Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

JARINGAN EPITEL
SITOHISTOTEKNOLOGI

OLEH
KELOMPOK 4

LINA NUR KHASANAH


CANTIKA OKTAVIA DUKALANG
SUCIYANTI N. TAYEB
REGINA SEPTIANI UMAR
FATMA PAKAYA
MOH. RIZAL ARIFIN

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


ESESHATAN
ONTALO
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Sitohistoteknologi dengan judul jaringan epitel yang disusun


oleh :

NAMA : KELOMPOK 4
KELAS :A
PRODI : D- III ANALIS KESEHATAN

Pada hari ini....................... tanggal........... bulan .................................... telah di


periksa dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat
mengikuti percobaan berikutnya.

Gorontalo, .........................2020

Asisten I Asisten II

Agusrianto Yusuf, S.Pd., M.Si Al Ilham Bin Salim, S.Pd., M.Si

1
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : KELOMPOK 4
KELAS :A
PROGRAM : D-III ANALIS KESEHATAN
PRAKTIKUM : SITOHISTOTEKNOLOGI

Hari/tanggal Koreksi Paraf

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatulahi wabarokatuh

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segalah limpahan nikmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan praktikum dan penyusunan

laporan ini sebagai salah satu syarat untuk nilai praktikum pada mata kuliah

Sitohistoteknologi program studi D-III Analis kesehatan. Sholawat serta salam

senantiasa kita curahkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad SAW dan para

pengikutnya yang sampai sekarang mengikuti ajaran-ajaran beliau.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan teman-teman dan pembimbing

dalam mengikuti praktikum di laboratorium sehingga praktikum berjalan dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini sepenuhnya masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa.apabila pembaca

belum puas dengan laporan yang kami buat, kami memohon kritik dan saran yang

membangun agar kami bisa membuat laporan yang lebih bagus dan lebih baik.

Penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini bermanfaat bagi bangsa dan

negara yang khususnya bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’allaikum warrahmatulahi wabarokatuh

Gorontalo, 05 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBA ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
1.4 Manfaat Praktikum
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2
2.3
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Prosedur Kerja
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan
secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong
tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga disebut
sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Pada organisme multiseluler, zigot yang merupakan hasil vertilisasi akan
membelah berulang kali, sehingga menghasilkan jaringan embrional yang
selanjutnya berdeferensiasi menjadi beberapa jaringan, antara lain epitel,
jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (Khairul, 2016).
Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang dimulai
dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks. Tingkat
sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional terkecil yang
menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi organisme uniseluler yang hanya
memiliki sebuah sel, maka sebuah sel itulah yang mengendalikan seluruh
aktivitas hidupnya. Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan
adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan
dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu
jaringan epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan
tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan
saraf, dan jaringan otot.
Oleh karena itu, untuk mengetahui cara pemeriksaan jaringan epitel lebih
lanjut, percobaan ini dilakukan agar dapat memahami dan mengetahaui jaringan
epitel.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini yaitu
bagaimana cara mengetahui struktur jaringan tersebut?

1
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang terdapat dalam praktikum ini yaitu untuk
mengetahui struktur pada jaringan.
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum yang terdapat dalam praktikum ini yaitu dapat
mengetahui struktur pada jaringan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Jaringan adalah sekelompok sel yang serupa secara struktural (begitu pula
dengan produk yang dihasilkan) yang mengalami spesialisasi untuk menjalankan
suatu fungsi tertentu. Ada empat jenis jaringan dasar yang ditemukan pada tubuh
manusia, yaitu epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf. Semua
struktur tubuh tersusun dari beragam jumlah jaringan ini, sebagian besar organ
utama tersusun atas penggabungan keempat jenis jaringan ini. Jaringan yang
terdapat pada seluruh permukaan tubuh dan memiliki susunan yang rapat adalah
jaringan epitel. Jaringan epitel dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi, epitelium
penutup dan pelapis, dan epitelium glandular (Sloane, 2016).
Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat,
matriks ekstraselnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam
tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Epitel tersebut biasanya dinamakan
epitel penutup. Jaringan epitel dapat juga dijumpai pada berbagai kelenjar, oleh
sebab itu dinamakan epitel kelenjar. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran
selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya
sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau
matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan
dasar (Tim Dosen UIN, 2015).
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh
atau permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran
selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya
sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau
matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan
dasar yaitu jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri
dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat dengan sangat sedikit zat
intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi terbentuk lapisan-lapisan yang
menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya (Umar, 2015).
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam)
atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang

3
tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium
bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis.
Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium
dapat dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan
atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa),
kubus (kuboid), atau memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi
dengan rambut-rambut halus (silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya.
Beberapa sel epitel juga dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai
kelenjar (glandula) atau berfungsi sensoris atau dapat pula untuk menyerap
makanan (Nasir, 2017).
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh
atau permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran
selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya
sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau
matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan
dasar yaitu jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri
dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat dengan sangat sedikit zat
intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi terbentuk lapisan-lapisan yang
menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya (Umar, 2015).
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polyhedral yang berkumpul dengan erat
dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat. Jadi,
terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-
rongganya. Jaringan epitel mempunyai fungsi utama, yaitu: menutupi dan
melapisi permukaan (misal kulit), absorbsi (misal usus), sekresi (misal sel epitel
kelenjar), sensoris (misal neuroepitel), dan kontraktil (misal sel mioepitel)
(Yusminah, 2017).
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel yang memadat yang tersusun dalam
lapisan pipih. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh.
Jaringan ini juga membentuk kulit yang membungkus tubuh. Epitel kulit
melindungi jaringan di bawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis,
radiasi ultraviolet, dan serangan bakteri (Kimball, 2016).

4
Sifat-sifat jaringan epitel tergantung dari fungsi dan letaknya di dalam
tubuh. Walaupun demikian, mereka mempunyai sifat umum yang sama. Adapun
sifat umum jaringan epitel adalah bentuk sel dasarnya ada tiga jenis yaitu sel
skuamosa, sel kuboid, dan sel kolumnar. Semua jaringan epitel pada permukaan
basalnya melekat pada penyambung dibawahnya yang disebut dengan “lamella
basalis” yang merupakan bagian dari membran basalis. Semua jaringan epitel
avaskuler. Sel-sel jaringan epitel yang bersebelahan mempunyai daerah-daerah
yang berlekatan khusus yang disebut “tautan sel” dan adanya polarisasi sel-sel
pada jaringan epitel. Dari pengelompokan jaringan epitel berdasarkan struktur
fungsi, sel epitel biasanya digolongkan menjadi dua golongan utama menurut
struktur dan fungsinya yaitu epitel penutup dan epitel kelenjar. Jaringan epitel
penutup merupakan jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan seperti
membran yang menutupi permukaan luar dan melapisi rongga tubuh. Secara
morfologis mereka dapat digolongkan menurut jumlah lapisan sel dan
morfologis sel-sel dalam lapisan permukaan. Jaringan epitel kelenjar adalah
jaringan yang dibentuk oleh sel-sel terkhususkan dalam menghasilkan suatu
sekresi cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi darah atau cairan
intresel. Epitel yang membentuk kelenjar unisel terdiri dari sel kelenjar (Umar,
2015).
Berdasarakan bentuknya digolongkan oleh jumlah lapisan sel. Sel di
permukaan bebas dapat kuboid, kolumner, atau skuamosa, tergantung apakah
epitel memiliki satu atau lebih lapisan. Epitel sederhana memiliki memiliki
selapis tunggal sel, contoh skuamosa sederhana yang relatif bocor sehingga
memungkinkan bahan-bahan berpindah melewati sel secara duifusi. Epitel
dikhususkan untuk fungsi ini dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung
udara paru sedangkan epitel sederhana dikhususkan absorbsi dan sekresi. Epitel
bertingkat atau berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi dengan
relatif mudah. Seiring dengan sel tua terlepas kepermukaan bebas, sel di dekat
membran basal membelah dan mendorong sel baru ke permukaan bebas itu.
Epitel yang demikian ditemukan pada permukaan yang terus menerus terpajan
ke keadaan abrasif, misalnya kulit luar dan lapisan saluran atau rongga tubuh
tertentu. Epitel bertingkat semu tampak bertingkat karena selnya memiliki

5
bentuk yang bervariasi. Tetapi sebenarnya merupakan selapis tunggal sel
(Bresnick, 2018).
Menurut Syamsuri (2017) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1.    Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk
pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih selapis tersusun sangat rapat.
Lokasi :Epitel pipih selapis terdapat pada jaringan epitelium pembuluh limfe
(getah bening), pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, paru-
paru, ginjal, dan selaput perut. Fungsi : Jaringan ini berfungsi dalam proses
difusi, osmosis, filtrasi, dan sekresi.
2.    Epitel Pipih Berlapis Banyak
Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel
yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih berlapis banyak
tersusun sangat rapat. Lokasi Jaringan epitel pipih berlapis banyak terdapat
pada jaringan epitelium rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak
kaki, dan vagina. Fungsi : Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung.
3.    Epitel Silindris Selapis
Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang
berbentuk silindris. Lokasi Jaringan ini terdapat pada epitelium kelenjar
pencernaan, jonjot usus, kantung empedu, lambung (ventrikulus), dan usus
(intestinum). Fungsi : Jaringan epithelium ini berfungsi untuk penyerapan
nutrisi di usus dan sekresi
4.    Epitel Silindris Berlapis Banyak
Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu
lapis sel berbentuk silindria. Lokasi Jaringan ini terdapat pada
jaringan epitelium laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah. Fungsi :
Jaringan epitel silindris berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan sebagai
pelindung.
5.    Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang
berbentuk kubus. Lokasi Jaringan ini terdapat pada epithelium permukaan

6
ovarium, lensa mata, nefron ginjal, dan kelenjar tiroid. Fungsi Jaringan
epitel kubus selapis berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
6.    Epitel Kubus Berlapis Banyak
Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu
lapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium
folikel ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak, dan
kelenjar keringat pada kulit. Fungsi : Jaringan epitel kubus berlapis banyak
berfungsi dalam sekresi dan absorpsi, serta melindungi dari gesekan dan
pengelupasan.
7.    Epitel Transisi
Jaringan epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel. Jaringan ini
tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuk jaringan
epitel transisi dapat berubah dan permukaan lapisannya dapat
menggembung. Lokasi Jaringan epitel transisi terdapat pada epitelium
ureter, uretra, saluran pernapasan, dan kantung kemih.
8.    Epitel Kelenjar
Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang
berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis.
Senyawa yang disekresikan disimpan di dalam sel dalam bentuk granula
sekresi. Kelenjar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
kelenjar endokrindan kelenjar eksokrin. 
Menurut Zulkarnaim (2017), Jaringan epitel dapat dikelompokkan
berdasarkan bentuk dan susunannya serta bentuk dan fungsinya.
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi:
1. Epitel pipih (bentuk skuamosa).
a. Epitel pipih selapis bentuknya pipih selapis. Terletak padaperitoneum,
pembuluh darah, limfa, glomerulus, alveolus serta saluran ekskresi
kecil dari berbagai kelenjar. Epitel pipih selapis berfungsi difusi dan
filtrasi.
b. Epitel pipih berlapis banyak berbentuk pipih banyak berlapis. Terletak
pada rongga mulut epidermis, esophagus, vagina, dan rongga hidung.
Epitel banyak berlapis berfungsi sebagai proteksi.

