Muthifa Zahrani Irshan (C031231023), Adinda Dwi Salsabila (C031231021), Alfani Aulia
Hardi (C031231088), Mutya Kusumasari Hanis (C031231062), Nur Rifqah Zain
(C031231028), Rifhal Firnanda Arsandy (C031231008)
Asisten : Oktavia Ningtias Herawati
Laboratorium Fisiologi Veteriner dan Satwa Akuatik I, Program Studi Kedokteran Hewan
(PSKH), Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Hasanuddin (UNHAS)
ABSTRAK
Sistem saraf merupakan suatu kombinasi sinyal listrik dan kimiawi yang dapat membuat
sel-sel saraf mampu berkomunikasi antara satu sama lain. Sistem saraf terbagi atas sistem
saraf pusat dan sistem saraf perifer. Tujuan dari praktikum ni yaitu mempelajari fungsi dari
bagian bagian otak katak (cerebellum dan medulla oblongata) dengan menghilangkan bagian
bagian otak otak tersebut dan mengamati reaksi yang timbul. Alat dan bahan yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah air mineral, baskom, benang wol, botol air mineral, gunting
tajam tajam,katak, papan pengalas, pinset anatomis, sonde dan stopwatch. Alur praktikum
dimulai dari memberikan perlakuan pada katak normal, perlakuan yang diberrikan yaitu sikap
badan, keseimbangan, menghitung frekuensi nafas, diangkat ke atas, diputar menggunakan
papan, diikat kaki katak dengan menggunakan benang nilon, dan perlakuan terakhir yaitu
kemampuan berenng. Semua perlakuan dilakukan pada katak deserebrasi dan spinal. Hasil
yang diperoleh setelah praktikum dilakukan yaitu respon yang diberikan oleh katak
deserebrasi dan spinal mengalami penurunan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa cerebellum
dan medula blongata memiliki peranan pentng dalam tubuh katak yaitu berperan dalam
mengatur keseimbangan dan koordinasi gerakan otot, serta respon gerakan tubuh.
Kata kunci : Cerebellum, Katak, Medulla, Saraf
1. PENDAHULUAN Pada bagian sistem saraf terdiri dari
Sistem saraf merupakan suatu badan sel (neuron) yang terdiri dari tiga
kombinasi kombinasi sinyal listrik dan wilayah utama yaitu, badan sel, akson, dan
kimiawi yang dapat membuat sel-sel saraf beberapa dendrit. Badan sel mengandung
(neuron) mampu berkomunikasi antara nukleus, bagian menonjol dari retikulum
satu sama lain, sebagaimana dikutip oleh endoplasma kasar granular yang disebut
Meutia dkk., (2021). Sistem saraf badan nissl dan organel, seperti kompleks
bertanggung jawab penuh untuk menerima mitokondria dan golgi, yang umum
berbagai rangsangan dan terdapat pada sel-sel lain dalam tubuh.
mengkoordinasikannya terhadap reaksi Dendrit berasal dari kata Yunani untuk
organisme. Sistem saraf menerima 'pohon' adalah cabang sitoplasma kecil dan
rangsangan yang mempengaruhi pendek yang memanjang dari badan sel.
permukaan tubuh dan/atau bagian dalam. Akson biasanya merupakan bagian
Rangsangan tersebut menimbulkan impuls- terpanjang dari neuron dan memanjang
impuls yang dicatat, ditransmisikan, jauh dari badan sel, dimana fungsi dari
diproses dan dijawab dalam bentuk reaksi akson itu sendri seperti kabel listrik untuk
pasif atau aktif. Dengan demikian, fungsi menyalurkan potensial aksi keluar dari
pada sistem saraf memungkinkan tubuh badan sel (Bayram, 2022).
berinteraksi, beradaptasi, dan bereaksi Sistem kerja dari sistem saraf tentu
terhadap lingkungan (Konig dan Liebich, ada proses yang harus dilewati atau yang
2020). disebut mekanisme. Mekanisme kerja
sistem saraf dimulai dari impuls saraf pengalas (1 buah), pinset anatomis (2
ditransfer dari satu neuron lain dengan buah), sonde (1 buah), dan stopwatch (1
sarana struktur seperti tombol yang dikenal buah).
sebagai sinapsis. Impuls saraf dari dendrit 2.1.2 Bahan
diarahkan melintasi sel tubuh menuju bukit Bahan yang digunakan pada
akson, mencapai tujuan akhir mereka praktikum kali ini yaitu air mineral (1500
dengan cepat. Saat impuls saraf berjalan ke mL), dan katak (2 ekor).
