NIM : 1909010008
KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf dibagi menjadi susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dibagi lagi menjadi otak besar,
batang otang dan otak kecil. Tiap bagian susunan saraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Ada
yang merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian tertentu dari otak.
Sistem saraf pusat ini juga dilindungi oleh jaringan ikat yang menjaga dan mendukung
aktivitas sistem saraf pusat yang disebut selaput meningia atau meninges. Selaput ini terdiri
atas tiga bagian yakni:
a) Piamater merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat
dimana terdapat banyak sekali pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk memberi
oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
b) Arakhnoid merupakan lapisan yang berupa selaput tipis yang berada di antara
piamater dan duramater. Lapisan ini mampu melindungi otak dari goncangan
mekanik.
c) Duramater merupakan lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak.
Duramater merupakan lapisan yang sangat kuat.
A. Otak
Disinilah informasi-informasi berkumpul yang kemudian diolah oleh bagian-bagian
khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.
Adapun bagian-bagian otak yaitu:
1. Otak Besar
Otak besar ini memiliki tiga bagian yakni Lobus Oksipitalis sebagai pusat penglihatan,
Lobus temporalis sebagai pusat pendengaran dan Lobus frontalis sebagai pusat
kepribadian dan pusat komunikasi. Bagian otak besar yang menonjol ke depan
dinamakan sebagai serebrum. Bagian ini terdapat dua bagian yakni sebalah kanan dan
kiri. Pada otak sebelah kanan akan mengatur dan mengkoordinasikan bagian tubuh
sebelah kiri sedangkan otak sebelah kiri akan mengatur dan mengkoordinasikan
bagian tubuh sebelah kanan.
Adapun bagian-bagian penting dalam otak besar antara lain:
1. Lobus Osksipitalis berperan mengolah impuls cahaya dari penglihatan.
2. Lobus Temporalis berperan dalam mengolah informasi suara.
3. Lobus Frontalis berperan dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia
4. Lobus Parientalis berperan mengatur impuls dari kulit serta berhubungan dengan
pengenalan posisi tubuh.
2. Otak Tengah (disensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan dan memberikan impuls antara otak depan dengan otak
belakang dan otak dengan mata. Pada bagian ini banyak diproduksi neurotransmitter
dopamin yang mengontrol pergerakan lembut.
3. Otak Belakang
Pada otak belakang terdapat dua bagian yakni medula oblongata (sumsum lanjutan),
serebelum (otak kecil) dan pons varoli. Serebelum berperan penting dalam menjaga
keseimbangan tubuh pada saat melakukan aktivitas. Informasi dari otot bagian kiri
dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak
kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Medula oblongata (sumsum
lanjutan) merupakan saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum
tulang belakang. Pons varoli dan medula oblongata berperan sebagai pengatur sistem
sirkulasi, kecepatan detak jantung dan pencernaan. Selain itu juga berperan dalam
pengaturan pernapasan.
1.2 TUJUAN
Mempelajari fungsi bagian-bagian otak katak dengan menghilangkan bagian-bagian otak
tersebut dan mengamati reaksi yang di timbulkan.
Pengamatn dilakukan terhadap:
a. Katak normal
b. Katak deserebrasi
c. Katak spinal
BAB II
MATERI DAN METODE
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan yang didapat bahwa, Sistem saraf pusat merupakan pusat
dari semua kendali dan regulasi pada tubuh dengan dua penggerak utamanya yakni otak
dan sumsum tulang belakang. Otak berfokus dalam pengendalian gerak sadar sedangkan
sumsum tulang belakang berfokus pada gerakan tak sadar. Hasil percobaan sistem saraf
pada katak akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
a) Katak Normal
Pada katak normal tidak dilakukan perusakan ataupun pemotongan pada area
kepala dekat otak sehingga sistem saraf pada katak berjalan normal. Katak yang
mempunya sistem saraf yang belum dirusak akan peka terhadap rangsangan yang berupa
perlakuan oleh prak tikan sehingga reseptor pada katak mengenali rangsangan tersebut
lalu merespon dengan melakukan reaksi.
b) Katak Deserebrasi
Pada katak deserebrasi diperlakukan pemotongan bagian atas kepala, hal ini
menyebabkan yang paling mencolok adalah frekuensi nafas pada katak deserebrasi
mengalami penurunan karena telah hilangnya otak besar (serebelum) akibat pemotongan
tersebut. Denyut jantung katak deserebrasi mengalami peningkatan hal ini disebabkan
karena sebelumnya sudah dilakukan sebuah perlakuan yaitu pemotongan serebelumnya.
c) Katak Spinal
Katak ini diberikan perlakuan yaitu perusakan pada serebelum serta medulla
oblongata. Rusaknya serebelum dan medulla oblongata ini menyebabkan katak tidak
mampu lagi merespon sebuah rangsangan. Hal disebabkan karena serebelum merupakan
bagian otak yang berfungsi mengontrol gerak dan keseimbangan, keseimbangan katak
dan gerak katak pun menjadi pasif (tidak berespon) karena telah terputusnya hubungan
antara labirin (sebagai alat keseimbangan) dan sunsum tulang belakang, sehingga reflek
koreksi sikap sudah hilang hanya tinggal medulla spinalisnya saja. Perusakan medulla
oblongata juga menyebabkan nafas katak terhenti serta denyut jantung juga ikut berhenti
yang berkhir dengan kematian.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum dapat disimpulkan bahwa segala aktivitas yang terjadi dalam
tubuh hewan (katak) diatur dan dikendalikan oleh sistem saraf pusat yaitu, otak dan sumsum
tulang belakang. Jika terjadinya keruskan pada sistem saraf pusat maka tubuh hewan (katak)
tidak dapat bekerja sesuai dengan kondisi yang normal bahkan bisa menimbulkan kematian.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan dengan menggunakan katak pada saat akan
membelah bagian atas kepala katak dilakukan dengan cepat. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi rasa nyeri atau sakit pada katak yang menjadi bahan percobaa. Serta sebelum
melakukan percobaan diharapkan katak yang akan menjadi bahan percobaan tidak dibiarkan
stres.
DAFTAR PUSTAKA
Gunadarma: Anatomi Sistem Saraf Pusat.
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab4_anatomi_sistem_saraf_
pusat.pdf [diakses pada 14 Februari 2019]
Nitbani. Heny. 2019. Modul Praktikum Fisiologi Veteriner 1 Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Nusa Cendana.
http://lenimaryati.blogspot.com/2011/06/sistem-saraf-amphibia.html
file:///C:/Users/Asus/Downloads/CONTENT%20Fisiologi%20Hewan.pdf