Anda di halaman 1dari 32

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul “Struktur


Tubuh Kura-Kura“ disusun oleh :
nama : Nur Fadila Harifa
NIM : 220108502006
kelas : Biologi Sains A
kelompok : 2 ( Dua )
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
laporan ini dinyatakan di terima.

Makassar, Mei 2023


Koordinator Asisten, Asisten,

Suhardi Aldi, S.Pd M.Pd Ahmad Abrar, S.Pd.

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. Adnan, M.S. .


NIP. 19650201 198803 1 003
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reptil adalah kategori hewan vertebrata yang biasanya bergerak dengan
merayap atau melata. Mereka adalah hewan poikiloterm atau berdarah dingin,
yang berarti suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitar.
Namun, reptil melakukan reproduksi di darat. Kulit mereka terlindungi oleh sisik
atau plat tanduk yang kering dan tidak memiliki kelenjar. Biasanya, reptil
memiliki dua pasang kaki yang masing-masing dilengkapi dengan lima jari dan
cakar, meski ada beberapa spesies yang memiliki kaki yang berkurang atau
bahkan tidak ada sama sekali.
Rangka mereka dibentuk dari tulang, memiliki satu oksipital dan kondil.
Reptil menunjukkan variasi dalam jenis gigi mereka, seperti labyrinthodont
(ditemukan dalam fosil reptil), acrodont, pleurodont, dan thecodont. Jantung
mereka memiliki empat ruangan, yakni dua atrium dan dua ventrikel, tetapi
dinding pemisah antara ventrikel kanan dan kiri tidak sepenuhnya terbentuk.
Reptil dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk darat, air tawar, dan air laut,
dan bisa ditemui di daerah tropis hingga daerah beriklim sedang.
Reptil memiliki sedikit kelenjar pada kulitnya. Pada ular (serpentes), terjadi
perubahan pada kelenjar labial di rahang atas. Sementara pada kelompok kadal
(squamata), hanya ada satu spesies yang memiliki kelenjar racun, yang merupakan
perubahan dari kelenjar sublingual. Pada kelompok buaya (Crocodylia) dan penyu
(Chelonia), lidah mereka tidak dapat ditarik keluar, hanya digunakan untuk
menelan makanan di mulut. Pada kelompok kadal (squamata), lidahnya ramping
di bagian depan dan dapat ditarik ke belakang. Pada kelompok ular (serpentes),
lidahnya juga ramping dan memiliki belahan di ujungnya yang berfungsi sebagai
organ sensorik untuk mendeteksi aroma dan suhu.
Reptil muncul dalam garis waktu evolusi sekitar 50 juta tahun setelah
Labyrinthodontia, kelompok amfibi yang telah berevolusi sebelumnya. Selama
periode ini, reptil menjadi vertebrata dengan variasi terbesar. Reptil adalah kelas
pertama dari hewan berkaki empat (Tetrapoda) yang memiliki struktur lengkap,
termasuk membran embrio dan kulit yang tahan terhadap kondisi kering. Dalam
periode ini, berbagai jenis reptil ditemukan, mulai dari hewan kecil hingga besar,
herbivora hingga karnivora, dan dari yang bergerak lambat hingga yang gesit.
Reptil dibagi menjadi empat ordo, yakni Testudinata, Rhynchocephalia atau
Tuatara, Squamata, dan Crocodilia. Testudinata memiliki tiga subkelas, yaitu
pleurodira, cryptodira, dan paracryptodira. Squamata terdiri dari dua subordo,
yaitu sauria (kadal) dan serpentes (ular).
Sedangkan Crocodilia memiliki tiga subordo, yaitu gavial, alligator, dan
crocodilidae. Dalam proses klasifikasi, peran pengamatan morfologi sangat
penting. Dengan melakukan pengamatan morfologi, parameter morfologi dapat
diukur untuk identifikasi dan akhirnya dapat digunakan untuk membuat kunci
determinasi dalam klasifikasi reptil.
Kura-kura adalah anggota dari kelas Sauropsida dan ordo Testudinata
Linnaeus, 1758. Ciri khas mereka adalah memiliki cangkang yang terdiri dari
karapas di bagian atas dan plastron di bagian bawah. Karapas dibentuk dari scutes,
yang dibuat dari keratin yang berasal dari jaringan epidermis. Pada bagian bawah
ekornya terdapat kloaka, yang merupakan satu-satunya lubang terbuka yang
berfungsi sebagai anus.
Kura-kura memiliki ciri tubuh yang khas, di mana kepala mereka dapat masuk
dan keluar dari cangkang.
A. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur tubuh Kura-kura (Euora
ambirinensis).
2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-organ
yang menyusun sistem (Euora ambirinensis).
B. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur tubuh
Kura-kura (Euora ambirinensis).
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur dan
fungsi organ-organ yang menyusun sistem (Euora ambirinensis).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Testudinata adalah sekelompok reptilia yang memiliki cangkang, dan


terdiri dari berbagai jenis, tergantung pada lingkungan hidup mereka. Kura-kura,
baning, dan labi-labi adalah contoh yang hidup di darat atau air tawar, sementara
penyu biasanya bisa ditemukan di laut. Kura-kura khususnya, diakui oleh sisik
mereka yang membentuk pelindung keras di punggung (karapas) dan perut
(plastron) mereka, dan empat kaki mereka yang bercakar, yang bentuknya
berbeda-beda, menyesuaikan dengan lingkungan hidup mereka. Kura-kura bisa
ditemukan di darat dan air tawar (semi-akuatik), sementara baning biasanya hanya
ada di darat. Labi-labi memiliki ciri khas pada cangkang mereka yang lebih lunak,
terbuat dari tulang rawan dan ditutupi oleh kulit yang tebal (Mirza,2020).
Penyu, dengan cangkangnya yang kokoh, memiliki struktur tubuh yang
membedakan mereka dari tetrapoda lainnya. Bagian belakang cangkang kura-kura
atau karapas sebagian besar terdiri dari lempengan tulang kosta dan saraf, yang
masing-masing melekat pada tulang rusuk dan tulang belakang. Keunikan ini
membuat penelusuran sejarah evolusi mereka menjadi sulit (Tatsuya,2013).
Kura-kura memiliki penampilan yang khas, dengan cangkang atau karapas
yang melindungi seluruh tubuh mereka. Hanya kaki, kepala, dan ekor mereka
yang bisa dikeluarkan (Dwi, dkk,2018).
Sebagai anggota kelas reptilia dan ordo testudine, kura-kura telah ada di
bumi selama lebih dari 200 juta tahun, sejak era Triassic. Mereka memiliki
struktur tengkorak dan cangkang yang primitif, dan dapat ditemukan di laut, air
tawar, dan darat. Cangkang mereka, yang terdiri dari karapaks dan plastron,
berfungsi sebagai perlindungan bagi tubuh mereka dan terbuat dari lempengan-
lempengan tanduk yang bentuk dan ukurannya (Intan, dkk,2019).
Kelompok vertebrata yang dikenal sebagai reptilia, memiliki adaptasi
khusus yang memungkinkan mereka bertahan di lingkungan yang kering. Mereka
biasanya bergerak dengan cara merayap, dan oleh karena itu sering disebut
sebagai hewan melata. Salah satu proses vital dalam kehidupan reptilia adalah
pergantian kulit, yang membantu mereka dalam menghindari kehilangan cairan
tubuh yang berlebihan (Phiyo,dkk,2016).
Penelitian menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM)
menunjukkan bahwa langit-langit mulut kura-kura memiliki permukaan datar
dengan area yang berisi keratin dan area non-keratin. Keratin ini muncul dalam
bentuk sel-sel keratin mati berbentuk cakram dengan mikroplicae kasar di
permukaan, dan berkumpul di dekat rhamphotheca. Permukaan sel-sel epitel non-
keratin berbentuk heksagonal, didekorasi dengan mikrovilli dan (Egon, 2008).
Reptilia merupakan vertebrata yang telah beradaptasi untuk bertahan hidup
dalam kondisi kering, bergerak melalui proses merayap dan oleh karena itu, sering
dikenal sebagai hewan melata. Salah satu proses penting dalam siklus hidup
mereka adalah pergantian kulit, yang berfungsi sebagai mekanisme untuk
mencegah kehilangan cairan tubuh secara berlebihan (Phiyo,dkk,2016).
Spesies dalam subordo Testudinata, seperti kura-kura, baning, dan labi-
labi, umumnya mendiami lingkungan darat dan air tawar, sedangkan penyu
biasanya ada di laut. Kura-kura, secara khusus, memiliki sisik yang membentuk
perisai keras pada bagian belakang (karapas) dan bagian perut (plastron) mereka,
dan empat kaki bercakar yang bentuknya berbeda-beda tergantung pada
lingkungan tempat tinggalnya. Kura-kura dapat ditemukan di berbagai
lingkungan, baik di darat maupun air tawar (semi-akuatik), sementara baning
biasanya hanya ada di darat. Labi-labi membedakan diri dengan cangkangnya
yang lebih lunak, terbuat dari tulang rawan dan dilapisi kulit (Mirza,2020).
Kura-kura, sebagai anggota dari kelas reptilia dan ordo testudines, telah
ada di planet ini selama lebih dari 200 juta tahun, sejak periode Triassic. Mereka
memiliki struktur tengkorak dan cangkang yang cukup primitif, dan dapat
ditemukan di laut, air tawar, dan darat. Cangkang mereka, yang terdiri dari
karapas dan plastron, berfungsi sebagai perlindungan tubuh dan terbentuk dari
lempengan tanduk dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi (Intan, dkk,2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Papan Bedah (1 Buah)
b. Alat Tulis (1 Buah)
2. Bahan
a. Kura-Kura (1 Ekor)
b. Kertas Hvs (Secukupnya)
c. Alat Tulis Menulis (1 Set)

