, ke kanan, ke atas ke bawah, 2.2.5 Rangsangan Kimiawi
maju, dan mundur. Lalu mata katak Pertama, semprotkan larutan NaCl
diperhatikan, jika setengah tertutup dan pada otot kaki katak yang ingin diberikan
tidak ada reaksi terhadap sentuhan maka perlakuan dengan tujuan mentserilkan otot
perusakan dihentikan. Selanjutnya sumsum sekaligus menjaga jaringannya. Lalu
tulang belakang dirusak dengan ambilah larutan cuka glasial dengan
menusukkan sonde ke arah belakang dari menggunakan spuit 1 ml. Kemudian
bekas tusukan yang telah dilakukan tuangkan pada pangkal saraf pangkal n.
sebelumnya. Setelah itu, katak diamati ischiadicus katak kemudian lihatlah reaksi
dengan memperhatikan responnya, seperti atau respon dari rangsangan yang diberikan
kaki katak yang meronta-ronta, apabila pada bagian m. gastrocnemius dari katak.
2.2.6 Rangsangan Osmotik Pada uji ini diberikan rangsangan
Pertama, semprotkan larutan NaCl dengan cara menekankan korek api kayu
pada otot kaki katak yang ingin diberikan yang telah dipadamkan setelah dinyalakan
perlakuan. Lalu taburkan sejumlah kecil kemudian ditempelkan pada pangkal n.
serbuk garam dapur pada pangkal saraf. ischiadicus katak. Hasil yang diperoleh
Kemudian lihat reaksi atau respon dari yaitu terdapat sedikit reaksi atau respon
rangsangan yang diberikan pada m. kecil yang diberikan pada m.
gastrocnemius. gastrocnemius katak tersebut.
2.2.7 Rangsangan Faradis 3.1.3. Rangsangan Kimiawi
Pertama, semprotkan larutan NaCl
pada otot kaki katak yang ingin diberikan
perlakuan. Lalu tancapkan pentul pada dua
sisi n. ischiadicus. Kemudian jepit kedua
pentul menggunakan konduktor (capit
buaya) dan lihat reaksi atau respon dari
rangsangan yang diberikan pada m.
gastrocnemius.
Gambar 3. Rangsangan Kimiawi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada uji ini diberikan rangsangan
3.1 HASIL
dengan cara menuangkan cuka glasial pada
3.1.1. Rangsangan Mekanik
pangkal n. ischiadicus katak menggunakan
spuit 1ml. Hasil yang diperoleh ialah
terdapat reaksi atau respon yang diberikan
oleh katak berupa kontraksi otot pada m.
gastrocnemius yang kuat, bahkan respon
yang diberikan lebih kuat dibandingkan
rangsangan osmotik.
3.1.4. Rangsangan Osmotik
Gambar 1. Rangsangan Mekanik
Pada uji ini diberikan rangsangan
dengan cara menekankan ujung batang
korek api kayu pada pangkal n.
ischiadicus. Hasil yang diperoleh ialah
tidak terdapat respon atau reaksi yang
diberikan oleh katak saat penekanan pada
saraf ototnya tepatnya pada pangkal n.
ischiadicus. Gambar 4. Rangsangan Osmotik
Pada perlakuan ini, katak akan
3.1.2. Rangsangan Panas
diberikan rangsangan dengan cara
menaburkan garam dapur pada pangkal
saraf. Hasil yang diperoleh hasil ialah
adanya reaksi atau respon yang diberikan
oleh katak berupa sebuah kontraksi otot
yang kuat pada m. gastrocnemius katak
tersebut.
Gambar 2. Rangsangan Panas
3.1.5. Rangsangan Faradis suhu tubuh. Ketika suhu tubuh meningkat,
fleksibilitas dari otot meningkat sehingga
menyebabkan otot akan optimal dalam
menjalankan fungsi relaksasi dan
kontraksinya.
3.2.3 Rangsangan Kimiawi
Pada pemberian rangsangan kimiawi
dengan memberikan cuka glasial pada
bagian n. ischiadicus memberikan hasil
Gambar 5. Rangsangan Faradis
berupa gerakan kuat pada m.
Pada uji ini diberikan rangsangan
gastrocnemius. Hal ini sesuai dengan teori
dengan cara menancapkan pentul yang
yang menyatakan bahwa asam asetat yang
telah dijepit dengan konduktor pada
bukan etanol, memberikan peningkatan
pangkal saraf katak. Hasil yang diperoleh
yang cepat dan kuat dalam rangsangan
ialah adanya reaksi atau gerakan yang
saraf pada konsentrasi yang relevan secara
diberikan oleh katak berupa kontraksi otot
fisiologis (Chapp dkk., 2021)
yang lemah atau pelan pada m.
3.2.4 Rangsangan Osmotik
gastrocnemius katak tersebut.
