Anda di halaman 1dari 3

Timbal (Pb)

Timbal menjadi polutan terutama di negara berkembang. Timbal ini paling banyak
dijumpai akibat kandungan dari bensin kendaraan mobil. Hal tersebut dapat merusak
lingkungan melalui knalpot. Selain kerusakan lingkungan timbal juga berbahaya untuk
kesehatan. Untuk mengatasinya dilakukan bioremediasi timbal oleh berbagai strain mikroba
dilakukan dengan menggunakan mekanisme imobilisasi. Mikroorganisme mengembangkan
beberapa mekanisme resisten yang memungkinkan atau membantu mereka tahan terhadap
efek toksik dari timbal. Organisme biotransformasi Pb diantaranya adalah Aspergillus niger,
Aspergillus terrus, Aspergillus versicolor, Neurospora crassa, Penicillium canescens,
Penicillium chrysogenum, Penicillium decumbens, Penicillium simplicissimum, dan
Saccharomyces cerevisiae (Jebara et al., 2015; Joshi et al., 2011).

Merkuri (Hg)

Bio-remediate untuk tanah atau air yang terkontaminasi dilakukan menggunakan


proses mobilisasi dan imobilisasi. Mekanisme paling umum yang digunakan mikroorganisme
untuk merkuri biotransformasi mengubah keadaan kandungan ion logam dan membuatnya
kurang toksik dengan cara direduksi, presipitasi ekstraseluler, atau volatilisasi (Ramasamy &
Kamaludeen, 2007; Sinha et al., 2009). Hg dapat ditransformasikan dengan menggunakan
mikroorganisme diantaranya Penicillium canescens, Rhizopus arrhizus, Shewanella
oneidensis, Geobacter sulfurreducens, dan Geobacter metallireducens (Sinha et al., 2009;
Dixit et al., 2015; Wiatrowski et al., 2006).

Chromium (Cr)

Cr yang berlebihan di tanah atau air menyebabkan berbagai efek pada tanaman dan
kesehatan manusia dan hewan. Dalam hal tanaman, akumulasi Cr menyebabkan kerusakan
parah pada akar, pertumbuhan tunas, dan proses fotosintesis (Rodriguez et al., 2012).
Chromium dapat diolah secara biologis oleh beberapa spesies mikroba dengan menggunakan
mekanisme yang berbeda. Mikroba melakukan reduksi metabolik Cr (VI) menjadi Cr (III)
atau melalui presipitasi ekstraseluler atau intraseluler (Jouety et al., 2015). Transformator
untuk kromium ini diantaranya adalah Pantoea sp., Bacillus circulans, Bacillus megaterium,
Bacillus coaglans, Zoogloea ramigera, Streptomyces nouresei, Aeromonas caviae,
Pseudomonas sp., dan Staphylococcus xylosus (Malaviya & Singh, 2014; Aryal &
Liakopoulou-Kyriakides, 2015).

Rekayasa genetika untuk meningkatkan kemampuan mikroba dalam perbaikan polusi


logam berat

Strain mikroba genetiknya dimodifikasi dengan bantuan alat biologi molekuler untuk
meningkatkan kemampuan biodegradasi atau biotransformasi dikenal sebagai genetically
engineered microorganisms (GEM). GEM dilakukan dengan

(i) modifikasi spesifisitas dan afinitas enzim


(ii) konstruksi dan regulasi jalur spesifik
(iii) pengembangan bioproses untuk remediasi, pemantauan dan kontrolnya
(iv) Penggunaan aplikasi dari biosensor dalam reaksi kimia, pengurangan toksisitas, dan
analisis titik akhir (Gupta & Singh, 2017).

Penerapan GEM untuk remediasi pencemaran logam berat adalah alternatif yang murah dan
aman karena sifat selektif mikrobanya yang menimbulkan lebih sedikit resiko untuk
kesehatan jika dibandingkan dengan metode fisikokimia lainnya.

Keuntungan dan kerugian GEM

Keuntungan

 Merupakan proses alami.


 Berguna untuk penghancuran total berbagai kontaminan
 Mikroba tidak menghasilkan polutan sekunder selama biodegradasi.
 Dapat dilakukan dilokasi yang terpapar, tidak merusak lingkungan normal
disekitarnya
 Lebih murah daripada teknologi lain

Kerugian

 terbatas pada senyawa-senyawa yang dapat terurai secara alami.


 Produk-produk biodegradasi mungkin lebih beracun daripada senyawa induknya.
 Seringkali sangat spesifik dan proses ini tergantung pada populasi mikroba
 Bioremediasi seringkali memakan waktu lebih lama

Anda mungkin juga menyukai