7
2. Epitel kubus (bentuk kuboid) .
a. Epitel kubus selapis berbentuk kubus selapis. Terletak pada lensa mata,
kelenjar dan salurannya, permukaan ovari, saluran nefron ginjal.
Epitel kubus selapis berfungsi sebagai sekresi dan absorbsi.
b. Epitel kubus berlapis berbentuk kubus banyak lapis. Epitel ini terletak
pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan indung telur. Epitel
kubus banyak berlapis berfungsi sebagai sekresi.
3. Epitel silindris (bentuk kolumnar).
a. Epitel silindris selapis berbentuk silinder berlapis. Terletak pada
lambung, usus, kantung empedu, kelenjar pencernaan, dan saluran
uterus. Epitel silindris berfungsi sebagai sekresi, absorbsi, proteksi,
meminyaki, memindahkan benda-benda dengan sillia, sebuah saluran
pada sel telur di dalam uterus.
b. Epitel silindris berlapis banyak berbentuk silinder banyak berlapis.
Terletak pada faring, laring, uterus, saluran eksresi, kelenjar ludah,
dan kelenjar susu. Adapun fungsi dari epitel silindris berlapis yakni
berfungsi sekresi dan pergerakan.
c. Epitel silindris bersilia berbentuk silindris banyak lapis dengan silia.
Terletak pada reproduksi jantan, rongga hidung. Epitel silindris
bersilia ini memiliki fungsi sebagai proteksi, sekresi, dan gerakan zat-
zat melewati permukaan.
4. Epitel transisional merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya
tidak dapat digolongkan. Berdasarkan bentuknya, bila jaringannya
menggelembung bentuknya berubah.
Menurut Sloane (2015), jaringan epitel dapat dibagi ke dalam dua
klasifikasi berdasarkan jenisnya, struktur dan fungsinya adalah sebagai
berikut :
1. Epithelium penutup dan pelapis adalah lapisan sel yang menutupi bagian
internal dan eksternal dari permukaan tubuh dan organ serta melapisi
rongga tubuh dan organ berongga.
a. Endotelium adalah epithelium yang melapisi pembuluh darah.

8
b. Mesotelium adalah epithelium yang melapisi beberapa rongga
tubuh.
2. Epithelium glandular berasal dari epithelium yang melapisi atau menutupi
sel-sel yang tumbuh sampai ke dalam jaringan penunjang.
a. Kelenjar eksokrin mempertahankan duktus atau suatu hubungan ke
permukaan tubuh (misalnya kelenjar saliva, dan kelenjar-kelenjar
pencernaan).
b. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak memiliki duktus
keluar, kelenjar ini kehilangan hubungan dengan permukaan tubuh
dan menjadi massa padat yang terpisah (misalnya kelenjar
hipofisis, dan kelenjar adrenal). 
Menurut Rahmawan (2019), berdasarkan lapisan penyusunnya,
jaringan epitel terbagi atas beberapa jaringan, yakni epitel pipih selapis,
epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis
banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, dan epitel
transisi.
 Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada
organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli,
dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya
berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan
epitel pipih selapis berperan dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi
osmosis.
 Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis
(kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring,
vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan
ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
 Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat
berada di dekat dasar merupakan ciri jaringan ini. Epitel batang selapis
banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran

9
rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan
epitel batang selapis berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan
(absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas permukaan saluran.
 Epitel Batang Berlapis Banyak
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang
berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis banyak terdapat pada
beberapa organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna putih, faring,
laring, dan uretra. Fungsi epitel batang berlapis banyak yaitu sebagai
tempat sekresi yakni penghasil mukus, dan ekskresi, misalnya kelenjar
ludah dan kelenjar susu.
 Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa
bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata.
Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat sekresi.
 Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian
tubuh, yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah.
Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.
 Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan
berlapislapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan,
ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel
akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris. 
           Seperti halnya kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin dapat bersifat
uniseluler atau multiseluler. Contoh yang uniseluler adalah sel argentafin
pada saluran pencernaan, sedangkan yang multiseluler misalnya kelenjar
tiroid, paratiroid, adrenal, dan hifofisis. Selain itu terdapat kelenjar
campuran seperti ovarium, testis, hati, dan pankreas ( Umar, 2015).
Semua kelenjar eksokrin di dalam tubuh tersusun atas sel-sel
epitel. Hal yang sama terdapat pada kelenjar endokrin kecuali pada pars
nervosa hipofisis dan medulla adrenal yang keduanya terdiri atas jaringan