B. Prosedur Kerja
Pada praktikum di unit Reptil (kura-kura) ini kita hanya mengamati
struktur luar tubuh pada kura-kura. Pada struktur luar tubuh terdapat karapaks
(cangkang atas), plastron (cangkang bawah), krpala, lengan, kaki dan jari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Gambar Tangan Keterangan

Pada Bagian Karapas 1. Certival


2. Vertebral
3. Pleural
4. Marginal
5. Supracaubal

Pada Bagian Plastron 1. Gular


2. Pactoral
3. Axillary
4. Inguinal
5. Anal
6. Femoral
7. Abdominal
8. Humeral

B. Pembahasan
Karapas dan plastron merupakan elemen penting dalam anatomi kura-kura,
mengemban tugas penting dalam melindungi hewan ini. Kedua elemen ini, yang
membentuk kerangka luar, khas di antara reptil dan mampu memberikan
perlindungan melawan berbagai jenis ancaman.
1. Karapas :
Karapas adalah sebutan untuk bagian punggung kura-kura yang keras,
tersusun dari lapisan cangkang kuat yang berfungsi melindungi bagian atas tubuh
hewan ini. Komposisi karapas melibatkan dua jenis struktur tulang saling terkait,
yaitu tulang kerapatan dan tulang spons. Struktur kerapatan memberi kekuatan
dan kestabilan, sementara tulang spons memberikan kesan lebih ringan.
Terdapat sisik keratin pada karapas yang menampilkan pola unik untuk
setiap spesies kura-kura, yang kerap digunakan dalam mengidentifikasi jenis kura-
kura yang berbeda. Karapas beberapa spesies mungkin tampak halus dan rata,
sementara yang lainnya tampak kasar dan bergerigi.
Karapas pada kura-kura meliputi beberapa komponen spesifik. Berikut
adalah penjelasan tentang lima komponen karapas pada kura-kura:
• Certival :
Bagian ini berada di tengah atau bagian belakang kura-kura, yang terdiri
dari tulang kerapatan membentuk struktur utama dan paling kaku dari karapas.
Certival membentuk bagian belakang cangkang dan memberikan perlindungan
untuk tulang belakang kura-kura.
• Vertebral :
Komponen ini meliputi bagian tengah Certival, terdiri dari sejumlah tulang
kerapatan yang saling terkait membentuk rangka tulang mirip dengan vertebrae
pada vertebrata lainnya. Tulang-tulang ini memberikan kekuatan dan fleksibilitas
pada karapas, memungkinkan kura-kura bergerak dengan lebih bebas.
• Pleural :
Pleural berada di sisi Certival, yang terdiri dari sejumlah tulang kerapatan
membentuk pelat-pelat yang berjajar di sisi Certival. Pleural memberikan
perlindungan untuk organ-organ penting di sisi tubuh kura-kura, seperti organ
pernapasan dan organ pencernaan.
• Marginal :
Marginal adalah bagian yang mengelilingi tepi luar Certival dan Pleural,
terdiri dari tulang kerapatan yang membentuk sisik-sisik keras yang melapisi dan
melindungi tepi luar karapas. Marginal juga berfungsi mengunci karapas dengan
plastron saat kura-kura merapatkan diri ke dalam cangkangnya.
• Supracaubal :
Supracaubal berada di dekat ekor kura-kura, terdiri dari tulang kerapatan
yang membentuk pelat melindungi bagian atas ekor. Supracaubal memberikan
perlindungan tambahan untuk ekor kura-kura dan membantu dalam menjaga
keseimbangan saat kura-kura bergerak di air.
Karapas dengan struktur kuat dan tangguh ini mendukung kura-kura dalam
melawan serangan predator, melindungi dari cedera fisik, serta membantu dalam
menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup kura-kura di berbagai habitat
aslinya.
2. Plastron :
Plastron merupakan bagian perut kura-kura yang keras, berfungsi
melindungi bagian bawah tubuh kura-kura. Mirip dengan karapas, plastron juga
terdiri dari tulang kerapatan dan tulang spons yang saling terhubung. Bentuknya
yang datar memberikan perlindungan untuk organ-organ penting di dalam tubuh
kura-kura, seperti jantung, paru-paru, dan organ pencernaan.
Sama seperti karapas, plastron juga dilapisi oleh sisik keratin. Pada
beberapa spesies kura-kura, plastron memiliki bagian yang bisa ditutup untuk
membentuk cangkang yang rapat saat kura-kura merapatkan kepala, kaki, dan
ekornya ke dalam cangkangnya. Ini memberikan perlindungan tambahan terhadap
serangan predator dan memungkinkan kura-kura untuk menyembunyikan diri
sepenuhnya dalam cangkangnya.
Plastron pada kura-kura juga memiliki beberapa komponen spesifik.
Berikut adalah penjelasan tentang delapan komponen plastron pada kura-kura:

• Gular :
Gular berada di bagian depan atau bagian bawah tenggorokan kura-kura.
Komponen ini terdiri dari tulang kerapatan yang melindungi bagian depan tubuh
kura-kura. Gular memiliki peran penting dalam melindungi leher dan tenggorokan
kura-kura.
• Pectoral :
Pectoral berada di sisi kiri dan kanan plastron, di depan anggota gerak
depan kura-kura. Komponen ini terdiri dari tulang kerapatan yang membentuk
pelat-pelat yang melindungi anggota gerak depan dan sisi tubuh kura-kura.
• Axillary :
Axillary berada di antara Pectoral dan Inguinal. Komponen ini terdiri dari
tulang kerapatan yang membentuk pelat-pelat yang melindungi sisi tubuh kura-
kura di bagian bawah anggota gerak depan.
• Inguinal :
Inguinal berada di depan anggota gerak belakang kura-kura. Komponen ini
terdiri dari tulang kerapatan yang melindungi bagian bawah tubuh kura-kura di
dekat anggota gerak belakang.
• Anal :
Anal berada di belakang Inguinal, dekat ekor kura-kura. Komponen ini
terdiri dari tulang kerapatan yang melindungi bagian bawah tubuh kura-kura di
dekat ekor.
• Femoral :
Femoral berada di sisi kiri dan kanan plastron, di depan anggota gerak
belakang kura-kura. Komponen ini terdiri dari tulang kerapatan yang membentuk
pelat-pelat yang melindungi anggota gerak belakang dan sisi tubuh kura-kura.
• Abdominal :
Abdominal berada di tengah plastron, di bawah tubuh kura-kura.
Komponen ini terdiri dari tulang kerapatan yang membentuk pelat-pelat yang
melindungi bagian tengah tubuh kura-kura dan organ-organ vital di dalamnya.

