Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rahman Pobela

Nim : 431419025
Kelas : A (Pendidikan Biologi)
Tugas : Resume Pengantar ekologi, perkembangan sejarah ke ilmu-an
ekologi.

Ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dengan

lingkungannya. Reiter mengemBukakan istilah tersebut pada tahun 1865


(Kormondy,

1965) dengan menggabungkan dua kata dari bahasa Yunani, Logos yang berarti

pengetahuan tetang, dan oikos yang berarti rumah. Dua akar kata ini merupakan

fundamental dari ekologi yang membedakanya dari ilmu-ilmu biologi lainnya –


suatu

pnekanan tentang alamiahnya. Tahun berikutnya setelah Reiter memperkenlkan

istilah tersebut. Haeckel mendefinisikan ekologi sebagai suatu keseluruhan

pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan-hubungan total antara organisme

dengan lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik; definisi ini masih

merupakan definisi normal yang paling umum digunakan.

Lingkungan berarti semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika

yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan,perkembangan dan

reproduksi organisme. Habitat dalam arti yang luas, berarti tempat dimana
organisme

berada, serta faktor-faktor lingkungannya. Para ahli ekologi mempelajari habitat

dengan pengamatan yang amat berbeda, misalnya lingkungan perkotaan, batu


karang, tabung-tabung kultur di dalam laboratorium yang berisi bermacam-
macam

media pertumbuhan. Tujuan umum yang mendasari pengetahuan yang beraneka

ragam ini adalah pengertian tentang bagaimana organisme terintegrasi dengan

lingkungannya, bagaimana organisme mengalami modifikasi oleh atau bagimana

organisme berinteraksi satu sama lain.

Salah satu awal ekologi adalah penyelidikan kuantitatif tentang statistik vital

populasi manusia, suatu karya yang nampaknya dirangsang sebagai sejenis sistem

peringatan dini terhadap wabah penyakit (Hutchinson, 1978). Pelopor demografi

modern, yaitu ilmu tentang statistik populasi, adalah seorang Inggris yang
bernama

John Graunt. Pada tahun 1662 ia menerbitkan suatu katalog tetang statistik
kelahiran,

kematian dan karakteristik kependudukan lainnya. Ia mengemukakan bahwa


populasi

di dunia ini masih jauh dari populasi yang seharusnya ada apabila kelahiran tidak

dibatasi. Ia juga menyimpulkan bahwa ada faktor-faktor lain yang ikut membatasi

populasi itu. Meskipun ini bukanlah hal yang baru, Graunt dengan memperhatikan

data kelahiran dan kematian, menekankan bahwa laju kelahiran dan kematian

merupakan sifat-sifat populasi yang fundamental yang menentukan populasi dan

perkembangan berikutnya.

Para penyelidik lainnya kemudian mengemukakan spekulasi tentang faktor-

faktor yang membatasi perkembangan penduduk, dan spekulasi tersebut mencapai


puncaknya dengan tulisan Thomas Malthus tentang kependudukan serta faktor-
faktor

yang membatasinya. Tulisan yang pertama muncul tahun 1798, yang kemudian

terbitan berikutnya menjadi demikian pentingnya sebagai dasar pengetahuan


ekologi.

Pertama-tama, Malthus merangsang formulasi matematis awal tentang prinsip-


prinsip

perkembangan penduduk dan pembatasnya, yang dikemukakan oleh seorang


Belgia

(34 tahun) yang bernama Pierre-Francois Verhulst pada tahun 1838. perumusan

Verhulst tetap merupakan hipotesis fundamental dalam ekologi; hal ini kita bahas

dalam membicarakan proses populasi. Kedua, tulisan Malthus juga merangsang

formulasi teori evolusi oleh seleksi alam yang dikemukakan oleh Darwin dan
Wallace

(1859). Teori ini memegang peran integral dalam interpretasi fenomena ekologis.

Darwin dan Wallace hanyalah dua dari sekian banyak naturalis abad ke-19

yang menyajikan landasan utama bagi ekologi modern. Banyak ahli ekologi pada

masa itu yang menggali sejarah alam di seluruh dunia, baik untuk memuaskan diri

ataupun dalam rangka penyelidikan ilmiah atau untuk mengumpulkan contoh-


contoh

untuk museum, taman margasatwa dan kebun raya yang sedang dikembangkan.

Penerbitan-penerbitan tentang sejarah alam yang ditulis oleh naturalis-naturalis ini

mulai mengungkapkan pola-pola yang tedapat di alam dan melahirkan berbagai

pertanyaan tentang pola-pola tersebut yang masih tetap ada dalam pengetahuan
ekologi jaman sekarang. Sebagai contoh, mengapa ada begitu banyak tanaman

maupun hewan di dalam hutan tropika dibandingkan dengan di dalam hutan yang

beriklim sedang, yang dikenal oleh naturalis-naturalis pada waktu itu. Mengapa

sesuatu jenis hewan atau tumbuhan terdapat disuatu tempat dan tidak terdapat di

tempat lain. Apakah perbedaan antara jenis hewan yang tersebar luas dan hewan

yang terbatas hanya di dalam lokasi yang sempit. Mengapa beberapa jenis umum

terdapat disuatu habitat tertentu, sedangkan jenis-jenis yang lain jarang terdapat di

habitat tersebut. itu semua hanyalah beberapa pertanyaan yang timbul atau
diajukan

oleh naturalis-naturalis pada waktu itu, yang masih relevan.

Berkaitan erat dengan para naturalis lapangan dalam pendekatan intelektual

mereka adalah beberapa ahli yang mulai menjelaskan secara sistematis kelompok-

kelompok organisme yang menempati habitat yang sama. Penyelidikan-


penyelidikan

tentang organisme laut yang dilakukan oleh Edward Forbes (1844), seorang hali

botani dari Inggris, serta Karl mobius (1877), seorang ahli zoologi dari Jerman,
diikuti

dengan penyelidikan-penyelidikan distibusi tumbuh-tumbuhan dalam habitat yang

berbeda oleh seorang hali botani Denmark yaitu Eugene Warming (1896). Hasil
dari

penyelidikan tersebut mengemukakan bahwa jenis-jenis organisme yang sama


atau

kelompok-kelompok spesies yang sama, cenderung untuk berada di habitat yang

sama. Pemikiran tersebut mengarah kepada spekulasi tentang faktor-faktor


lingkungan yang mengontrol jumlah spesies di dalam wilayah tertentu, jumlah
individu

dalam suatu spesies, dan hubungan-hubungan fungsional di antara spesies yang


ada.

Seorang hali entomologi amerika yang bernama S.A. Forbes, menerbitkan suatu

tulisan: Danau sebagai mikrokosmos, pada tahun 1887, yang menekankan


hubungan

fungsional yang mungkin ada diantara organisme yang terdapat di dalam habitat
yang

sama. Seorang sarjana Amerika lainnya, Henry Cowles (1899), menerbitkan


deskripsi

tentang padang pasir di dekat danau Michigan, yang menekankan perubahan-

perubahan komposisi spesies dengan semakin tuanya tanaman. Jadi dalam periode

tersebut penekanan diarahkan pada faktor-faktor yang mengatur hubungan antara

spesies, baik dalam lingkup ruang maupun waktu dan implikasi hubungan tersebut

pada interpretasi tentang bagaimana organisme-organisme dipengaruhi oleh

lingkungan mereka dan saling pengaruh diantara mereka.

Penyelidikan-penyelidikan lain dalam abad ke-19 yang menunjang

pengetahuan ekologi pada waktu itu, nampak tak berkaitan dengan pengetahuan

lapangan. Serentetan eksperimen yang dilakukan oleh ahli kimia Jerman, Justus
von

Liebig (1840) , memusatkan perhatian pada faktor-faktor tanah yang membatasi


hasil

pertaian. Liebig menyimpulkan bahwa unsur-unsur mineral khusus ditambahkan


ke
dalam tanah dalam pupuk kandang dan pupuk lainnya, bertanggung jawab pada

peningkatan produksi, tetapi hanya terjadi apabila sebelumnya tanah itu


mengandung

konsentrasi demikian rendahnya hingga membatasi pertumbuhan tanaman.

Generalisasi itu di Inggris bernama F.E Blackman (1905) mengembangkan


konsep

simun yang disebabkan oleh level yang berlebihan dari faktor-faktor lingkungan

tertentu. Hukum faktor pembatas, seperti yang berikut; Apabila suatu proses

memperoleh kondisi karena sejumlah faktor yang terpisah , lajunya dibatasi oleh
pace

dari faktor yang paling lamban. Generalisasi ini diluaskan dan dikembangkan
akan

mencakup keseluruhan ekologi dan merupakan dasar bagi pembahasan dua bab

berikut.

Ekologi kemudian menjadi suatu pengetahuan internasional yang dibangun

oleh individu-individu dengan bakat dan divergensi minat yang amat luas.
Ekologi

akan tetap menjadi suatu disiplin ilmu yang cukup luas yang melingkupi ahli
kimia

Liebig, naturalis Darwin, ahli matematika Verhulst, ahli botani Warming, dan ahli

entomologi Forbes. Penyelidikan serta periode mereka menetapkan arah ekologi

sementara ilmu ini berkembang sebagai ilmu pengetahuan kuantitatif di abad ke-
19 ii.

Dari para naturalis lapangan dan para pengumpul contoh-contoh timbullah


pertanyaan: apa yang menentukan hingga organisme tertentu berada di suatu tepat

tertentu, dan apa yang mengatur kelimpahan organisme tersebut di lokasi itu? Dari

seorang ahli Evolusi ; mengapa organisme tertentu memiliki sifat sehigga

memungkinkan mereka berada di suatu habitat tertentu dan tidak di habitat


lainnya?

Dari seorang ahli kimia pertanian Faktor-faktor apa yang membatasi laju
pertumbuhan

dan hasil produksi? Dari para ahli demografi; Faktor-faktor apa yang membatasi

besarnya populasi dan laju perkembangannya, dan bagaimana itu terjadi?

Pertanyaan-pertanyaan ini dan masih banyak lagi, adalah pertanyaan-pertanyaan

yang para ahli ekologi ingin menjawabnya. Marilah kita lihat selanjutnya
beberapa

contoh khusus yang akan mengungkapkan bagaimana para ahli ekologi

dan mendekati permasalahan, dengan menelaah pengantar ini lebih jauh.

Anda mungkin juga menyukai