Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN
Tujuan dari percobaan kali ini antara lain :
1. Mengamati aktivitas rambut getar mulut dan kerongkonan pada katak.
2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas rambut getar pada dinding
mulut katak.
3. Mengetahui pengaruh gaya gravitasi terhadap kemampuan mobilitas
rambut getar.

1.2. DASAR TEORI


Pencernaan merupakan salah satu ciri khas dari makhluk hidup,
segala jenis makhluk hidup baik yang berupa makhluk multiseluler atau
uniseluler, baik berukuran besar maupun sangat kecil sekalipun perlu
melakukan proses pencernaan. Proses pencernaan diartikan sebagai suatu
aktivitas menyederhanakan makanan dari bentuk kompleks menjadi molekul
yang sederhana sehingga lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh tubuh
(Runtulalu, 2015). Pencernaan pada hewan tingkat tinggi dapat berlangsung
secara mekanik dan kimiawi. Pencernaan mekanik adalah proses
menghaluskan makanan yang kasar menjadi lebih halus, sedangkan
pencernaan kimiawi adalah proses pencernaan yang dibantu oleh enzim
pencernaan yang berperan dalam mengkatalis reaksi metabolisme (Amalina,
2013).
Salah satu organ yang berperan dalam proses pencernaan mekanis
adalah silia pada organ pencernaaan. Silia (Rambut getar) merupakan
struktur rambut-rambut halus pada lapisan mukosa saluran pencernaan
yang berfungsi untuk menggerakan zat asing dengan cara melakukan
gerakan mengayun untuk memobilisasi zat asing yang terdapat dalam
saluran pencernaan. Aktivitas pergerakan silia memobilisasi zat asing dari

1
mulut ke arah anus. Rambut getar hanya dapat beraktivitas pada medium
yang basah, oleh karena itu rambut getar umumnya hanya ditemukan pada
organ-organ yang memiliki kelenjar lendir untuk menjaga situasi permukaan
selalu basah. Terdapat berbagai jenis sel silia, contohnya seperti chilodonella,
poronodon, colpoda, stensor, coleps, dan tetrahymena (Syafar, 2013). Dalam
praktikum ini, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas silia pada organ
pencernaan yang terdapat pada dinding mulut hewan katak, lebih
spesifiknya pada bagian dinding rahang atas (pallatum durum dan pallatum
mole).

1.3. TINJAUAN PUSTAKA


Berdasarkan tempat terjadinya proses pencernaan makanan, dibedakan
menjadi pencernaan intrasel dan ekstrasel, tergantung pada tinggi rendahnya
tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan-hewan
vertebrata yang memiliki alat
pencernaan yang sempurna dilakukan secara ekstrasel (Campbell, 2009). Sistem
digestorium pada katak terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar nya.
Saluran pencernaan atau tractus digestorius terdiri atas cavum oris, faring,
esophagus, ventricles, intestinum tengue, intestinum crassum, rectum, dan kloaka
(Kanna, 2010). Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus dua belas jari (duodenum), usus halus (intestinum),
usus besar, dan kloaka. Pada rongga mulut makanan dikoyak hingga berbentuk
kecil-kecil dengan bantuan gigi maxilla dan gigi vermer. Melalui bantuan ludah,
makanan masuk ke faring dilanjutkan ke dalam kerongkongan yang didalamnya
terdapat gerakan peristaltik yang menyebabkan makanan masuk ke dalam
lambung. Di dalam lambung terdapat enzim. Enzim-enzim tersebut berasal dari
kelenjar hati dan pankreas (Arie, 2009).
Pada katak terdapat rambut getar di dalam rongga mulutnya. Aktivitas
rambut getar pada epitel rongga mulut bergerak dari mulut ke anus, sekaligus
menyapu bersih segala kotoran (debris) yang ada disepanjang saluran
pencernaan.Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam

2
ronggamulut katak dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut
danpermukaan dinding cavum oris. Untuk memudahkan proses masuknya
makanankedalam esophagus ada rambut getar pada jaringan epitel yang
mengalirkan cairan atau benda partikel yang diarahkan ke suatu arah di atas epitel
mulut katak mempunyai bagian-bagian yang sangat kompleks dan mempunyai
fungsi khususdalam pencernaan seperti lidah sebagai alat untuk menangkap
mangsa juga sebagai alat untuk menelan. Saliva pada saluran pencernaan untuk
memudahkanmasuknya makanan ke dalam esophagus, ada rambut getar pada
jaringan epitelyang dapat mengalirkan cairan atau partikel yang dialirkan kearah
epitel bersiliatersebut (Schmidt, 1990).

