Kelas Pisces Kelas Amphibia Kelas Reptilia Kelas Aves Kelas Mammalia
Pola konstruksi otot-otot parietal pada ikan terdiri dari urutan myomer-
myomer yang zig-zag diikat oleh myoseptum/myocommata (bagian jaringan ikat
yang membatasi antara myomer yang satu dengan yang lain). Myomer terbentang
mulai dari tengkorak sampai diujung ekor yang berdaging. Tiap myomer terdiri
dari bagian dorsal yang disebut epaksial dan bagian ventral yang disebut
hypaksial, keduanya dipisahkan oleh jaringan ikat yang disebut septum
horizontal. Septum ini bagian ventralnya melekat pada taju melintang dari
vertebrae yang berurutan sampai pada kulit. Myosepta di antara myomer yang
berurutan dimulai dari peritoneum parietal, melebar ke lateral dan berakhir pada
kulit. Serabut otot pada setiap myomer muncul dari myoseptum dan menyusup
diantara serabut otot dari myomer berikutnya. Umumnya serabut otot mengarah
anteroposterior, tetapi beberapa serabut otot hypaksial dari setiap myomer
tersusun serong ventromedial. Myomer dari kedua belah pihak (kiri-kanan)
dipisahkan oleh ligamen longitudinal yang dinamakan linea alba. Kontraksi dari
kelompok-kelompok myomer disatu pihak akan disambut oleh kontraksi
kelompok myomer dilain pihak, menyebabkan tubuh ikan menjadi meliuk-liuk
dalam gerakan berenang.
Pada daerah gelang bahu dan gelang pinggul, myomer melekat pada gelang-
gelang tersebut dan sedikit terputus pada pangkalnya oleh sirip yang juga melekat
di sana.
Musculus hypaksialis yang terletak di cranial rongga insang disebut
musculus epibranchialis, sedang yang terletak di caudal rongga insang disebut
musculus hypobranchialis.
Masing-masing myomer dari musculus hypaksialis diatur oleh ramus ventral
dari saraf spinal, dan otot epaksial oleh ramus dorsal dari saraf spinal.
Musculus hypaxialis yang ada pada Teleostei (ikan bertulang keras) lebih
besar dari pada musculus hypaxialis ikan hiu, dan lebih banyak terdapat otot-otot
yang tersusun miring (obliquus). Disamping itu pada Teleostei serabut-serabut
otot di arah cephalocaudal sering membentuk bundel otot yang melebar disebut
rectus abdominis.
Fungsi utama otot-otot dinding tubuh pada ikan adalah untuk melaksanakan
gerakan berenang. Pinnae berfungsi terutama untuk stabilisator tubuh serta
membantu arah gerakan.
1.1.2. Musculus Hypobranchialis dan Musculus Lingualis
Pada ikan, musculus hypobranchialis melebar ke depan dari tulang coracoid
hingga masuk ke mandibula pada bagian ventral elemen-elemen hyoid, dan
rangka visceral pada dasar pharynx. Otot-otot ini secara keseluruhan dikenal
sebagai musculus coracoarcualis dan mencakup nama-nama otot antara lain:
musculus coracomandibularis (geniocoracoidalis), musculus coracohyoidalis, dan
musculus coracobranchialis.
Otot-otot ini berfungsi memperkuat dasar pharynx dan cavitas pericardium,
dan dengan dibantu oleh musculus branchiomeric mengangkat dasar mulut,
menurunkan rahang, serta memperlebar kantong insang.
Pada ikan lidah tidak merupakan suatu alat yang berotot, melainkan hanya
membentuk suatu peninggian pada dasar farings karena adanya rawan hyoid dan
lengkung insang dibawahnya.
1.1.3. Musculus Ekstrinsik Bola Mata (Musculus Visus)
Otot-otot yang menggerakkan bola mala pada vertebrata merupakan otot
seran-lintang, otot rangka, dan bersifat volunter. Pada ikan-ikan Elasmobranchii,
selama perkembangan embryologis, otot itu berasal dari 3 somite preotic kepala.
Somite kepala ke-I, terletak pada situs keluarnya nervus cranialis ke-III dari otak.
Somite ini terpecah secara longitudinal menjadi 4 musculus yang menggerakkan
bola mala yang di inervasi oleh nervus ke-III. Somite kepala ke-II, terletak pada
situs keluarnya nervus cranialis ke-IV dari otak. Somite ini akan menjadi
musculus obliquus superior dari bola mata yang diinervasi oleh nervus cranialis
ke-IV. Somite kepala ke-III (dengan kontribusi somite ke-II), terletak pada situs
keluarnya nervus cranialis ke-VI. Somite ini akan menjadi musculus rectus
externalis (lateralis) yang diinervasi oleh nervus cranialis ke-VI
1.1.4. Musculus Appendicularis
Musculus appendicularis Pisces melekat pada sirip (pinnae) atau anggota
gerak bebas (extremitas liberae). Musculus appendicularis, merupakan otot seran-
lintang, otot rangka, bersifat volunter, dan myotomal (berasal dari myotom). Pada
Pisces, otot-otot ini umumnya sedikit sekali kontribusinya dalam lokomosi
(pergerakan).
Serabut-serabut musculus hypaxialis dari beberapa myomer melekat dengan
cingulum dan skeleton pada basalia sirip ikan. Oleh karenanya pada basal sirip
terbentuk 2 massa otot yang berlawanan, yaitu di dorsal extensor dan di ventral
flexor. Serabut otot yang terspesialisasi selain dari yang berfungsi rotator adalah
tidak umum dan musculus yang terletak seluruhnya di dalam sirip (musculus
intrinsic) hampir tidak ada. Pergerakan sirip tidaklah sekompleks musculus yang
menggerakkannya.
Pada beberapa jenis ikan, seperti misalnya sunfishes, gerak berenang
seluruhnya dilakukan dengan menggunakan sirip berpasangan, dan pinnae
pelvicalisnya terletak persis di belakang pharynx. Pada species ini musculus
appendicularis berkembang dengan baik dan musculus truncus serta musculus
caudalisnya hampir tidak ada.
1.2. Musculus Branchiomeric (Musculus Branchialis)
Musculus branchiomeric pada vertebrata berhubungan dengan lengkung
pharynxnya. Pola dasar otot-otot tersebut nampak dengan jelas pada ikan;
fungsinya adalah untuk menggerakkan rahang dan lengkung insang (arcus
visceralis).
Pada Squalus musculus pada arcus pharyngeum pertama (arcus
mandibularis) berfungsi untuk menggerakkan rahang. Sebuah musculus adductor
mandibularis yang besar pada rahang bawah (mandibula) berinsertio pada
cartilago Meckel dan berfungsi untuk mengangkat rahang bawah. Sebuah
musculus levator maxillaris pada rahang atas (maxilla) berinsertio pada cartilago
pterygoquadrat, berfungsi untuk mengangklat maxillanya.
Arcus pharyngeus ke II (arcus hyoideus) pada Squalus, mengandung
demibranchia, sedangkan fungsi musculus branchimericnya adalah untuk
menyelenggarakan gerakan rahang. Pada arcus hyoidnya terdapat musculus
epihyoideus (di sebelah dorsal) dan musculus interhyoideus (di sebelah ventral)
yang bekerja sebagai konstriktor. Musculus constriktor pada arcus hyoid Teleostei,
berfungsi untuk menggerakkan operculum.
Pada Squalus, otot-otot pada arcus pharyngeus ke III hingga ke VI
merupakan otot constrictor, yang terdapat di atas dan di bawah rongga insangnya.
Fungsi otot constrictor ini adalah untuk mengecilkan atau membesarkan rongga
kantong insang.
1.3. Musculus Visceralis
Musculus visceralis hampir seluruh bagiannya bersifat involunter, dan
merupakan musculus nonstriata. Musculus nonstriata dapat dijumpai pada dinding
dari tractus digestivus ikan.
1.4. Musculus Dermalis
Pada ikan myosepta melekat pada dermis, otot myotom berhubungan erat
dengan kulit walaupun bukan tergolong pada otot kulit
Organ Listrik (Miscellaneous)
Pada beberapa jenis Elasmobranchii dan beberapa jenis Teleostei, baik yang hidup
di air tawar, maupun yang hidup di air laut, terdapat massa otot yang mengalami
modifikasi secara khusus sehingga dapat menghasilkan arus listrik.
Gambar 4.1. Sistem otot pada bagian kiri tubuh burung ketika sayap dibentangkan
Gambar 4.2. Sistem otot pada bagian kanan tubuh burung ketika sayap
dibentangkan
Gambar 4.3. Sistem otot pada ayam
Gambar 4.4. Tendon pada kaki burung
Gambar 4.5. Otot penggerak sayap pada Aves
Sistem otot mamalia pada umumnya tersusun oleh otot-otot skelet yang
bersifat segmental hampir mirip seperti miotom-miotom pada ikan, hanya saja
susunan metamerik ini telah banyak mereduksi. Perkembangan otot mamalia
terpusat pada wajah, leher, dan punggung. Otot-otot pada mamalia yang sangat
berkembang meliputi otot ekspresi wajah, otot kelopak mata, otot hidung, dan otot
bibir. Otot-otot tersebut mampu bergerak atau menggerakkan kulit dan menegakkan
rambut. Seperti pada Vertebrata lainnya, sistem otot Mammalia juga dibagi
menjadi:
5.1. Musculus Parietalis
5.1.1. Musculus truncus
Otot epaksial tidak banyak berbeda dengan binatang melata. Otot
epaksial meluas menjadi dua masa padat pada sisi masing-masing neural
vertebra, dari daerah sacral dan lumbar sampai kep leher dan kepala. Otot
epaksial yang paling besar adalah sacrospinalis, mulai dari sacrum dan
vertebra posterior. Di daerah dada sacrospinalis dibagi dalam tiga massa:
spinalis dorsi, median, dan otot yang berkaitan dengan vertebra yang meluas
sepanjang ke kolumna vertebra, pertengahan longissimus dorsi, melanjutkan
ke daerah cervical dan tengkorak.
Otot hipaksial di daerah abdomen serupa dengan binatang melata.
Dinding abdomen disusun dari otot miring eksternal, otot miring internal, dan
transversalis. Otot compres dan constrict abdomen, berperan menurunkan
tulang rusuk, dan memaksa diafragma ke atas. Di daerah thorak, otot
intercostral dibedakan tiga lapisan, secara membujur mengerahkan rectus
abdomis meluas dari simphisis pubis ke tulang dada yang berada pada sisi
linea alba. Di daerah leher sternothyroid, sternohyoid dan thyrohyoid
dibangun dari rectus abdominalis.
5.1.2. Musculus Visus
dikenal somit-somit:
- Somit pro-oticum
Somit pro-oticum berdifferensiasi menjadi 4 otot yaitu:
a. musculus rectus superior
b. musculus rectus interior
c. musculus obliquus inferior
- Somit premandibularis menjadi musculus obliquus superior.
- Somit mandibularis
- Somit hyoideus
5.1.3. Musculus Hypobranchialis
1. Musculus arcualis
2. Musculus coracomandibularis
3. Musculus coracohyoideus
4. Musculus coracobranchialis
5.1.4. Diafragma
Diafragma yang berotot hanya dijumpai pada mammalia, yang secara
embryonal merupakan derivate dari septum transversum dan membran-
membran tertentu lainnya. Bagian yang berbatasan dengan sternum, costae,
dan columna vertebralis kemudian menjadi diselubungi oleh jaringan otot
yang jumlah atau kadarnya berbeda-beda tergantung dari spesiesnya.
Perototan diafragma ini ditunjang oleh myotom-myotom yang berasal dari
daerah cervic. Hal ini terbukti dari saraf yang meninervasi diafragma berasal
dari cabang-cabang medulla spinalis di daerah servik (leher).
5.1.5. Musculus appendiculare
Musculus appendiculare mempunyai tipe:
1. Musculus extrinsik
2. Musculus instrinsik
Muskulus appendikular ekstrinsik muncul di atas rangka aksial
kemudian memasuki gelang bahu dan tungkai anggota gerak. Muskulus
ektrinsik berkembang dari blastemas dalam dinding tubuh embrional
sehingga disebut juga sebagai muskulus appendikuler sekunder. Meskipun
demikian, muskulus appendikular ekstrinsik berfungsi dalam pergerakan
keseluruhan anggota gerak tubuh.
Berbeda dengan muskulus appendikular ekstrinsik, muskulus
appendikular intrinsik berasal dari blastemas dalam tungkai yang sedang
berkembang sehingga disebut sebagai muskulus appendikular primer.
Muskulus appendikular intrinsik berfungsi dalam menggerakkan sebagian
anggota gerak saja.
Pada mamalia, terjadi perluasan muskulus appendikular ekstrinsik ke
arah dorsal untuk memperkuat pelekatannya. Muskulus appendikular mulai
muncul dari vertebra thorax dan lumbar meluas hingga pangkal ekor. Ketika
perkembangan mamalia, blastema yang nantinya menjadi otot supracoracoid
pada burung, menyebar membentuk otot deltoideus seperti pada reptil, tetapi
pada mamalia dewasa otot ini terdiferensiasi menjadi muskulus supraspinatus
dan infraspinatus. Muskulus supraspinatus berfungsi untuk mengggerakkan
otot atas balung tulang belikat sedangkan musculus infraspinatus berfungsi
untuk mengggerakkan otot bawah balung tulang belikat. Tungkai belakang
mamalia sebagian besar digerakkan oleh muskulus appendikular intrinsik.
Musculus intrinsik pada kulit, kebanyakan berupa musculus nonstriata,
yang dijumpai pada Aves dan Mamalia. Pada mamalia, berupa musculus
arrectoruspilorumm yang berfungsi ketika folikel rambut dalam keadaan
bahaya, kedinginan atau sakit, kontraksi otot membuat bulu burung atau
rambut pada mamalia yang bersangkutan menjadi berdiri tegak.
5.2. Musculus Branchialis
Musculus branchialis merupakan derivat dari splanchnic mesoderm yaitu
hypaxial dan tidak berasal dari myotome, berfungsi untuk menggerakkan
archus visceralis dan rahang. Musculus ini berupa striated yang berkerja
secara volunteer, mulai dari archus mandibularis hingga seperangkat archus
visceralis. Versus trigeminus (V), VII, IX, X, menginnervasi cabang musculus
branchialis melapisi organ dalam musculus.
Musculus arcus pharyngeum I
Pada mamalia, musculus branchialis pada arcus pharyngeum pertama
tetap berfungsi untuk menggerakkan rahang. Musculus pterygoideus externus
dan musculus pterygoideus internuspin berfungsi sebagai adductor
mandibular. Musculus mandibular biasanya terdiri dari musculus masseter
(otot kunyah) dan musculus temporalis. Satu-satunya otot yang hanya
dimiliki oleh classis mamalia adalah musculus tensor tympani, yang
insertionya ada pada malleus. Fungsinya adalah menjaga agar gendang
pendengaran tetap tegang.
Musculus arcus pharyngeum II
Pada arcus pharyngeus II terdapat otot-otot yang berkaitan dengan
ekspresi wajah (musculus mimetic) yang berasal dari musculus sphincter colli
(=musculus gularis). Musculus sphincter colli meluas hingga di sekitar
tengkorak dan mejadi musculus platysma (pada reptile da naves). Untuk
mamalia, musculus platysma meluas ke depan hingga ke wajah dan
selanjutnya menjadi musculus mimetic.
Musculus arcus pharyngeum III
Pada arcus pharyngeus III otot-otot diinervasi oleh nervus cranialis
ke IX (N. IX), sedangkan sisanya diinervasi oleh nervus cranialis ke X (N.
X). Musculus branchialis pada arcus pharyngeus III dan pada arcus visceralis
berikutnya meyusut sebagai akibat tidak berkembangnya insang pada
mamalia (rudimenter).
5.3. Musculus Visceralis
Musculus visceralis, merupakan derivate dari lapisan splanchnic dari
mesoderm hypomer, yang hampir seluruh bagiannya bersifat involunter, dan
merupakan musculus nonstriata, kecuali musculus branchialis.
Yang melapisi organ dalam musculus viscerallis dibagi tiga, yaitu
a). Otot halus melapisi saluran pencernaan, saluran pernafasan, saluran
darah, lympha dan lien/ spleen.
b). Musculus Spinneter interna pada anus/otot halus.
c). Musculus cardiae yang merupakan kombinasi otot seran dan otot halus di
jantung/ cor.
5.4. Musculus Dermalis
Otot dermalis atau disebut juga sebagai otot integumen (integumentary
muscles) merupakan derivat dari muskulus parietalis, yang origo dan
insersionya adalah pada integumentum musculus. Otot ini memiliki bentuk
yang lebar dan tipis dan melekat dibawah kulit (sub-cutan). Terdapat dua jenis
otot dermal, yaitu otot dermal intrinsik dan otot dermal ekstrinsik. Otot
dermal intrinsik berkembang seluruhnya di dalam kulit pada dermis.
Otot dermal pada Mammalia sudah terdeferensiasi dengan baik. Berupa
lembaran otot menutupi hampir seluruh truncus dan collum (badan dan leher)
disebut Paniculus carnosus. Pada mammalia tingkat rendah seperti
monotremata dan marsupialia, hal ini memungkinkan Armadillo berguling
seperti bola ketika terancam bahaya, dan membentuk suatu lubang
mengelilingi tempat memasuki kantong abdominal dari marsupialia.
Terdiri dari 2 lapisan, bagian dalam sphincter colli yang merupakan asal
dari branchiohyoid dan melekat pada kulit leher mamalia tingkat rendah, dan
bagian luar platysma yang menyebar sampai ke wajah dan akhirnya menjadi
otot ekspresi wajah atau disebut muskulus mimetic. Terdapat lebih dari tiga
puluh otot yang berbeda pada manusia yang menekan pada bagian sudut
mulut ketika sedang bersedih, mengangkatnya ketika tersenyum,
mengkerutkan dahi, mengangkat alis mata, marah, melipat bibir,
membesarkan lubang hidung, dan lainnya. Otot mimetic ini disarafi oleh saraf
craniumusculus. Carnivora memiliki sedikit otot mimetic antara lain adalah
menaikkan bagian atas bibir yang menyembunyikan gigi taringnya untuk
menyobek daging mangsanya. Ketika manusia menggunakan otot ini, maka
akan tampak ekspresi menyeringgai atau mengejek.
Pada Monotremata musculus panniculus carnosus sebagai musculus
intergumentum untuk gerakan merupakan derivate dari musculus latissimus
dan musculus pectoralis. Juga musculus sternalis pada manusia, di daerah
kepala dan leher musculus sphincter pada manusia.
Beberapa contoh dari musculus derminalis antara lain adalah :
a. Musculuss costoaitaneus
b. Musculus patagium
c. Musculus panniculus cornosus (= musculus cutaneus maximus), yang
membungkus seluruh tubuh beberapa jenis mamalia. Keberadaan
musculus ini memungkinkan armadillo dapat menggulung tubuhnya pada
waktu menghadapi bahaya. Bagian sphincter dari musculus ini
mengeliling kantong (marsupial) pada marsupialia sehingga kantongnnya
dapat mengecil atau membesar. Adanya musculus ini pada kuda, sapi,
dan beberapa jenis mamamlia lainnya, memungkinkan hewan
bersangkutan mengusir lalat dengan gerakan-gerakan kulitnya
(“twitching movement”).
d. Musculus mimetic terdapat pada mamalia tingkat tinggi. Musculus ini
merupakan perkembangan dari musculus platysma yang terbentang
hingga ke wajah. Perkembangan yang paling baik dijumpai pada
primates, untuk menunjukan ekspresi wajah.
Pada mamalia terdapat musculus mimetic yang paling berkambang dan
paling banyak, hingga ada sekitar 30 berkas. Dengan kontraksi sebuah otot
atau kelompok otot, individu dalam classis primata, terutama manusia, dapat
menunjukan emosinya tanpa mengeluarkan suara /kata-kata. Beberapa jenis
musculus mimetic dengan fungsinya masing-masing dapat di gambarkan
sebagai berikut :
a. Musculus platysma, berfungsi untuk menekan sudut mulut ke bawah,
misalnya pada saat seseorang sedang bersedih
b. Musculus frentalis, berfungsi untuk menarik ke atas alis mata, misalnya
pada saat seseorang sedang heran.
c. Musculus cerrugator, berfungsi untuk mengerutkan kulit dahi dan
termasuk menarik alis mata ke atas.
d. Musculus arbicularis o culi, berfungsi untuk menutup kelopak mata
e. Musculus arbicularis oris, berfungsi mengatupka bibir sehingga tertutup
rapat.
f. Musculus quadratus labia superioris, berfungsi untuk melebarkan lubang
hidung.
g. Musculus risoriuss, berfungsi untuk menarik sudut mulut ke belakang.
h. Musculus zygomaticus, yang berorigo pada arcus zygomaticus (tulang
lengkung pipi) dan insertionnya terdapat pada sudut mulut, kontraksinya
memungkinkan orang bisa tersenyum.oleh karena itu musculus
zygomaticus disebut juga otot senyum.
i. Musculus triangularis, berfungsi untuk menarik sudut mulut ke bawah.
j. Musculus auricularis, berfungsi untuk menggerakan daun telinga (pinna
auricularis), kearah suara yang menarik perhatian. Oleh karena musculus
auricularisnya kurang berkembang, tidak banyak manusia yang mampu
melakukan hal tersebut, yang berarti musculus auricularisnya
berkembang dengan baik.
k. Musculus caninus, berfungsi untuk mengangkat bagian bibir yang
menutup taring pada carnivore, yang bentuknya seperti lembing. Jika otot
ini berkontraksi, carnivore yang bersangkutan dapat menampakan
taringnya untuk merobek daging mangsanya. Pada manusia, otot juga
berkembangg dan kontraksi otot ini menyebabkan ekspresi wajah
seseorang menyeringai
Gambar 5.1. Sistem Otot pada Kelinci
Gambar 5.2. Sistem Otot pada Manusia
Gambar 5.3. Musculus mimetic pada Manusia