Anda di halaman 1dari 4

SISTEM URINARIA PADA HEWAN VERTEBRATA

2.1 Pengertian Sistem Urinaria


Sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren) dengan saluran keluar urine berupa ureter
dari setiap ginjal. Ureter bermuara pada sebuah kandung kemih (vesika urinaria) di ventral
bagian bawah di belakang tuang kemaluan (pubic bone) urine selanjutnya dialirkan keluar
melalui sebuah uretra.
2.2 Bentuk ren
Pada umumnya ren ada sepasang (dua buah) yang terdapat di dalam rongga ventral,
mempunyai bentuk menyerupai kacang buncis dengan hilus renalis yakni tempat masuknya
pembuluh darah dan keluarnya ureter, mempunyai permukaan yang rata. Selubung ginjal
(Ren) disebut kapsula ginjal, tersusun dari campuran jaringan konektif yakni serabut kolagen
dan beberapa serabut elastis.
Struktur histologis pada berbagai jenis hewan piara tidak sama, sehingga bentuk ginjal
dibedakan menjadi:
a. Unilober atau unipiramidal: pada kelinci dan kucing mempunyai struktur histologi sama,
yakni tidak dijumpai adanya percabangan pada kalik renalis, papila renalis turun ke dalam
pelvis renalis, dan duktus papilaris bermuara pada kalik. Pada kuda, domba, kambing, dan
anjing terjadi peleburan dari beberapa lobus, sehingga terbentuk papila renalis tunggal yang
tersusun longitudinal.
b. Multilober atau multipiramidal: bentuk ini dijumpai pada babi, sapi, dan kerbau. Lobus
(piramid) dan papila renalis lebih dari satu jelas terlihat.
Ren mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Membuang zat-zat sisa dan kelebihan ion dalam bentuk urine.
b. Menyaring darah, mengatur volume dan kandungan asam-basa.
c. Menghasilkan hormon (misalnya eritropoeitin yang menstimulir pembentukan sel darah
merah) dan enzim (misalnya renin yang mengatur tekanan darah dan fungsi ren).
d. Merubah vitamin D menjadi bentuk yang lebih aktif.

Muliani, H., & Isdadiyanto, S. 2003. Anatomi Hewan. UNDIP. Semarang


Gibson,J.1993. Fisiologi dan Anatomi modern. EGC. Jakarta
Wonodirekso, S & Tambajong, J. (1990). Sistem urinaria dalam Buku Ajar Histologi
Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta.

Anatomi Perbandingan Sistem Uropoetika pada Lima Classis


Vertebrata
ANATOMI KOMPARASI

PISCES
a. Ginjal
Tipe ginjal pronephros / mesonephros. Sepasang, warna merah tua. Terletak di antara
pneumatocyst dan vertebrae. Bentuk variasi, memanjang dengan bagian yang membesar terjepit di
antara kedua bagian pneumatocyst (Soewasono, 1974).

Dalam Teleostomi yang memiliki ginjal dalam stadium pronephros biasanya tidak memiliki ginjal
yang sama pada waktu dewasa dan akan beralih ke mesonephros. Sebagai besar genital glands
memiliki hubungan khusus dengan ductus wolffi yang merupakan sebuah saluran kencing, dan juga
di Teleostei tidak terdapat mulerian ductus (Macmillan,1987). Elasmobranchii memiliki pronephros
yang lebih lengkap dan lebih awal dari pada subclassnya yang lain , dan mesonephros dibagi
menjadi bagian anterior atau genital, yang menerima vasa efferentia dalam laki-laki dari testis dan
dengan itu adalah pertama munculnya phylogenetically dari epididymis dan bagian belakang atau
ginjal (Macmillan, 1987).

Beberapa ginjal ikan bertipe pronephros, tetapi kebanyakan mesonephros. Hiu memiliki ginjal tipe
mesonephros panjang dan sempit; beberapa teleostei ginjal pendek, besar, terletak di bagian
posterior cavitas peritoneal.. Mesonephros pada ikan jantan lebih besar daripada betina (Montagna,
1963).

b. Ureter
Saluran keluar dari mesonephros, sepasang, berjalan ke belakang di sebelah ventral tulang
punggung, kemudian ke dua ureter kiri dan kanan bersatu dan agak melebar sebagai vesica urinaria
(Soewasono, 1974).

c. Vesica urinaria
Merupakan persatuan ureter kanan dan kiri, dari vesica urinaria ada saluran keluar yang sangat
pendek, kemudian bersatu dengan saluran gonad membentuk sinus urogenitalis yangakhirnya akan
bermuara menjadi porus urogenitalis, tipe vesica urinaria pada ikan ialah vesica urinaria duplex
yang tergolong tipe vesica urinaria tubalis (Soewasono, 1974).

AMPHIBI

a. Ginjal
Bertipe mesonephros dengan jumlah sepasang di kanan – kiri columna verterbralis dan memanjang
sampai craniocaudal, berwarna merah – coklat (Soewasono, 1974).

b. Ureter (Ductus Mesonephric)


Merupakan sepasang saluran halus, masing-masing keluar dorso lateral menuju ke caudal dan
bermuara di dorsal kloaka. Pada betina muara di sebelah medio caudal dari muara uterus
(Soewasono, 1974).

c. Vesica urinaria
Untuk vesica urinaria, merupakan sebuah kantong tipis sebagai tonjolan dari dinding cloaca
(Soewasono, 1974).

Amphibia yang seperti ular-bentuk (Gymnophiona) menunjukkan susunan yang sangat primitif dari
tubulus ginjal, masing-masing memiliki nephrostome yang pendek .Anura Dewasa (katak dan kodok)
terdapat kantung kemih yang sebenarnya yang pertama terbentuk dari divertikulum dari dinding
ventral cloaca, beberapa pendapat menyebutkan bahwa mungkin terdapat bagian tersendiri, dan
bahkan terkadang ganda (Gegenbaur, 1981).

REPTIL

a. Ginjal
Jumlah sepasang, berwarna merah-coklat, masing-masing terdiri dari 2 lobi yaitu lobus anterior dan
posterior, agak pipih dan berlekatan satu sama lain. Terletak retroperitoneal (di luar dan belakang
peritoneum), di daerah sacrum (Soewasono, 1974).
b. Ureter (Ductus Mesonephric)
Jumlah sepasang, berwarna merah-coklat, masing-masing terdiri dari 2 lobi yaitu lobus anterior dan
posterior, agak pipih dan berlekatan satu sama lain. Terletak retroperitoneal ( di luar dan belakang
peritoneum ), di daerah sacrum (Soewasono, 1974).

c. Vesica urinaria
Sebagai kantung tipis, merupakan tonjolan dinding ventral kloaka (Soewasono, 1974).

Reptilia yang memiliki tipe ginjal atau metanephros berkembang dan segala pekerjaan
eksretorisnya diatur olehnya. Kantung kemih allantolic ditemukan di Lacertilia (lizards) and
Chelonia (turtles), dan tidak terdapat pada yang lainya (Macmillan, 1987).

Pada reptil dewasa memiliki ginjal metanephros dan variable sisa mesonephros. Letaknya jauh di
belakang cavitas peritoneal. Bentuknya panjang, berlobus, dan, pada ular dan kadal, kadang-
kadang berfusi satu sama lain. Ginjal pada buaya dan kura-kura pendek dan lokasinya di pelvis.
Ureter, panjang pada ular dan kadal tetapi pendek pada buaya dan kura-kura, membuka terpisah ke
cloaca. Pada kura-kura betina memiliki asesoris bladder yang mana mereka isi dengan air untuk
membasahi tanah ketika menggali lubang untuk bertelur (Montagna, 1963).

AVES

a. Ginjal
Bertipe metanephros dengan jumlah sepasang yang masing – masing memiliki 3 lobi (Soewasono,
1974).

b. Ureter (Ductus Mesonephric)


Sepasang, menuju ke kaudal dan bermuara langsung ke kloaka ( urodeum ). Pada aves kebanyakan
tidak memiliki kloaka (Soewasono, 1974).

c. Vesica urinaria
Merupakan ruangan tunggal, tempat bermuara saluran-saluran kelamin, kencing, makanan. Kloaka
terbagi jadi 3 bagian :
 Urodeum : tempat bermuara saluan kencing dan saluran kelamin
 Coprodeum : tempat bermuara saluran makanan
 Proctodeum : lubang keluar
(Soewasono , 1974).

Aves seperti juga dengan reptil dalam urinari tetapi terdapat hal yang berbeda, yaitu didalam kelas
aves tidak memiliki vesica urinaria, ureters dan vasa deferentia langsung menju ke cloaca. Pada
spesies mamalia yang memiliki bentuk ginjal yang sangat khas menyerupai kacang merah dan dalam
ginjal memiliki lobus-lobus, dan terkadang sama seperti kebanyakan hewan dewas lainya seperti
kerbau, beruang, anjing laut dan paus. Lobulasi terjadi banyak atau bahkan lebih yang terdapat
dalam ginjal, dan membuat bagian seperti piramid, bahkan dibeberapa sepesies hewan bergabung
dan berakhir pada bagian apikal menjadi sebuah papila. Hal ini terjadi di banyak monyet, karnivora
dan tikus (Gegenbaur, 1981).

MAMALIA

a. Ginjal
Sepasang, tipe metanephros, dibungkus kapsula renalis. Korteks merupakan lapisan terluar ren, di
medulla terdapat saluran-saluran ekskresi, menuju piramid malphigi. Piramid malphigi hanya
sebuah, ujungnya mengarah ke pelvis renis, pyramid adalah tempat saluran urin bermuara . Piramid
ini bermuara ke pelvis renis. Pelvis Renis merupakan suatu rangkaian yang berdinding tipis, urine
menetes ke dalamnya yang kemudian mengalir ke ureter (Soewasono, 1974 ).

b. Ureter (Ductus Mesonephric)


Sepasang, warnanya agak pucat dengan jalan peristaltic dapat mengalirkan urin ke sebelah kaudal
(Soewasono, 1974).

c. Vesica urinaria
Tunggal, kedua ureter kanan dan kiri bermuara di bagian ini, terdapat di bagian dorsal, tempat
mengumpulkan urin dengan tereatur ke dalam vesica urinaria (Soewasono, 1974).

d. Urethra
Saluran keluar dari vesica urinaria, bermuara keluar sebagai orificium urethra eksternum, pada
jantan urethra lebih panjang (Soewasono, 1974).

Sumber :

Gegenbaur. 1981. Vergleich Anatomi der Wirbeltiere. Leipzig : Deutschland

Macmillan. 1987. Text Box of Zoology. English: London

Montagna, William. 1963. Anatomy Comparative. John Wiley : New York

Soewasono, R. 1974. Anatomi Comparative. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

http://diary-veteriner.blogspot.com/2011/11/anatomi-sistem-uropoetika.html

Anda mungkin juga menyukai