Dalam percobaan rangsangan
3.2 PEMBAHASAN osmotis, katak akan diberikan perlakuan
3.2.1 Rangsangan Mekanik dengan menaburkan sejumlah garam pada
Berdasarkan pada percobaan yang bagian saraf ototnya yaitu n. ischiadicus
telah dilakukan yaitu pada pemberian dan didapatkan hasil berupa katak yang
rangsangan mekanis, katak diberikan berkontraksi dengan menunjukkan gerak
perlakuan berupa pijatan menggunakan dan getaran yang cukup kuat. Hal ini
ujung batang korek api pada bagian n. sesuai dengan teori yang menyatakan
ischiadicus. Hasil yang diperoleh dari bahwa NaCl yang mengandung garam
perlakuan ini adalah tidak terdapat suatu berfungsi untuk meregulasi tekan osmosis
reaksi pada otot kaki katak. Hal ini dan membentuk potensial listrik yang
berbanding terbalik dengan apa yang ada diperlukan dalam proses kontraksi otot
dalam teori Badhilawa dkk. (2021), bahwa serta berperan penting dalam penyampaian
rangsangan mekanis yang terjadi pada impuls saraf (Wibowo dkk., 2022).
saraf dapat menyebabkan terjadinya 3.2.5 Rangsangan Faradis
kontraksi pada otot. Pada praktikum ini dilakukan sebuah
3.2.2 Rangsangan Panas percobaan berupa pemberian rangsangan
Berdasarkan pada percobaan uji faradis pada m. gastrocnemius katak.
rangsangan panas dengan menyalakan Pemberian rangsangan ini dilakukan
korek api kayu lalu dipadamkan. Setelah dengan menusukan jarum pentul ke n.
itu, ditempelkan pada pangakal sarafnya ischiadicus katak, kemudian jarum tersebut
katak, diperoleh hasil berupa katak dialiri Listrik menggunakan konduktor
memberikan respon terhadap rangsangan yang telah dirakit. Hasil yang didapatkan
panas yang diberikan berupa kontraksi dari perlakuan ini adalah katak
berupa gerakat pelan pada m. menunjukkan respon gerakan yang sangat
gastrocnemius. Hal ini sesuai dengan teori kuat. Hal ini sesuai dengan teori dari
Baskoro dkk., (2018), bahwa pemanasan Enoka dkk. (2020), yang menyatakan
yang dilakukan otot dapat meningkatkan bahwa arus listrik dapat membangkitkan
kontraksi pada
otot dengan memunculkan potensi aksi di Veterinary Anatomy and
serabut saraf intramuscular. Physiology. 4th ed. CABI: UK.
4. PENUTUP Aspinall. V. dan Capello, M. 2015.
4.1 Kesimpulan Introduction To Animal and
Kesimpulan yang di dapatkan selama Veterinary Anatomy and
praktikum adalah Physiology. 3th ed. ELSEVIER:
1. Perlakuan yang diberikan pada China.
rangsangan mekanik, tidak Badhiwala, K.N., Primack, A.S., Juliano,
memberikan hasil respon sama C.E. dan Robinson, J.T. 2021.
sekali. Multiple neuronal networks
2. Perlakuan yang diberikan pada coordinate Hydra mechanosensory
rangsangan panas dengan behavior. Elife. 10(1):1-23.
menggunakan batang korek api, Baskoro, F. Y., Moerjono, S. dan
diperoleh hasil bahwa katak Anggraheny H. D. 2018.
memberikan respon rangsangan yang Pemanasan Fisik Menurunkan
kecil. Kejadian Kram Otot Triceps Surae
3. Perlakuan yang diberikan pada pada Atlet Renang. Magna Medika
rangsangan kimiawi, diperoleh hasil Berkala Ilmiah Kedokteran dan
bahwa katak memberikan respon Kesehatan. 2 (4): 71-75.
yang berupa timbulnya reaksi yang
kuat bahkan lebih kuat dari Chapp, A. D., Mermelstein P. G. &
perlakuan rangsangan panas. Thomas, M. J. 2021. The ethanol
4. Perlakuan yang diberikan pada metabolite acetic acid
rangsangan osmotik dengan activatesmouse nucleus accumbens
pemberian garam, diperoleh hasil shell medium spiny neurons. J
bahwa reaksi yang ditimbulkan Neurophysiol. 125(2): 620-627.
berupa denyutan kuat pada otot paha Colville, T. dan Bassert, J. M. 2016.
katak. Clinical Anatomy and Physiology
5. Perlakuan yang diberikan pada for Veterinary Technicians. 3th ed.
rangsangan osmotik, diperoleh hasil ELSEVIER: USA.
bahwa katak memberikan reaksi Enoka, R. M., Amiridis, I. G. dan
berupa denyutan kecil. Duchateau J. 2019. Electrical
4.2 Saran Stimulation of Muscle:
4.2.1 Saran Untuk Praktikum Electrophysiology and
Selanjutnya Rehabilitation. Physiology. 35(1):
Diharapkan pada praktikum 40-56.
selanjutnya bisa dilaksanakan pada tempat
Wibowo E., Kuncoro E. & Suandika M.
yang lebih luas
2022. Implementasi madu pada
4.2.2 Saran Untuk Asisten perawatanluka pasien apendiksitis
Diharapkan kepada asisten lab hadir post laparatoni dengan masalah
semua agar praktikum lebih kondusif gangguanintegritas kulit/jaringan.
Jurnal Pengabdian Mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
1(8):1311-1318.
Aspinall. V. dan Capello, M. 2020.
Introduction To Animal and

Anda mungkin juga menyukai