Anda di halaman 1dari 29

SRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1

ANATOMI SISNTEM RANGKA

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sruktur Dan Perkembangan Hewan 1

Yang dibina oleh Ibu Dra. Nursasi Handayani, M.Si.


Disajikan Pada 19 Februari 2018

Disusun oleh :

Kelompok 2 Offering I 2017

1. Alfi Nur Fauziah (170342615558)


2. Dwita Novitasari (1703426155)
3. Tesa Alif Mudibyanto (1703426155)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI BIOLOGI

Februari 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
taufik, serta , hidayah-Nya sehingga makalah hubungan lingkungan dengan
kesehatan dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat memperluas dan menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, agar kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam pembuatan
makalah berikutnya. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 17 Februari 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makhluk hidup yang ada di dunia ini dikelompokkan menjadi 2 bagian


berdasarkan ada tidaknya tulang belakang. Makhluk hidup yang memiliki tulang
belakang disebut vertebrata dan yang tidak memiliki tulang belakang disebut
invertebrata.

Vertebrata merupakan salah satu subfilum dari Chordata yang memiliki


tengkorak sehingga disebut kelompok Craniata (Cranium=tengkorak). Vertebrata
adalah anggota chordate yang paling banyak jenisnya. Oleh karena itu, kita dapat
dengan mudah menemukan contoh-contoh hewan vertebrata baik di darat maupun
di perairan. Vertebrata berasal dari kata vertebrae yang artinya tulang belakang.
Jadi, semua anggota vertebrata sudah memiliki tulang belakang yang nyata
(Nurhayati, 2007). Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu: Pisces
(ikan), Amfibia (amfibi), Reptilia (hewan melata/ reptile), Aves (Burung),
Mammalia (Hewan Menyusui).
Berbeda dengan avertebrata, rangka vertebrata merupakan endoskeleton yang
terdapat di bawah permukaan tubuh. Pada Pisces, Reptilia, dan Aves seali terdapat
endoskeleton terdapat pula sisik, karapas atau keeping-keping tulang yang dapat
dianggap sebagai rangka luar atau eksoskeleton (Tenzer,1994).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,
internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik
dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak
adanya struktur penunjang.
Sistem rangka memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat
pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang
lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang,
rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota
badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka.
Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh (Irawan,
2013)

Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi perbandingan sistem rangka pada Amphibi,


Pisces, Reptil, Aves dan Mamalia?
2. Bagaimana anatomi perbandingan struktur sususan rangka pada
Amphibi, Pisces, Reptil, Aves dan Mamalia?

Tujuan

1. Menjelaskan anatomi perbandingan sistem rangka pada Amphibi,


Pisces, Reptil, Aves dan Mamalia.
2. Menjelaskan anatomi perbandingan struktur sususan rangka pada
Amphibi, Pisces, Reptil, Aves dan Mamalia.

Manfaat

1. Agar pembaca bisa tahu anatomi perbandingan sistem rangka pada


Amphibi, Pisces, Reptil, Aves dan Mamalia.
2. Agar pembaca bisa tahu anatomi perbandingan struktur sususan
rangka pada Amphibi, Pisces, Reptil, Aves dan Mamalia.
3. Agar pembaca dan penulis bisa menerapkan ilmu yang didapatkan
dalam memcahkan masalah dikehidupan sehari-hari.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Rangka Manusia


Tulang kerangka manusia dewasa terdiri dari 206 segmen tulang yang
sebagian besar berpasangan satu dengan yang lain yaitu sisi kiri dan sisi kanan.
Tulang kerangka pada bayi dan anak-anak lebih dari 206 segmen tulang karena
beberapa tulang dulunya belum mengalami penyatuan, misalnya tulang sacrum
dan coxae pada tulang vertebra (Tortora dan Derrickson, 2011). Kerangka aksial
(kerangka sumbu tubuh) terdiri dari 80 segmen tulang, beberapa diantaranya
adalah tulang kepala (cranium), tulang leher (os hyoideum dan vertebrae
cervicales), dan tulang batang tubuh (costae, sternum, vertebrae dan sacrum).
Kerangka apendikular yaitu kerangka tambahan terdiri dari tulang-tulang
ekstremitas baik ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah dengan total 126
segmen tulang (Moore dan Agur, 2002).
Sebuah tulang terdiri atas beberapa jaringan berbeda yaitu jaringan osseus,
tulang rawan (cartilago), jaringan penghubung, jaringan adiposa, dan jaringan
saraf yang tersusun menjadi satu. Keseluruhan dari tulang beserta tulang rawan
bersama ligamen dan tendon membentuk sistem rangka (Tortora dan Derrickson,
2011). Perbandingan antara tulang dan tulang rawan dalam kerangka berubah
seiring dengan pertumbuhan tubuh. Semakin muda usia seseorang, semakin besar
bagian kerangka yang berupa tulang rawan (Moore dan Agur, 2002).

Gambar 1. Tulang Penyusun Kerangka Tubuh (Paulsen dan Waschke, 2012).


2.1.1 Anatomi Tulang Manusia
Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah
apabila mendapat tekanan. Seperti jaringan ikat lain, tulang terdiri atas sel-
sel, serabut-serabut, dan matriks. Tulang bersifat keras oleh karena matriks
ekstraselularnya mengalami kalsifikasi, dan mempunyai derajat elastisitas
tertentu akibat adanya serabut-serabut organik (Snell, 2012).
Dapat dibedakan dua jenis tulang, yakni tulang kompakta dan tulang
spongiosa. Perbedaan antara kedua jenis tulang tadi ditentukan oleh
banyaknya bahan padat dan jumlah serta ukuran ruangan yang ada di
dalamnya. Semua tulang memiliki kulit luar dan lapisan substansia
spongiosa di sebelah dalam, kecuali apabila masa substansia spongiosa
diubah menjadi cavitas medullaris (rongga sumsum) (Moore dan Agur,
2002).

Gambar 2. Tulang Penyusun Kerangka Tubuh (Paulsen dan Waschke, 2012).


Gambar 2. Tulang Penyusun Kerangka Tubuh (Paulsen dan Waschke, 2012).

2.1.2 Klasifikasi Tulang Berdasarkan Bentuk


a. Tulang Panjang
Pada tulang ini, panjangnya lebih besar daripada lebarnya. Tulang ini
mempunyai corpus berbentuk tubular, diafisis, dan biasanya dijumpai
epifisis pada ujung-ujungnya. Selama masa pertumbuhan, diafisis
dipisahkan dari epifisis oleh kartilago epifisis. Bagian diafisis yang
terletak berdekatan dengan kartilago epifisis disebut metafisis. Corpus
mempunyai cavitas medullaris di bagian tengah yang berisi sumsum
tulang. Bagian luar corpus terdiri atas tulang kompakta yang diliputi oleh
selubung jaringan ikat yaitu periosteum. Ujung-ujung tulang panjang
terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis tipis tulang
kompakta. Facies artikularis ujung-ujung tulang diliputi oleh kartilago
hialin. Tulang-tulang panjang yang ditemukan pada ekstremitas antara
lain tulang humerus, femur, ossa metacarpi, ossa metatarsal dan
phalanges.
Gambar 3. Histologi Tulang Panjang (Tortora dan Derrickson, 2011)

b. Tulang Pendek

Tulang-tulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki. Contoh jenis


tulang ini antara lain os Schapoideum, os lunatum,dan talus. Tulang ini
terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selaput tipis tulang
kompakta. Tulang-tulang pendek diliputi periosteum dan facies
articularis diliputi oleh kartilago hialin.

c. Tulang Pipih

Bagian dalam dan luar tulang ini terdiri atas lapisan tipis tulang
kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan oleh selaput tipis tulang
spongiosa, disebut diploe. Scapula termasuk di dalam kelompok tulang
ini walaupun bentuknya iregular. Selain itu tulang pipih ditemukan pada
tempurung kepala seperti os frontale dan os parietale.

d. Tulang Iregular

Tulang-tulang iregular merupakan tulang yang tidak termasuk di dalam


kelompok yang telah disebutkan di atas (contoh, tulang-tulang tengkorak,
vertebrae, dan os coxae). Tulang ini tersusun oleh selapis tipis tulang
kompakta di bagian luarnya dan bagian dalamnya dibentuk oleh tulang
spongiosa.
e. Tulang Sesamoid

Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang ditemukan pada tendo-


tendo tertentu, tempat terdapat pergeseran tendo pada permukaan tulang.
Sebagian besar tulang sesamoid tertanam di dalam tendon dan
permukaan bebasnya ditutupi oleh kartilago. Tulang sesamoid yang
terbesar adalah patella, yang terdapat pada tendo musculus quadriceps
femoris. Contoh lain dapat ditemukan pada tendo musculus flexor
pollicis brevis dan musculus flexor hallucis brevis, fungsi tulang
sesamoid adalah mengurangi friksi pada tendo, dan merubah arah tarikan
tendo (Snell, 2012).

2.1.3 Fungsi Tulang


a. Menopang Tubuh
Sistem kerangka adalah sistem yang memberikan bentuk pada tubuh
juga menopang jaringan lunak dan sebagai titik perlekatan tendon dari
sebagian besar otot.
b. Proteksi
Sistem kerangka melindungi sebagian besar organ dalam tubuh yang
sangan penting untuk berlangsungnya kehidupan, seperti otak yang
dilindungi oleh tulang cranial, vertebrae yang melindungi sistem saraf
dan tulang costa yang melindungi jantung dan paru-paru.
c. Mendasari Gerakan
Sebagian besar dari otot melekat pada tulang, dan ketika otot
berkontraksi, maka otot akan menarik tulang untuk melakukan
pergerakan.
d. Homeostasis Mineral (penyimpanan dan pelepasan)
Jaringan tulang menyimpan beberapa mineral khususnya kalsium dan
fosfat yang berkontribusi untuk menguatkan tulang. Jaringan tulang
menyimpan 99% dari kalsium dalam tubuh. Apabila diperlukan,
kalsium akan dilepaskan dari tulang ke dalam darah untuk
menyeimbangkan krisis keseimbangan mineral dan memenuhi
kebutuhan bagian tubuh yang lain.
e. Memproduksi Sel Darah
Sumsum tulang merah adalah tempat dibentuknya sel darah merah,
beberapa limfosit, sel darah putih granulosit dan trombosit.
f. Penyimpanan Trigliserid
Sumsum tulang kuning sebagian besar terdiri dari sel adiposa yang
menyimpan trigliserid (Tortora dan Derrickson, 2011).

