Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

(HISTOLOGI PENCERNAAN)

OLEH :

NAMA : SYIFA RAHMA DILLA

NO BP : 1810422012

KELOMPOK : 3 KBI

ANGGOTA KELOMPOK : 1. FANNY ZULKHAIRIAH (1810422027)

2. MILLANIA PUTRI S. (1810422034)

3. TASYIA PUTI BRIGITA (1810422032)

LABORATORIUM TEACHING II
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Histologi adalah bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang sruktur jaringan
secara mendetail dengan menggunakan mikroskopis. Jaringan adalah sekumpulan sel
yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama sehingga membentuk suatu kesatuan
struktural dan fungsional yang nantinya akan membentuk suatu organ (Junguira dan
Jose Carneiro, 1997). Sekumpulan organ yang saling berkoordinasi untuk
melaksanakan proses pencernaan sehingga tubuh dapat memperoleh energi dari
proses metabolisme.
Menurut Junquiera 1980, cabang ilmu Biologi yang secara spesifik
mempelajari tentang struktur jaringan secara mendetail dengan menggunakan
bantuan mikroskop adalah histologi. Sekumpulan sel yang mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama sehingga membentuk suatu kesatuan struktural dan fungsional
yang disebut jaringan. Jaringan akan bergabung membentuk suatu organ dan organ
pun akan membentuk satu kesatuan yang disebut sistem organ.
Sistem perncernaan pada manusia dimulai dari mulut hingga tempat
pembuangan feses yaitu anus. Sistem pencernaan memiliki serangkaian organ
berbentuk buluh dengan kelenjarnya yang melaksanakan fungsi untuk memecah
makanan yang masuk menjadi unit-unit kecil, agar dapat diserap jaringan untuk
mempertahankan kehidupan organisme. Sistem percernaan jika dilihat dari
histologinya dimulai dari lumen sampai ke permukaan terdiri atas tunika mukosa
(lapisan lendir), dengan bagiannya epitel, lamina propia, dan muskularis mukosa.
Lapisan kedua yaitu tunika submucosa, dan yang ketiga yaitu tunika muskularis
(lapisan otot) dengan bagiannya sirkuler (melingkar) danlongitudinal (memanjang),
lapisan terakhir yaitu tunika adventitia (tunika serosa). Bagian pencernaan pada
umumnya mengandung kelenjar yang memiliki getah berlendir. Lendir itu
mengandung enzim untuk mencerna makanan secara kimia. kelenjar itu aday ang
berada dalam tunika mukosa, ada pula dalam tunika submukosa (campbell, 2002).
Sistem pencernaan merupakan salah satu komponen vital dalam menunjang
kehidupan sebab sistem pencernaan manusia terdiri dari semua organ yang berfungsi
untuk mengunyah, menelan, mencerna, dan mengabsorpsi makanan
sertamengeliminasi makanan yang tidak dapat dicerna tubuh. Pada dasarnya, sistem
ini melakukan lima tugas terpisah yang berhububungan dengan proses dan
penyebaran nutrisi. Pertama, ia mengatur asupan atau pengambilan makanan. Kedua,
ia mengirim makanan ke organ-organ untuk penyimpanan sementara. Ketiga ia
mengendalikan mekanisme pemecahan makanan dan pencernaan kimiawinya
(Watson, 2002).
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan,
dimulaidari mulut, esofagus, ventrikel, intertenum tenue, intestenum crossum,
rektum, dan anus serta kelenjar-kelenjar yang terkait seperti kelenjer liur, hati, dan
pankreas. Fungsinya adalah untuk mendapatkan metabolit-metabolit dari makanan
yangdiperlukan untuk pertumbuhan dan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh.
Molekul-molekul makanan seperti protein, lemak, karbohidrat kompleks, dan asam
nukleat diuraikan menjadi molekul-molekul kecil yang mudah diserap melalui
dinding salurancerna. Air, vitamin, dan mineral juga diserap dari makanan hasil
pencernaan. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh terjadi di
sepanjang saluran pencernaan ( tractus digestivus) dan dibagi menjadi 6 bagian, yaitu
proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.
Selanjutnya adalah proses penyerapan sari makanan yang terjadi di dalam usus.
kemudian proses pengeluaran sisa makanan melalui anus. Sistem pencernaan terdiri
atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari
mulut, esofagus, ventrikel, intertinum tenue, intestinum crassum, rektum, dan anus.
Sedangkan kelenjar-kelenjar yang terkait dalam proses pencernaan ini adalah
kelenjar ludah, hati, dan pancreas. air, vitamin, mineral juga diserap dari makanan
hasil pencernaan. Selain itu,lapisan dari saluran cerna merupakan batas dari
pertahanan antara isi lumen salurancerna dengan lingkungan internal tubuh
(Tambayong, 1995).
Struktur alat pencernaan berbeda dalam berbagai jenis hewan, tergantung
pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan. Tidak hanya tingkatan
klasifikasi, jenis makanan yang di makannya juga mempengaruhi sistem pencernaan.
Pada hewan invertebrata alat pencernaan umumnya masih sederhana. Hewan
invertebrata melakukan proses pencernaan secara fagositosis dan secara intrasel.
Sedangkan pada hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna
yang dilakukan secara eksternal (Gunarso et al , 1979). Kelenjar pencernaan yang
terdiri dari pankreas dan hepar. 0ankreas adalahcampuran saluran kelenjar endokrin
dan eksokrin yang memproduksi enzim dan hormon pencernaan. Enzim yang
diproduksi disimpan dan dilepaskan oleh bagian sel eksokrin. Hormonnya disintesis
oleh sel jaringan endokrin yang di kenal sebagai pulau langerhans. Hati merupakan
organ kelenjar yang berwarna merah dan berfungsi sebagai penetralisir racun
(Harjana, 2011)