3
BAB II
METODE

2. 1. ALAT DAN BAHAN


1. Katak, sonde penusuk otak, alat-alat diseksi
2. Butir - butir gabus, stopwatch, kaca obyek, dan kaca penutup
3. Droppinet, papan fiksasi katak, jarum - jarum pentul
4. Larutan Ringer/NaCl fisiologis (0.65%)
5. Air hangat
6. Mikroskop

2. 2. METODE
1. Pengamatan Gerakan Rambut Getar
Katak dimatikan dengan sonde penusuk otak, lalu dengan gunting seluruh
rahang bawah dibuang. Dinding perut lalu dibuka sehingga seluruh organ
visceral terlihat. Jepit lambung dengan pinset lalu diangkat. Dengan
mempergunakan gunting atau skalpel, potonglah antara lehernya agar
tengkorak terpisah dari punggungnya tanpa mengganggu hubungan
(pertautan) antara esofagus dan lambung dengan kepala. Pemisahan/
pemotongan kepala dari punggung katak. Lambung dipisahkan dari
duodenum. Kepala katak lalu difiksasi pada papan. Bukalah esofagus dan
lambung, kemudian difiksasi jugapada papan. Ambil sebutir gabus yang
dibasahi NaCl fisiologis dan letakkan pada langit-langit rahang atas katak di
titik A dan catatlah waktunya. Amati arah gerakan butir gabus tersebut mulai
dari awal (titik A) sampai tiba di dekat esofagus (titik B), dan catat lagi
waktunya. Ukurlah jarak AB dan tentukan waktu yang dibutuhkan oleh butir
gabus tersebut untuk bergerak dari A ke B. Hitunglah kecepatan gerak butir
gabus tersebut. Ulangi lagi dengan butir gabus yang diletakkan di titik C
(gerakan CD) dan titik E (gerakan EF). Ulangi lagi gerakan AB, CD, dan EF
dengan memiringkan papan katak ke kiri, kemudian ke kanan. Perhatikan
apakah kemiringan papan katak dapat mempengaruhi arah gerakan dari butir

