Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan kita sehari-hari, berbagai aktivitas yang kita lakukan
memerlukan sistem koordinasi. Sistem koordinasi adalah organ dan sistem organ
yang bekerja sama secara efisien. Sistem koordinasi meliputi sistem indera, sistem
saraf, dan sistem hormon. Ketika kita melihat hewan yang kita takuti, misalnya
anjing melihat, mulai dari melihat anjing sampai berlari memerlukan koordinasi
antara sistem indera yaitu mata, sistem saraf dan sistem hormon. Saat melihat
anjing, organ mata bekerja. Mata akan menyampaikan rangsangan ke otak dan
otak menerjemahkan, yaitu mata melihat anjing (Aryulina, et al.,2006).
Saat berlari, otot kaki memerlukan pasukan glukosa dan oksigen. Untuk
memenuhi pasukan glukosa dan oksigen, paru-paru bernafas lebih cepat untuk
memperoleh ekstra oksigendan jantung akan memompa lebih cepat untuk
mengalirkan oksigen dan glukosa ke otot. Otak akan mendeteksi perubahan yang
terjadi dari oksigen menjadi karbon dioksida dalam darah dan jantung. Pasokan
ekstra glukosa yang diperlukan otot untuk berlari berasal dari hati. Glikogen did
dalam hati diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah. Pengubahan
glikogen menjadi glukosa distimulasi atau dirangsang oleh suatu zat kimia yang
disebut hormon adrenalin (Noviyanti, et al,. 2015).
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf akan
mengkoordinasi, menafsirkan, dan megontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan
aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka
terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem ilmiah berasal segala
fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi
kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf.

Universitas Sriwijaya
Setiap makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan memiliki sel
yang akan membentuk jaringan. Jaringan hewan dan jaringan tumbuhan memiliki
perbedaan,hal ini dikarenakan bagian penyusun dari jaringan pada tubuh terdiri
dari kumpulan sel yang berbeda antara keduanya. Tubuh hewan terdiri dari
jaringan-jaringan atau sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Sehingga dengan jaringan yang memiliki struktur yang khusus tersebut
memungkinkan mereka mempunyai fungsi dan tugas yang spesifik juga.
Misalnya, otot-otot jantung yang bercabang akan menghubungkan sel jantung
yang lainnya. Percabangan tersebut tentu akan membantu kontraksi sel-sel dalam
suatu sistem koordinasi (Rachmawati, 2013).
Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon berfungsi untuk
memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur,
misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung
dengan cepat, dan kecepatan sekresi beebrapa kelenjar endokrin. Sistem saraf
pada manusia memiliki sifar mengatur yang kompleks dan khusus. Sistem saraf
menerima berjuta-juta rangsangan yang berasaldari berbagai organ. Semua
rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan
diberikan oleh tubuh (Aryulina, et al.,2006).
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh atau rangsangan eksternal dan
rangsangan dari dalam tubuh atau rangsangan internal. Rangsangan eksternal
misalnya dapat berupa cahaya, suara, gravitasi, suhu, panas, dan dingin.
Sedangkan rangsangan dari dalam tubuh dapat berupa rasa lapar, haus, sakit,
nyeri, dan sebagainya. Untuk bereaksi terhadap berbagai rangsangan tersebut
tubuh kita memerlukan tiga komponen, yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor

1.2.Tujuan Praktikum
Mengetahui Fungsi Jaringan Epitel sebagai Jaringan yang melapisi
permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan tubuh hewan.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf berperan dalam menerima, mengolah, dan meneruskan
hasilolahan rangsangan ke efektor. Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi
bagian somatik dan otonom. Bagian somatik berperan dalam mengatur koordinasi
struktur-struktur otot, tulang dan kulit. Sedangkan sistem saraf otonom berperan
mengatur koordinasi otot polos, jantung dan kelenjar-kelenjar tubuh. Sistem saraf
terdiri dari tiga sel yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu neuron,
sel schwann, dan sel penyokong (neuroglia). Neuron bertugas menghantarkan
impuls. Sel schwann merupakan pembungkus sebagian besar akson pada sistem
saraf perifer. Akson merupakan neuron yang berfungsi membawa ragsangan dari
badan neuron (Trisnowati, at al., 2016).

2.2.Klasifikasi Jaringan Saraf


Jaringan saraf dapat dibedakan menjadi dua sistem utama. Yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsumtulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan
mengendalikan semua aktivitas tubuh. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan
sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Baik tulang
maupun sumsum tulang belakang dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan
pengikat yang disebut meninges.
Otak dan sumsum tulang belakang memiliki substansi pokok, yaitu substansi
kelabu dan substansi putih. Substansi kelabu merupakan kumpulan badan neuron.
Substansi putih merupakan kumpulan serabut saraf. Pada otak, substansi kelabu
terletak pada bagian luar dan substansi putih terletak pada bagian tengah.
Sebaliknya pada sumsum tulang belakang, substansi kelabu terletak pada bagian
tengah dan substansi putih terletak pada bagian luar.
Sistem saraf perifer pada dasarnya adalah lanjutan dari neuron yang bertugas
membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Dilihat dari arah
impuls yang dibawanya, sistem saraf tepi dibedakan menjadi sistem saraf aferens

Universitas Sriwijaya
dan sistem saraf eferens. Sistem saraf aferens, yang membawa impuls saraf dari
reseptor menuju ke sistem saraf pusat, dan sistem saraf eferens, menuju membawa
impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor.
Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi dua, yaitu saraf
somatik dan saraf otonom. Saraf somatik mengatur gerakan yang disadari.
Sebaliknya, saraf otonom mengatur gerakan yang tidak disadari. Berdasarkan sifat
kerjanya, saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Kedua saraf ini bekerja pada efektor yang sama namun pengaruh
kerjanya berlawanan sehingga keduannya bersifat antagonis

2.3.Morfologi Sel Saraf atau Neuron


Neuron merupakan satuan anatomis dan fungsional yang berdiri sendiri
dengan sifat-sifat morfologi. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional
dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan
cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan sehingga tidakdapat diganti
apabila sudah mati atau rusak. Namaun, pada kondisi yang sesuai neuron dari
sistem saraf perifer yang terluka dapat diperbaiki. Neuron terdiri dari tiga bagian
yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu badan sel, dendrit, dan akson.
Badan sel mengandung nukleus dan nukleolus yang mengelilingi oleh
sitoplasma glanuler. Sitoplasma badan sel juga mengandung badan nissl dan
neurofibril. Badan nissl akan tampak dengan mikroskop elektron seperti retikulum
endoplasma granuler yang tersusun sejajar satu dengan yang lainnya. Badan nissl
mengandung protein yang digunakan untuk menggantikan protein yang habis
selama metabolisme. Protein ini juga akan digunakan untuk pertumbuhan neuron
dan perbaikan saraf dari sistem saraf perifer. Neurofibril merupakan fibril yang
berbentuk ramping dan panjang, serta memiliki peranan dalam pengangkutan
nutrien dan penyokong sel.
Lokasi badan sel terletak di sistem saraf pusat, meskipun ada beberapa yang
terletak di saraf perifer. Di sistem saraf pusat, badan sel neuron berkelompok
menjadi nukleus. Sementara itu, badan sel yang berkelompok selain di saraf pusat
umumnya disebut ganglion. Dendrit merupakan uluran pendek yang bercabang-
cabang dan keluar dari badan sel. Dendrit mengandung badan nissl dan organel.

Universitas Sriwijaya
Dendrit tidak mengandung selubung mielin maupun selubung neurolema. Secara
fungsional, dendrit mengantarkan impuls ke arah badan sel.
Akson merupakan satu uluran panjang dari badan sel yang berfungsi
megantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson memiliki ciri tipis dengan bentuk
panjang dan mengandung neurofibril, tetapi tidak mengandung badan nissl
sehingga tidak terlibat dalam sintesis protein. Akson yang dibungkus oleh
selubung mielin disebut akson bermielin. Sedangkan akson yang tidak diselubungi
oleh mielin disebut akson telanjang. Di tempat tertentu ada akson yang tidak
terbungkus selubung mielin disebut simpul ranvier atau nodus ranvier. Selubung
mielin berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan
luka, memberi nutrisi pada akson, dan mempercepat jalannnya impuls

2.4.Klasifikasi Neuron
Tergantung pada fungsi, setiap neuron memiliki bentuk yang khas. Neuron
terdiri atas tiga bentuk dasar, yaitu neuron bipolar, neuron unipolar, dan neuron
multipolar. Neuron bipolar, Badan sel terletak sama jauhnya antara percabangan-
percabangan dendritik dan terminal akson. Dapat dijumpai pada ganglion telinga
dalam dan retina mata. Neuron unipolar, Juluran yang berfungsi sebagai dendrit
dan akson berpangkal pada suatu kutub pada badan sel. Neuron Multipolar, Bila
badan sel terletak lebih dekat pada percabangan-percabangan dendritnya daripada
terfminal akson. Oleh karena pangkal dendrit-dendritnya seolah tumbuh dari
beberapa kutub pada badan selnya maka disebut neuron multipolar. Jenis neuron
ini terutama terdapat pada susunan saraf pusat (Aryulina, at al.,2006).
Berdasarkan bentuk percabangan dendritik dan aksonal, neuron multipolar
dapat dibedakan atas, Neuron isodendritik yaitu neuron yang terdiri atas dendrit-
dendrit yang panjang, akson lurus dan panjang dengan banyak percabangan
kolateral yang mengarah ke berbagai jurusan. Secara fungsional neuron dapat
dikelompokkan menjadi, Neuron motorik, yaitu neuron yang mengatur organ
efektor. Neuron Sensoris, yaitu neuron yang menerima rangsangan sensoris dari
lingkungan dan dari dalam tubuh sendiri. Neuron interneuron, yaitu neuron-
neuron yang mengadakan hubungan timbal balik diantara neuron-neuron lain
sehingga membentuk rangkaian fungsional yang kompleks

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan Tempat


Praktikum ini akan dilakukan pada 13 Februari 2018 bertempat di
Laboratorium Fisiologi Hewan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2.Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada saat praktiukum ini antara lain; Mikroskop cahaya,
Buku gambar, Alat tulis sedangkan bahan yang digunakan adalah Preparat
awetan.

3.3.Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah pertama, Preparat awetan diletakkan
di meja mikroskop, kemudian amati dimulai dari resolusi yang paling rendah
(kecil), lalu digambar dan diberi keterangan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil dan Deskripsi


4.1.1.Gambar
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Deskripsi

4.2.Pembahasan

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa;
1.
2.
3.
4.
5.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah.,dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.

Negara, Ken Pandu. 2017. Jaringan Saraf. (Online).


http://www.ebiologi.net/2017/08/jaringan-saraf-fungsi-ciri-struktur.html.
diakses pada 06 Februari 2018.

Sam, Hisam. 2016. Pengertian Jaringan Saraf dan Fungsinya. (Online).


http://www.ebiologi.net/2017/08/jaringan-saraf-fungsi-ciri-struktur.html.
diakses pada 06 Februari 2018.

Trisnowati, Eli.,dkk. 2016. Kuasai Semua Pola Soal UN SMA/MA IPA 2017.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai