Anda di halaman 1dari 7

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6

Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENGARUH PENDEKATAN STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY,
ENGINEERING, MATHEMATICS) TERHADAP PENGETAHUAN,
SIKAP DAN KEPERCAYAAN

Mairi Sukma

Program Studi Magister Pendidikan IPA PPs Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
E-mail: mairisukma@mhs.unsyiah.ac.id

Abstrak. Kajian konseptual ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan STEM
(Science, Technology, Engineering, Mathematics) terhadap pengetahuan, sikap dan
kepercayaan. Data dan informasi yang di dapatkan dari sumber informasi primer maupun
dikutip dari sumber sekunder. Dalam kajian ini dipilih 10 artikel dasar dengan tujuan
untuk dianalisis mengenai pendekatan pembelajaran STEM yang diterapkan pada siswa,
mahasiswa, guru dan dosen. Diantarnya ada 5 artikel Internasional dan 5 artikel
Nasioanal yang membahas dengan variabel yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa
Pendekatan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) dapat
mempengaruhi penilaian autentik siswa yang terdiri dari aspek kognitif, afektif,
psikomotrik, mengembangkan literasi informasi siswa. Pelatihan dengan pendekatan
STEM juga memiliki dampak terhadap pengetahuan, sikap, kepercayaan dan efikasi guru
atau fasilitator, meningkatkan motivasi dan hubungan siswa, namun belum ada penelitian
sebelumnya mengenai pengaruh pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics) dengan varibel pengetahuan, sikap dan kepercayaan. Diharapkan adanya
penelitian yang dilakukan dengan model pembelajaran mandiri dengan pendekatan
berbasis konsep sains, unsur lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Kata Kunci: Pengaruh, STEM, Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan.

Abstract. This conceptual study aims to determine the effect of the STEM approach
(Science, Technology, Engineering, Mathematics) on knowledge, attitudes and beliefs.
Data and information obtained from primary information sources as well as quoted from
secondary sources. In this study 10 basic articles were selected with the aim to be
analyzed regarding the STEM learning approach that is applied to students, students,
teachers and lecturers. There were 5 international articles and 5 national articles which
discussed different variables. This shows that the STEM learning approach (Science,
Technology, Engineering, Mathematics) can influence the authentic assessment of
students consisting of cognitive, affective, psychomotor aspects, developing student
information literacy. Training with the STEM approach also has an impact on the
knowledge, attitudes, beliefs and efficacy of teachers or facilitators, increasing student
motivation and relationships, but there has been no previous research on the influence of
STEM learning (Science, Technology, Engineering, Mathematics) with knowledge,
attitudes and trust. Research is expected to be carried out with an independent learning
model with an approach based on the concepts of science, environmental elements,
technology, and society.
Keywords: Effect, STEM, Knowledge, Attitudes, Beliefs.

PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah
pendidikan. Maju atau tidaknya sebuah Negara dilihat dari system pendidikan yang
diterapkan di Negara tersebut. Tuntukan jaman terhadap ilmu pengetahuan, teknologi,
teknik dan matematika yang semakin meningkat dan persaingan yang ketat di era

180
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
revolusi industry 4.0 ini mengharuskan sumber daya manusia (SDM) memiliki kualitas
yang baik dan professional. Menurut Subekti, dkk., (2018), Literasi informasi merupakan
salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan untuk mengembangkan
dan mendukung kesuksesan akademis, professional dan pribadi.
Pendidikan sains bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik untuk
menghadapi berbagai situasi dan mampu belajar lebih lanjut di masyarakat yang saat ini
dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi sehingga peserta didik dituntut agar
memiliki kemampuan literasi sains yang baik (Bahriah, 2012; Rashid, Ashgar, 2016;
Kurnia, dkk., 2014). Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk ikut berpartisipasi
aktif. Pengetahuan seharusnya dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima
secara pasif dari guru (Suparno, 1997).
Salah satu kendala dalam kurangnya kemampuan siswa Indonesia dalam
mencapai kompetensi adalah sebab strategi yang pembelajaran yang digunakan. Salah
satu pendekatan pembelajaran yang mampu menciptakan tenaga ahli professional adalah
pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Hal ini karena dalam
pembelajaran dengan pendekatan STEM siswa tidak hanya diajarkan secara teori saja,
tetapi juga praktik dalam bentuk proyek, sehingga siswa mengalami langsung proses
pembelajaran, dan ini sesuai dengan hakikat IPA (Rustaman, dkk., 2003). Di Indonesia,
pembelajaran STEM belum popular jika dibandingkan dengan di Negara maju seperti
Amerika Serikat dan Jepang. Pendekatan STEM dalam pembelajaran mampu melatih
siswa baik secara kognitif, keterampilan, maupun afektif (Septiani, 2016).
Pada umumnya, pengintegrasian pendidikan STEM dalam pengajaran dan
pembelajaran boleh dilakukan pada semua tingkatan pendidikan mulai dari sekolah dasar
sampai universitas. STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) merupakan
suatu pendekatan untuk pengajaran dan pembelajaran yang mengintegrasikan konsep
dan keterampilan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan metematika (Maryland, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian Shahali, dkk., (2015), negara Malaysia menggunakan
pendekatan STEM untuk meningkatkan kemampuan guru atau fasilitator STEM dalam
proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan, kepercayaan, dan sikap.
Pendidikan STEM adalah salah satu cara untuk membuat belajar lebih terhubung
dan relevan bagi siswa. Efektifitas STEM melibatkan siswa dalam diskusi, pengalaman,
penemuan untuk meningkatkan pengetahuan (Stohlmann, dkk, 2012). Subjek dalam
pendidikan STEM dapat melibatkan siswa, mahasiswa, guru atau dosen serta beberapa
kelas di perguruan tinggi. Penilaian atau assesmen mengandung arti mengambil
keputusan terhadap sesuatu berdasar atau berpegang pada ukuran baik atau buruk,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh (Anas, 2011).
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan pendekatan STEM
oleh Appianing dan Van Eck (2018) yang berjudul Development and validation of the
Value-Expectancy STEM Assessment Scale for students in higher education, Variable
bebas yaitu Value-Expectancy STEM Assessment Scale (VESAS) dan variable terikatnya
adalah VIES yaitu Value (nilai), Interest (minat), Expectations Scale (skala harapan).
Permasalahan pada penelitian ini adalah bidang sains, teknologi, teknik dan metematika
(STEM) dianggap sebagai pendorong inovasi ekonomi di Amerika Serikat (AS). Namun
faktanya banyak siswa di AS meninggalkan jurusan STEM pada perguruan tinggi setelah
menyatakan niat mereka untuk mengambil jurusan STEM. Daya saing jurusan itu
merupakan predictor yang lebih besar untuk beralih dari IPK atau gender sebab adanya
perbedaan nilai dan kinerja antara kelas STEM dan non STEM. Shahali, dkk., (2015) yang
memiliki variable bebas yaitu BITARA-STEM dan variable terikatnya adalah pengetahuan,
kepercayaan, sikap, dan kehandalan dan STEM terpadu. Permasalahan pada penelitian ini
adalah sebab penilaian internasional pada kinerja siswa Malaysia dalam sains dan
matematika menunjukkan kinerja rendah sehingga dilaksanakan pelatihan BITARA-STEM
untuk meningkatkan kemampuan guru STEM atau fasilitator untuk mengajarkan
pendidikan STEM terpadu serta untuk meningkatkan pengetahuan, kepercayaan, sikap
pada pengajaran STEM terintergrasi

181
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penelitian yang dilakukan oleh Chittum, dkk., (2017) dengan Variable bebas yaitu
STEM dan variable terikatnya adalah Motivation and Engagement. Satu faktor yang
sangat berpengaruh pada ketekunan STEM dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi
dan hubungan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh
Studio STEM terhadap keyakinan siswa tentang sains, perbedaan dengan teman yang
tidak berpartisipasi dan untuk menguji studi kasus dari salah satu penerapan Studio
STEM untuk melihat elemen kurikulum yang memotivasi siswa dalam keterlibatan
program STEM. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Familiasari, dkk., (2016)
adalah Pengembangan SSP (Subject Specifict Pedagogy) Berbasis STREAM (Science,
Technology, Religion, Engineering, And Mathematics) yang bertujuan untuk memodifikasi
pendekatan STEM menjadi STREAM. Untuk menerapkan pendekatan proses pendekatan
tersebut dalam pembelajaran maka dikembangakan SSP berbasis pendekatan STREAM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R & D)
yang di adaptasi dari model 4D.
Subekti, dkk., (2018) melakukan studi literatur tentang Mengembangkan Literasi
Informasi Melalui Belajar Berbasis Kehidupan Terintegrasi STEM untuk Menyiapkan Calon
Guru Sains dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Literasi informasi merupakan
salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan untuk mengembangkan
dan mendukung kesuksesan akademis, professional dan pribadi. Pendidikan STEM
memiliki banyak manfaat potensial bagi individu dan bangsa secara keseluruhan.
Konseptualisasi kapabilitas bagi calon guru IPA dalah suatu kepercayaan individu (self
efficacy) dalam menerapkan konsep teoritis bidang keilmuan IPA, teori pedagogic,
karakteristik perkembangan peserta didik, dan membangun kemampuan kinerja (berpikir
kritis, penyelesaian masalah, komunikasi, kolaborasi, dan penguasaan teknologi digital)
melalui pengalaman empiris, serta sikap (tanggung jawab) yang memperhatikan dan
menerapkan budaya baik bangsa Indonesia (gotong royong, bhineka tunggal ika, sopan
santun) dalam situasi yang sudah dikenal maupun situasi baru. Metode dalam jurnal ini
adalah review literature yang berisi kajian tentang Literasi Informasi, Keterampilan Riset,
Belajar Berbasis Kehidupan, STEM Education, Kompetensi Calon Guru Sains dan Revolusi
Industry 4.0.
Utami, dkk., (2017) melakukan penelitian tentang Pengembangan STEM-A
(Science, Technology, Engineering, Mathematic And Animation) Berbasis Kearifan Lokal
Dalam Pembelajaran Fisika dengan permasalahan pada penelitian ini adalah untuk
menunjukkan STEM yang berkualitas tinggi maka harus mencakup integrasi teknologi dan
teknik menjadai ilmu pengetahuan dam matematika, pendekatan kolaboratif terhadap
belajar serta menghubungakan siswa dan pendidikan STEM. Sedangkan Mustari (2016)
melakukan Pengembangan Instrumen Ranah Kognitif Pada Bahasan Fluida Statis,
disebabkan guru hanya menggunakan instrument penilaian berupa perangkat tes kognitif
yang digunakan dari tahun ketahun serta belum ada pembaharuan sehingga guru belum
mengetehui validitas konstruk dan kualitas dari tes kognitif yang digunakan sebagai
instrument kemampuan berpikir peserta didik.
Namun Jirana, dkk., (2016) melakukan Pengembangan Assesmen Afektif
Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Mata Pelajaran Biologi. Salah satu penilaian yang
mutlak dalam proses pembelajaran adalah penilaian afektif. Dua hal yang berhubungan
dengan penilaian afektif yang harus dinilai yaitu kompetensi afektif dan sikap serta minat
peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Mujtaba, dkk., (2018)
melakukan penelitian berjudul Students’ science attitudes, beliefs, and context:
associations with science and chemistry aspirations. Permasalahan pada penelitian ini
adalah tentang aspirasi sains siswa dengan memberikan perspektif baru dengan focus
kepada siswa yang berlatar belakang kurang mampu sebab terus belajar kimia dan IPA
(yang mungkin atau mungkin tidak seperti cara belajar siswa yang beruntung). Faktanya
menunjukkan bahwa percapaian siswa kurang mampu lebih rendah dengan jumlah
keluarga lebih besar dari rata-rata yang memiliki social ekonomi rendah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk membedakan pengaruh relative latar belakang siswa, aspek

182
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
konteks pengajaran dan pembelajaran mereka, dan sikap dan keyakinan mereka sendiri,
yang pada dasarnya bertujuan untuk membedakan antara faktor-faktor yang mungkin
dapat diubah atau dipengaruhi oleh guru atau intervensi (dan faktor-faktor yang mungkin
tidak. Kinay dan Karatas (2017) melakukan penelitian dengan judul The Investigation of
the Relationship between Teachers’ Beliefs towards Learning and Beliefs towards the
Standard Tests, dengan permasalahan pada penelitian ini adalah tentang keyakinan guru
terhadap pembelajaran dan tes standar, keyakinan guru tradisional dan konstruktivis
terhadap tes standar yang signifikan, dan hubungn keyakinan guru terhadap
pembelajaran dan tes standar. Guru memiliki keyakinan belajar konstruktif namun dalam
pendekatan konvensional siswa tidak aktif dalam membuat pengetahuan bermakna
sehingga tingkat pencapaian siswa rendah. Salah satu keyakinan yang harus
diperhitungkan selama proses belajar-mengajar adalah keyakinan para guru terhadap
evaluasi.

PEMBAHASAN

Penelitia Appianing & Van Eck (2018) dengan sampel pada penelitian ini adalah
356 mahasiswa perempuan dari sebuah Universitas riset Midwestern. Kerangka
samplingnya terdiri dari dua kelompok mahasiswa sarjana dan pascasarja yang dipilih
secara acak oleh kantor penelitian informasi lembaga dari sebuah universitas di bagian
Midwest AS pada program semester musim semi 2016. Analisis factor konfirmatori
menyarankan model dua factor yaitu model Value-Expectancy Eccles. Hasil penelitiannya
menyatakan, “the VESAS appears to be a valid scale for measuring, female college
students’ value for and expectations regarding STEM majors”. Maksudnya bahwa
instrument VESAS adalah instrument yang valid untuk mengukur nilai dan ekspektasi
mahasiswa perguruan tinggi tentang jurusan STEM pada mahasiswi. Penelitian Shahali,
dkk., (2015) yang dilakukan dari 18 hingga 21 Februari 2014 di Fakultas Pendidikan
Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Instrument yang digunakan adalah kuesioner
yang terdiri dari 29 item, instrument STEBI dengan 10 item dan skala Likert-type lima
poin dengan 11 item dan hasil penelitian menunjukkan bahwa program pelatihan BITARA-
STEM memiliki hubungan yang signifikan antara pengetahuan peserta tentang pengajaran
STEM Terintegrasi dengan persepsi kehandalan untuk mengajar STEM dan sikap peserta
dalam pembelajaran STEM terintegrasi dengan kepercayaan terhadap STEM.
Penelitian Chittum, dkk., (2017) yang mana penelitian ini dilakukan saat semester
musim panas 2012-2013 pada sekolah K-7 di Southwest Virginia yang terdapat di
pedesaan. Sample pertama terdiri dari 102 siswa kelas lima, enam dan tujuh yang tidak
terdaftar di Studio STEM (50% dari masing-masing sekolah terdiri dari 58,8% perempuan
dan 41,2% laki-laki) yang terlibat dalam konsep dan praktik STEM. Sampel kedua adalah
19 siswa yang berpartisipasi dalam Studio STEM di salah satu sekolah K-7 pada semester
musim semi 2013 (50% dari masing-masing jenis kelamin; delapan di kelas lima, lima di
kelas enam, dan satu lagi di kelas tujuh). Sampel ini mewakili tingkat respons 87,5% dari
grup Studio STEM. Instrument yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner
keyakinan sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat termotivasi di Studio
STEM dan bahwa pengalaman memiliki dampak positif terhadap persepsi mereka tentang
sains sebagai sebuah bidang. Studio STEM muncul untuk menghentikan penurunan
keyakinan motivasi siswa tentang sains yang biasanya terjadi selama tahun-tahun
sekolah menengah, menunjukkan bahwa program afterschool dapat menjadi salah satu
cara untuk membantu siswa mempertahankan motivasi mereka dalam sains. Hasil kajian
pustaka Subekti, dkk., (2018) adalah mengenai literasi informasi, keterampilan riset,
belajar berbasis kehidupan, STEM Education, kompetemsi calon guru sains, dan revolusi
industry 4.0 adalah perubahan dunia yang memasuki era revolusi indutri 4.0 sehingga
literasi informasi merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dan mendukung kesuksesan akademis, professional,
dan pribadi. Life-based learning dan pendidikan STEM juga berkontribusi bagi

183
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat secara seimbang dan harmonis, sehingga
menjadi daya manusia yang andal. Kapabilitas (keterampilan, pengetahuan, dan sikap)
suatu karakter menyeluruh yang lebih mudah dikenali daripada didefinisikan.
Utami, dkk., (2017), Hasil penelitian mengungkapkan bahwa media animasi dapat
menghadirkan sesuatu yang abstrak untuk meningkatkan pemahaman konsep dan
kearifan local merupakan hasil warisan budaya dari leluhur. Penelitian ini menggunakan
metode Quasi Experiment dengan desain penelitian One group pretest-posttest design.
Instrumen penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kemudahan, dan
daya pembeda. Sample penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 di salah satu
Perguruan Tinggi di Kota Serang. Teknik untuk menentukan reliabilitas adalah teknik
korelasi product moment angka kasar. Penelitian yang dilakukan sebanyak lima kali
pertemuan didapat hasil bahwa terjadinya peningkatan pemahaman konsep mahasiswa
setelah diterapkannya pembelajaran STEM-A dengan memanfaatkan material panas yang
terdapat pada batu kawung. Mustari (2016), Hasil dalam penelitian pengembangan ini
berupa prodak instrumen authentic assessment Fisika Pokok Bahasan Fluida Statis
SMA/MA yang berupa prodak assesmen kognitif berupa tes pilihan gandaki dan tes
uraian. Jirana, dkk., (2016), Hasil penelitian membahas mengenai validasi rubric penilaia
afektif dan uji koefisien realiabillitas Alpha Cronbach penilaian afektif. Dapat disimpulkan
bahwa data yang dihasilan adalah valid dan reliable yang dibuktikan dengan adanya
koefisien korelasi dari perangkat penilaian kognitif, penilaian psikomotorik dan penilaian
afektif lebih besar dari 0,30 dan nilaia signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi 5%.
Dan berdasarkan uji reliablel secara empirik dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach
diperoleh nilai koefisien korelasi perangkat penilaian 0,70.
Hasil penelitian Mujtaba, dkk., (2018) adalah bahwa keyakinan terhadap sains
adalah Setuju dengan nilai rata-rata 2,95, minat siswa juga positif dengan nilai rata-rata
2,80, nilai keyakinan konsep diri adalah 2,50, dan nilai keterlibatan yang terjadi dalam
kegiatan ekstrakulikuler sains adalah 1,70 “kadang-kadang”. Bahwa untuk meningkatkan
aspirasi Sains/kimia siswa yang kurang mampu adalah sangat kuat kaitannya dengan
motivasi ekstrinsik, minat intrinsic mereka dalam sains dan dukungan serta dorongan
untuk belajar sains sehingga dapat diterapkan pendekatan pengajaran yang melibatkan
siswa dan meningkatkan kesadaran mereka tentang manfaatnya. Kinay dan Karatas
(2017), Sampel pada penelitian ini terdiri dari 659 guru yang dipilih secara acak dari
berbagai perwakilan sekolah yang berbeda. Distribusi guru perempuan sebanyak 353
orang dan laki-laki sebanyak 353 orang, dan menurut tingkat sekolahnya adalah guru TK
sebanyak 27 orang, guru SD sebanyak 169 orang, guru SMP sebanyak 315 orang, guru
SMA sebanyak 148 orang. Instrument yang digunakan adalah Belief Scale Towards
Learning (BSTL) dan Beliefs about Standarized Tests Scale (BSTC) yang merupakan skala
5-Likert yang terdiri dari 34 item dan 4 dimensi. Dimensi pertama terdiri dari 11 item
"Konstruktivis Sosial"; dimensi kedua adalah "Tradisional", yang terdiri dari 9 item;
dimensi ketiga adalah "Constructivist Kognitif" yang terdiri dari 6 item dan dimensi
keempat adalah dimensi "Radical Constructivist" yang terdiri dari 8 item. Analisis data
menggunakan frekuensi dan persentase untuk sampel dalam penelitian. Uji rata-rata dan
standar deviasi, Pearson Correlation, analisis regresi berganda yang dipaketkan dalam
SPSS Statistik 2.0. Hasil penelitian dan kesimpulan menunjukkan bahwa keyakinan guru
dalam pembelajaran cenderung konstruktivis dan keyakinan terhadap tes standar adalah
negative, guru yang yakin mengajar secara konvensional lebih yakin (positif) dalam tes
standar. Sehingga guru dan calon guru sebaiknya menggunakan metode kualitatif dalam
mengevaluasi siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip
konstruktivisme.

184
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN

Berdasarkan kajian konseptual yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


bahwa:
1. Pendekatan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics)
dapat mempengaruhi penilaian autentik siswa yang terdiri dari aspek kognitif, afektif,
psikomotrik, mengembangkan literasi informasi siswa,
2. Pelatihan dengan pendekatan STEM juga memiliki dampak terhadap pengetahuan,
sikap, kepercayaan dan efikasi guru atau fasilitator, meningkatkan motivasi dan
hubungan siswa.
3. Instrumen yang efektif digunakan dengan menggunakan pendeekatan STEM yaitu
SSP (Subject Specifict Pedagogy) Berbasis STREAM (Science, Technology, Religion,
Engineering, And Mathematics), Value-Expectancy STEM Assessment Scale,
Instrumen Ranah Kognitif, Assesmen Afektif,

DAFTAR PUSTAKA

Appianing, J., & Van Eck, R. N. 2018. Development and validation of the Value-
Expectancy STEM Assessment Scale for Students In Higher Education. International
Journal of STEM Education, 5(1): 1–16. https://doi.org/10.1186/s40594-018-0121-
8
Bahriah, E. S. 2012. Pengembangan Multimedia Interaktif Kesetimbangan Kimia untuk
Meningkatkan Literasi Sains Siswa (Doctoral dissertation, Tesis S2 UPI Bandung.
Chittum, J. R., Jones, B. D., Akalin, S., & Schram, Á. B. 2017. The Effects Of An
Afterschool STEM Program On Students’ Motivation And Engagement. International
Journal of STEM Education, 4(1): 11. https://doi.org/10.1186/s40594-017-0065-4
Familiasari, I., Priyambodo, E. 2016. Pengembangan SSP (Subject Specifict Pedagogy)
Berbasis STREAM (Science, Technology, Religion, Engineering, and Mathematics)
Untuk SMK Pada Materi Pokok Sel Volta. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol.
06(6).
Jirana, dkk. 2016. Pengembangan Assesmen Afektif Pembelajaran Berbasis Proyek Pada
Mata Pelajaran Biologi Siswa SMA Negeri 2 Majene. Education and Human
Development Journal, 1(1).
Kinay, I., & Karatas, K. 2017. The Investigation of the Relationship between Teachers’
Beliefs towards Learning and Beliefs towards the Standard Tests. Online
Submission, 3(September), 3. https://doi.org/10.5281/zenodo.996497
Kurnia, F., & Fathurohman, A. 2014. Analisis bahan ajar fisika SMA Kelas XI di kecamatan
indralaya utara berdasarkan kategori literasi sains. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran
Fisika, 1(1): 43-47.
Maryland 2012. Maryland State STEM Standards of Practice (Draft). Maryland State
Departement of Education Preparing World-Class Students. Accepted by the
Maryland State Board of Eucation.
Mujtaba, T., Sheldrake, R., Reiss, M. J., & Simon, S. 2018. Students’ science attitudes,
beliefs, and context: associations with science and chemistry aspirations.
International Journal of Science Education, 40(6): 644–667.
https://doi.org/10.1080/09500693.2018.1433896
Mustari, M. 2016. Pengembangan Instrumen Ranah Kognitif pada Pokok Bahasan Fluida
Statis SMA/MA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1): 121.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i1.112
Rashid, T., & Muhammad, H. 2016. Technology Use, Self-Directed Learning, Student
Engagement And Academic Performance : Examining The Interrelations. Computers
in Human Behavior, 63, 604–612. https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.05.084
Rustaman, N. Y., dkk 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jurusan Pendidikan
Biologi. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

185
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV ISBN 978-602-50939-0-6
Banda Aceh, 30 Oktober 2018 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Septiani, A., Biologi, M. P., Indonesia, U. P., Proses, K., Proyek, P., & Sains, I. K. 2016.
Penerapan Asesmen Kinerja Dalam Pendekatan Stem (Sains Teknologi Engineering
Matematika) Untuk Mengungkap Keterampilan Proses Sains, Prosiding SNPBS
(Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) UMS, 654–659.
Shahali, E. H. M, Halim, L., Rasul, S & Rahim, Z. I. F. (2015). Bitara-STEM (TM) Training
of Trainers ’ Programme : Impact on Trainers ’ Knowledge , Beliefs , Attitudes and
Efficacy BITARA-STEM TM TRAINING OF TRAINERS ’ PROGRAMME : IMPACT ON
TRAINERS ’ TOWARDS INTEGRATED STEM, (January).
Stohlmann, M., Tamara, J. M., Gillian, H. R., 2012. Considerations for Teaching
Integrated STEM Education. Journal of Pre-Collage Engineering Education Research
(J-PEER). 2(1): 28-34.
Subekti, H., Taufiq, M., Susilo, H., Ibrohim, & Suwono, H. 2018. Mengembangkan Literasi
Informasi Melalui Belajar Berbasis Kehidupan Terintegrasi STEM untuk Menyiapkan
Calon Guru Sains dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0: Revieu Literatur.
Education and Human Development Journal, 3(1): 81–90.
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstuktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Utami, I. S., dkk. 2017. Pengembangan STEM-A (Science, Technology, Engineering,
Mathematic And Animation) Berbasis Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran Fisika.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BIRuNi, 06(1): 67-73

186

Anda mungkin juga menyukai