bawah akson, dilepaskan transmitter dan
memungkinkan transmisi saraf 2.2 Alur Praktikum
melanjutkan kebawah serat saraf. Efeknya 2.2.1 Katak Normal
dihentikan oleh pelepasan kolinestrease Pada percobaan menggunakan katak
enzim yang merusak asetil kolin yang normal, ambillah satu ekor katak, lalu
tersisa di celah sinapsis kembali ke kemudian amati reaksi-reaksi pada katak
keadaan istirahatnya siap untuk impuls normal antara lain keseimbangan dengan
saraf berikutnya (Aspinall dan Capello, meletakkan katak terbalik di papan
2015). pengalas, reaksi terhadap pengangkatan
Menurut Amoako dkk. (2021), tiba-tiba dengan meletakkan katak pada
adapun penyakit pada hewan yang papan dan angkatlah papan beserta
disebabkan karena gangguan sistem saraf kataknya dengan gerakan tiba-tiba sampai
adalah virus rabies. Virus rabies katak terletak di atas papan, reaksi
menginfeksi sistem saraf pusat mamalia, pemutaran tiba tiba pada papan dengan
yang pada akhirnya menyebabkan penyakit kataknya, frekuensi napas dengan
pada otak dan kematian. Sekitar 40% orang mengamati pergerakan bagian dasar bawah
yang digigit hewan yang dicurigai mulut atau temboloknya, gerakan spontan
mengidap rabies adalah anak-anak di dengan cara mengikat kedua kaki depan
bawah usia 15 tahun infeksi saraf pusat katak menggunakan benang wol,
(seperti bakteri, jamur, dan virus lain serta gantungkan kedua kaki depan katak, lalu
abses) dan tumor intrakranial, merupakan berikan cubitan sedang pada salah satu jari
suatu kondisi dimana seseorang yang kakinya menggunakan pinset, jika katak
terkena penyakit ini akan ditandai dengan sudah kembali tenang ulangi cubitan
rasa takut yang berlebih pada air, sulit dengan lebih kuat dan perlakuan terakhir
untuk menelan dan berbicara, otot secara adalah kemampuan berenang pada
bertahap menjadi lumpuh, dimulai dari perlakuan ini, katak diletakkan ke dalam
lokasi gigitan atau cakaran, dimana cairan wadah yang sudah diisi air. Lalu langkah
tersebut berasal dari kelenjar air lir anjing terakhir amati dan catat reaksi yang timbul
yang sudah terinfeksi. Penyakit ini juga dari perlakuan-perlakuan tersebut.
akan mengakibatkan terjadinya koma 2.2.2 Katak Deserebrasi
perlahan berkembang, dan akhirnya terjadi Pada percobaan ini, kita
kematian. menggunakan katak yang deserebrasi,
2. MATERI DAN METODE ambil katak yang sama pada prosedur pada
2.1 Alat dan Bahan katak normal untuk dilakukan deserebrasi
2.1.1 Alat yakni dengan menggunting bagian maxilla
Alat yang digunakan pada praktikum sepanjang satu garis yang menghubungkan
kali ini yaitu baskom (1 buah), benang wol tepi anterior kedua gendang telinga atau di
(1 buah), botol air mineral (1 buah), belakang mata secara melintang (occipital
gunting tajam tajam (1 buah), papan timpani) yang terletak di belakang tepatnya
di bawah kedua mata dengan
menggunakan gunting tajam-tajam.
Langkah selanjutnya berikan waktu untuk
katak kembali dari shock. Lalu lakukan
percobaan yang sama seperti pada katak
normal untuk mengamati reaksi yang
ditimbulkan pada katak desebrasi.
2.2.3 Katak Spinal
Ambil katak yang sama dengan
prosedur katak normal dan desebrasi. Gambar 2. Keseimbangan
Kemudian rusak cerebellum dan medulla Pada percobaan ini katak normal
oblongata katak dengan menggunakan akan diletakkan dalam kondisi tubuh
sonde kira-kira sepanjang 1-1/4 cm ke terbalik di atas papan pengalas.
belakang dari tempat pemotongan terakhir Selanjutnya amati respon yang terjadi pada
atau pada bagian foramen occipital. Lalu katak. Hasil yang didapatkan ialah katak
langkah selanjutnya putar sonde untuk dapat membalikkan badannya seperti
merusakkan tenunan sarafnya. Kemudian posisi normal.
setelah itu berikan waktu untuk katak
kembali dari shock. Lalu langkah terakhir
lakukanlah percobaan yang sama seperti
pada katak normal pada katak deserebrasi.