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum yang dilaksanakan yaitu untuk mengetahui dan memahami
serta mengidentifikasikan histologi organ sistem pencernaan pada vertebrata.
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum Struktur Hewan tentang Histologi Pencernaan dilaksanakan pada Selasa,


15 Oktober 2019 di Laboratorium Pendidikan II Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

3.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan untuk praktikum adalah mikroskop, kamera (handphone), dan
alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah preparat permanen lingua,
esofagus, lambung, duodenum, caecum, kolon, usus besar, hepar, dan pankreas.

3.3 Cara Kerja


Cara kerja untuk praktikum ini yaitu dengan metode pengamatan langsung
menggunakan mikroskop dan mengidentifikasi jaringan histologi yang diamati dari
preparat. Kemudian hasil pengamatan digambarkan didalam buku pengamatan.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. 1 Histologi Lingua
berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :

a
b
c

A d B

Gambar 2. Histologi Lingua A. Histologi papila filiformis (P 10x). B. Histologi papila


filiformis dan fungiformis (digilib.unila.ac.id) a. epitel b. submukosa c. papilafiliformis d.
papila fungiformis.
Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa bagian-bagian dari lingua ada
submukosa, jaringan epitel, papila fungiformis, dan papila filiformis. Menurut Irianto
(2004) bahwa lidah membentuk lantai dari rongga mulut. Bagian belakang otot A
otot lidah melekat pada tulang hyoid. Lidah mengandung dua jenis otot yaitu otot
ektrinsik yang berorigo diluar lidah, inseri dilidah dan otot intrinsik yang berorigo
dan inseri didalam lidah. Otot A otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang ba ah
menyebar kedalam lidah. membentuk anyaman bergabung dengan otot intrinsic yang
terdapat pada lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari
permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua
Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis pipih tanpa lapis tanduk. Sel-
sel permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granulatin di dalamnya. Didalam
rongamulut terdapat lidah, lidah adalah masa otot rangka yang ditutupi membran
mukosa yang strukturnya bervariasi menuut daerah yang diamati. Membran mukosa
melekat denganerat pada otot, karena jaringan ikat dari lamina propia menyusup ke
dalam celah diantara berkas-berkas otot. Pada permukaan bawah lidah mukosanya
licin. Permukaan dorsal tidak teratur, bagian anterior ditutupi banyak papila yang
berbentuk tonjolan kecil (Tambayong et al , 1995).
Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai
tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung
puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur terdapat di
sela-selaantara papilae filoformis yang banyak jumlahnya. Papilae foliatae, tersusun
sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat sepanjang pinggir lateral belakang lidah,
papila inimengandung banyak puting kecap. Papilae circumfalatae merupakan
papilae yangsangat besar yang permukaannya pipih meluas di atas papilae lain.
Papilae circum valate tersebar pada daerah CDE pada bagian posterior lidah

(Junquiera et al, 1980).

