planlet
Transplanting/pemindahan ke lapang
• Daun
• Petiol (tangkai
daun)
• Stamen
• Antera, polen
• Ovary (bakal buah)
• Kotiledon
• Radikula
• Nuselus
• Endosperma
• Aksis bunga
• Aksis embrio
• Umbi, umbi lapis
• Tunas aksilar
• Meristem
• Nodus (ruas)
• Tangkai bunga
• Suhu
• Panjang pencahayaan
• Intensitas cahaya
• Media (hara makro, hara mikro, vitamin, sumber
karbon, ZPT, bahan pemadat)
• pH media
• Konsistensi media; padat, semi padat, cair
• Tambahan: antioksidan, asam amino, senyawa
organik kompleks
Sering juga disebut Bioteknologi tanaman karena
lebih menekankan kepada aspek rekayasa sel dan
jaringan tumbuhan Aplikasi teknik kultur jaringan
yang lain diantaranya:
1. Keragaman somaklonal.
2. Somatik embriogenesis.
3. Embryo resque.
4. In vitro feritilization.
5. Flowering in vitro
6. Kultur haploid.
7. Fusi protoplast
• Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik
yang berasal dari sel somatik (sel tubuh), jika sel
dalam jarigan termutasi dan ditumbuhkan akan
menjadi tanaman yang berbeda degan induknya
• Teknik keragaman somaklonal 1.
• Eksplan induksi Kalus dengan ZPT (auksin
misalnya 2.4 D) regenerasi planlet seleksi
varietas baru
• Pada teknik ini keragaman disebabkan karena
pembelahan sel lebih cepat dibandingkan dengan
replikasi DNA sehinga terdapat sel yg mengalami
delesi, duplikasi, translokasi sehingga sifat
tanaman berubah keragaman
• Eksplan direndam mutagen regenerasi planlet seleksi
tanaman varietas baru
• Mutagen adalah zat atau benda yang bisa menyebabkan
mutasi, jika eksplan terdedah mutagen maka akan mengalami
perubahan sususnan DNA tanaman tersebut.
• Mutagen fisik : ion, radiasi sinar gama, sinar UV, sinar kosmik,
sinar
beta, sinar alfa, sinar X,
• Mutagen kimia :, Ethil methane sulfonat (EMS), sodium azide,
formalin, ZPT tertentu misalnya 2,4 D. (mutasi pada sususnan
DNA) kolkisin, oryzalin, vinblastin (mutasi pada poliploidi DNA
• Selain mutagen fisik dan kimia, agen biologis bisa meyebakan
mutasi contohnya transposon, virus dan bakteri misalnya
Agrobacterium tumefaciens dan Agrobacterium Rhizogenes
•
1. Bioteknologi tanpa insersi (masuk) gen asing
Kultur sel dan jaringan kultur embryo (embrio
zigotik, embrio somatik) , kultur endosferm,
kultur haploid, kultur sel/jaringan kimera,
fertilisasi in vitro
Variasi somaklonal penggunaan ZPT dengan
konsentrasi tinggi melalui tahap kalus
misalnya auksin 2,4 D
Penggunaan mutagen fisik, radiasi, kimia,
biologi (dikombinasikan dengan kultur jaringan)
2. Bioteknologi dengan insersi (masuk) gen asing.
- Fusi protoplas jika spesies berbeda
- Rekayasa genetika fisik, kimia, biologi
Pemuliaan Mutasi (Mutation Breeding)- Bbiogen
Variasi Somaklonal melalui Teknik In Vitro dengan
Iradiasi Sinar Gamma
Regenerasi :
MS + BAP (0; 0.1; 0.5; 1.0 mg/l
MS + Kin (0; 0.1; 0.5; 1.0 mg/l)
Planlet
Perkembangan Pemuliaan Tanaman Gandum Kementerian
Pertanian
di Indonesia
Pemuliaan Mutasi (Mutation Breeding)
Variasi Somaklonal melalui Teknik In Vitro dengan
Iradiasi Sinar Gamma
2,4-D 3
2,4-D5
heart
torpedo
Asep Rodiansah
• Teknik kultur jaringan yang merupakan upaya penyelamatan embryo dari keadan abortus, gugurnya embryo terjadi
karena saat fertilisasi embryo terbentuk tapi endosferm tidak terbentuk terjadi inkompatibilitas antar genus,
akibatnya embryo mengalami hambatan distribusi makanan, sehingga embrio tidak berkembang dan gugur.
• Inkompabilitas tidak menghasilkan biji embryo rescue alternatif pemecahan masalah untuk menumbukan
embrio menjadi tanaman utuh
• Meningkatkan keberhasilan persilangan interspesifik
• Menambah keragaman genetika hasil persilangan bisa dilakuan persilangan dengan takson yang lebih tinggi
masih dari satu famili (distance hybridization)
• Kelemahan belum berhasil persilangan dengan takson yang lebih tinggi dari famili yang berbeda
Hasil Embryo Resque Yang Berhasil
• Padi Oryza minuta (tetraploid, resisten serangga dan hawar
daun) X Oryza sativa padi yg tahan serangga dan hawar daun
(Jena & Khush, 1986,1989).
• wheat x barley (Koba et al ., 1991)
• wheat x rye (Oettler, 1984 ; Kaltiskes &Gustafson, 1986)
• Lycopersicum esculentum X Lycopersicum peruvianum tomat
resistant penyakit dan serangga
• Thinopyrum scirpeum X Triticum aestivum gandum tahan
salinitas tinggi
• oat x maize (Rines & Dahleen, 1990),
• wheat x maize (Laurie et al ., 1990),
• Lolium x Festuca (Morgan & Thomas, 1991),
• Hordeum x Elymus (Lu & Von Bothmer, 1990 ; Balyan &
Fedak, 1991)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan Embryo rescue
• Umur embrio in vivo berbeda-beda tergantung spesies
yang disilangkan, biasanya 10-20 hari setelah polinasi untuk
tanaman serealia (Sharma et all, 1996), 50-75 hari setelah
anthesis pada Carica Sp.
• Ukuran embrio kurang dari 0.5 mm gagal berkembang
• Ukuran eksplan kadang embrio harus ditanam beserta
dengan ovariumnya.
• Medium kultur harus disesuaikan dengan perkembangan
media, kandungan gula bisa mencapai 18 %. Sering
ditambahkan glycine, thiamine, pyridoxine, ascorbic
acid,adenine, nicotinic acid, succinic acid and pantothenic
acid, air kelapa, yeast estract dan kasein hydrolisat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Embryo rescue
Dua tanaman
double
haploid
SHIKONIN
METABOLIT SEKUNDER
Mr. Frosty
42 oC
Water-bath
Regrowth Thawing Liquid N2
• Zat kimia yangbersifat melindungi dengan
mengurangi luka pada sel selama pembekuan
atau pelelehan.bisa masuk kedalam sel dan
bisa dikeluarkan pada saat aktivasi objek
yang disimpan
• Mekanisme Cryoprotektan
– Bersifat koligatif
– Mengurangi efek dari konsentrasi garam pada saat
penaikan temperatur
– Bersifat buffer terhadap garam pada saat suhu
rendah
Dimethyl Sulfoxide Dimethyl Sulfone
(DMSO) (DMSO2)