Anda di halaman 1dari 9

Tanggal Praktikum

: 09 September 2014

Dosen Pembimbing

:Dr. Koekoeh Santoso

Kelompok Praktikum : C3

SUSUNAN SYARAF PUSAT


FUNGSI BAGIAN-BAGIAN OTAK KATAK

Anggota Kelompok :
1. Tubagus Ernanda

D14130020

2. Junita Putri Karina

D14130023

3. Asti Fatmawati Fathonah

D14130024

4. Hamzah Nata Siswara

D14130026

5. Erwin Suseno

D14130033

6. Husni Mubarak

D14130034

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Tujuan
Mempelajari fungsi bagian-bagian otak katak dengan menghilangkan
bagian-bagian otak tersebut dan mengamati reaksi yang timbul. Pengamatan
dilakukan terhadap : katak normal, katak decerebrasi, dan katak spinal.

Dasar Teori
Tiga bagian utama otak yaitu otak depan, otak tengah , dan otak belakang.
Otak depan terdiri atas cerebrum, thalamus, dan hypothalamus. Otak tengah
terdiri atas tectum dan tegmentum. Otak belakang terdiri atas otak kecil, pons, dan
medula. Cerebrum (korteks) berhubungan dengan fungsi berpikir dan tindakan.
Otak kecil (Cerebellum) berhubungan dengan pengaturan dan koordinasi gerakan,
postur , dan keseimbangan (Guyton 2008). Praktikum kali ini membahas tentang
katak decerebrasi dan katak spinal. Perbedaan antara katak decerebrasi dan spinal
berhubungan dengan otak yang dirusak dengan kesadaran katak. Katak
decerebrasi memiliki tingkat kesadaran baik dan menurun kesadaran katak ketika
Cerebrumrusak sedangkan pada katak spinal kesadaran katak hilang. Menurut
Watson (2000), saat otak kecil dirusak kesadaran katak menurun, kemungkinan
kerusakan otak katak dalam tahap parsial sehingga kesadaran katak tidak hilang
sepenuhnya.

Bahan dan Alat


-

Katak

- Pinset

Alat diseksi

- Baskom berisi air

Skapel

- Arloji

Gunting

Prosedur Kerja
Pengamatan harus dicatat, data ditulis dalam isian yang disediakan.

A. Amatilah reaksi-reaksi berikut pada katak normal.


1. Sikap badan (posture) , deskripsikan !
2. Gerakan gerakan spontan, apakah katak bergerak secara spontan?
(tanpa dirangsang)
3. Keseimbangan

badan

(reflek

bangkit),

letakkan

katak

pada

punggungnya. Apakah katak segera bangkit atau tidak?


4. Kemampuan berenang, deskripsikan !
5. Frekuensi nafas (amati gerakan gerakan bagian dasar mulut).
6. Frekuensi denyut jantung (amati gerakan-gerakan lembut pada bagian
sentral di sebelah posterior garis yang menghubungkan kedua kaki
depan jika diregangkan).
B. Desebrasi
Dengan gunting runcing yang tajam, potonglah dengan cepat otaknya
melintang sepanjang garis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dan
kedua gendang telinga ( membrana tympani yang terletak di belakang dan
di bawah kedua mata). Tunggulah 5 menit agar katak bebas dari keadaan
shock, kemudian catatlah reaksi-reaksi seperti pada A, pemotongan itu
biasanya anterior dan talamus.
C. Katak Spinal
Rusakkan serebelum dan medula oblongata dengan memasukkan jarum
penusuk otak kira-kira 1-11/4 cm ke belakang dari tempat pemotongan
terakhir. Putarkan kawatnya untuk merusakkan tenunan sarafnya. Berikan
waktu 5 menit untuk kembali dari shock dan catat reaksi-reaksinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Praktikum

Tabel 1. Lembar Kerja


1

Sikap

Gerakan

Kemampu- Keseimbang-

Frekuen- Frekun-

Badan

Spontan

an

si nafas

an (Bangkit)

Berenang

si
denyut
jantung

Katak

Badan

Melom-

Normal

tegak,
Posisi
kepala

Cepat

Berbalik posisi

kali

denyut

pat

tubuh dengan

/menit

/menit

dengan

cepat

cepat

tegak
Katak yang

Perut

Tidak

di

kempes, dapat

deserebrasi

badan

Lambat

Keseimbangan

kali

denyut/

sekali

berkurang,

/menit

menit

melom-

kaki

kempes, pat

menyentuh
dasar saat

Otot

berenang

kaku
Katak
Spinal

Lemas,
Badan
lurus

Tidak ada Tidak bisa

Tidak ada

Tidak

ada

gerakan

sama

keseimbangan

bernafas

denyut

spontan

sekali

lagi

nadi

Pembahasan
Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk dipelajarinya fungsi bagian-bagian
otak katak dengan dihilangkannya bagian-bagian otak dan reaksi yang timbul
dapat diamati. Katak yang digunakan yaitu katak normal, katak decerebrasi, dan
katak spinal. Pengamatan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu pengamatan
terhadap: sikap badan, gerakan spontan, kesimbangan ketika bangkit, kemampuan
untuk berenang, frekuensi nafas, dan frekuensi denyut jantung. Seperti dapat
dilihat pada tabel di atas, akan dibahas dalam pembahasan sebagai berikut.
Pada katak normal dapat dilihat sikap badan yang tegak dengan posisi
kepala tegak, dan otot yang lemas. Ketegangan suatu otot dapat ditentukan dengan
cara rabaan pada bagian paha katak. Otot pada katak normal pada percobaan ini
lemas, hal ini dikarenakan otot masih dalam kondisi relaksasi. Gerakan spontan
katak normal pada percobaan ini tergolong cepat meskipun badan dari katak besar
dan berat. Kemampuan berenang katak normal pada percobaan ini cukup cepat
seperti katak pada umumnya. Kemampuan berenangnya dapat dilihat dengan cara
katak diletakkan pada baskom yang berisikan air, kemudian katak pun akan
berenang dengan sendirinya. Keseimbangan bangkit katak normal pada percobaan
ini cukup baik karena katak berbalik ke posisi semula dengan cepat ketika
berenang. Frekuensi nafas dan frekuensi denyut jantung katak normal pada
percobaan ini secara berturut-turut adalah kali/menit dan denyut/menit. Dapat
dikatakan frekuensi nafas dan frekuensi denyut jantung katak normal pada
percobaan ini normal.
Katak yang digunakan pada percobaan yang kedua adalah katak yang
dideserebrasi. Katak yang dideserebrasi adalah katak normal yang dihilangkan
cerebrumnya. Cerebrum adalah bagian pada otak yang berfungsi sebagai pengatur
kemauan dan kesadaran. Katak dideserebrasi dengan cara dipotongnya bagian
kepala katak dengan cepat. Bagian yang dipotong adalah bagian otak katak yang
melintang di sepanjang garis penghubung tepi-tepi anterior dari kedua gendang
telinga. Dapat diamati sikap badan pada katak yang dideserebrasi adalah pada
bagian perut mulai mengemis, hal ini dikarenakan udara tidak dapat memasuki
lagi bagian tubuh, badan masih tegak namun otot mulai kaku. Otot yang kaku ini

dikarenakan shock pada saraf katak yang dideserebrasi ini. Gerakan spontan
pada katak yang dideserebrasi ini tidak begitu terlihat, katak tidak dapat meompat
dan hanya diam. Kemampuan berenang pada katak yang dideserebrasi ini lebih
lambat dibanding katak normal, hal ini dikarenakan rusaknya serebrum sehingga
sensor kemampuan untuk berenangnya pun mulai hilang. Keseimbangan pada
katak yang dideserebrasi ini berkurang, terlihat ketika sedang berenang, kaki
katak menyentuh permukaan baskom yang berisi air. Frekuensi nafas dan
frekuensi denyut jantung katak yang dideserebrasi ini secara berturut-turut adalah
kali/menit dan denyut/menit. Menurun, meskipun tidak banyak.
Katak yang digunakan pada percobaan yang kedua adalah katak
deserebrasi yang telah dirusak sereblum dan medula oblongatanya. Fungsi dari
sereblum adalah sebagai pusat keseimbangan tubuh dan fungsi dari medula
oblongata adalah sebagai pengatur pernapasan, peredaran darah, dan denyut
jantung. Pengrusakan dapat dilakukan dengan jarum penusuk yang ditusukkan ke
otak sedalam 1-11/4 cm ke belakang dari tempat pemotongan terakhir. Kawat
perusak tenunan syaraf diputar-putar, hal ini untuk lebih memastikan bahwa
sereblum dan medula oblongatanya sudah rusak. Dapat diamati sikap badan pada
katak spinal, sikap badan lemas, dan lurus. Gerakan spontan pada katak spinalis
tidak terlihat. Kemampuan berenang katak spinalis tidak ada lagi. Keseimbangan
sudah tidak berfungsi lagi. Frekuensi nafas tidak ada lagi dan frekuensi denyut
nadi pun sudah tidak ada. dapat disimpulkan, katak spinal adalah katak yang
sudah kehilangan fungsi semua organnya alias katak yang sudah tidak bernyawa.

KESIMPULAN
Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa katak normal dapat
menjalankan fungsisluruh bagian otaknya dan memberikan rangsangan pada
bagian-bagian lain yang terdapat di tubuh katak. Katak yang dideserebrasi adalah
katak yang sudah hilang kemampuan serebrumnya dan tidak dapat menjalankan
rangsangan ke beberapa bagia tubuh yang lainnya. Katak spinal adalah katak yang
kehilangan semua kemampuan yang terdapat dalam tubuhnya.

DAFTAR PUSTAKA
Cuningham, J. G. 2000. Textbook of Veterinary Physiology. 2nd Ed. W. B.
Saunders Co. Philadelphia. 683.
Guyton, A. C. dan Hall, J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Mc. Donald, P. Edwards, R. A., and Greehalgh, J. F. D. 1990. Animal Nutrition.
4th Ed. Longman Scientific dan Technical, UK.
Swenson, M. J. and Reece, W. O. 1993. Dukes Physiology of Domestic Animals.
11th Ed. Comstock Publishing Assciates. London. 962 p.
Vander, A., J., Sherman, J. H. and Luciano, D. S. 1990.Human physiology:
The Mechanism of Body Function. International Edition. 5th Ed. McGraw-Hill
Publishing Company. New York.724p.

Anda mungkin juga menyukai