3.2 Histologi Esofagus

Berdasarkan praktikum yng telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagi berikut :

A B

Gambar 4. Histologi Esofagus A. Lapisan mukosa Esofagus (10x). a.lapisan mukosa b.


Laapisan epitel B. Histologi esofagus transversal (Difiore, 2015).

Dari hasil praktikum didapatkan hasil pada esophagus terdapat lumen, lamina
propria, dan muskularis. Menurut Gunarso (1979), panjang esophagus ±10 inc.
Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea, sebagian besar dari rongga
thoraks dan menembus diafragma masuk rongga abdomen. Esophagus terdiri atas
tunika mukosa, epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis
mukosa. Tunika Submukosa yang tersusun dari jaringan ikat longgar mengandung
sel lemak, pembuluh darah, dan kelenjar esophageal propia. Tunika muskularis
terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantara
otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada H bagian atas esophagus terdiri otot
rangka, 1⁄3 bagian tengah terdiri otot polos dan otot rangka, 1⁄3 bagian bawah
dibentuk otot polos. Adventisia yang didalamnya terdapat pembuluh darah, saraf,
jaringan lemak. Adventisia merupakan lapisan terluar dari esophagus bagian atas
sedangkan serosa merupakan lapisan esophagus bagian bawah.
Esofagus, bagian saluran pencernaan ini merupakan tabung otot yang
berfungsimenyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Esofagus diselaputi oleh
epitel berlapis pipih tanpa banyak tanduk. Pada lapisan submukosa terdapat
kelompok kelenjar esofagus yang mensekresikan mukus. Pada bagian distal
campuran lapisan otot hanya terdiri atas sel-sel otot polos, pada bagian tengah
campura otot lurik dan oot polos, dan pada ujung proksimal, hanya terdiri dari sel-sel
otot lurik (campbell, et al , 2002). Faring merupakan peralihan ruang antara rongga
mulut dan sistem pernafasan. Faring dibatasi oleh epitel berlapis pipih, jenis mukosa
kecuali pada daerah bagian- bagian pernafasan yang tidak mengalami alurasi
(mahardana, 1979)
Sedangkan menurut Syarifuddin (2006), esophagus adalah suatu organ
berbentuk silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm, terbentang dari
hipofaring pada daerah pertemuan faring dan esofagus (vertebra servikal 5-6) di
bawah kartilago krikoid, kemudian melewati diafragma melalui hiatusdiafragma
(vertebra torakal 11) hingga ke daerah pertemuan esofagus dan lambung dan berakhir
di orifisum kardia lambung (vertebra torakal 11). Esofagus memiliki diameter yang
bervariasi tergantung ada tidaknya bolus makanan atau cairan yang melewatinya.
Diantara proses menelan, esofagus ada pada keadaan kolaps, tetapi lumen esofagus
dapat melebar kurang lebih 2 cm di bagian anterior dan posterior serta ke 6 cm ke
lateral untuk memudahkan dalam proses menelan makanan.
3.3 Histologi Hepar
Berdasarkan praktikum yng telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagi berikut :

