(HISTOLOGI PENCERNAAN)
OLEH :
NO BP : 1810422012
KELOMPOK : 3 KBI
LABORATORIUM TEACHING II
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum yang dilaksanakan yaitu untuk mengetahui dan memahami
serta mengidentifikasikan histologi organ sistem pencernaan pada vertebrata.
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3. 1 Histologi Lingua
berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :
a
b
c
A d B
A B
Dari hasil praktikum didapatkan hasil pada esophagus terdapat lumen, lamina
propria, dan muskularis. Menurut Gunarso (1979), panjang esophagus ±10 inc.
Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea, sebagian besar dari rongga
thoraks dan menembus diafragma masuk rongga abdomen. Esophagus terdiri atas
tunika mukosa, epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis
mukosa. Tunika Submukosa yang tersusun dari jaringan ikat longgar mengandung
sel lemak, pembuluh darah, dan kelenjar esophageal propia. Tunika muskularis
terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantara
otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada H bagian atas esophagus terdiri otot
rangka, 1⁄3 bagian tengah terdiri otot polos dan otot rangka, 1⁄3 bagian bawah
dibentuk otot polos. Adventisia yang didalamnya terdapat pembuluh darah, saraf,
jaringan lemak. Adventisia merupakan lapisan terluar dari esophagus bagian atas
sedangkan serosa merupakan lapisan esophagus bagian bawah.
Esofagus, bagian saluran pencernaan ini merupakan tabung otot yang
berfungsimenyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Esofagus diselaputi oleh
epitel berlapis pipih tanpa banyak tanduk. Pada lapisan submukosa terdapat
kelompok kelenjar esofagus yang mensekresikan mukus. Pada bagian distal
campuran lapisan otot hanya terdiri atas sel-sel otot polos, pada bagian tengah
campura otot lurik dan oot polos, dan pada ujung proksimal, hanya terdiri dari sel-sel
otot lurik (campbell, et al , 2002). Faring merupakan peralihan ruang antara rongga
mulut dan sistem pernafasan. Faring dibatasi oleh epitel berlapis pipih, jenis mukosa
kecuali pada daerah bagian- bagian pernafasan yang tidak mengalami alurasi
(mahardana, 1979)
Sedangkan menurut Syarifuddin (2006), esophagus adalah suatu organ
berbentuk silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm, terbentang dari
hipofaring pada daerah pertemuan faring dan esofagus (vertebra servikal 5-6) di
bawah kartilago krikoid, kemudian melewati diafragma melalui hiatusdiafragma
(vertebra torakal 11) hingga ke daerah pertemuan esofagus dan lambung dan berakhir
di orifisum kardia lambung (vertebra torakal 11). Esofagus memiliki diameter yang
bervariasi tergantung ada tidaknya bolus makanan atau cairan yang melewatinya.
Diantara proses menelan, esofagus ada pada keadaan kolaps, tetapi lumen esofagus
dapat melebar kurang lebih 2 cm di bagian anterior dan posterior serta ke 6 cm ke
lateral untuk memudahkan dalam proses menelan makanan.
3.3 Histologi Hepar
Berdasarkan praktikum yng telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagi berikut :
A B
Gambar 1. A. Histologi Hepar (P10X) : a. Central vein, b. Sinusoid. B. Gambar hepar dari literatur
Dari praktikum yang dilaksanakan didapatkan hasil histologi hepar terdiri tas central
vein dan sinusoid. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah
kecoklatan,terletak dibagian depan rongga badan, dan menglilingi usus, bentuknya
tidak tegas. Fungsi hati menghasilkan empedu yang di simpan dalam kantung
empedu, berwarna kehijauan terletak disebelah kanan hati, dan salurannya bermuara
pada lambung.jantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu. Pancreas
merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi
pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin
(Syarifuddin, 2006).