10
saraf termodifikasi. Kelenjar eksokrin dapat berupa uniseluler misalnya
sel Goblet pada epitel saluran pernafasan bagian atas atau pada usus
halus. Kelenjar eksokrin bersekresi dengan tiga cara yaitu secara
merokrin, epokrin, holokrin. Kelenjar tubuler sederhana dapat dijumpai
pada korpus uterus dan Crypt of lieberkuhn, kelenjar tubuler bercabang
majemuk dapat dijumpai pada kelenjar Brunner, kelenjar asiner majemuk
dijumpai pada pankreas, dan kelenjar tubuler asiner majemuk dijumpai
pada kelenjar sub mandibularis dan kelenjar mammae (Tim Pengajar,
2015).
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang tidak memiliki
saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin langsung memasuki system
peredaran darah. Senyawa yang dihasilkan disebut hormon. Contoh
kelenjar endokrin adalah kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar
paratiroid, dan kelenjar tiroid. Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar
yang sekresinya melalui saluran khusus. Kelenjar ini berfungsi
membantu metebolisme dan komunikasi. Contoh kelenjar eksokrin yang
membantu metabolisme adalah kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
pancreas. Contoh kelenjar eksokrin yang berperan dalam komunikasi
adlah feromo. (Nugroho, 2016).
Menurut Nugroho (2016), Jaringan epitel kelenjar dibedakan
berdasarkan:
1.    Pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar; dibedakan menjadi
kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kedua jenis kelenjar yang
disebutkan diatas kesemuanya berasal dari membran epitel yang
menutupi permukaan,yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam
jaringan pengikat dibawahnya. Kelompok sel-sel epitel yang
mengadakan invasi tersebut. Kelenjar eksokrin : kelenjar ini melepaskan
sekret melalui saluran kelenjar (duktus ekskretorius), misalnya kelenjar
ludah atau langsung dalam rongga alat berdekatan, misalnya pada
kelenjar dinding usus. Sel penghasil sekret dinamakan
eksokrinosit.Kelenjar endokrin: kelenjar ini melepaskan sekret langsung

11
ke dalam pembuluh darah atau limfe, dan diangkut ke alat atau jaringan
sasaran. Contoh pada kelenjar thyroidea.
2.    Jumlah sel, kelenjar; Kelenjar uniseluler: Kelenjar ini hanya tersusun
oleh 1 sel. Kelenjar jenis ini tidak mempunyai saluran keluar, karena
biasanya terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus
sebagai sel piala atau sel cangkir atau “goblet cell”. Kelenjar
multiseluler: Terdiri atas banyak sel, umumnya membentuk kelenjar.
3.    Cara pembentukan dan pelepasan sekret; Kelenjar Merokrin: Isi lain
sel kelenjar tidak diikutsertakan dalam sekret, sehingga sel sama sekali
tidak rusak.Contoh pada Pars exocrin Pancreatis, kelenjar sudorifera.
Kelenjar Holokrin: Semua isi sel diikutsertakan dalam sekret. Contoh
pada kelenjar sebasea (kelenjar minyak), Sel-sel gamet jantan dan betina.
Kelenjar Apokrin: Pada sekret diikutsertakan isi bagian puncak sel, yang
menjadi rusak. Contoh pada kelenjar axillaris, kelenjar sirkumanale.
4.    Sifat sekretnya; kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi: Kelenjar
Sitogen yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya.
Contoh pada testis dan ovarium. Kelenjar Nonsitogen, yaitu kelenjar
yang hasilnya tidak mengandung sel-sel. Dari jenis kelenjar ini ,
dibedakan menjadi: Kelenjar Mukosa, kelenjar Serosa dan kelenjar
Seromukosa (campuran). Kelenjar Mukosa: Sekret kelenjar mukosa
bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya piramidal dengan bagian
puncahnya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai
bahan pembentuk lendir. Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah
basal. Apabila premusin telah dilepaskan oleh sel kelenjar, maka bahan
tersebut berubah menjadi mukus lendir. Diantara kelenjar-kelenjar yang
termasuk jenis ini , ada yang berbentuk uniseluler yaitu sel Piala.
Kelenjar Serosa: Kelenjar ini menghasilkan sekretnya yang encer jernih
yang berbentuk sebagai albumin, kadang-kadang mengandung enzim.
Sel-sel Serosa juga berbentuk piramidal dengan inti berbentuk bulat yang
terletak agak di tengah. Butir-butir sekretoris bersifat asidofil. Di bagian
basal sel terdapat granular endoplasmis reticulum sehingga pada
pengamatan dengan mikroskop cahaya, tampak gambaran yang bergaris-

