Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA VERTEBRATA

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan


Hewan yang telah diberikan oleh Dr. Djuna Lamondo, M.Si

Disusun Oleh:

JUMADIL : 431419008

APRILIA EYATO : 431419040

ABDUL KADIR JAILANI : 431419046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN IPA

UNIVERSITAS NEGEREI GORONTALO

2020

1
1.1 SISTEM EKSKRESI PADA PISCES.
Ikan merupakan vertebrata yang hidup di air sehingga zat sisa
metabolismenya berupa cairan. Alat pengeluaran pada ikan adalah sepasang
ginjal yang berbentuk memanjang dan berwarna coklat. Pada ikan bertulang
sejati (misal: ikan mas), saluran ginjal dan saluran kelamin bermuara di satu
tempat yang disebut lubang urogenital yang terletak di belakang anus.
Sebagian ikan bertulang rawan memiliki kelenjar pada permukaan kulitnya.
Kelenjar tersebut berfungsi untuk menghasilkan lendir untuk melicinkan tubuh
ikan sehingga memudahkan gerakan ikan di dalam air (Arisandy, 2012). Secara
umum, alat ekskresi pada ikan dapat dikelompokkan menjadi (Ambeng, 2012) :
 Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O.
 Kulit, kelenjar kulit mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan gerak di dalam air.
 Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
Insang yang berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O. sebagian
besar ikan memiliki 4 buah insang pada setiap sisinya. insang berbentuk
lembaranlembaran tipis berwarna merah muda dan selalu berada dalam
keadaan lembab. bagian terluar dari insang berhubungan erat dengan kapiler-
kapiler darah. Setiap insang terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
a) Filamen insang (hemibranchia = gill filament), terdiri atas jaringan lunak,
berbentuk seperti sisir berwarna merah. Terletak melekat pada lengkung
insang. Pada bagian filamen insang ini banyak mengandung kapiler darah
sebagai cabang dari arteri branchialis dan merupakan tempat terjadinya
pengikatan oksigen terlarut dari dalam air.
b) Tulang lengkung insang (arcus branchialis = gill arch), memiliki warna
putih. Bagian ini berfungsi sebagai tempat melekatnya filamen dan tapis
insang. pada tulang lengkung insang terdapat saluran darah (arteri afferent
dan arteri efferent) yang memungkinkan darah dapat keluar masuk ke dalam
insang
c) Tapis insang (gill rakers),berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang
pendek dan sedikit bergerigi, terletak melekat pada bagian depan dari

2
lengkung insang. tapis insang memiliki fungsi untuk menyaring air
pernapasan yang berkaitan dengan fungsi insang sebagai alat ekskresi. ikan-
ikan herbivora, memiliki tapis insang yang rapat dan berukuran panjang
yang berkaitan dengan fungsinya sebagai penyaring makanan, berbeda
dengan ikan-ikan karnivora yang memiliki tapis insang jarangjarang dan
berukuran pendek.

Struktur insang ikan


Pada larva, insangnya berupa insang luar yang merupakan penjuluran
seperti benang yang keluar dari sisi kepala dekat lubang celah-celah insang.
ikan dewasa memiliki insang dalam yang terletak di dalam ruang insang. Pada
spesies ikan bertulang sejati, ruang insang tersebut tertutup oleh lipatan tubuh
yang disebut operkulum, yang membentuk ruang operkulum di sebelah lateral
insang. operkulum ini bekerja dengan cara membuka dan menutup ke arah
posterior sehingga air dapat mengalir keluar. Fungsi insang sebagai alat
ekskresi berkaitan dengan mekanisme ekspirasi pada sistem pernapasan ikan,
yaitu saat ikan mengeluarkan karbondioksida. karbondioksida yang dibawa
darah dari jaringan akan bemuara ke insang. Karbondiokasida akan dikeluarkan
bersama air yang dikeluarkan ikan saat mekanisme ekspirasi tersebut
berlangsung. Saat ekspirasi, mulut ikan akan menutup, operkulum mengempis,
rongga faring menyempit dan membran brankiostega melonggar. adanya
kontraksi faring dan ruang operkulum menyebabkan tekanan di dalamnya lebih

3
tinggi daripada air di sekitarnya sehingga air yang mengandung karbondioksida
keluar melalui celah dari operkulum (Permatasari, 2013).
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang
(opistonefros) dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan,
seperti ikan mas saluran ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar
kelamin yang disebut saluran urogenital. Saluran urogenital terletak dibelakang
anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka
(Romansah, 2012).
Sistem ekskresi pada ikan seperti halnya pada hewan kelas vertebrata
yang lain, yaitu berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, terutama
yang mengandung nitrogen yang berasal dari metabolisme protein di dalam
tubuh ikan. alat ekskresi yang utama pada ikan adalah ginjal (ren). pada ikan
berkembang dua tipe ginjal, yakni :
1. Pronefros, merupakan tipe ginjal yang paling primitif. ginjal ini terdapat
pada perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat berkembang
menjadi ikan dewasa, ginjal ini menjadi tidak fungsional dan fungsinya
digantikan mesonefros.
2. Mesonefros, memiliki fungsi fungsi seperti opistonefros yang terdapat pada
embrio amniota.
Ginjal ikan terdiri atas dua bagian, yaitu ginjal dan saluran-salurannya:
1. Ginjal (ren), yang merupakan tipe ginjal mesonefros. Berjumlah sepasang,
memiliki bentuk yang tidak begitu jelas. Ginjal terletak di luar ruang
peritoneum, menempel di bawah tulang punggung dan memanjang dari
dekat anus menuju ke arah depan hingga mencapai ujung rongga perut.
2. Saluran-saluran ginjal,
a. Ureter (ductus mesonephridicus = saluran Wolffian), merupakan saluran
yang mengalirkan urin yang berasal dari ginjal. terletak di bagian pinggir
dorsal rongga tubuh dan menuju ke belakang.Pada ikan jantan, kedua
saluran ini tampak berupa tabung (tubulus) yang pendek, terentang dari
ujung belakang ginjal sampai kantong urin, sedangkan pada ikan betina,
saluran ini menuju ke sinus urogenitalia.

4
b. Vesica urinaria, atau disebut juga dengan kantong urin yang merupakan
lanjutan dari ureter kiri dan kanan, terletak di dekat anus dan berbentuk
seperti kantong kecil. kantong urin ini berfungsi sebagai tempat
penampungan urin sebelum dikeluarkan.
c. Urethra, berupa saluran pendekyang berasal dari vesica urinaria dan
menuju ke porus urogenitalia. urethra berfungsi sebagai saluran
keluarnya urin dari dalam tubuh.
Ginjal ikan berjumlah sepasang yang memanjang sepanjang dinding
dorsal abdomen, kanan dan kiri linea mediana. tubulus ginjal pada ikan jantan
telah mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis
dengan duktus mesonefridikus. Kemudian, duktus mesonefridikus ini menjadi
duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang
bermuara di kloaka.

Ginjal ikan Ginjal mesonefros pada ikan terdiri atas sekumpulan tubulus
yang di awal perkembangannya memiliki susunan yang bersegmen dan di akhir
perkembangannya tidak lagi bersegmen. Setiap tubulus, baik proksimal
maupun distal berupa susunan yang menggulung dan mengumpul arah
longitudinal yang disebut dengan duktus arkinefridikus. Setelah keluar
melewati kantung penampungan sisa hasil sistem pencernaan atau sistem
urogenital, bagian proksimal yang berupa beberapa tubulus mengumpul di
kapsul hemisfer sebagai kapsula Bowman pada glomerolus yang kemudian
kapsula dan glomerolus akan membentuk kapsula renalis. Proses pengeluaran
air, garam, dan sisa hasil metabolisme yaitu mengikuti aliran darah masuk ke
dalam kapsula dan mengalir ke dalam tubulus kemudian ke duktus

5
arkinefridikus dan berakhir ke luar tubuh di bagian kloaka. Sistem ini tidak
terjadi pada semua ikan, ada yang mengalami perubahan sesuai kebutuhan
hidup ikan, contohnya pada ikan hiu dimana fungsi duktus gonad dan ginjal
telah berkembang yang dilengkapi dengan duktus urinari (Permatasari, 2013).
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat
perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses
ekskresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan
keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya. Air garam cenderung
menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah dapat
menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan
besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki
kelenjar eksresi garam pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi
kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut
dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus
yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang
hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi
ke dalam aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada
ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk
menjaga over difusi (agar cairan tubuh tidak terlalu encer). Elasmobranchii,
tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus renalis yang besar dan
mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar (Ambeng, 2012).
Untuk mempertahankan homeostasis tubuhnya ikan melakukan
osmoregulasi. Sistem Osmoregulasi ialah sistem pengaturan keseimbangan
tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat
(perairan). Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang
dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan
melalui membran semi permeabel (proses osmosis) (Wahyuningtyas, 2012).
Pada ikan air tawar konsentrasi zat terlarut pada cairan tubuhnya sangat
berbeda dengan konsentrasi zat terlarut yang ada di lingkungannya. Di dalam
cairan tubuh ikan, konsentrasi zat-zat terlarut lebih tinggi daripada konsentrasi
zat terlarut yang ada di lingkungan. Hal tersebut menyebabkan masalah

6
osmotik bagi ikan-ikan air tawar, karena secara osmosis air berpindah dari
larutan yang konsentrasi zat terlarutnya rendah ke larutan yang konsentrasi zat
telarutnya lebih tinggi, sehingga secara konstan tubuh ikan akan kemasukan air
dari lingkungannya. Oleh karena itu, tubuh ikan diselimuti lendir untuk
mencegah masuknya air ke dalam tubuh ikan secara berlebihan. Namun, tidak
menutup kemungkinan juga jika tubuh ikan masih dapat kemasukan air dari
lingkungan dan ion-ion di dalam tubuhnya keluar melalui insang. Ikan air
tawar memperoleh kelebihan air melalui permukaan tubuhnya, khususnya
melalui insang dan air yang terkandung di dalam makanannya, sehingga ikan
air tawar tidak banyak minum kecuali yang terkandung dalam makanan. Selain
kelebihan air, ikan air tawar juga mengalami kehilangan zat-zat terlarut yang
ada di dalam urinnya (urin merupakan sampah yang dihasilkan melalui sistem
ekskresi). Demi menaga kestabilan tekanan osmotik cairan di dalam tubuhnya,
ikan air tawar secara terus menerus mengekskresikan air dalam jumlah besar.
dalam usaha mempertahankan keadaan tersebut, di dalam tubuh ikan air tawar
melibatkan kerja tiga sistem organ, antara lain sistem pencernaan untuk
mengambil ion-ion dari makanan; sistem respirasi yakni menggunakan insang
untuk mengambil ion-ion garam, khususnya Na+ dan Cl- ; serta ginjal yang
merupakan organ utama dalam sistem ekskresi yang bekerja secara konstan
menghasilkan urin encer dalam jumlah banyak (kadar zat terlarut pada urin
lebih rendah dibandingkan dengan yang ada pada cairan tubuh). Dengan cara
tersebut, maka ikan air tawar membuang kelebihan air dan mempertahankan
zat-zat terlarut yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat dilakukan ikan air
tawar karena ikan air tawar memiliki ginjal dengan glomerulinya yang
berkembang dengan baik untuk melakukan filtrasi dengan cara memproduksi
urin yang bersifat encer serta reabsorpsi selektif terhadap zat-zat terlarut
kembali ke kapiler tubuler (Permatasari, 2013).

7
Gambar : Osmoregulasi ikan air tawar
Mekanisme osmoregulasi pada ikan air laut berkebalikan dengan ikan air
tawar. Cairan tubuh ikan air laut bersifat hipoosmotik terhadap lingkungannya,
yaitu memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah daripada yang ada di
lingkungannya. Ikan air laut ini kehilangan air karena proses osmosis yang
terjadi melalui permukaan tubuhnya. Untuk mengganti air yang hilang tersebut
maka ikan air laut meminum banyak air laut (Permatasari, 2013). Urine yang
dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi. Ikan air laut memiliki
konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut cenderung
untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis melalui
kulit. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya.
Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‗minum‘air laut sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan
tubuh. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+ , K+ dan
Cl- , serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian
insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke
lingkungan luar. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk
mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan
air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah
glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada
ikan air tawar (Wahyuningtyas, 2012).
Adapun secara ringkas perbedaan osmoregulasi ikan air tawar dan laut
(Wahyuningtyas, 2012) :

Ikan Air Tawar Ikan Air Laut

Sedikit minum air Banyak minum air

Pengeluaran urine banyak, encer Pengeluaran urine sedikit, pekat

Mempertahankan garam dalam tubuh Aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya

2.1 SISTEM EKSKRESI PADA AMFIBI

8
Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan
memiliki saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di
kloaka. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak
seperti halnya pada ikan, juga menjadi salah satu organ yang sangat berperan
dalam pengaturan kadar air dalam tubuhnya. Kulit Amphibia yang tipis dapat
menyebabkan Amphibia kekurangan cairan jika terlalu lama berada di darat.
Begitu pula jika katak berada terlalu lama dalam air tawar. Air dengan sangat
mudah masuk secara osmosis ke dalam jaringan tubuh melalui kulitnya
(Anonim, 2012).
3.1 SISTEM EKSKRESI PADA REPTIL
Alat ekskresi pada reptilia adalah sepasang ginjal metanefros. Metanefros
berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada
stadium embrional menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vasika
urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria bermuara langsung ke kloaka
(Lubis, 2012). Bentuk ureter menyempit ke bagian posterior, ukurannya kecil,
dan permukaannya beruang-ruang. Selain ginjal, reptil memiliki kelenjar kulit
yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna mengusir musuh. Pada
jenis kurakura tertentu terdapat vesika urinaria tambahan yang juga bermuara
langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai organ respirasi. Vesika urinaria
tambahan berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura-kura betina, organ
respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan untuk
membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali (Ambeng,
2012).

Gambar : Sistem Ekskresi pada Reptil Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam
urat.

9
Asam urat ini tidak terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang
dihasilkan oleh Mammalia. Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai
air dalam volume yang besar. Asam urat tersebut dapat diekskresikan dalam
bentuk pasta berwarna putih. Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan
amonia. Misalnya, pada buaya dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan
memiliki kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan garam yang dikandung dalam
tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di dekat mata. Hasil ekskresi yang
dihasilkan berupa air yang mengandung garam. Ketika penyu sedang bertelur,
kita seringkali melihatnya mengeluarkan semacam air mata. Namun, yang kita
lihat sebenarnya adalah hasil ekskresi garam. Ular, buaya, dan aligator tidak
memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar
bersama feses melalui kloaka (Budiyanto, 2013).
4.1 SISTEM EKSKRESI PADA AVES
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak
memiliki vesika urinaria sehingga hasil ekskresi dari ginjal disalurkan langsung
ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga
metabolisme burung aktif. Tiap 1 ml jaringan korteks ginjal burung
mengandung 100 – 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini membentuk lengkung
Henle kecil. Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam
kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh.
Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka.
Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses (Budiyanto, 2013).

Gambar : Sistem Ekskresi pada Burung Burung memiliki sepasang ginjal


yang berwarna coklat.

10
Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin
pada bagian akhir usus (kloaka). Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka.
Tabung ginjal membentuk lekung Henle kecil. Di dalam kloaka terjadi
reabsopsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Burung
mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Jenis burung laut juga
memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Hal
tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan laut dengan
kadar garam tinggi. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga
hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Larutan garam mengalir ke
rongga hidung kemudia keluar lewat nares luar dan akhirnya garam menetes
dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki
kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna
untuk meminyaki bulu-bulunya (Romasah, 2012).
5.1 SISTEM EKSKRESI PADA MAMALIA
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen adalah ginjal.
a) Struktur ginjal
Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis).
Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang yaitu didalam rongga perut
pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah and berwarna merah
keunguan. Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal
sbelah kanan. Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks,
sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan
paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis
(Budiyanto, 2013).
Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron.
Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman,
glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu
tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul
dan lengkung henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah
bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan

11
berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks.
Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km
(Hidayah, 2012).

Gambar Anatomi Ginjal
b) Proses-proses di dalam Ginjal
Cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah
sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam
bentuk air seni (urin). Penyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi
tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan
pengumpulan (augmentasi) sebagai berikut (Gunawan, 2012).
1. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke
dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh
keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi.
Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap
air dan zat terlarut berukuran kecil sehingga dapat menyaring molekul-
molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul
Bowman disebut filtrat glomerulusatau urin primer. Dalam urin primer
masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.
2. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua
gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang
masih berguna tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang

12
terdapat di sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau
urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen
empedu yang memberi warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion
hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin
sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder
yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin.
Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal.
Dari rongga ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal
(ureter).
4. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih
akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga
timbul rasa ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran
kencing (uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan
pengeluaran air melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin,
badan kita tidak berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak
dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya,
pada waktu udara panas, badan kita banyak mengeluarkan keringat dan
jarang buang air kecil. Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar
teidiri atas (95%) air dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan
amonia. yang merupakan sisa-sisa perombakan protein: bermacam-
macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna empedu yang
menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang berlebihan di
dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.
Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung
protein, berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus.
Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap
kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
kerusakan pada tubulus ginjal, tetapi dapat pula disebabkan oleh

13
tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar
gula darah yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya proses pengubahan
gula menjadi glikogen, akibatnya produksi hormon insulin terhambat.
Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat
disimpulkan bahwa ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi
tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa
metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan
mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah (Gunawan, 2012).
c) Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin
Setiap hari ±1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring dan
membentuk 15—170 liter urin primer. Akan tetapi hanya 1 – 1.5 liter urin
yang kita keluarkan. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan
tiap harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut (Budiyanto, 2013).
 Zat-zat diuretik
Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh dan alkohol akan menghambat
reabsorpsi ion Na+. Sebagai akibatnya, konsentrasi ADH berkurang
sehingga rebasorpsi air terhambat dan volume urin meningkat. Itulah
sebabnya jika mengkonsumsi teh atau kopi, maka kita akan sering buang
air kecil. Pengeluaran urin secara berlebihan disebut diuresis.
 Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik diatas normal, maka kecepatan
respirasi meningkat. Ini menyebabkan pembuluh kutaneus melebar
sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat
volume air menurun, ADH dieksreksikan sehingga reabsorpsi air
meningkat. Disamping itu, peningkatan suhu merangsang pembuluh
abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi
menurun. Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran darah di
glomerulus mengurangi volume urin. Itulah sebabnya jika cuaca panas,
kita jarang buang air kecil.

14
 Volume larutan
Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin.
Jika kita minum air seharian, maka konsentrasi air di daerah menjadi
rendah. Hal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormon ini
meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urin turun.
 Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan atau penurunan volume
urin.
d) Gangguan pada Ginjal
Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan karena
berbagai hal antara lain : bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal/karena
pembentukan batu ginjal. Jenis-jenis kelainan akibat kerusakan salah satu
bagian ginjal adalah (Hidayah, 2012)
 Nefritis
Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat
alergi racun kuman biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis
ini seseorang akan mengalami uremia dan dedema.
 Batu ginjal
Terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga
ginjal, saluran ginjal dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam
ini akibat terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral dan sedikit
mengkonsumsi air.
 Albuminuria
Adalah ditemukan, albumin pada urin. Adanya albumin pada urin
merupakan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul
endothelium atau karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya substansi
seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat.
 Glikosuria
Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin
menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal

15
 Hematuria
Adalah ditemukan sel darah merah dalam urin. Disebabkan
peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu
ginjal.
 Ketosis
Adalah ditemukan keton didalam darah. Hal ini dapat terjadi pada
orang yang melakukan diet karbohidrat.
 Diabetes insipidus
Adalah suatu penyakit penderitanya mengeluarkan urin terlalu
banyak. Penyebab diabetes insipidus adalah kekurangan hormone ADH,
hormone ADH(anti diuretika) ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
bagian balakang.
Komposisi urin berpariasi tergantung jenis makanan serta air yang
diminumnya. Urin normal berwarna jernih transparan sedangkan warna kuning
muda urin berasal dari zat warna empedu. Urin normal pada manusia
mengandug air, urea, asam urat, amoniak, keratin, asam laktat, asam fospat,
asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam dapur, dan zat-zat yang
berlebihan didalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan.
Dilihat dari banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin tersebut,
ginjal merupakan alat pengeluaran utama. Fungsi ginjal antara lain adalah
sebagai berikut (Budiyanto, 2013) :
1) Membuang sisa-sisa metabolisme tubuh
2) Mengatur keseimbangan air dan garam dalam darah
3) Membuat zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan, bakteri
dan zat warna.
4) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan zat-
zat asam atau basa. Selain itu juga untuk membuang kelebihan bahan
makanan tertentu seperti gula dan vitamin.

16

Anda mungkin juga menyukai