2.2 Sistem Rangka Amphibi (Katak)


Skeleton pada katak terdiri dari tulang utama dan tulang rawan. Skeleton
mendukung berbagai bagian dari tubuh, menjaga organ-organ penting seperti otak
dan sumsum tulang, serta sebagai pelekatan otot. Skeleton pada vertebrata terdiri
dari skeleton tubuh (somatik: skeleton dinding tubuh dan anggota badan) dan
skeleton viseral (skeleton dinding faringeal-dimiliki oleh ikan sebagai pendukung
insang dan sebagai bagian dari rahang, namun kebanyakan tereduksi pada
vertebrata tingkat tinggi). Pada katak, skeleton viseral secara prinsip diwakili oleh
apparatus hyoid , adalah tulang kecil dengan struktur yang rawan yang membantu
mulut bagian dasar, yaitu di dasar lidah, bagian dari rahang dan laring (Lytle &
Meyer: 2005).
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional,
kebalikan dari ikan. Tengkorak amfibi modern mempunyai tulang-tulang
premaksila, nasal, frontal, parietal dan skuamos (Sukiya, 2005).
Tengkorak katak terdiri dari 3 bagian utama yaitu 1) kranium 2) pasangan
kapsul sensori dari telinga, hidung, dan rongga mata yang lebar, 3) skeleton
viseral (terdiri dari bagian rahang, apparatus hyoid, dan kartilago laringeal) (Lytle
& Meyer: 2005).
Kebanyakan permukaan dorsal dari tubuh Anura tidak seluruhnya tertutup
tulang. Bagian dari kondrokanium masih belum mengearas, hanya daerah okspital
dan eksoksipitalnya mengeras, dan masing-masing memiliki kondila bertemu
dengan vertebrata pertama. Tidak ada langit-langit/ palatum pada amfibi,
akibatnya neres internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral
otak di tutupi oleh tulang dermal dinamkan parasfenoid. Gigi ada pada
permaksila, maksila, paltine, vomer, parasvenoid, dan tulang dental. Ada beberapa
amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah
mereduksi (Sukiya, 2005).
Kelompok vertebra memiliki 10 tulang belakang (vertebra). Tulang
belakang pertama adalah atlas, berhubungan dengan dasar dari tulang tengkorak.
Bagian ini tidak memiliki proses atau pergerakan melintang (transversal) dan
hanya pergerakan servikal vertebra (leher) di katak. Tulang belakang ketujuh
selanjutnya adalah vertebra abdomina (abdomen). Ekor menuju abdomen vertebra
adalah sacrum yang luas dengan dua proses atau pergerakan transversal yang kuat
yang bergabung dengan ileum (Lytle & Meyer: 2005).
Jumlah ruas tulang pada amfibi bervariasi dari 10 ruas pada salientina
sampai 200 pada gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk,
jumlah vertebrata kaudal bervariasi. Pada salientia ada satu elemen vertebra yang
mengalami elongasi (memanjang) dinamakan urostile yang memanjang dari
sacrum ke ujung posterior pelvis (Sukiya, 2005).
Bangsa amfibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai sternum
(tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya
pendek dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum
seperti yang terjadi pada reptil, burung atau pada mamlia (Sukiya, 2005).
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari kaki
pada kaki depan dan 5 jari pada kaki belakang. Jumlah jari mungkin ada yang
berkurang sebanyak dua buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada
salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada cecillia. Tungkai biasanya tidak
mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya (Sukiya, 2005).
Vertebral column pada amphibi termodifikasi untuk mendukung dan agar
fleksibel saat di darat. Perilaku ini seperti lengkungan pada jembatan untuk
mendukung berat tubuh antara anterior dan posterior pasangan appendages. Proses
dukungan ini disebut zygapophyses pada tiap vertebra mencegah tubuh mereka
meliuk/ tidak tegak dan kokoh. Tak seperti ikan, amphibi memiliki leher. Tulang
belakang pertama adalah cervical vertebra, yang bergerak berlawanan dengan
belakang tengkorak dan menjadikan kepala dapat mengangguk secara
vertikal.tulang belakang yang terakhir adalah sacral vertebra. Tulang belakang ini
melabuhkan panggul pada vertebral column untuk memberikan dukurang
tambahan. Piringan ventral tulang, disebut sternum, berada pada daerah anterior
ventral batang tubuh dan mendukung tungkai depan serta melindungi organ-organ
dalam. Bagian yang ini tidak ada atau tereduksi pada Anura (Miller & Harley,
2001).

Gambar 4. Rangka pada Katak (Hickman, 2006)

2.3 Sistem Rangka Pada Pisces

Rangka tubuh unggas disusun oleh tulang-tulang yang saling berhubungan.


Hubungan antara dua tulang atau lebih disebut persendian atau artikulasi. Bentuk
persendian pada rangka tubuh dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu
sinartrosis bentuk persendian yang tidak memungkinkan terjadinya gerak seperti
pada tengkorak, hubungan antara tulang rusuk dan tulang dada), amfiartrosis
(bentuk persendian yang masih memungkinkan terjadinya gerak, contohnya
hubungan antara tulang rusuk dan ruas-ruas tulang belakang) dan diartrosis
(bentuk persendian yang memungkinkan terjadinya gerak).
Persendian diartosis dapat dibedakan atas sendi engsel (gerak satu arah,
contoh persendian siku, lutut, ruas jari), sendi putar (gerakan berputar, contoh
persendian tulang tengkorak dengan tulang atlas, tulang lengan atas dengan tulang
lengan bawah), sendi peluru (gerakan ke segala arah, contohnya persendian antara
tulang paha dengan tulang panggul) serta sendi luncur (gerakan rotasi, contoh
persendian antara dasar tengkorak dengan ruas pertama tulang punggung.
Aves dibedakan dengan memiliki banyak tulang mengandung udara
(pneumatic), berlubang dan berkaitan dengan sistem pernafasan. Tulang-tulang
tengkorak, tulang pangkal lengan (humerus), tulang selangka (clavicle), lunas
(keel), pinggang (lumbar) dan kerangka tulang kelangkang (sacral) bergabung
dengan sistem pernafasan. Pertalian tulang-tulang tersebut membuat Aves mudah
bernafas.
Banyak tulang mengandung suatu tipe unik disebut medullary (mengandung
sumsum), ditemukan di tulang betis (tibia), tulang paha (femur), tulang panggul
(pubic), tulang dada (sternum), tulang rusuk (ribs), tulang hasta (ulna), tulang jari-
jari kaki (toes) dan tulang belikat (scapula). Tulang medullary pada ayam betina
dewasa mengandung 12% dari total tulang.

Gambar 5. Rangka pada Katak (Hickman, 2006)


2.3.1 Rangka Sumbu (Rangka Aksial)
1) Tulang Tengkorak
Tengkorak merupakan bagian rangka yang paling tua. Tulang-tulang
tengkorak berfungsi untuk melindungi otak dan organ-organ lunak
lainnya di daerah kepala. Di samping itu tulang-tulang tengkorak juga
menjadi perlekatan yang kuat bagi otot-otot kepala dan wajah. Rangka
tengkorak terdiri dari tulang-tulang kotak otak ( cranium ) dan tulang-
tulang wajah:
 Tulang-tulang kotak otak ( cranium ), terdiri dari :
- 1 tulang dahi ( os frontal )
- Sepasang tulang ubun-ubun ( ossa parietal )
- 1 tulang belakang kepala ( os oksipital )
- Sepasasng tulang pelipis ( ossa teporal )
- Sepasang tulang baji (ossa sfenoidal )
- Sepasang tulang tapis ( ossa etmoidal )
 Tulang-tulang wajah, terdiri dari :
- Sepasang tulang air mata (ossa lakrimal)
- Sepasang tulang hidung (ossa nasal)
- 1 tulang vomar (os vomar)
- Sepasasng tulang kerang hidung (ossa konkha nassal inferior)
- Sepasang tulang pipih ( ossa zigomatic)
- Sepasang tulang rahang atas ( ossa maksila)*
- Sepasang tulang rahang bawah (os mandibula) *
- Sepasasng tulng langit-langit (ossa palatin)
(* = tergolong tulang viseral
Tulang tengkorak sebagian besar saling menyatu. Bagian tulang tengkorak
bersendi dengan tulang leher pertama disebut kondilus oksipitalis. Rahang
bagian lbawah dan atas memanjang sebagai penopang paruh. Rahang
bawah terdiri atas 5 tulang dan bersambung dengan tulang tengkorak
dengan alat quadrat yang dapat bergerak. Orbita sangat besar dan terpisah
satu sama lain oleh septum interorbital tipis, sehingga otak terdorong ke
belakang. Struktur palatum burung merupakan salah satu karakter yang
digunakan dalam diagnosis kategori taksonomi.

Gambar 6. Rangka pada Aves (Tenzer, 1994)

2) Tulang belakang (Kolumna Vertebralis)

Kolumna vertebralis dari kebanyakan vertebrata tersusun atas


serangkaian vertebra bertulang atau bertulang rawan yang memanjang
dari bawah kepala sampai ujung ekor. Pada aves (misalnya burung
dara), vertebra torakalis terakhir (posterior), vertebra lumbalis, vertebra
sakralis dan vertebra kaudalis anterior bersatu membentuk sinsakrum.
Pada burung dara vertebra servikalis terdapat 13-14 vertebra, vertebra
torakalis 5, vertebra lumbalis 6, vertebra sakralis 2, dan vertebra
kaudalis 13. (kent,1987)

3) Tulang Dada (Sternum)

Sternum merupakan unsure rangka yang terletak di medioventral toraks,


biasanya bersendian dengan tulang gelang pectoral dan dengan rusuk-
rusuk dada. Sternum hanya terdapat pada kebanyakan tetrapoda
(hewan-hewan beranggota gerak empat, hidup di darat-istilah untuk
kelompok hewan vertebrata dari kelas aamphibia, reptilian, aves, dan
mamalia). Fungsi sternum antara lain adalah untuk memperkuat dinding
tubuh, melindungi organ-organ visera di dalam rongga dada, sebagai
tempat melekatnya otot-otot pectoral, dan untuk membantu gerakan
pernafasan paru-paru(pada beberapa amniota). Pada aves yang aktif
terbang, sternum lebar dan kuat disebut karina sterni yang berfungsi
untuk perlekatan otot-otot pectoral yang kuat yang berperanan penting
untuk terbang.

4) Tulang Rusuk (kosta)

Rusuk vertebrata terdiri atas serangkaian tulang yang tersusun


berpasangan. Seperti halnya tulang dada, tulang-tulang rusuk juga
berfungsi untuk melindungi organ-organ visera di rongga dada dan
untuk membantu pernafasan paru-paru. Rusuk sterna aves tersusun dari
jaringan tulang rawan. Rusuk burung dan beberapa jenis kadal
mempunyai prosessus unsinatus yang berbentuk pipih untuk
menghubungkan rusuk yang satu dengan rusuk lainnya.

Rangka apendikular

1) Tulang-tulang Gelang Bahu (Gelang Pektoral)

Tulang-tulang gelang bahu berfungsi untuk mengait anggota gerak


depan, atau sebagai penghubung antara anggota gerak depan dengan
rangka aksial. Pola dasar gelang pectoral terdiri dari tulang-tulang
pengganti (berasal dari tulang rawan), meliputu korakoid dan scapula
dan tulang-tulang membrane (berasal dari jaringan ikat), yaitu klavikula.
Pada aves yang dapat terbang kedua klavikula bersatu di bagian tengah
dengan interklavikula membentuk furkula yang berbentuk huruf V
bagian ujungnya dilekatkan dengan sternum oleh suatu ligament.
Korakoid sepasang, kokoh, bersendian dengan sternum. Scapula
sepasang, panjang, bersendian dengan kosta.
2) Tulang-tulang gelang pinggul (gelang pelvis)

Tulang-tulang gelang pelvis vertebrata berfungsi untuk mengait anggota


gerak belakang. Berbeda dengan tulang-tulang gelang pectoral, gelang
pelvis tidak mempunyai komponen tulang dermal (tulang membrane).
Pada aves, gelang pelvis berukuran besar, ketiga tulang penyusun
berbentuk pipih, berfusi bersama-sama dan melekat erat pada sinsakrum.
Tidak terdapat simfisis pubis (kedua tulang pubis tidak berhubungan).

3) Tulang-tulang anggota gerak (Ekstreminitas liberae)

Pada burung, tulang-tulang karpal bersatu dengan tulang-tulang


metacarpal membentuk karpometakarpus. Tulang tibia bersatu dengan
tulang-tulang tarsal bagian proksimal, membentuk tibiotarsus; tulang-
tulang tarsal bagian distal bersatu dengan tulang-tulang metatarsal
membentuk tarsometatarsus. Pada anggota gerak atas, yaitu sayap,
hanya terdapat 3 digiti sedangkan pada anggota gerak bawah terdapat 4
digiti.

2.4 Sistem Rangka Ikan


Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara sehingga
hewan lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya, air memiliki gaya angkat
yang lebih besar dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air
memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang khas. Untuk bergerak didalam air,
ikan memiliki:

1. Bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan


ketika bergerak didalam air.
2. Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan dalam air.
3. Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan.
4. Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical; Susunan otot dan
tulang belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan didalam air
Gambar 7. Rangka pada Pisces (Hickman, 2006)

Berdasarkan letak dan fungsinya rangka ikan dapat dibedakan menjadi :

 Rangka axial : yang mencakup tulang tengkorak, tulang punggung dan


tulang rusuk.
 Rangka visceral : meliputi semua bagian tulang lengkung insang dan
derivatnya
 Rangka appendicular : meliputi sirip dengan pelekat – pelekatnya.

Berdasarkan letaknya terhadap tubuh, rangka ikan dibedakan menjadi :

 Eksoskeleton (rangka luar), contoh sisik (squama)


 Endoskeleton (rangka dalam), contoh: columna vertebralis

2.4.1 Rangka Axial

a. Rangka tengkorak
Secara embrionik pertumbuhan tengkorak ikan berasal dari tiga sumber,
yaitu chondrocranium (neurocranium), democranium dan
splanchnocranium. Chondrocranium adalah pembungkus otak yang pada
mulanya berasal dari tulang rawan (elemen chondral). Dermocranium
adalah tulang tengkorak yang asalnya dibuat dari sisik yang berdifusi
dalam dermis atau corium kulit,dimna tulang tersebut tulang tambahan
pada chondrocranium.Splanehnocranium adalah tulang tengkorak yang
berasal dari rangka visceral(tulang penyokong lengkung ingsan) dan akan
menjadi tulang tipis pada tengkorak.Jadi tengkorak ikan, walaupun
permulaan bersal dari tiga sumber yang pembentukannya terpisah,
merupakan satu kesatuan.Umumnya tulang- tulang dermal membentuk
atap tengkorak.
· Sepasang tlang parietal terletak didaerah atap tengkorak paling
belakang
· Sepasang tulang frontal yang merupakanb keeping dermal yang luas
berkembang tepat didepan tulkang parietal
· Sepasang tulang nasal yang bentuknya memanjang dan terletak diantara
dua lubang hidung.Beberapa tulang dermal yang terdapat pada tulang-
tulang tersebut yaitu post frontal,prefrontal, postnarietal.dan masih
banyak lagi.
· Sepasang tulang lacrimal terdapat pada bagian anterior sisik tengkorak
.Pada bagian telinga terdapat pada tulang squamosal, yang merupakan
tulang dermal.
Rahang atas terdiri dari tulang premaxilla,maxillajugal dan
quadratojugal. Permaxilla dan maxilla pada beberapa ikan terutama ikan
buas, seringkali dilengkapi dengan gigi-gigi.Tulang dermal yang terdapat
pada langit-langit mulut ialah prevomer, endopterygoid,
ectopterygoid,palatine (masing-masing terdiri atas satu pasang) dan
pharaspenoid (satu buah).Tulang dermal yang terdapat pada rahang
bawah ialah dentary, splenial,angular dan articular.Yulang dentary yang
dilengkapi deangan gigi-gigi.

b. Tulang punggung dan tulang rusuk.

Secara emnbriologik, tulang punggung berkembang dari sceletome yang


terdapat pada sekeliling notochorda dan batang saraf,tiap-tiap pasang
sceletome berkembang menjadi empat pasang rawan yang dinamakan
arcualia.Dua pasang arcuale terletak diatas notochorda,Bagian depan
disebut basidorsal yang akan berkembang menjadi lengkung neural dan
bagian belakang dinamakan interdorsal.Dua pasang arcuela lagi terdapat
pada bagian bawah notochorda yang didepan dinamakan basiventral yang
berkembang menjadi lengkung haimal,sedangkan bagian belangkang
interventral. Interventral dan interdorsal pada conricthye berkembang
menjadi kping intercalary yang terdapat pada ruas tulang punggung.Jadi
ruas tulang punggung dibentuk oleh arcualia yang mengadakan invasi
mengelilingi notochorda.Berdasarkan pembentukannya, terdapat dua
macam tulang punggung yang monospondyly dan diplospondyly. Tulang
punggung yang monospondyly dibentuk dari persatuan interdorsal dan
interventral suatu somite dengan basidorsal dan basiventral somite
dibelakangnya.Jika berhasil persatuan dua somite akan membentuk
centrum.Tuilang punggung didaerah badan berbeda dengan yang
didaerah ekor.Tiap-tiap ruas didaerah badan dilengkapi oleh sepasang
tulang rusuk kiri dan kanan untuk melindungi organ- organ bagian
rongga badan. Pada batang ekor tiap- tiap ruasnya di bagian bawah hanya
terdapat satu cucuk haemal, pada bagian atas tulang punggung terdapat
cucuk neural.

Gambar 8. Rangka pada Pisces (Hickman, 2006)

2.4.2 Rangka Visceral

Rangka visceral terdiri dari struktur tulang yang menyokong ingsan


dan mengelilingi pharynx.Tulang ini terdiri atas tujuh tulang lengkung
ingsan.Dua lengkung ingsan yang pertama menjadi bagian dari tulang-
tulang tengkorak sedangkan lima lainya berfungsi sebagai penyokong
ingsan.

Pada ikan hiu tiap lengkung ingsan terdiri dari beberapa potong tulang
rawan yang digabungkan menjadi jeruji basal. Pada ikan teleostei sebagian
besar bagian lengkung ingsan terosifikasi dan pada beberapa kelompok ikan
bermodifikasih sehubungan dengan kebiasaan misalnya ikan mas
mempunyai gigi phayrynx.

Gambar 9. Rangka pada Pisces (Hickman, 2006)

2.4.3 Rangka Appendicular

Rangka appendicular adalah tulang-tulang penyokong sirip dan


melekatnya.Pada ikan terdapat lima macam sirip yaitu sirip
tunggal(punggung,ekor,dan dubur) dan sirip berpasangan (sirip perut dan
dada)

Sirip punggung terdapat pada ikan kelas Chondrichthyes yang


disokong oleh keeping- keeping tulang rawan yang dinamakan rawan basal
yang terletak bagian bawah yeryumpu pada cucuk neural, dan radial yang
terletak di rawan basal menunjang jari- jari.
Sirip dada disokong oleh tulang gelang bahu (pectoral girdle) yang
kuat dan dinamakan coracoscapula.Pada sirip dada ikan ini gelang bahunya
terdiri dari tulang rawan dan tulang dermal.

Sirip perut disokong oleh tulang rawan pelvic yaitu tulang rawan
tempat menempelnya tulang basipterygium.Pada ikan jantan, di ujung rawan
basal tadi terdapat organ clasper yang di gunakan dalam pemijahan untuk
membantu menyalurkan sperma.

Bentuk ekor ikan ditentukan oleh beberapa ruas vertebrae yang paling
belakang. Ada ruas vertebrae yang tetap bentuknya dan ada juga vertebrae
yang berubah bentunya.Pada garis besar bentuk ekor ikan ada tiga macam
yaitu:

· Proterocercal.

Ruas- Ruas vertebrata yang menyokong sirip ikan tanpa mengalami


perubahan bentuk.

· Heterocercal

Bentuk ekor ikan tidak simetri,dimana ekor ikan bagian atas ujung
ekor melengkung keatas dan disokong oleh ruas tulang punggung.Bagian
bawah ujung ekor lebih pendek dari pada bagian atas ekor. Hanya disokong
oleh beberapa jari- jari sirip ekor.

· Homocercal.

Bentuk ekor simetris.bagian atas sama dengan bagian bawahdan


disokong oleh jari- jari sirip ekor.Dua ruas terakhir tulang punggung
mengalami perubahan bentuk dan terdapat beberapa tulang tambahan Ruas
tulang punggung terakhir berubah menjadi urostyle sebagai ujung chorda
yang terosifikasi dan padanya tertempel tujuh keeping tulang yang
dinamakan hypural. Diatas hypural terdapat tiga pula tambahan yang
dinamakan apural.
2.5 Sistem Rangka Kucing

Tulang tengkorak mamalia hanya terdiri dari 35 tulang atau kurang dari itu.
Meskipun berjumlah lebih sedikit, tetapi tulang-tulang tengkorak mamalia lebih
kuat dan lebih padat. Rangka tengkorak terdiri dari tulang-tulang kotak otak
(kranium) dan tulang-tulang wajah.
Kolumna vertebralis (tulang belakang) dari kebanyakan vertebrata
tersusun atas serangkaian vertebra bertulang atau bertulang rawan yang
memanjang dari bawah kepala sampai ujung ekor. Masing-masing ruas tulang
belakang (vertebra) terdiri atas tiga bagian utama, yaitu badan vertebra (sentrum),
lengkung neural (arkus neuralis) dan taju neural (spina/prosesus neuralis).
Penonjolan vertebra ke arah lateral disebut prosesus transversus/artikularis.
Vertebra-vertebra yang berdekatan selalu bersambungan pada bagian sentrumnya.
Di samping itu vertebra tetrapoda saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan
dari lengkung neural yang disebut zigapofisis (prezigapofisis dan poszigapofisis).
Pada reptilia dan mamalia, kolumna vertebralis dibagi menjadi 5 bagian,
yaitu vertebra servikalis (leher), vertebra torakalis (punggung), vertebra lumbalis
(pinggang), vertebra sakralis (sakral atau pelvis), dan vertebra kaudalis (ekor).
Ruas vertebra servikalis pertama disebut tulang atlas, dan ruas yang kedua disebut
tulang aksis.
Strenum berfungsi untuk memperkuat dinding tubuh, melindungi organ-
organ visera di dalam rongga dada, sebagai tempat melekatnya otot-otot pektoral,
dan untuk membantu gerakan pernafasan paru-paru (pada beberapa amniota).
Macam strenum pada mamalia adalah manubrium, korpus sternum (sternebrae),
dan sifisternum (prosesus sifoideus) yang berupa tulang rawan.
Mamalia mempunyai rusuk vertebral yang berkepala dua (bisipital).
Kepala bagian dorsal disebut tuberkulum, melekat pada diapofisis dari vertebra.
Kelapa bagian ventral disebut kapitulum, melekat pada parapofisis dari vertebra.
Gambar 10 . Rangka pada Kucing (Hickman, 2006)

2.6 Sistem Rangka Reptilia (Biawak)


Sistem kerangka pada Reptilia dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu
endoskeleton dan eksoskeleton.
a. Eksoskeleton
Berasal dari epidermis, berupa sisik yang menanduk yang menyelubungi
seluruh permukaan tubuhnya dan tersusun seperti susunan genting
b. Endoskeleton
Terdiri dari skeleton aksial dan skeleton apendikular.
1) Skeleton Aksial
Terdiri dari tengkorak, kolumna vertebralis, sternum dan rusuk.
a. Tulang Tengkorak
Terdiri dari bagian tengkorak, kapsula sensorik dan kerangka visceral
yang terdiri dari tulang-tulang penyusun rahang (mandibula, maxillar,
premaxillar) dan apparatus hyoideus yang merupakan tulang kartilago
yang menyusun bagian dasar dari rongga mulut. Otak dilindungi oleh
cranium.
Gambar 6. Rangka pada Aves (Tenzer, 1994) a. premaksila ; b. maksila ;
c. rahang bawah ; d. fossa temporalis ; e. frontal ; f. tulang pterygoid ;
g. tulang parietal.
Tengkorak Reptilia berbentuk agak pyramidal, meruncing kearah cranial
dan memipih dalam arah dorso-ventral. Tempurung kepala ada yang bermoncong
panjang merupakan tulang yang keras pada hewan dewasa. Pada rahang bawah
yang panjang terdapat sendi pada tulang kuadrat yang telah bersatu dengan tulang
cranium. Bagian ventral dari cranium merupakan plat yang keras (Jasin, 1992).
Pada Kelas Lacerta (kadal) mandibula bersatu di bagian anterior. Tulang
pterigoid berkontak dengan tulang kuadrat.
b. Tulang Belakang
Kolumna vertebralis reptile terdiri atas lima bagian, yaitu vertebrae
servikalis (leher) , vertebrae torakalis (punggung), vertebrae lumbalis
(lumbar), vertebrae sakralis (sakral atau pelvis), vertebrae kaudalis
berupa ekor (Tenzer, 1994), dengan jumlah sekitar sekitar 9 servikal,
10 thorak, 5 lumbal, 2 sakral dan 39 bagian kaudal. Kondilus
oksipitalis dihubungkan dengan atlas (vertebra servikalis pertama).
Tulang leher kedua (aksis) menahan bagian anteriornya yang dikenal
sebagai prosesus odontoid yang diyakini sebagai pusat atlas. Pada
vertebrae servikalis terdapat rusuk-rusuk leher, pada vertebrae toraks
terdapat rusuk-rusuk toraks yang bagian ventralnya melebar dan
mengandung tulang rawan. Vertebrae torakis mendukung tulang iga
dan bertemu dengan sternum pada bagian ventral (kecuali pada reptile
tak bertungkai dan kura-kura). Antara vertebrae thorak dan kedua
vertebra sacrum adalah bagian vertebrae lumbal yang fleksibel
geraknya (Sukiya, 2005).
c. Tulang Dada dan Tulang Rusuk
Tulang dada berbentuk segi empat pipih tersusun atas tulang rawan
yang mengalami kalsifikasi, tertanam pada dinding ventral toraks. Pada
bagian ini terdapat rusuk sternal. Diantara sternum dan tulang pubis
terdapat 7 pasang tulang rusuk abdominal berbentuk huruf V yang
mengandung secara longitudinal diperantarai ligament (Kastawi, dkk,
1991).
Pada buaya dan kadal, pada cervix terdapat tulang rusuk pendek
yang bebas (costae cervicalis), Sedang pada thorax dan sternum
dihubungkan oleh rusuk dada (costae thoracalis) dengan perluasan
tulang-tulang rawan. Diantara sternum dan tulang pubic terdapat 7
pasang costae abdominalis berbentuk huruf V.
Sternum hanya terdapat pada tetrapoda saja dan berfungsi
memperkuat dinding tubuh, melindungi organ visera didalamnya,
sebagai tempat melekatnya otot serta membantu pernafasan paru-paru.
Pada ular tidak ada tulang dada (sternum). Terdapat serangkaian tulang
rusuk yang diawali dari belakang kepala dan berakhir di bagian ekor
(Tenzer, 1994).
2) Skeleton Apendikular
a) Tulang Gelang Bahu

Tulang-tulang ini berfungsi untuk mengait anggota gerak


depan. Pola dasar gelang pektoral terdiri dari tulang-tulang pengganti
(tulang yang berasal dari tulang rawan) (Tenzer, 1994). Gelang bahu
terdapat pada bagian ujung anterior tubuh. Bagian gelang bahu terdiri
dari scapula, korakoid, epikorakoid, mesokorakoid, klavikula dan
pada perbatasan anterolateral korakoid dan epikorakoid terdapat
gelang bahu.

Klavikula pada buaya dan kadal tidak berkaki mengalami


reduksi atau tidak ada. Pada ular dan beberapa jenis kadal tidak
terdapat gelang pektoral. Pada kura-kura klavikula dan interklavikula
berfusi dengan cangkang.

Gambar 12. Gelang bahu dan Sternum kadal. Sternum : a.


Episternum ; b. Mesosternum ;c. Rusuk. Gelang bahu : d.
Epikorakoid ; e. Korakoid; f. Fenestra; g. Skapula ;h. Supraskapula ; i.
Klavikula; j. Kavilae glenoidales. Sumber : Kent, G. C. and L. Miller.
1987.

Pada sisi laterocaudal melekat 4 pasang costae. Pada sisi


laterocranial terdapat persendian dengan cingulum cranialis pada
parscoracoidnya. Episternum berbentuk sebagai salib, terletak di
medial bagian cranioventral dari mesosternum (Diktat Asistensi,
1990).

b) Tulang Gelang Pinggul


Tulang-tulang ini berfungsi untuk mengait anggota gerak
belakang. Berbeda dengan gelang pektoral, gelang pelvis tidak
mempunyai komponen tulang dermal (tulang membran). Pada
tetrapoda, gelang pelvis terdiri dari tulang ilium di sebelah dorsal
yang bersendian dengan satu atau lebih vertebra sakralis, tulang
pubis di anterior dan tulang iskhium di posterior. Pada pertemuan
ketiga tersebut terdapat asetabulum (suatu lekukan tempat kepala
femur). Satu atau kedua ventral biasanya bersendian atau bersatu
membentuk simfisis pelvis (Tenzer, 1994).
Pada gelang pelvis Reptilia, terdapat fanestrum
puboiskhiadika yang besar, biasanya terletak diantara dua tulang
ventral. Illium menyatu dengan tulang belakang bagian sacral
sehingga berfungsi untuk memperluas bidang perlekatan otot
pada tungkai belakang.
c) Ekstremitas (Alat Gerak)
Alat gerak Reptilia terdiri atas extremitas anterior (tungkai
depan) dan posterior (tugkai belakang). Tungkai depan terdiri
atas :
 Humerus, berartikulasi dengan scapula pada cavitas
glenoidalis, dan bagian distal berartikulasi dengan ulna
dan radius.
 Radius di bagian anterior berartikulasi dengan humerus
dan ulna (di proksimal) serta dengan pergelangan tangan
arah ibu jan (distal)
 Ulna berartikulasi dengan humerus dan radius (di
proksimal) serta dengan pergelangan tangan arah
kelingking (di distal)
 Manus tersusun oleh carpalia, metacarpalia dan
phalanges.
Sedangkan tungkai belakang terdiri atas :
 Os femorale, bersendi dengan acetabulum
 Tibia dan fibula di bagian proksimal bersendi dengan os
femorale, dan di distal bersendi dengan pergelangan
kaki.
 Pes disusun oleh tarsalia, metatarsalia dan phalanges.
Gambar 13. Alat gerak anterior. a.Humerus (berartikulasi dengan scapula
pada glenoidealis) ; b. Radius ; c. Ulna ; d. Falang ; e. Cakar.

Gambar 14. Alat gerak posterior kadal (varanus). a. Femur ; b. Fibula ; c.


Tibia ; d. Tarsal ; e. Metatarsal ( terdapat dalam bagian proksimal) ; f.
Falang ; g. Cakar. Sumber : Yordan dan Verma, 1983.

Kadal umumnya memliki 5 jari pada masing-masing kaki dan


beberapa spesies memikiki kemampuan berlari sangat cepat, tetapi ada
reptil yag tidak bertungkai seperti ular. Pada Crocodilia memiliki kaki
pendek dengan jari-jari tebal. Jari kaki pada beberapa reptil sejenis buaya
mungkin terpisah atau menjadi satu oleh anyaman selaput sebagai
adaptasi untuk kehidupan air (Jasin, 1992).

Anda mungkin juga menyukai