12
garis. Contoh pada kelenjar pankreas, kelenjar parotis. Kelenjar
Campuran: Kelenjar yang merupakan campuran dari sel-sel kelenjar
Mukosa dan Serosa. Kadang-kadang sel-sel mukosa terdesak oleh sel
serosa sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit yang
dinamakan Demiluna Gianuzzi. Contoh pada kelenjar Submandibularis,
kelenjar sublingualis.
Jaringan epitel memiliki fungsi yang sangat luas, tergantung lokasi
epitel pada suatu organisme. Jaringan epitel berfungsi, antara lain (i)
sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun
secara kimiawi, misalnya epitel yang terdapat pada kulit, (ii) sebagai
organ eksteroreseptor yang mampu menerima rangsangan dari luar,
seperti sel-sel neuroepitel pada puting pengecap, (iii) sebagai alat eksresi
untuk membuang ssisa-sisa hasil metabolisme (air, garam-garam,
amoniak, dan CO2, (iv) sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan
osmosis cairan tubuh) dengan cara pembuangan garam-garam melalui
permukaan kulit, (v) membantu proses respirasi, khususnya pada hewan-
hewan akuatik, (vi) sebagai alat gerak, misalnya sayap pada kelelawar,
(vii) sebagai alat nutrisi, misalnya kelenjar susu pada mamalia, (viii)
sebagai alat absorbsi, misalnya  absorbsi sari-sari makanan pada dinding
usus, dan (ix) membantu pembentukan vitamin D dari provitamin D
melalui bantuan cahaya matahari (Adnan, 2016).

13
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum sitohistoteknologi dilaksanakan pada hari Senin, 05 Oktober
2020 pukul 13.00 sampai dengan selesai. Dilaksanakan secara daring (online).
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu : Kaca preparat dan Mikroskop.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu : Preparat awetan.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu, pertama siapkan alat dan
bahan yang akan digunakan untuk pengamatan atau pemeriksaan jaringan,
kemudian letakkan preparat diatas meja mikroskop. Setelah itu lakukan
pemeriksaan jaringan dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran
400x untuk dapat melihat jenis dan struktur jaringan yang akan diamati.
Setelah melakukan pengamatan dibawah mikroskop selanjutnya tentukan
bagian-bagian dari jaringan tersebut.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan


No Nama Gambar fungsi
(Bagian- Hasil pengamatan
Bagian)
sebagai lapisan
pelindung yang
1. Epitel Cilindris melindungi
jaringan
dibawahnya

bertanggung jawab
untuk
2. Epitel memungkinkan
Squamosa pertukaran
oksigen, nutrisi dan
limbah.

