Anda di halaman 1dari 13

AKTIFITAS RAMBUT GETAR PADA PROSES PENCERNAAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

OLEH
NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM
NIM : J1C111208
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : MOHAMMAD ALI AKBAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
BANJARBARU

2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang
amfibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Pada
saluran pencernaan katak terdapat silia. Rambut getar (silia) berperan dalam
transformasi bahan makanan di saluran pencernaan. Aktifitas rambut getar
terbatas hanya pada medium yang basah, dan oleh karena itu, hanya ditemukan pada
permukaan yang terendam atau paling tidak pada permukaan yang berlapis selaput
basah (Muhammat, 2004).
Silia merupakan organel yang dapat ditemukan pada organisme eukariotik.
Silia memiliki peran bermacam-macam sesuai dengan tempatnya. Pada saluran
pencernaan rambut getar atau silia berperan dalam tranportasi bahan makanan.
Aktivitas rambut getar terbatas hanya pada medium yang basah, dan oleh karena itu,
hanya ditemukan pada permukaan yang terendam atau paling tidak pada permukaan
yang berlapis selaput basah (Wulangi, 1991).
Ada dua jenis silia yaitu silia motil dan non-motil, atau silia primer, yang
biasanya berfungsi sebagai organel indera. Pada eukariota, silia, dan flagela bersama-
sama membentuk sebuah kelompok yang dikenal sebagai organel undulipodia. Silia
eukariotik secara struktural identik dengan flagela eukariotik, meskipun terdapat
perbedaan-perbedaan pada fungsi atau panjangnya. Pada manusia, silia utama yang
ditemukan pada hampir setiap sel dalam tubuh. Silia jarang terjadi pada tanaman
(Singh, 1991).
Pada katak, aktivitas rambut getar pada epitel rongga mulut bergerak dari
mulut ke anus, sambil menyapu bersih segala kotoran (debris) yang ada di sepanjang
saluran pencernaan. Hal tersebut menyerupai aktivitas rambut getar yang ditemukan
pada sistem respirasi mamalia (Muhammat, 2004).
Rambut getar di rongga mulut dan kerongkongan (pharynx), bergerak seperti
pendulum yaitu bergarak bolak-balik, melentur pada dasarnya. Dalam
keadaan normal, rambut getar biasanya diam saja dan akan mulai bergerak apabila
diberi rangsangan, seperti peletakan partikel benda asing, dan beru akan berhenti
bergerak setelah pertikel tersebut tersapu habis oleh gerakan rambut getar itu
(Wulangi, 1991).

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan makanan disaluran
pencernaan khususnya rambut getar mulut dan tenggorokan pada katak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Katak merupakan hewan yang bilateral simetris. Alat pencernaan yang tampak
dari luar yaitu cavum oris, dibatasi maxillae (rahang atas) pada sebelah atas, sedang
sebelah bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah). Kemudian dilanjutkan oleh
pharynx, esophagus, ventriculus dan intestinum yang terletak di dalam rongga tubuh.
Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada dasar sebelah anterior mulut. Pada
permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh lendir yang dapat
dijulurkan dari belakang ke muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae sebelah
luar terdapt denta maxillaris (gigi maxillaris), sedang pada atap cavum oris terdapat
denta vomerinyang berguna untuk menahan mangsa yang akan di telan (Junqueira,
1997).
Mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan mempunyai
fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap mangsa
juga sebagai alat untuk menelan. Saliva pada saluran pencernaan untuk memudahkan
masuknya makanan ke dalam esophagus, ada rambut getar pada jaringan epitel yang
dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan kearah epitel bersilia tersebut
(Schmidt, 1990). Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam
rongga mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan
permukaan dinding cavum oris (Junqueira, et al. 1997). Untuk memudahkan proses
masuknya makanan kedalam esophagus ada rambut getar pada jaringan epitel yang
mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah diatas
epitel (Schmidt, 1990).