4
gabus. Kepala (rahang atas), esofagus dan lambung katak uang difiksasi pada
papan. Bagian dalam dari rahang atas katak
2. Pengaruh suhu pada Gerakan Rambut Getar
Preparat didinginkan dengan cara direndam pada larutan Ringer dingin
selama 5 menit sampai suhunya menjadi 2 – 5 ºC. Keluarkan preparat dari
larutan Ringer dingin tadi dan secara cepat letakkan butir gabus pada titik A.
Hitunglah kecepatan gabus bergerak (mm/menit) dari A ke B. Kembalikan
preparat ke dalam larutan Ringer selama 2 menit lalu hitung kecepatan gabus
bergerak (mm/menit) dari A ke B. Ulangi lagi pada suhu 25 ºC, 35 ºC, 45 ºC,
dan 55 ºC.
3. Gerakan rambut getar di bawah mikroskop
Lepaskan selaput lendir rahang atas katak, lalu letakkan selaput lendir (rambut
getarnya di bagian bawah) di atas kaca obyek yang telah dibasahi larutan
NaCl fisiologis/ Ringer dan tutuplah dengan kaca penutup. Amatilah gerakan-
gerakan rambut getar tersebut di bawah mikroskop dengan obyektif 10x dan
40x.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3. 1. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum kali ini menggunakan katak dengan mengamati aktivitas
rambut getar pada katak dan mengukur kecepatan rambut getar menggunakan
buti-butir gabus. Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat
dalam rongga mulut katak dan mempunyai fungsi untuk menimbulkan aliran dari
cairan mulut dan permukaan dinding cavum oris. (Syafar, 2013). Gerakan rambut
getar ini didukung oleh adanya ATP, jumlah rambut banyak sekali, terletak pada
langit-langit rahang atas terutama pada pallatum. Kelenjar ludah yang
dihasilkan oleh mulut katak ini dilengkapi oleh rambut getar yang memungkinkan
proses pencernaan lebih mudah dilakukan.Untuk memudahkan proses pencernaan
pada katak maka dipergunakan dua macam ludah yaitu yang berbentuk cair dan
yang berbentuk lendir. Pada pallatum terdapat sum-sum rambut getar yang
berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan saluran mulut dan pada
permulaan dinding cavum oris.
Pada katak, aktivitas rambut getar terjadi pada epitel rongga mulut dan
bergerak dari mulut hingga anus, sambil menyapu bersih segala kotoran (debris)
yang ada di sepanjang saluran pencernaan. Rambut getar yang berada di dalam
rongga mulut dan kerongkongan bergerak seperti pendulum yang bergerak bolak-
balik, melentur pada dasarnya. Dalam keadaan normal, rambut getar tidak
bergerak dan akan mulai bergerak ketika diberikan rangsangan, seperti peletakan
partikel benda asing.
Aktivitas rambut getar pada katak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
posisi katak, pada keadaan datar atau miring. Dari pengamatan yang dilakukan
didapatkan hasil bahwa posisi datar memberikan kecepatan yang signifikan
dibandingkan dengan posisi miring yang terpengaruhi oleh adanya gravitasi, hal
tersebut terlihat dari gerakan butir gabus. Titik A ke B merupakan gerakan butir
gabus dari rahang atas menuju kerongkongan. Titik C ke D merupakan gerakan
butir gabus dari rahang atas kanan menuju kerongkongan sebelah kanan.

6
Sedangkan, titik E ke F merupakan gerakan butir gabus dari rahang kiri menuju
kerongkongan sebelah kiri.
Hasil yang didapatkan dari pengamatan pada suhu panas yaitu pada AB
kecepatan gerak butir gabus 1,2cm/menit, pada CD 1cm/menit dan pada EF
0,9cm/menit. Sedangkan hasil yang didapatkan dari pengamatan menggunakan
suhu dingin yaitu pada AB kecepatan gerak gabus 0,1/2menit, CD 1cm/2menit
dan EF 0,5cm/2menit. Pada perlakuan menggunakan suhu dingin selama 5 menit
didapatkan hasil pada AB 0,2cm/5menit, CD 1cm/5menit dan EF 1,6cm/5menit.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa kecepatan
pergerakan rambut getar pada katak yang tertinggi terjadi ketika perlakuan
menggunakan suhu panas. Menurut teori, seharusnya suhu yang lebih panas akan
mempercepat gerakan rambut getar. (Pratama et al, 2014). Hal ini disebabkan
karena rangsangan air panas akan membuat suhu dalam rongga mulut menjadi
tinggi yang mengakibatkan rongga mulut menjadi kering. Ketika rongga mulut
ada dalam keadaan kering maka benda-beda asing akan mudah tersangkut dan
diam didalam rongga mulut. Keberadaan benda asing akan merangsang rambut
getar untuk bergerak lebih aktif, hal ini dapat dilihat dari perpindahan bola-bola
gabus terjadi lebih cepat dibanding perlakuan menggunakan suhu dingin.
Hasil yang didapatkan dengan perlakuan menggunakan air biasa yaitu
pada posisi datar gerakan gabus dari titik A ke B yaitu 0,5 cm/menit, ke arah titik
C ke D yaitu 0,6cm/menit, dari titik E ke F yaitu 0,4cm/menit. Sedangkan, pada
posisi katak miring ke kiri dari titik A ke B yaitu 0,7cm/menit, titik C ke D yaitu
0,1cm/menit, titik E ke F yaitu 1,1cm. Kemudian saat posisi miring ke kanan
kecepatan titik A ke B yaitu 0,1cm/menit titik C ke D yaitu 0,2cm/menit, titik E
ke F yaitu 0,2cm/menit.
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan gerakan rambut getar di bawah
mikroskop. Untuk membuat preparat histologi dari rambut getar selaput lendir
rahang ataskatak dibasahi menggunakan larutan NaCl fisiologis/Ringer kemudian
tutup dengan kaca penutup. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop pada
pembesaran 100x.

7
Larutan NaCl memiliki garam ion-ion yang dapat menimbulkan tekanan
osmotic dalam darah lebih kecil dari tekanan osmotic jaringan sehingga zat dapat
masuk sehingga aktivitas rambut getar yang terdapat pada selaput lendir tidak
akan mengental atau membeku setelah ditetesi dengan larutan NaCl fisiologis.

8
BAB IV
PENUTUP

4. 1. KESIMPULAN
Rambut getar merupakan selaput lendir yang berfungsi untuk
menimbulkan aliran pada saluran pencernaan yang memudahkan proses
masuknya makanan dengan mendorong partikel makanan menuju esophagus.
Pergerakan rambut getar dalam saluran pencernaan katak ternyata dipengaruhi
oleh factor-faktor seperti suhu, keadaan lingkungan sekitar, dan kemiringan atau
kondisi tempat kodok berada. Pergerakan rambut getar pada suhu hangat lebih
cepat daripada pergerakan rambut getar pada suhu dingin. Sedangkan menurut
posisi, rambut getar pada keadaan datar lebih cepat pergerakannya daripada pada
keadaan miring ke kiri dan miring ke kanan.

4. 2. SARAN
Pada praktikum ini, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan teliti agar
mendapatkan hasil yang sesuai. Selain itu, sebaiknya pada percobaan yang
memerlukan suhu hangat digunakan air dengan suhu yang sesuai (30o, 45o, dan
55o) agar hasil yang diperoleh sesuai.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amalina, N.S. (2013). Sistem Pencernaan Manusia. Diakses pada 31 Oktober 2019,
dari
https://www.academia.edu/34700637/Jurnal_volume_1_mei_2013_SISTEM_
PENCERNAAN_MANUSIA
Arie, Usni. 2009. Pembibitan Dan Pembesaran Bullfrog.Penebar Swadaya. Jakarta
Kanna, Iskandar A.Md. 2010. BULLFROG Pembenihan dan Pembesaran.
Kanisius. Yogyakarta
Campbell, K. L. dan Campbell, J. R. 2009. Companion Animals Their Biology,
Care, Health and Mangement Second Edition. London
Juffrie, M., Basrowi, dan Chairunita. (2018). Saluran Cerna yang Sehat: Anatomi dan
Fisiologis. Diakses pada 31 Oktober 2019, dari
https://www.researchgate.net/publication/325986943_Saluran_Cerna_yang
_Sehat_Anatomi_dan_Fisiologi
Pratama, I., Yulianti, R., Arifin, E., Hendrik, R., Permana, S., dan Kuswandana, W. 2014.
Aktifitas Pencernaan Rambut Getar di Rongga Mulut Katak. Jurnal Fisiologi
Hewan: 1-4.
Runtulalu, D., Liliana, dan Purba. (2015). Media Interaktif Pembelajaran Sistem
Pencernaan. Diakses pada 31 Oktober 2019, dari
https://media.neliti.com/media/publications/105680-ID-media-interaktif-
pembelajaran-sistem-pen.pdf
Syafar, M.A., dan Ningtyas. (2013). Thermoregulasi dan Rambut Getar. Diakses pada
31 Oktober 2019, dari
https://www.academia.edu/5418327/THERMOGULASI_DAN_RAMBUT_GET
AR
Syafar, A. M. 2013. Thermoregulasi dan Rambut Getar. Universitas Hassanudin: 1-6.
Schmidt-Nielsen, K. 1990. Animal Physiology – Adaptation and
Environment Fourth Edition. Cambridge: Cambridge University Press.

10
Tortora, G.J., dan Derrickson. (2016). Principles of Anatomy and Physiology: 1st Asia-
Pacific Edition. Hongkong: Printplus Limited.

11
LAMPIRAN

(Gambar 1) Pencernaan Katak

(Gambar 2) Silia Perbesaran 100x

(Gambar 3) Preparat Silia

12

Anda mungkin juga menyukai