SISTEM URINARIA
Disusun oleh:
Kelompok 3 Offering I 2019
Daffa’ Rizal Dzulfaqaar Alauddin (190342621260)
La Arlan (190342621233)
Ladinna Amanda Sari (190342621251)
Rani Dwi Lestari (190342621253)
Yossyana Dian Ningroom (190342621234)
Urin atau zat-zat hasil eksreksi disalurkan keluar dari ginjal melalui
lintasan yaitu : ginjal – duktus mesonefros – sinus urinaria atau sinus
urogenitalia – keluar.
2. Amphibi
Ginjal berjumlah sepasang, terletak di retroperitoneal, hampir sepanjang
selom, pipih dorsoventral. Pada sisi ventral ginjal terdapat kelenjar adrenal,
yang merpakan bagian dari sistem endokrin. Pada hewan jantan, tubulus
mesonefros bagian anterior termodifikasi menjadi duktus eferens (vasa
eferensia). Yang menghubungkan antara testis dan duktus mesonefros.
Duktus mesonefros berfungsi sebagai ureter (penyalur urin), juga sebagai
duktus deferens (vasa deferensia/penyalur sperma), dan bermuara di dalam
kloaka.
Pada hewan betina, duktus mesonefros hanya berfungsi sebagai ureter,
yaitu sebagai penyalur urin. Muara saluran ini pada kloaka terpisah dari
muara saluran genital. Hewan-hewan amphibia mempunyai sebuah kantung
urin, yang merupakan evaginasi (penonjolan) dari kloaka, untuk menampung
urin sementara, sebelum dikeluarkan dari tubuh.
3. Reptil
Ginjal reptilia berjumlah sepasang, berukuran kecil, sepanjang setengah
rongga perut, permukannya berlobus, terletak retroperitoneal di daerah pelvis.
Dari sisi ventral masing-masing ginjal keluar ureter. Pada jantan, sebelum
bermuara ke kloaka, ureter bersatu dulu dengan duktus deferens. Sedangkan
pada betina bermuara langsung ke dalam kloaka. Golongan ular dan buaya
tidak mempunyai kantung urin. Golongan kadal dan kura-kura mempunyai
sebuah kantung urin. Kantung urin ini merupakan suatu kantung tipis,
tonjolan dari dinding ventral kloaka. Urin atau zat-zat hasil ekskresi
disalurkan keluar dari ginjal melalui lintasan sebagai berikut : ginjal – ureter
– kloaka (urin disimpan sementara dalam kantung urin) – keluar.
Perkembangan korpuskula renalis terhenti pada waktu lahir. Ginjal
metanefros pada reptile akan menyaring urin yang masuk. Urin pada reptile
akan masuk melalui pembuluh-pembuluh yang menuju ke metanefros.
Kemudian di sana urin akan disaring. Metanefros akan membuang asam urat
yang terkandung dalam urin.
Metanefros mengekskresikan sebagian besar metabolism reptile dalam
bentuk asam urat. Ini karena asam urat dapat berbahaya bila disimpan terus-
menerus dalam tubuh. Karena pembuangan dalam bentuk asam urat inilah
maka reptile tak memerlukan banyak air untuk membuang nitrogen dalam
darah.
Asam urat akan diproses terlebih dahulu dalam metanefros. Sehingga
asam urat yang keluar dalam tubuh reptile akan berwarna putih dan tak lagi
beracun bagi tubuhnya. Sementara itu air yang masih dibutuhkan akan diserap
kembali oleh saluran metanefros dan diedarkan kembali ke tubuh
reptile. Beberapa anggota reptile seperti buaya juga mengeluarkan ammonia
dalam sisa metabolismenya. Buaya akan mengeluarkan asam urat dan
ammonia dalam fesesnya karena ginjalnya terletak berdekaatan dengan usus.
Sebenarnya zat sisa ini juga dapat digunakan oleh reptile sebagai alat untuk
berlindung dari musuhnya.
4. Aves
Seperti halnya manusia, aves juga memiliki ginjal yang berperan sebagai
sistem ekskresi pada aves. Sepasang ginjal yang terdapat pada burung
memiliki warna coklat serta bertipe metanefors. Ginjal yang bertipe
metanefros ini memiliki ciri khas yaitu tidak memiliki segmen khusus, tidak
terdapat inefrostoma serta memiliki glomerulus dalam jumlah yang banyak.
Hubungan antara ginjal satu dengan yang lainnya ini saling mempengaruhi
fungsi dan kinerjanya dalam tubuh burung. Adapun fungsi tugasnya adalah
untuk mengambil zat dari sisa yang berupa darah akan tetapi berbentuk urine.
Pada hewan aves tidak terdapat kandung kemih atau vesikaurinair, sehingga
saluran ureternya akan langsung menuju pada kloaka. Kloaka sendiri adalah
ujung dari 3 saluran pada burung, yaitu saluran urine, saluran kotoran serta
saluran reproduksi. Dengan demikian, burung hanya memiliki satu lubang
pembuangan dalam tubuhnya yang disebut kloaka tersebut. Hal ini bisa
dibilang praktis, akan tetapi apabila terjadi kerusakan pada saluran tersebut
maka hal tersebut tentunya dapat membuat kerugian dan bahkan kematian
pada burung.
Jadi, Sepasang ginjal aves terletak retroperitoneal, di daerah pelvis pada
lekukan tulang kelangkang. Ginjal umumnya terdiri dari tiga lonus. Sepasang
ureter pendek keluar dari ginjal, menuju ke kaudal dan bermuara langsung ke
dalam kloaka. Ginjal tidak berhubungan dengan gonad. Aves tidak memiliki
kantung urin, kecuali burung unta. Zat ekskresi berbentuk agak padat (seperi
pasta), dikeluarkan bersama feses.
5. Mamalia
Mamalia mempunyai sepasang ginjal yang terbentuk seperti bji kacang
buncis, terletak di retroperitoneal, melekat pada dinding tubuh bagian dorsal.
Permukaan ginjal relatif licin, tidak berlobus. Ginjal tidak berhubungan
dengan gonad.
Ureter sepasang, panjang, dan menyalurkan urin ke dalam kantung urin.
Urin keluar dari kantung urin ke dalam uretra. Otot sfingter pada perbatasan
kantung urin dan uretra mengatur jalannya urin. Pada hewan jantan, uretra
melintas di dalam penis, dan mengeluarkan urin melalui orifisium uretra
eksternum. Uretra juga berfungsi sebagai penyalur semen. Pada hewan betina,
uretra lebih pendek dan hanya berfungsi untuk menyalurkan urin keluar
tubuh.
H. JAWABAN DISKUSI
1. Bandingan struktur anatomi ginjal ikan, katak, kadal, marmut dan merpati!
Jawab:
b) Katak
c) Kadal
d) Merpati
e) Marmut
Tenzer, dkk amy. 2014. Struktur Perkembangan Hewan (SPH 1) (Bagian 2).
Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang. 04 April 2020.