Anda di halaman 1dari 6

Hari/Tanggal : Kamis, 5 October 2017

Jam : 7:30-10:00am

Dosen : Dr. Drh. Koekoeh Santoso,


MSc

Asisten : Rahyan Dika Arfan

Kelas/kelompok : Paralel 2/ kelompok 3

FUNGSI BAGIAN-BAGIAN DARI SUSUNAN SARAF PUSAT


(SSP I)

Nama NIM TTD

Lee Kae Chyi B04168006

Mhaturi Sitti Rao B04168016

Siow Shuen Yuan* B04168010

Widyastuti Pratiwi Suryadi B04160173

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


SEMESTER GANJIL 2017/2018

FUNGSI BAGIAN-BAGIAN DARI SUSUNAN SARAF PUSAT


(SSP I)

Pendahuluan

Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi,


memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan, dan mengatur kerja berbagai sel.
Bahkan ubur-ubur dan cacing yang merupakan hewan tingkat rendah dan sederhana,
memiliki bentuk sederhana dari sistem saraf ini. Pada hewan-hewan yang paling
sederhana dan hanya bias bergerak, makan, dan mengeluarkan kotoran ini, “sistem”
yang dimiliki mungkin hanya terdiri dari satu atau dua sel saraf (Rastogi 2007).

Sistem saraf pusat atau central nervous system (CNS) berfungsi untuk
menerima, memproses, menginterpretasikan, dan menyimpan informasi sensoris yang
dating seperti informasi mengenai rasa, suara, bau, warna, tekanan pada kulit, kondisi
organ internal, dan lain-lain. Sistem saraf pusat juga mengirimkan pesan untuk otot,
kelenjar, dan organ internal. Secara konseptual, sistem saraf pusat dapat dikatakan
memiliki dua komponen: otak dan saraf tulang belakang (Wade dan Tavris 2008).

Tujuan

Mempelajari fungsi bagian-bagian otak katak dengan menghilangkan bagian-


bagian otak tersebut dan mengamati reaksi yang timbul. Pengamatan yang dilakukan
terhadap: katak normal, katak deserebrasi, dan katak spinal.

Bahan dan alat


Bahan dan alat yang diperlukan untuk praktikum ini adalah katak/kodok sawah
(Fejervarya cancrivora), pinset, skalpel, gunting, baskom berisi air dan arloji.

Tata kerja

Pengamatan-pengamatan dicatatkan. Data ditulis dalam isiian yang disediakan.


A. Reaksi-reaksi pada katak normal

Diamatilah seperti sikap badan (posture), gerakan-gerakan spontan,


keseimbangan badan (reflek bangkit), kemampuan berenang, frekuensi napas (amati
gerakan-gerakan bagian dasar mulut), frekuensi denyut jantung (amati gerakan-
gerakan lembut pada bagian sentral di sebelah posterior garis yang menghubungkan
kedua kaki depan jika diregangkan). Hasilnya dicatat pada table isiian yang disediakan.

B. Reaksi-reaksi pada katak deserebrasi

Katak deserebrasi dengan skalpel runcing yang tajam, kepala katak dipotong
dengan cepat melintang sepanjang garis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dari
kedua gendang telinga (membrane tympani yang terletak di belakang dan di bawah
kedua mata). Tunggulah 10-15 menit agar katak bebas dari keadaan “shock”, kemudian
reaksi-reaksi seperti pada A dicatatkan, pemotongan itu biasanya anterior dari talamus.

C. Reaksi-reaksi pada katak spinal

Serebellum dan medula oblongata dirusak dengan menusukkan jarum penusuk


otak kira-kira 1-1.25cm (sesuaikan dengan besar katak, jangan sampai melebihi batas
antara kepala dengan punggung) ke belakang dari tempat pemotongan terakhir. Jarum
penusuk otak diputar untuk merusak tenunan sarafnya. Waktu sekitar 10 menit
diberikan untuk kembali dari “shock” dan reaksi-reaksinya dicatat kembali.

Hasil dan Pembahasan


Serebrum mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak, yang masing-
masing disebut fosa kranialis anterior dan fosa kranialis tengah. Kortex serebri
mengandung pusat-pusat lebih tinggi yang berfungsi untuk mengontrol mental, tingkah
laku, pikiran, kesadaran, moral, kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahasa
dan beberapa perasaan khusus (Pearce 2006). Serebellum terdiri atas dua belahan dan
permukaannya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah mengatur sikap atau posisi
tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Apabila
serebellum dirusak, akibatnya adalah gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot.
Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya tidak mampu memasukkan makanan ke
dalam mulut (Puspa Swara et al 2010).

Saraf tulang belakang sendiri dapat menghasilkan beberapa perilaku, tanpa


bantuan apa pun dari otak. Reflex saraf tulang belakang atau reflex spinal ini bekerja
secara otomatis, tanpa melibatkan usaha yang disadari. Sebagai contoh, seandainya
anda secara tiba-tiba menyentuh setrika panas, dengan segera anda akan menraik
tangan dari setrika tersebut, bahkan sebelum otak anda sempat memproses peristiwa
yang telah terjadi. Impuls saraf membawa pesan ke saraf tulang belakang dan saraf
tulang belakang mengirimkan perintah berupa impuls saraf ke otot tangan anda untuk
menarik tangan agar menjauh dari setrika (Wade dan Tavris 2008).

Table 1: Pengamatan reaksi-reaksi pada katak

1 2 3 4 5 6
Sikap Gerakan Keseimba- Kemampuan Frekuensi Frekuensi
badan spontan ngan berenang napas denyut
(bangkit) jantung
Katak Normal    84/min 80/min
normal
Katak Mendatar  X  60/min 80/min
deserebrasi
Katak spinal Semakin X X X - 36/min
medatar

Berdasarkan Table 1, pada katak normal sikap badannya masih dalam sudut
normal dan aktif, gerakan spontan pada katak normal dapat diamati. Kataknya masih
mampu mempertahankan keseimbangan dengan bagus dan juga berenang dengan baik.
Frekuensi napas dan denyut jantung masih dalam jarak yang normal. Karena bagian-
bagian otak katak masih fungsi dalam keadaan yang normal.

Pada katak yang telah deserebrasi, terlihat posisi tubuh katak terhadap bidang
datar yang ada di bawahnya lebih kecil disbanding saat keadaan normal. Ini karena
serebrum yang berfungsi untuk koordinasi gerakan otot telah dirusak. Gerakan spontan
masih dapat diamati pada katak. Apabila katak diletakkan di tempat yang tidak rata,
kataknya tidak mampu mempertahankan keseimbangan tubuh lagi. Ini karena
serebellum yang sudah dirusak tidak dapat berfungsi untuk memberi keseimbangan
tubuh katak. Kemampuan berenang katak masih baik. Frekuensi napas dan denyut
jantung seharusnya meningkat karena katak mengalami “after shock”.

Katak spinal adalah katak yang tinggal memiliki medula spinalis sedangkan
serebrum, serebellum, dan medula oblongatanya telah dirusak. Posisi tubuh katak
berbanding dengan katak deserebrasi semakim mendatar. Gerakan spontan,
keseimbangan dan kemampuan berenang sudah tidak dapat diamati pada katak spinal.
Ini karena serebrum, serebellum dan medulla oblongata tidak dapat berfungsi secara
normal. Frekuensi napas pada katak spinal mencapai kosong sedangkan frekuensi
denyut jantung masih ada tetapi lemah. Ini karena jantung mempunyai pacemaker yang
masih berfungsi meskipun medula oblongatanya sudah dirusak.

Konklusi

Otak berperan penting pada manusia dan hewan karena waktu otak masih dalam
kondisi yang normal, tubuh hewan dan manusia dikontrol oleh otak. Katak deserebrasi
terlihat kehilangan keseimbangan dan sikap badan mendatar, ini karena sebelum katak
deserebrasi sudah kelihatan tidak aktif. Tetapi seharusnya seteleh serebellum dirusak
baru katak akan kehilangan keseimbangan. Setelah serebrum, serebellum dan medula
oblongata telah dirusak, kataknya sudah tidak mempunyai keseimbangan, kemampuan
berenang dan frekuensi napas. Ini dapat membukti serebellum dan medulla oblongata
berfungsi mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan dan pusat kontrol respirasi.

Daftar Pustaka

Psychology, 9th Edition


Carole Wade, Dominican University of California
Carol Tavris
©2008 |Pearson page 112-113

Essentials of Animal Physiology


S. C. Rastogi
New Age International, 2007

Superbrain: Aktivasi Otak Tengah


PUSPA SWARA, Rini Andhika, Bima – 2010

Anatomi dan fisiologi untuk paramedis

Pearce, Evelyn C.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Anda mungkin juga menyukai