Berdasarkan literatur, hepar merupakan organ terbesar dari tubuh. Hati terdiri
dari dua lobus yaitu sentral vern dan portal vern. hepar tersusun atas lapisan
submukosa yang terdiri dari jarngan ikat. Hepar merupakan organ yang penting pada
tubuh bagi tubuh yaitu berfungsi untuk menetralisir racun (Campbell, 2002).hati
(hepar) merupakan kelenjar tubuh yang paling besar, dan khas karena memiliki
multifungsi kompleks, misalnya eksresi (metabolit), sekresi (empedu), penyimpanan
(lipid, vitamin A dan B, gflikogen), sistesis (fibrinogen, globulin,
albumin, protombin), fagositosis (benda asing), detoksikasi (obat yang larut dalam
lipid),konjugasi (zat beracun, hormon steroid), esterifikasi (asam lemak bebas
menjaditrigliserida), metabolisme (protein, hidrat arang, lemak, hemoglobin, obat),
dan hemopoisis (pada kehidupan embrionik dan secara potensial pada hewan
dewasa). Dengan memahami struktur hati yang vital akan memudahkan dalam
menginterpretasi berbagai proses yang terjadi didalamnya (Dellmann, 1992).
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua.
Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan
empedu.Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat.
Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai bilirubin
langsung. Bila bilirubin langsung adalah rendah sementara bilirubin total tinggi, hal
ini menunjukkankerusakan pada hati atau pada saluran cairan empedu dalam hati.
Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran (feses).
Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang
mengakibatkan gejala ikterus. Albuminadalah protein yang mengalir dalam darah.
Albumin dibuat oleh hati dan dikeluarkan pada darah (Bevelander, 1988)
A B
Gambar 1. A. Histologi Pankreas (P10X) : a. Longer hand, b. Achinar. B. Gambar hepar dari literatur
Dari praktikum yang dilakukan didapatan hasil yaitu didalam pankreas
terdaat langer hand dan achinar. Pankreas adalah kelenjar campuran eksokrin-
endokrin yang menghasilkan enzim pencernaan dan hormon. Sebagai kelenjar
eksokrin pankreas membantu dan berperan penting dalam sistem pencernaan dengan
mensekresikan enzim-enzim pankreas seperti amilase, lipase dan tripsin (solar, 2009)
Sebagai kelenjar endokrin, pankreas dikenal dengan produksi hormon-
hormon insulin dan glukagon yang berperan dalam metabolisme glukosa. Fungsi
endokrin pankreas dilakukan oleh pulau-pulau Langerhans yang tersebar di antara
bagian eksokrin pankreas (anthony, 2011)
Pankreas merupakan kelenjar yang penting dengan kedua fungsi eksokrin
dan endokrin dengan jaringan ikat fibrosa tipis yang membungkus jaringan
parenkimnya. Bagian eksokrin berbentuk seperti setandan buah anggur yang terdiri
atas sel asinar pankreas yang disebut asinar, sel ini mensintesis dan menyekresikan
enzim pencernaan ke dalam duodenum melalui sistem duktus. Sel asinar pankreas
tampak berbentuk piramid dengan apikal sitoplasma yang mengandung granula
zimogen dan nukleus yang menonjol yang terletak dekat ke basolateral membran sel.
Bagian endokrin dari pankreas membentuk sekitar 1-2% dari total massa, dan bagian
ini terdiri dari pulau (pulau kecil) pankreas yang disebut pulau langerhans yang
tersebar yang mengandung sekelompok sel pemproduksi hormon yang berbeda
(wenyan, 2017)
Menurut Bank (1993) ada lima tipe sel yang ditemukan di pulau Langerhans,
masing-masing memiliki kemampuan sekresi hormon yang berbeda-beda, yaitu: a,
Sel alpha, yaitu sel yang menghasilkan hormon glukagon. Sel ini merupakan sel
terbanyak kedua yang ditemukan di pulau Langerhans setelah sel beta (20%). b, Sel
beta, yaitu sel yang meng hasil kan hormon insulin. Sel β terletak di dalam pulau
Langerhans dan memenuhi sekitar 80% dari volume pulau Langerhans. c, Sel delta,
sel ini menghasilkan somatostatin. d, Sel F, sel ini menghasilkan pancreatic
polypeptide yangbelum diketahui jelas fungsinya. e, Sel Gamma.
c
A B
a
b
A c B
c
a
A d B
a
Gambar 5. Histologi Duodenum A. Penampang jaringan duodenum (10x) a. Vili, b. lapisan
mukosa, c. Submukosa, d. Muskularis proparia. B. Potongan transversal jaringan duodenum
(Difiore, 2015).
Dari gambar, dapar dilihat bahwa jaringan penyusun duodenum adalah hillus,
lamina propria. Menurut Harjana (2011) mengatakan secara garis besar histologi
usus halustediri dari duodenum, jejenum, dan illeum. Perbedaannya adalah antara
lain bahwa semakin ke ujung mata kelenjar semakin sedikit dan limfonodus makin
banyak. Samahalnya dengan ogan lain, secara histologi usus halus mempunyai
lapisan yang sama. Pada lapisan submukosa terdapat kelenjar bruneri yang
menghasilkan cairan sepertilendir dan alkalis. Lapisan mucosa pada duodenum atau
intestinum tenue memiliki lipatan-lipatanyang disebut dengan plica circulares atau
kerckring valves dengan bentuk dapat berupa semi lunar, sirkular atau spiral. Selain
itu juga terdapat intestinal vili yang merupakan tonjolan-tonjolan ke arah lumen
dengan panjang 0,5-1,5 mm. Vili tersebut berbentuk seperti daun pada duodenum.
Vili tersebut terdiri atas sel-sel epitel silinder, sel penyerapan dan sel goblet
(Janguiera, 1980). Pada dasar Vili terdapat kelenjar-kelenjar usus atau yang disebut
dengan crypt of lieberkuhn. Bagian setengah atas dari kelenjar ini tertutupi oleh
epitel silinder dan selgoblet dan bagian setengah bawahnya terdiri atas kumpulan sel-
sel sekresi yang disebut dengan sel Paneth (Gasperz, 1991)
Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian
usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. usus dua
belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Sama duodenum berasal dari
bahasa latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. <sus dua belas jari
bertanggung jawabuntuk menyalurkan makanan ke usus halus. Secara histologis,
terdapat kelenjar brunner yang menghasilkan lendir . dinding usus dua belas jari
tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot
(Dellman, 1992).
3.8 Histologi Caecum
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :
a
a
b
a
A B
Dari gambar dapat dilihat bahwa histologi caecum terdiri dari lumen,
mukosa,submukosa, dan adventitia. Menurut Dellmann (1992) Dinding caecum
menyerupai dinding kolon tetapi menebal karena akumulasi jaringan limfoid. Lamina
propia terdiri dari lamina basalis, serabut kolagen halus, dalam jalinan ikat tidak
teratur, dan selabut elastik yang tersusun longitudinal dan pekat. Lamina propia juga
mengandung pembuluh darah kecil, pembuluh limfe dan ujung saraf
Caecum tersusun atas tunica mucosa tidak membentuk lipatan, plica atau villa
sehingga permukaan dalamnya halus. Adanya lekukan ke dalam oleh incisura luar
menyebabkan di dalam terdapat bangunan sebagai lipatan yang diikuti seluruh
lapisan dinding, yang disebut plica semilunaris. Epitel permukaan berbentuk silindris
selapis dengan striated border yang tipis. Diantara sel-sel epitel ini terdapat sel piala.
Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari yang terdapat di usus halus, maka tunica
mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur dan sangat
rapat(Gunarso, 1979).
Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang
terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth sangat jarang. Lamina propria Susunan
jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus
lymphaticus soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa. Lamina
muscularis mucosae Jelas adanya dua lapisan. Tunica submucosa, Tidak ada
keistimewaan, tunica muscularis dan tunica serosa (Gunarso, 1979).
3.9 Histologi Intestinum Crassum
Berdasarkan praktikum yng telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagi berikut :
a
a
b
a
c
A A