4.2 Pembahasan
Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan
secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong
tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga disebut
sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Pada praktikum kali ini mengamati preparat jaringan manusia. Pertama-
tama yang dilakukan adalah siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
pengamatan atau pemeriksaan jaringan, kemudian letakkan preparat diatas meja
mikroskop. Setalah itu melakukan pemeriksaan jaringan dibawah mikroskop
dengan menggunakan perbesaran 400x untuk dapat melihat jenis dan struktur
jaringan yang akan diamati.
Hasil yang didapatkan adalah epitel cilindris. Jaringan epitel adalah salah
satu jaringan dengan luas permukaan yang cukup besar dengan sel-sel yang
sangat rapat. Jaringan ini berfungsi untuk melapisi atau menutupi permukaan
tubuh dan menyusun bagian terluar organ. Epitel silindris adalah epitel yang
berbentuk silinder memanjang ke atas. Jaringan epitel dapat berasal dari
ektoderm (melapisi bagian luar tubuh), endoderm (membatasi organ), dan

15
mesoderm (membatasi rongga tubuh). Sel dari jaringan epitel disusun rapat dan
kontinu sehingga hampir tidak memiliki ruang antar sel. Semua epitel biasanya
dipisahkan dari jaringan di bawahnya oleh membran basal berserat. Lapisan
permukaan rongga mulut, alveoli pada paru-paru, dan tubulus pada ginjal semua
terbuat dari jaringan epitel. Lapisan darah dan pembuluh limfa merupakan
bentuk khusus dari epitel yang disebut endothelium.
Berikutnya yaitu epitel squamosa. Epitel skuamosa bertingkat terdiri dari sel
epitel skuamosa (pipih) yang disusun berlapis-lapis di atas membran basal .
Hanya satu lapisan yang bersentuhan dengan membran basal, lapisan lain
melekat satu sama lain untuk menjaga integritas struktural. Meskipun epitel ini
disebut sebagai skuamosa, banyak sel di dalam lapisan mungkin tidak diratakan.
Hal ini disebabkan adanya konvensi penamaan epitel menurut jenis sel di
permukaannya. Pada lapisan yang lebih dalam, sel mungkin berbentuk kolom
atau kuboid. Jenis epitel ini sangat cocok untuk area di tubuh yang mengalami
abrasi konstan, karena lapisan yang paling tebal dapat terkelupas dan diganti
secara berurutan sebelum membran basal terbuka. Ini membentuk lapisan kulit
terluar dan lapisan dalam mulut, kerongkongan dan vagina.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan jaringan pada manusia
menggunakan pemeriksaan mikroskopis, dan didapatkan hasil dari pengamatan
dibawah mikroskop yaitu didapatkan jaringan epitel.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu, asisten pembimbing praktikum
dapat membantu menjelaskan cara-cara pembuatan preparat dan prosedurnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Pagarra, Halifah. 2016. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi

FMIPA UNM.

Bresnick, Stephen. 2018. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokarates.

Campbell, Reece, dan  Mitchell. 2018. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Hala, Yusminah. 2017. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press.

Kimball, John. W. 2016. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Nasir, M., Sugiyanto, J., dan Situmorang, J. 2017. Penuntun Praktikum Biologi 

Umum. Yogyakarta: Depdikbud.

Nugroho, Hartanto & Sumardi, 2016, Biologi Dasar, Penebar Swadaya :

Jakarta.

Rahmawan, Ardianz. 2019. “Struktur dan Fungsi Jaringan”. Jakarta.

Sloane, Ethel. 2015. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:

BukuKedokteran EGC.

Syamsuri, 2017, Mikroskop Sel, penerbit FK Unlam : Banjarbaru

Tim Pengajar. 2015. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Makassar: Jurusan

Biologi FMIPA UNM.

Umar, Zulkarnaim. 2015. Buku Daras Struktur Hewan. Makassar: UIN Alauddin

Press.

18

Anda mungkin juga menyukai