Gambar 2.1 : Rambut Getar


Terdapat 6 macam rambut getar, antara lain yaitu :
1. Chilodonella
Cilia atau rambut getar yang mempunyai panjang 120 mikron.
Chilodonella mempunyai cytopharyngeal basket tersendiri. Berbentuk oval dengan
nukleus yang berukuran besar (macronukleus) yang terlihat dengan jelas dibawah
sinar terang.
2. Prorondon
Cilia atau rambut getar yang mempunyai panjang sekitar 141 mikron,
prorondon mempunyai bentuk yang silindris, terbungkus oleh ectoplsma yang tebal.
Terdapat sitosom di dalamnya.
3. Colpoda
Cilia atau rambut getar mempunyai panjang dengan kisaran 60 hingga 70
mikron, oleh karena itulah colpoda merupakan cilia atau rambut getar yang berukuran
lebih medium bila dibandingkan dengan cilia yang lainnya. Colpoda mempunyai
bentuk seperti bentuk ginjal, memiliki vacuola makanan yang terdapat di dalam
selnya, yang berguna untuk mencerna makanan.
4. Stensor
Cilia atau rambut getar yang terdapat pada cavum oris ini berbentuk seperti
terompet, dapat juga berbentuk slindris dan mempunyai vakuola kontrakstil di bagian
atas, biasanya terdapat di air hangat dan segar.
5. Coleps
Cilia atau rambut getar yang mempunyai bentuk yang menyerupai tong
(barrel) dengan dikelilingi oleh lapisan endoplamix. Terdapat sitosom di bagian
anterior ujung dan juga dilengkapi dengan cilia yang panjang. Cilia ujung posterior
lebih panjang dibandingkan dengan cilia yang terletak di ujung anterior, serta
mempunyai panjang 40-65 mikron.
6. Tetrahymena
Tetrahymena adalah rambut getar yang oligophymeno pharon. Biasa
digunakan pada bahan untuk mendemonstrasikan organisasi dari hewan tingkat
rendah. Dikelilingi oleh cilia di sepanjang tubuhnya. Tetrahymena mempunyai bentuk
basal (Subowo, 1992).
Gerakan rambut getar didukung oleh adanya ATP, jumlah rambut banyak
sekali terletak pada langit-langit rahang atas terutama pada pallatum. Kelenjar ludah
yang dihasilkan oleh mulut katak ini dilengkapi oleh rambut getar yang
memungkinkan proses pencernaan lebih mudah dilakukan. Untuk memudahkan
proses pencernaan pada katak maka dipergunakan dua macam ludah yaitu yang
berbentuk cair dan yang berbentuk lendir Pada pallatum terdapat sum-sum rambut
getar yang berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan saluran mulut dan pada
permulaan dinding cavum oris. Pallatum terdiri dari dua bagian yaitu pallatum molle
dan palllatum durum. Pallatum durum terdiri atas tajuk-tajuk dari sebelah depan
tulang maxillaris dan lebih kebelakang terdiri atas dua bagian pallatum. Pada
pallatum juga ditemukan adanya lipatan-lipatan bergantung dan bergerak yang terdiri
atas jaringan fibrious yang dikendalikan oleh ototnya sendiri (Wulangi, 1991).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 12 April 2013 pukul
14.00-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Fisiologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan antara lain sonde penusuk katak, alat-alat diseksi
(scapel, gunting, pinset, sonde, dan penggaris), stopwatch, kaca objek, kaca penutup.
Pipet pasteur, papan fiksasi katak, jarum pentul dan mikroskop.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain katak, butir-butir rayap kayu, larutan
ringer/NaCl fisiologis (0,65%), air dengan suhu 5°C, 15°C.

3.3 Prosedur Kerja


Pengamatan Gerakan Rambut Getar
1. Dimatikan katak dengan cara dibius eter.
2. Dibuang seluruh rahang bawahnya dengan memakai gunting.
3. Dibuka dinding perut agar viseranya terlihat.
4. Dijepit lambungnya dengan pinset dan diangkat.
5. Dipotong antara lehernya agar tengkoraknya terpisah dari punggungnya, tanpa
mengganggu hubungan (pertautan) esophagus dan lambung pada kepalanya
dengan menggunakan gunting atau scaple.
6. Dipisahkan lambung dari duodeumnya.
7. Difiksasi kepala katak pada papan fiksasi.
8. Dibuka esophagus dan lambungnya, kemudian difiksasi juga difiksasi pada
papan.Diambil butir serbuk kayu yang direndam pada NaCl fisiologis dengan
menggunakan pipet dan diletakkan pada langit-langit rahang atas katak (titik
A) dan dicatat waktunya.
9. Diamati arah gerakan butir serbuk kayu tersebut, mulai dari awal (titik A)
sampai tiba di dekat esophagus (B), dan dicatat lagi waktunya.
10. Diukur jarak AB dan ditentukan waktu yang dibutuhkan oleh butir serbuk
kayu tersebut untuk bergerak dari A ke B. Dihitung kecepatan gerak butir
tersebut.
11. Diulangi No. 9 sampai dengan No. 11, tetapi dengan butir serbuk kayu yang
berturut-turut diletakkan pada bagian kiri di titik C (gerakan CD) dan bagian
kanan di titik E (gerakan EF) pada bagian dalam rahang atas.
12. Diulangi No. 9 sampai dengan No. 12, dimiringkan papan katak ke kiri,
kemudian ke kanan.
13. Diperhatikan apakah kemiringan papan katak dapat mempengaruhi arah
gerakan dari butir serbuk kayu.

Pengaruh Suhu pada Gerakan Rambut Getar


1. Didinginkan preparat dengan merendamnya di dalam larutan Ringer dingin
selama 5 menit.
2. Dikeluarkan preparat dari larutan Ringer dingin tadi dan dengan cepat
diletakkan sebutir serbuk kayu pada titik A. Dihitung kecepatan serbuk kayu
bergerak dari A ke B.
3. Dikembalikan preparat ke dalam larutan Ringer dingin selama 2 menit dan
diulangi pengukuran seperti di atas.
4. Direndam preparat tersebut di dalam larutan Ringer 150C selama 5 menit dan
diulangi pengukuran seperti di atas.
5. Diulangi percobaan tersebut pada suhu 450C.

Gerakan Rambut Getar di Bawah Mikroskop


1. Pada akhir percobaan di atas, selaput lender rahang atas katak dilepaskan.
2. Diletakkan sepotong selaput lendir (rambbut getarnya di bagian bawah di atas
kaca objek yang telah dibasahi dengan larutan NaCl fisiologis / larutan
Ringer, ditutup dengan kaca penutup.
3. Diamati gerakan-gerakan rambut getar di bawah mikroskop.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah :
Tabel 1. Hasil Percobaan Gerakan Rambut Getar

Kecepatan Gerak Rambut Grtar


(mm/menit)
No. Perlakuan
Tengah Kanan
Kiri (CD)
(AB) (EF)

1. Posisi Datar 07, 40 04, 29 04, 10

2. Miring ke Kiri 08, 23 05, 17 00, 36

3. Miring ke Kanan 02, 43 05, 34 05. 35

4. 14oC 24, 30 24, 30 04, 45

5. Suhu 30oC 07, 40 04, 29 04, 10

6. 62oC 03, 16 5, 46 01, 16

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini menggunakan katak (Rana sp.) dengan yang diamati
adalah aktivitas rambut getar pada katak. Rambut getar merupakan suatu selaput
lendir yang terdapat dalam rongga mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan
aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris. Untuk memudahkan
proses masuknya makanan kedalam esophagus ada rambut getar pada jaringan epitel
yang mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah diatas
epitel. Mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan mempunyai
fungsi khusus dalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap mangsa
juga sebagai alat untuk menelan. Saliva pada saluran pencernaan untuk memudahkan
masuknya makanan ke dalam esophagus, ada rambut getar pada jaringan epitel yang
dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan ke arah epitel bersilia tersebut.
Pada katak, aktivitas rambut getar pada epitel rongga mulut bergerak dari
mulut ke anus, sambil menyapu bersih segala kotoran (debris) yang ada di sepanjang
saluran pencernaan. Hal tersebut menyerupai aktivitas rambut getar yang ditemukan
pada sistem respirasi mamalia. Rambut getar di rongga mulut dan kerongkongan
(pharynx), bergerak seperti pendulum yaitu bergarak bolak-balik, melentur pada
dasarnya. Dalam keadaan normal, rambut getar biasanya diam saja dan akan mulai
bergerak apabila diberi rangsangan, seperti peletakan partikel benda asing, dan beru
akan berhenti bergerak setelah pertikel tersebut tersapu habis oleh gerakan rambut
getar itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas rambut getar pada katak yaitu
posisi katak, rata ataupun miring. Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil
bahwa posisi miring memberikan kecepatan yang signifikan terhadap gerakan butir
serbuk kayu pada mulut dan kerongkongan katak. Papan fiksasi katak dimiringkan ke
kiri, dan ke kanan. Titik A ke B merupakan gerakan dari rahang atas (langit-langit)
dekat bibir mulut sampai ke kerongkongan. Titik C ke D merupakan gerak dari
rahang atas (langit-langit) dekat bibir mulut sampai dekat kerongkongan bagian kiri,
sedangkan titik E ke F merupakan gerak dari rahang atas (langit-langit) dekat bibir
mulut sampai dekat kerongkongan bagian kanan.
Hasil yang didapat adalah pada posisi datar, gerakan partikel dari titik A ke B
yaitu selama 7 menit 40 detik, ke arah titik C ke D selama 4 menit 29 detik dan pada
titik E ke F selama 4 menit 10 detik. Sedangkan pada posisi katak miring ke kiri pada
titik A ke B selama 8 menit 23 detik, ke arah titik C ke D selama 5 menit 17 detik
sedangkan pada titik E ke F selama 36 detik yang merupakan posisi tercepat. Pada
posisi miring ke kanan dari titik A ke B mengalami pergerakan selama 2 menit 43
detik, dari titik C ke D selama 5 menit 34 detik dan pada titik E ke F selama 5 menit
35 detik. Sedangkan pada indikator suhu yang diperlakukan pada katak yang
diberikan pada berbagai temperatur yang berbeda, seperti pada suhu 140 C pergerakan
dari titik A ke B dan C ke D selama 24, 30 sedangkan pada titik E ke F selama 4
menit 45 detik. Pada indikator suhu berikutnya yaitu 300 C waktu yang diperlukan
dalam partikel bergerak dari titik A ke B adalah selama 7 menit 40 detik, pada titik C
ke D selama 4 menit 29 detik sedangkan pada E ke F selama 4 menit 10 detik.
Indikator yang terakhir adalah air dengan suhu 620 C dengan waktu yang diperlukan
partikel bergerak dari titik A ke B selama 3 menit 16 detik, pada titik C ke D selama 5
menit 46 detik sedangkan pada titik E ke F selama 1 menit 16 detik. Dari hasil
pengamatan didapatkan bahwa pergerakan serbuk kayu miring ke kiri lebih cepat
dibandingkan dengan miring ke kanan, mungkin disebabkan karena proses
pergerakan rambut getar di daerah itu lebih bergerak dengan cepat.
Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas rambut getar katak yaitu
suhu, pada suhu 140C gerakan butir serbuk kayu karena rambut getar katak dari titik
A sampai menuju ke titik B memerlukan waktu 1 menit 59 detik. Sedangkan pada
suhu 620C dari titik A ke B memerlukan waktu 1 menit 16 detik. Hal ini
menunjukkan bahwa aktifitas rambut getar pada katak berjalan dengan baik pada
suhu tidak terlalu rendah, dan berjalan lambat pada suhu agak tinggi. Hal ini sesuai
dengan habitat katak yang hidup pada daerah akuatik dengan suhu yang relatif
rendah. Suhu berpengaruh terhadap gerakan rambut getar dimana semakin rendah
suhu maka gerakan rambut getar akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya.
Pada praktikum ini menggunakan larutan NaCl, larutan NaCl itu sendiri
mempunyai garam ion-ion yang dapat menimbulkan tekanan osmotik dalam darah
lebih kecil dari tekanan osmotik jaringan sehingga zat dapat masuk. Sehingga
sebelum digunakan untuk aktivitas rambut getar cairan yang ada di dalam esopaghus
atau lambung tersebut tidak akan mengental atau membeku terlebih dahulu apabila
ditetesi dengan larutan NaCl ini
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga
mulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan
permukaan dinding cavum oris.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas rambut getar pada katak yaitu
posisi katak, rata ataupun miring dan suhu
3. Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa posisi miring
memberikan kecepatan yang signifikan terhadap gerakan butir serbuk kayu
pada mulut dan kerongkongan katak.
4. Aktifitas rambut getar pada katak berjalan dengan baik pada suhu rendah, dan
berjalan lambat pada suhu agak tinggi. Hal ini sesuai dengan habitat katak
yang hidup pada daerah akuatik dengan suhu yang relatif rendah.
5. Larutan NaCl fisiologis berfungsi agar bagian-bagian dari rahang atas katak
tidak rusak sewaktu dilakukan percobaan.

5.2 Saran
Pada praktikum kali ini ketelitian dari praktikan sangat kurang, hendaknya
pada praktikum berikutnya praktikan lebih teliti lagi agar tidak ada kesalahan yang
dapat mempengaruhi hasil praktikum. Sebaiknya waktu praktikum harus lebih
efisien, agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA

Junqueira, et al. 1997. Histologi Dasar. EGC. Jakarta.

Muhammat, dkk. 2004. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas Lambung


Mangkurat Fakultas MIPA Program Studi Biologi. Banjarbaru.

Pearce, E.C. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia. Jakarta.

Schmidt-Nielsen, K. 1990. Animal Physiology – Adaptation and Environment Fourth


Edition. Cambridge University Press, Cambridge.

Singh, I. 1991. Teks Dan Atlas Histologi Manusia. Binarupa aksara. Jakarta.

Subowo. 1992. Histologi Manusia. Binarupa Aksara. Jakarta.

Wulangi, K.S. 1991. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Tinggi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai