PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
Setiap makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan memiliki sel
yang akan membentuk jaringan. Jaringan hewan dan jaringan tumbuhan memiliki
perbedaan,hal ini dikarenakan bagian penyusun dari jaringan pada tubuh terdiri
dari kumpulan sel yang berbeda antara keduanya. Tubuh hewan terdiri dari
jaringan-jaringan atau sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Sehingga dengan jaringan yang memiliki struktur yang khusus tersebut
memungkinkan mereka mempunyai fungsi dan tugas yang spesifik juga.
Misalnya, otot-otot jantung yang bercabang akan menghubungkan sel jantung
yang lainnya. Percabangan tersebut tentu akan membantu kontraksi sel-sel dalam
suatu sistem koordinasi (Rachmawati, 2013).
Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon berfungsi untuk
memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur,
misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung
dengan cepat, dan kecepatan sekresi beebrapa kelenjar endokrin. Sistem saraf
pada manusia memiliki sifar mengatur yang kompleks dan khusus. Sistem saraf
menerima berjuta-juta rangsangan yang berasaldari berbagai organ. Semua
rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan
diberikan oleh tubuh (Aryulina, et al.,2006).
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh atau rangsangan eksternal dan
rangsangan dari dalam tubuh atau rangsangan internal. Rangsangan eksternal
misalnya dapat berupa cahaya, suara, gravitasi, suhu, panas, dan dingin.
Sedangkan rangsangan dari dalam tubuh dapat berupa rasa lapar, haus, sakit,
nyeri, dan sebagainya. Untuk bereaksi terhadap berbagai rangsangan tersebut
tubuh kita memerlukan tiga komponen, yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor
1.2.Tujuan Praktikum
Mengetahui Fungsi Jaringan Epitel sebagai Jaringan yang melapisi
permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan tubuh hewan.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
dan sistem saraf eferens. Sistem saraf aferens, yang membawa impuls saraf dari
reseptor menuju ke sistem saraf pusat, dan sistem saraf eferens, menuju membawa
impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor.
Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi dua, yaitu saraf
somatik dan saraf otonom. Saraf somatik mengatur gerakan yang disadari.
Sebaliknya, saraf otonom mengatur gerakan yang tidak disadari. Berdasarkan sifat
kerjanya, saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Kedua saraf ini bekerja pada efektor yang sama namun pengaruh
kerjanya berlawanan sehingga keduannya bersifat antagonis
Universitas Sriwijaya
Dendrit tidak mengandung selubung mielin maupun selubung neurolema. Secara
fungsional, dendrit mengantarkan impuls ke arah badan sel.
Akson merupakan satu uluran panjang dari badan sel yang berfungsi
megantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson memiliki ciri tipis dengan bentuk
panjang dan mengandung neurofibril, tetapi tidak mengandung badan nissl
sehingga tidak terlibat dalam sintesis protein. Akson yang dibungkus oleh
selubung mielin disebut akson bermielin. Sedangkan akson yang tidak diselubungi
oleh mielin disebut akson telanjang. Di tempat tertentu ada akson yang tidak
terbungkus selubung mielin disebut simpul ranvier atau nodus ranvier. Selubung
mielin berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan
luka, memberi nutrisi pada akson, dan mempercepat jalannnya impuls
2.4.Klasifikasi Neuron
Tergantung pada fungsi, setiap neuron memiliki bentuk yang khas. Neuron
terdiri atas tiga bentuk dasar, yaitu neuron bipolar, neuron unipolar, dan neuron
multipolar. Neuron bipolar, Badan sel terletak sama jauhnya antara percabangan-
percabangan dendritik dan terminal akson. Dapat dijumpai pada ganglion telinga
dalam dan retina mata. Neuron unipolar, Juluran yang berfungsi sebagai dendrit
dan akson berpangkal pada suatu kutub pada badan sel. Neuron Multipolar, Bila
badan sel terletak lebih dekat pada percabangan-percabangan dendritnya daripada
terfminal akson. Oleh karena pangkal dendrit-dendritnya seolah tumbuh dari
beberapa kutub pada badan selnya maka disebut neuron multipolar. Jenis neuron
ini terutama terdapat pada susunan saraf pusat (Aryulina, at al.,2006).
Berdasarkan bentuk percabangan dendritik dan aksonal, neuron multipolar
dapat dibedakan atas, Neuron isodendritik yaitu neuron yang terdiri atas dendrit-
dendrit yang panjang, akson lurus dan panjang dengan banyak percabangan
kolateral yang mengarah ke berbagai jurusan. Secara fungsional neuron dapat
dikelompokkan menjadi, Neuron motorik, yaitu neuron yang mengatur organ
efektor. Neuron Sensoris, yaitu neuron yang menerima rangsangan sensoris dari
lingkungan dan dari dalam tubuh sendiri. Neuron interneuron, yaitu neuron-
neuron yang mengadakan hubungan timbal balik diantara neuron-neuron lain
sehingga membentuk rangkaian fungsional yang kompleks
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.3.Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah pertama, Preparat awetan diletakkan
di meja mikroskop, kemudian amati dimulai dari resolusi yang paling rendah
(kecil), lalu digambar dan diberi keterangan.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.Pembahasan
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah.,dkk. 2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.
Trisnowati, Eli.,dkk. 2016. Kuasai Semua Pola Soal UN SMA/MA IPA 2017.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya