Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Nursasi Handayani, M.Si dan Hendra Susanto, S.Pd, M.Kes., Ph.D
Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2019
A. Topik : Praktikum Anatomi Sistem Otot Hewan
B. Tujuan Praktikum :
1. Mendeskripsikan struktur anatomi otot kelima kelas vertebrata
2. Mendeskripsikan fungsi masing masing otot dan perlekatan otot pada kondisi
origo atau insestio
C. Dasar Teori
1. Susunan Otot pada Amphibi
Kadal dan buaya memiliki kekuatan pada rahang karena didukung oleh otot adduktor
pada rahang. Otot ini muncul dari fossa temporal dan menyisip pada sudut kanan untuk
membuka rahang. Otot-otot adduktor memanjang dari daerah temporal menuju rahang bawah.
Otot adduktor yang utama adalah otot pterigoideus, yang muncul dari tulang-tulang pterigoid
pada langit-langit dan menyisip pada bagian posterior rahang bawah.
Otot pterigoideus memberi penampakan yang gemuk pada rahang kadal jantan. Otot depresor
mandibula berperan membuka rahang, muncul dari bagian belakang tengkorak dan menyisip
pada prosesus retroartikular dari mandibula, otot ini lebih lemah dibandingkan otot-otot lain
yang juga berperan menutup rahang (Faisal, 2012).
Otot aksial (otot badan) reptil mulai menunjukkan beberapa spesialisasi seperti yang
ditemukan pada mamal. Otot reptil terutama untuk gerakan lateral tubuh dan menggerakkan
ruas-ruas tulang belakang. Hal ini bisa diamati terutama pada bangsa ular sebab jaringan otot
lengan sudah menghilang. Otot rangka pada kura-kura dan kerabatnya sangat berkurang
kecuali pada daerah leher akibat adanya karapaks dan plastron. Dermal atau otot kulit
berkembang baik pada reptil, dan perkembangan yang sangat baik terjadi pada ular. Jaringan
otot tungkai pada reptil menunjukkan variasi bergatung pada tipe gerakannya (Sukiya, 2003).
Otot epaksial berada pada permukaan dorsal, sementara otot hipaksial berada pada permukaan
ventral dan diantara kosta. Otot-otot epaksial kurang mengalami modifikasi jika dibandingkan
dengan otot-otot hipaksial, otot-otot epaksial juga kehilangan sifat metamerisme dan tersusun
dalam berkas serabut otot.
Otot-otot pada dinding abdominal tidak mengalami segmentasi dan memiliki tiga
lapisan, yaitu eksternal oblique, internal oblique, dan abdominal transversal. Otot-otot
hipaksial pada dinding tubuh bagian dada dikenal sebagai otot-otot interkosta, membantu
mengangkat dan menurunkan sangkar rusuk dalam proses respirasi. Otot-otot pada tungkai,
gelang bahu, dan gelang pinggul terdiri dari otot-otot ekstensor dorsal dan otot-otot fleksor
ventral.
Otot-otot pada lengkung faringeal yang pertama berlanjut untuk menggerakkan rahang
dan otot-otot pada lengkung faringeal yang kedua menempel pada rangka hioid. Otot-otot
pada sisa lengkung berhubungan dengan faring dan laring. Otot-otot integumen ekstrinsik
menyisip pada permukaan bawah dermis dan memungkinkan gerakan bebas bagi kulit (Faisal,
2012).
E. Prosedur :
1. Pengamatan Sistem Otot Ikan
memotong punggung secara tegak lurus pada bagian cranial dan caudal
melepas kulit ventral bawah menuju cranial selanjutnya kearah lateral hingga
kulit terlepas
F. Data Pengamatan :
No Gambar Pengamatan dan Gambar Literatur
.
1. Sistem otot amphibi
Literatur
2. Sistem otot aves
Literatur
3. Sistem otot reptil
Literatur
4. Sistem otot pisces
Literatur
G. Analisis Data :
1. Sistem Otot Amphibi
Sistem otot pada katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada bagian
kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen atau ventral, dan sistem
otot pada extremitas posterior. Sistem otot pada extremitas posterior terdiri dari dua
bagian yaitu pada bagian femur (paha) dan crus (betis). Otot bagian femur terdapat
muscullus trisep femoris, muscullus sartorius, muscullus adductor magnus, muscullus
gracillis mayor, dan muscullus gracillis minor. Sedangkan otot bagian betis terdiri dari
muscullus gastronimeus, muscullus tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus
brevis, dan muscullus tibialis posticus
2. Sistem Otot Aves
Menurut pengamatan kami pada sistem otot aves terdapat otot pektoralis mayor dan
pektoralis minor. Otot pektoralis mayor terdapat di bagian dada dan berukuran lebih besar
dari pektoralis minor. Fungsi otot ini adalah untuk menarik sayap ke bawah pada saat terbang.
Sedangkan otot pektoralis minor juga terdapat di dada namun berukuran lebih kecil.
Fungsinya adalah untuk menarik sayap ke atas pada saat terbang.
3. Sistem Otot Pisces
Untuk melihat dengan jelas bagian-bagian urat daging, maka perlu dibuat sayatan
melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui tulang punggung).
Setelah terpotong dua maka terlihat otot-otot yang tersusun dalam lingkaran-lingkaran
konsentris. Potongan otot yang berupa lingkaran-lingkaran konsentris ini disebabkan karena
otot-otot tersebut tersusun secara rapi dari cranial ke caudal oleh lapisan-lapisan otot yang
berbentuk kerucut dan disebut coni musculi. Coni musculi ini tersusun secara segmental dan
disebut myomer. Antara satu myomer dengan myomer lainnya dipisahkan oleh suatu
pembungkus yang disebut myocommata atau myoseptum. Otot-otot yang terletak di bagian
sebelah kiri dan kanan tubuh dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum vertical.
Pada bagian cranial septum berada pada bagian antara otot dengan rangka perut.
Sedangkan pada caudal septum berada di bagian tengah otot membagi dua antara myocoma
dengan myocoma lain.
4. Sistem Otot Reptil
Menurut pengamatan kami mengenai sistem otot pada reptile, secara umum otot
terbagi menjadi 3 bagian. Yaitu otot aksial, bransiomer dan otot apendikular. Otot aksial ini
adalah otot yang menyusun tubuh bagian atas yaitu kepala, terdiri dari otot mata dan otot
leher. Otot bransiomer terdapat dibagian perut yang melapisi organ dalam, otot abdomen lebih
padat dengan 3 lapisan yaitu otot melintang, otot lurus dan otot serong. Kemudian otot
apendikular merupakan otot yang menyusun anggota tubuh bagian bawah.
5. Sistem Otot Mammalia
Pada pengamatan sistem otot mammalia, otot diagi menjadi beberapa bagian. Pertama
adalah otot aksial yang terdiri dari otot kepala dan leher. Kemudian ada otot branchiomere
yang posisinya terdapat pada saluran dinding pencernaan berhubungan dengan proses
pencernaan juga respirasi.
H. Pembahasan
1. Amphibi
Pada pengamatan kami :
Dari literatur :
2. Aves
Pada pengamatan kami :
Dari literatur :
3. Reptile
Pada pengamatan kami :
Dari literatur :
4. Pisces
Pada pengamatan kami :
Dari literatur :
5. Mammalia
Pada pengamatan kami :
Dari literatur :
Tugas Evaluasi
I. Kesimpulan
J. Daftar Rujukan
Faisal. 2012. Buku Ajar Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Lakna. 2018. What is the Difference Between Origin and Insertion. (Online),
(http://pediaa.com/what-is-the-difference-between-origin-and-insertion/)
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya:Surabaya.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery
Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. 2014. Hand Out Struktur
Perkembangan Hewan I (NBIO606). Malang: Universitas Negeri Malang.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery
Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. Tanpa tahun. Struktur
Perkembangan Hewan I (SPH 1) (Bagian 1). Malang: Universitas Negeri Malang.
Young, J. Z. 1962. The Live of Vertebrates. Oxford: Oxford University Press.
dalam. Purwoko, T. 2005
Yusnaini,dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichtiology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo. Kendari.