A B
Gambar 1. A. Histologi Hepar (P10X) : a. Central vein, b. Sinusoid. B. Gambar hepar dari literatur
Dari praktikum yang dilaksanakan didapatkan hasil histologi hepar terdiri tas central
vein dan sinusoid. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah
kecoklatan,terletak dibagian depan rongga badan, dan menglilingi usus, bentuknya
tidak tegas. Fungsi hati menghasilkan empedu yang di simpan dalam kantung
empedu, berwarna kehijauan terletak disebelah kanan hati, dan salurannya bermuara
pada lambung.jantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu. Pancreas
merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi
pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin
(Syarifuddin, 2006).
Berdasarkan literatur, hepar merupakan organ terbesar dari tubuh. Hati terdiri
dari dua lobus yaitu sentral vern dan portal vern. hepar tersusun atas lapisan
submukosa yang terdiri dari jarngan ikat. Hepar merupakan organ yang penting pada
tubuh bagi tubuh yaitu berfungsi untuk menetralisir racun (Campbell, 2002).hati
(hepar) merupakan kelenjar tubuh yang paling besar, dan khas karena memiliki
multifungsi kompleks, misalnya eksresi (metabolit), sekresi (empedu), penyimpanan
(lipid, vitamin A dan B, gflikogen), sistesis (fibrinogen, globulin,
albumin, protombin), fagositosis (benda asing), detoksikasi (obat yang larut dalam
lipid),konjugasi (zat beracun, hormon steroid), esterifikasi (asam lemak bebas
menjaditrigliserida), metabolisme (protein, hidrat arang, lemak, hemoglobin, obat),
dan hemopoisis (pada kehidupan embrionik dan secara potensial pada hewan
dewasa). Dengan memahami struktur hati yang vital akan memudahkan dalam
menginterpretasi berbagai proses yang terjadi didalamnya (Dellmann, 1992).
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua.
Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan
empedu.Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat.
Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai bilirubin
langsung. Bila bilirubin langsung adalah rendah sementara bilirubin total tinggi, hal
ini menunjukkankerusakan pada hati atau pada saluran cairan empedu dalam hati.
Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran (feses).
Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang
mengakibatkan gejala ikterus. Albuminadalah protein yang mengalir dalam darah.
Albumin dibuat oleh hati dan dikeluarkan pada darah (Bevelander, 1988)

3.4 Histologi Pankreas

A B

Gambar 1. A. Histologi Pankreas (P10X) : a. Longer hand, b. Achinar. B. Gambar hepar dari literatur
Dari praktikum yang dilakukan didapatan hasil yaitu didalam pankreas
terdaat langer hand dan achinar. Pankreas adalah kelenjar campuran eksokrin-
endokrin yang menghasilkan enzim pencernaan dan hormon. Sebagai kelenjar
eksokrin pankreas membantu dan berperan penting dalam sistem pencernaan dengan
mensekresikan enzim-enzim pankreas seperti amilase, lipase dan tripsin (solar, 2009)
Sebagai kelenjar endokrin, pankreas dikenal dengan produksi hormon-
hormon insulin dan glukagon yang berperan dalam metabolisme glukosa. Fungsi
endokrin pankreas dilakukan oleh pulau-pulau Langerhans yang tersebar di antara
bagian eksokrin pankreas (anthony, 2011)
Pankreas merupakan kelenjar yang penting dengan kedua fungsi eksokrin
dan endokrin dengan jaringan ikat fibrosa tipis yang membungkus jaringan
parenkimnya. Bagian eksokrin berbentuk seperti setandan buah anggur yang terdiri
atas sel asinar pankreas yang disebut asinar, sel ini mensintesis dan menyekresikan
enzim pencernaan ke dalam duodenum melalui sistem duktus. Sel asinar pankreas
tampak berbentuk piramid dengan apikal sitoplasma yang mengandung granula
zimogen dan nukleus yang menonjol yang terletak dekat ke basolateral membran sel.
Bagian endokrin dari pankreas membentuk sekitar 1-2% dari total massa, dan bagian
ini terdiri dari pulau (pulau kecil) pankreas yang disebut pulau langerhans yang
tersebar yang mengandung sekelompok sel pemproduksi hormon yang berbeda
(wenyan, 2017)
Menurut Bank (1993) ada lima tipe sel yang ditemukan di pulau Langerhans,
masing-masing memiliki kemampuan sekresi hormon yang berbeda-beda, yaitu: a,
Sel alpha, yaitu sel yang menghasilkan hormon glukagon. Sel ini merupakan sel
terbanyak kedua yang ditemukan di pulau Langerhans setelah sel beta (20%). b, Sel
beta, yaitu sel yang meng hasil kan hormon insulin. Sel β terletak di dalam pulau
Langerhans dan memenuhi sekitar 80% dari volume pulau Langerhans. c, Sel delta,
sel ini menghasilkan somatostatin. d, Sel F, sel ini menghasilkan pancreatic
polypeptide yangbelum diketahui jelas fungsinya. e, Sel Gamma.

3.5 Histologi Ventrikulum

c
A B

Gambar 8. Histologi Ventrikulum A. Histologi ventrikulum (10x) a. Submukosa b. mukosa


c. Muskularis proparia B. Ventrikulum potongan transversal (Difiore, 2015).
Lambung adalah organ endokrin-eksokrin campuran yang mencerna makanan
dan mensekresi hormon. Lambung adalah bagian saluran cerna yang melebar dengan
fungsi utama menambahkan cairan asam pada makanan yang masuk, mengubahnya
melalui aktifitas otot menjadi massa kental (khimus)dan melanjutkan proses
pencernaan yang telah dimulai dalam rongga mulut dengan menghasilkan enzim
proteolitik pepsin. Lambung juga membentuk lipase lambung yang menguraikan
trigliserida dengan bantuan lipase lingual (Junqueira et al.,2007)
Submukosa jaringan ikat padat yang terdapat di bawah mukosa lambung,
mengandung banyak pembuluh darah dan saraf. Dinding otot tebal lambung, yaitu
muskularis eksterna, terdiri atas tiga lapisan, bukan dua lapisan seperti yang terlihat
di esofagus dan usus halus. Lapisan luar lambung dilapisi oleh serosa atau
peritoneum viscerale. Secara anatomis, lambung dibagi menjadi bagian kardia
(cardia) yang sempit, tempat berakhirnya esofagus, bagian atas yang berbentuk
kubah yaitu fundus, korpus (corpus), dan bagian terminal bentuk corong yaitu pilorus
(pylorus)(Difiore, 2015).
Fundus dan korpus membentuk sekitar dua pertiga lambung dan memiliki
histologi yang identik.Akibatnya, lambung hanya mempunyai tiga daerah histologis
yang berbeda. Fundus dan korpus membentukbagian utama lambung. Mukosanya
terdiri atas berbagai jenis sel dan keleniar gastrika (terletakdi dalam) yang
menghasilkan sebagian besar getah atau sekresi lambung untuk pencernaan.
Seluruhbagian lambung memperlihatkan rugae, yaitu lipatanlongitudinal mukosa dan
submukosa. Lipatan inihanya terdapat sementara dan menghilang pada saat lambung
teregang oleh cairan atau bahan padat (Difiore, 2015).
3.6 Histologi Pilorus

a
b

A c B

Gambar 7. Histologi pilorus A. Penampang Histologi pilorus (10x) a. Submukosa b.


muskularis mukosa c. Lapisan mukosa B. Penampang Histologi pilorus (Difiore, 2015).
Kelenjar pilorus lambung adalah kelenjar mukosa tubular bercabang atau
bergelung. Kelenjar ini mengeluarkan mukus dan cukup banyak lisozim. Sel gastrin
(G) yang melepaskan gastrin, tersebar diantara sel-sel mukosa dari kelenjar
pilorus.Gastrin yang merangsang pengeluaran asam oleh sel parietal dari kelenjar
lambung. Sel enteroendokrin lain (sel D) mengeluarkan somatostatin yang
menghambat pelepasan hormon lain termasuk gastrin (Watson, 2002).
Permukaan lambung dilapisi oleh epitel mukosa selapis silindris yang juga
meluas kedalam dan melapisi foveola gastric Keleniar pilorus bermuara ke dalam
dasar foveola gastrica. Kelenjar pilorusadalah kelenjar tubulus bercabang atau
bergelung yang mengandung sekresi mukus, terlihat dalampotongan melintang atau
memanjang. Serupa dengan bagian kardia lambung, hanya satu jenis selterdapat di
epitel kelenjar ini. Sel kolumnar tinggi kurang terwarnai karena kandungan
musigennya.Seperti terlihat di sel mukosa lainnya, inti lonjong atau gepeng terletak
di basal. Sel enteroendokrinjugaterdapat di daerah ini dan dapat ditunjukkan dengan
pulasan khusus.Struktur yang lain di daerah pilorus lambung serupa dengan yang
terdapat di bagian lain. Laminapropria mengandung jaringan limfoid difus dan
kadangkala nodulus limfoid. di bawahnodulus limfoid terdapat otot polos muskularis
mukosa . Serat otot polos dari lapisan sirkular muskularis mukosa berjalan ke atas
di antara kelenjar pilorus ke dalam lamina propriadan bagian atas mukosa. Di bawah
muskularis mukosa adalah jaringan ikat padat tidak teratursubmukosa yang
mengandung pembuluh darah arteriol dan venuladalam berbagaiukuran (Difiore,
2015).
3.7 Histologi Duodenum
Berdasarkan praktikum yng telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagi berikut :
a
a
b

c
a

A d B
a
Gambar 5. Histologi Duodenum A. Penampang jaringan duodenum (10x) a. Vili, b. lapisan
mukosa, c. Submukosa, d. Muskularis proparia. B. Potongan transversal jaringan duodenum
(Difiore, 2015).

Dari gambar, dapar dilihat bahwa jaringan penyusun duodenum adalah hillus,
lamina propria. Menurut Harjana (2011) mengatakan secara garis besar histologi
usus halustediri dari duodenum, jejenum, dan illeum. Perbedaannya adalah antara
lain bahwa semakin ke ujung mata kelenjar semakin sedikit dan limfonodus makin
banyak. Samahalnya dengan ogan lain, secara histologi usus halus mempunyai
lapisan yang sama. Pada lapisan submukosa terdapat kelenjar bruneri yang
menghasilkan cairan sepertilendir dan alkalis. Lapisan mucosa pada duodenum atau
intestinum tenue memiliki lipatan-lipatanyang disebut dengan plica circulares atau
kerckring valves dengan bentuk dapat berupa semi lunar, sirkular atau spiral. Selain
itu juga terdapat intestinal vili yang merupakan tonjolan-tonjolan ke arah lumen
dengan panjang 0,5-1,5 mm. Vili tersebut berbentuk seperti daun pada duodenum.
Vili tersebut terdiri atas sel-sel epitel silinder, sel penyerapan dan sel goblet
(Janguiera, 1980). Pada dasar Vili terdapat kelenjar-kelenjar usus atau yang disebut
dengan crypt of lieberkuhn. Bagian setengah atas dari kelenjar ini tertutupi oleh
epitel silinder dan selgoblet dan bagian setengah bawahnya terdiri atas kumpulan sel-
sel sekresi yang disebut dengan sel Paneth (Gasperz, 1991)
Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian
usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. usus dua
belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Sama duodenum berasal dari
bahasa latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. <sus dua belas jari
bertanggung jawabuntuk menyalurkan makanan ke usus halus. Secara histologis,
terdapat kelenjar brunner yang menghasilkan lendir . dinding usus dua belas jari
tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot
(Dellman, 1992).
3.8 Histologi Caecum
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :

a
a
b
a
A B

Gambar 6. Histologi Caeucum A. Penampang Caecum 4x a. Lapisan mukosa b. lapisan


muskularis propria B. Penampang caecum (Wisconsin University, 2015).

Dari gambar dapat dilihat bahwa histologi caecum terdiri dari lumen,
mukosa,submukosa, dan adventitia. Menurut Dellmann (1992) Dinding caecum
menyerupai dinding kolon tetapi menebal karena akumulasi jaringan limfoid. Lamina
propia terdiri dari lamina basalis, serabut kolagen halus, dalam jalinan ikat tidak
teratur, dan selabut elastik yang tersusun longitudinal dan pekat. Lamina propia juga
mengandung pembuluh darah kecil, pembuluh limfe dan ujung saraf
Caecum tersusun atas tunica mucosa tidak membentuk lipatan, plica atau villa
sehingga permukaan dalamnya halus. Adanya lekukan ke dalam oleh incisura luar
menyebabkan di dalam terdapat bangunan sebagai lipatan yang diikuti seluruh
lapisan dinding, yang disebut plica semilunaris. Epitel permukaan berbentuk silindris
selapis dengan striated border yang tipis. Diantara sel-sel epitel ini terdapat sel piala.
Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari yang terdapat di usus halus, maka tunica
mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur dan sangat
rapat(Gunarso, 1979).
Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang
terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth sangat jarang. Lamina propria Susunan
jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus
lymphaticus soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa. Lamina
muscularis mucosae Jelas adanya dua lapisan. Tunica submucosa, Tidak ada
keistimewaan, tunica muscularis dan tunica serosa (Gunarso, 1979).
3.9 Histologi Intestinum Crassum
Berdasarkan praktikum yng telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagi berikut :

a
a
b
a
c
A A

Gambar 3. Histologi Intestinum Crassum A. Penampang intestinum crassum (10x) B.


Penampang Intestinum crassum transversal (Difiore, 2015).
Dari hasil praktikum didapatkan hasil histologi intestinum crasum terdiri dari
lumen,muskularis, mukosa, adventitia. Menurut Raharjo (1990) gambaran histologis
usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih panjang
dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. Epitel usus
besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel goblet dibandingkan
usus halus Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus
limfatikus. Seperti padausus halus, tunika muskularis mukosa pada usus besar terdiri
atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar. Tunika
mukosa terdiri atas jaringanikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. di sebelah
luar tunika mukosa terdapat tunikamuskularis mukosa dan tunika serosa. Tunika
serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa.
Usus besar atau intestinum crassum terdiri dari 4 bagian yaitu caecum
(usus buntu), appendiks (umbai cacing), colon (usus besar) dan rektum (poros usus).
Pada persambungan antara usus halus dan usus besar terdapat suatu empang
berbentuk cincin. Jaringan penyusun usus besar terdiri dari Tunika mucosa yang
tidak memiliki villi. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel batang yang pada puncaknya
terdapat banyak microvilli. Membran sel ke arah lumen diselaputi oleh kutikula.
Kelenjar yang terdapat pada usus besar yaitu kelenjar Lieberkuhn. Kelenjar ini
berbentuk panjang dan banyak mengandung sel goblet. Kelenjar pada usus besar
mengandung sel goblet, sel paneth,dan sel APUD. Namun yang dominan adalah sel
goblet. Sel Paneth sukar ditemukan. Sedangkan sel APUD terdapat cukup banyak.
Pada usus besar, terdapat banyak lamina propia yang mengandung nodul limfa dan
menerobos masuk menuju ke tunika submukosa (Irianto, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Banks, Wj. Applied Veterinary Histology Ed 3.Usa:Mosby,1993


Bevelander, Gerrit. 1998. Dasar-Dasar Histologi Edisi Kedelapan. Jakarta:
Erlangga. Campbell, Dkk. .
Campbell, Dkk 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Dellmann, D.1992. Histologi Veteriner. Jakarta: Universitas Indonesia.
P. Eroschenko, ATLAS HISTOLOGI diFIORE: DENGAN KORELASI
FUNGSIONAL, Ed. 11. ed., D. Dharmawan and N. Yesdelita, Eds., Jakarta:
EGC, 2015.
Gasperz, D.1991. Histologi Pencernaan. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunarso, Wisnu.1979. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.
Harjana, Tri.2011. Buku Ajar Histologi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Irianto K. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular Dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: Alfabeta
Junquiera, Lc Dan Jose Arneiro.1980. Basic Histologi. Caifornia: Lange Medical
Publications.
Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley.2007. Histologi Dasar.Edisike-5. Tambayang
J., penerjemah. Terjemahan dariBasic Histology.EGC. Jakarta.
Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 1997. Histologi Dasar. Ed ke-8. Tambayang
J, penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Basic Histology.
Mahardana. 1979. Sistem Pencernaan. Surabaya: Intermassa.
Mescher, Anthony L. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas Edisi 12. Jakarta:
Egc, 2011
Myriam Solar, Carina Cardalda, Isabelle Houbracken Et Al. Pancreatic Exocrine
Duct Cells Give Rise To Insulin-Producing B Cells During Embryogenesis
But Not After Birth. Developmental Cell Press. 2009;17:849
Raharjo.1990. Dasar-Dasar Histologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Syarifuddin. 2000. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran
Tambayong, J .1995. Histologi Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran Egc.
Watson, R. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Perawat . Jakarta: Egc
Wenyan Hu, Gang Zhao, Chunyou Wang, Et Al. Nonlinear Optical Microscopy For
Histology Of Fresh Normal And Cancerous Pancreatic Tissues. Plos One.
2012;7:3

Anda mungkin juga menyukai