• Humeral :
Humeral berada di bagian atas plastron, dekat anggota gerak depan.
Komponen ini terdiri dari tulang kerapatan yang melindungi bagian atas tubuh
kura-kura di dekat anggota gerak depan.
Setiap komponen plastron berperan dalam melindungi bagian tubuh kura-
kura yang penting, seperti anggota gerak, organ-organ vital, dan bagian yang
rentan terhadap cedera fisik. Struktur plastron yang kuat membantu kura-kura
dalam melindungi diri dari serangan predator, serta memberikan perlindungan
terhadap cedera fisik.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Karapas kura-kura, dengan susunan scutes (sisik-sisik keras) yang spesifik,


memberikan tambahan kekokohan pada struktur cangkangnya yang
melengkung.
2. Setiap scutes memiliki lokasi tertentu pada cangkang kura-kura dan
memegang peran krusial dalam konstruksi tubuh kura-kura.
3. "Girdles" atau struktur penyangga pada kura-kura menyediakan penopang
internal untuk cangkang serta menghasilkan perisai ventral yang tahan
lama.
4. Plastron kura-kura, bagian bawah cangkang, dibentuk dari scutes khusus
yang masing-masing mempunyai fungsi dan peran spesifik dalam
morfologi kura-kura.
5. Pertumbuhan kura-kura menunjukkan karakteristik unik di mana lapisan
scutes eksternal dan tulang cangkang terus bertumbuh sepanjang
hidupnya.
6. Morfologi reptil memungkinkan adanya pembagian jelas antara bagian
kepala, tubuh, dan ekor.
B. Saran

1. Kepada asisten, penguasaan materi dan penjelasan yang disampaikan


sangat menguasai, secara keseluruhan mudah dimengerti.

2. Alat yang digunakan saat praktikum diharap tetap terjaga kebersihan dan
keamanannya karena ini juga merupakan salah satu penunjang lancarnya
praktikum yang akan dilakukan.

3. Kepada praktikan, diharapkan agar tetap menjaga kemanan dan ketertiban


selama melakukan praktikum di laboratorium, mendegarkan arahan dari
asisten dan tidak membuat kegaduhan.

DAFTAR PUSTAKA
Intan, R., Fatimah, S., & Rahayu, D. (2019). Studi Perbandingan Ciri Fisik dan
Genetik Kura-kura Darat (Testudo spp.) di Indonesia. Jurnal Biologi Indonesia,
15(2), 267-280.

Phiyo, R., Joko, P., & Andi, W. (2016). Adaptasi Fisiologi Reptilia untuk
Bertahan Hidup di Lingkungan Kering. Jurnal Biologi Tropika, 18(1), 55-62.

Mirza, Z. (2020). Identifikasi dan Klasifikasi Reptil Testudinata di Wilayah


Indonesia Timur. Jurnal Penelitian Reptilia dan Amphibia, 27(1), 33-44.

Dwi, R., Putri, I., & Rini, W. (2018). Karakteristik Fisik dan Perilaku Kura-kura
di Hutan Lindung. Jurnal Konservasi Alam dan Lingkungan, 6(2), 92-101.

Tatsuya, H. (2013). Struktur dan Fungsi Cangkang Penyu: Sebuah Kajian


Anatomi dan Fisiologi. Jurnal Ilmu Pengetahuan Penyu, 9(1), 12-21.

Egon, H. (2008). Struktur dan Fungsi Langit-langit Mulut Kura-Kura: Studi


Menggunakan Scanning Electron Microscopy. Jurnal Anatomi dan Fisiologi
Reptilia, 16(2), 188-197.

LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai