DISUSUN OLEH :
ERA FIZIRA : 19100915302107
Pencucian Protoplas
Protoplas murni hasil pengapungan dimasukkan ke dalam tabung
sentrifus yang berisi 2-5 ml larutan pencuci (0,5 M manitol + 0,5 mM CaCl2)
menghasilkan protoplas yang viabel dengan jumlah yang tinggi (105). Hal ini
terlihat dari bentuk protoplas yang bulat sempurna.
Jumlah protoplas paling banyak dihasilkan oleh kultivar Kopek (14,27 x
105 protoplas/g daun), diikuti oleh kultivar Dourga (14,07 x 105) dan Medan
(12,91 x 105). Jumlah protoplas yang dihasilkan kultivar Kopek dan Dourga
tidak terlalu berbeda, sedangkan rata-rata jumlah protoplas kultivar Medan lebih
sedikit dibanding kultivar Kopek dan Dourga. Perbedaan tersebut diduga karena
daya tumbuh kultivar Medan dalam media perbanyakan lebih lambat dibanding
kultivar Kopek dan Dourga, serta luas daunnya juga lebih kecil. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Purwito (1999) pada tanaman kentang; tanaman yang
mempunyai daya tumbuh cepat dan berdaun lebar menghasilkan protoplas yang
lebih banyak dibanding tanaman yang daya tumbuhnya lemah. Sihachakr (1998)
dapat mengisolasi protoplas S. melongena cv Dourga dan S. aethiopicum gr
aculeatum dengan jumlah yang tinggi menggunakan metode dan komposisi
enzim yang sama.
Kultur protoplas
Protoplas hanya dapat membentuk dinding sel pada media yang
diinkubasi dalam keadaan tanpa cahaya, baik pada media KM8P maupun VKM
dengan pe- nambahan 0,2 mg/l 2,4-D + 0,5 mg/l zeatin + 1 mg/l NAA. Kultur
protoplas yang disimpan dengan pem- berian cahaya 1.000 lux selama 12
jam/hari tidak dapat membentuk dinding sel.
a b
c d
Gambar 2. Tahapan pertumbuhan protoplas terung sampai terbentuk mikrokalus; a = protoplas hasil isolasi,
b = protoplas yang telah membelah, c = mikrokalus, dan d = mikrokalus pada media regenerasi.
Fig. 2. Growth and development of eggplant protoplast to microcalli; a = freshly isolated protoplast, b =
cell division, c = microcalli, and d = microcalli in regeneration medium.
PERTANIAN ORGANIK
Tanaman terong dalam bahasa latinnya Solanum melongena, adalah
tanaman sayuran yang dapat hidup sampai 1 tahun dalam sekali tanam. Tinggi
tanaman dapat mencapai 160 cm ditanah yang subur, tanah humus. Tanaman
terung dimanfaatkan buahnya sebagai sayur atau lalapan. Terdapat banyak
ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal seperti
terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan hingga terong impor
seperti terong Jepang. Bentuk dan warna buah terong cukup beragam ada yang
putih, hijau hingga ungu. Bentuknya pun ada yang bulat, lonjong besar, hingga
lonjong dengan ujung lancip.
Syarat tumbuh tanaman terong yakni : beriklim tropis, didataran rendah
hingga tinggi mencapai 1200 m dpl. Tanah yang ideal untuk budidaya terong
adalah tanah lempung, lempung berpasir, berhumus yang mengandung cukup
kandungan unsur hara. Tata laksana air yang baik, Ph tanah antara 5,6-7. Suhu
optimal pertumbuhan antara 25–30 derajat celcius.
Prospek budidaya tanaman terong sangat baik dan sudah banyak petani
yang mengusahakannya namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini
disebabkan karena Teknik budidaya yang belum optimal diterapkan
Teknis Budidaya Terong
Persiapan Lahan
Tanah digemburkan dengan di cangkul/di bajak sedalam 20 cm–30 cm.
Sebelumnya campurkan pupuk kandang dari kotoran ayam dengan
menggunakan trichoderma sp. Fungsi dari Trichoderma sp sebagai organisme
pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan
tanaman. Trichoderma sp dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran
racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan
Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium
monilifome, sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil. Trochoderma sp
ditambahkan 100 gram ke dalam 20-50 kg pupuk kandang ayam. Kemudian
tebarkan kotoran ayam yang telah di campur Trichoderma sp sebanyak 5 ton/ha,
kemudian dibuat bedengan dengan tinggi 25 cm – 30 cm, lebar bedengan 85
cm – 95 cm, jarak bedengan 50 cm–60 cm.
Permukaan bedengan dibuat melengkung agar mulsa dapat menutupi
bedengan dengan rapat. Kemudian pasang mulsa pada bedengan dengan
ukuran 110 cm – 120 cm. Mulsa berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah,
mengendalikan pertumbuhan gulma, mengurangi resiko terhadap hama dan
penyakit memantulkan cahaya matahari ke buah/tanaman agar tetap bersih dari
embun dan air hujan.
Penyemaian Benih Terong
Benih yang baik untuk budidaya terong memilki daya tumbuh di atas
75%. Dengan benih seperti itu, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai
300-500 gram. Sebelum ditanam di lahan terbuka, benih terong sebaiknya
disemaikan terlebih dahulu.
Wadah semai yang perlu disediakan adalah kotak kayu, atau polybag
berukuran 10 x 12 cm² (berdiameter 5 cm) atau gelas aqua yang sudah dilubangi
bagian bawah sisi kiri dan kanan sebanyak 3-4 lubang. Masukan media semai
berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1:3
kedalam wadah persemaian. Bila tanahnya berliat bisa ditambah pasir.
Sebelum disemai, biji/benih terung direndam dahulu di dalam air hangat
(50°C) selama 1 jam. Kemudian biji/benih yang sudah direndam dibenamkan di
dalam media semai kotak kayu dengan jarak 1-3 cm. Bila menggunakan polybag
atau gelas aqua biji dibenamkan 1-2 biji per polybag atau per gelas aqua. Tutup
biji dengan lapisan tanah tipis atau kompos.
Biji yang telah dibenam disiram sampai basah kemudian ditutup dengan
daun pisang selama 3-5 hari. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian.
Penyiraman dilakukan setiap hari. Bila bibit terung sudah berumur 6 minggu
(1,5 bulan) atau sudah memiliki daun 4-5 helai, bibit tersebut sudah siap untuk
ditanam di bedengan.
Penanaman Terong
Penanaman dilakukan setelah tanah lokasi bibit sudah disiram terlebih
dahulu. Dalam hal ini penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Adapun Langkah-langkah dalam penanaman yakni :
Genangi parit dengan air setinggi bedengan, kemudian kurangi air
hingga ½ dari tinggi bedengan.
Lubangi mulsa dengan jarak 50 cm X 60 cm,
Masukan bibit yang sudah berumur 25 hari atau sudah berdaun 4 helai
kedalam lubang mulsa,
Bila bagian bawah polybag sudah berlubang langsung masukan bibit
beserta polybagnya atau di robek agar akar dapat berkembang ketanah.
Kemudian tutup dengan sedikit tanah dan padatkan.
Pemupukan Terong
Pemupukan Dasar
Pemupukan ini dilakukan pada saat olah tanah sebelum bedengan
dikerjakan, agar pupuk dasar terpendam dalam bedengan. Komposisinya :
Phonska 120 kg/ha, ZA 150 kg/ha, phospat 100 kg/ha.
Pemupukan Lanjutan 1
Pemupukan ini dilakukan pada saat tanaman umur 7 hst – 30 hst, dengan
cara campuran air dan pupuk dikocorkan kelubang tanaman dengan takaran
200ml – 250 ml setiap lubang tanaman. Komposisi : NPK 35 – 45 kg/ha,
insektisida berbahan aktif karbofuran 7kg/ha.
Pemupukan ini dilakukan 1 minggu sekali. Untuk pemupukan minggu 2,
3, dan 4, sudah tidak memakai Insektisida, fungsi insektisida untuk
membasmi hama yang ada didalam tanah.
Pemupukan lanjutan 2
Pemupukan dilakukan pada saat tanaman umur 30 hst dan seterusnya .
komposisi : NPK 280 kg/ha atau campuran Phonska + ZA 300 kg/ ha. Cara
pemupukan : tanah ditugal sedalam 5 cm pupuk dimasukan kedalm lubang
kemudian ditutup dengan tanah. Jarak pupuk dengan batang tanaman sekitar 5
cm. pemupukan dilakukan dengan interval 7- 10 hari.
Pemeliharaan Tanaman Terong
Supaya tanaman terong dapat berkembang dan tumbuh dengan baik dan
maksimal perlu dilakukan pemeliharaan yang intensif. Berupa
Penyulaman/penggantian tanaman yang mati akibat baru diambil dari
pemindahan, lakukan diawal masa tanam. Penyiangan dan pembersihan gulma
yang dilakukan 2 minggu sekali. Pada waktu musim hujan tidak diperlukan
penyiraman, Waktu musim kemarau penyiraman dilakukan 1 hari 2x pagi dan
sore atau apabila tanah bedengan terlihat kering dan juga setelah pemberian
pupuk. Caranya parit dialiri air 1/2 dari tinggi bedengan. Pemasangan tajuk
dilakukan ketika tanaman berumur 7 hst. Tinggi tajuk 150 cm–200 cm.
Pemasangan tajuk berfungsi agar batang dan daun dapat berkembang dengan
baik dan tidak roboh.
Pemangkasan/perempelan dilakukan mulai tunas-tunas liar yang tumbuh
mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama atau batang yang
bercabang kembar.
Hama Dan Penyakit Terong
Hama yang menyerang tanaman terong antara lain : Kumbang Daun
(Epilachna sp), Kutu Daun (Aphis gossypii Glover), Tungau (Tetranynichus sp),
Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn), Ulat Grayak (Spodoptera litura F.),. Ulat
Buah (Helicoverpa armigera Hubn), Kutu Daun Persik (Myzus persicae Sulzer),
Lalat Buah (Bactrocera sp.), thrips (Thrips parvispinus Karny). Pengendaliannya
disemprot dengan insektisida berbahan aktif : abamectin, klorpenapir,
imidakloprit.
Penyakit tanaman ini antara lain : Layu Bakteri, Busuk Buah, Bercak
Daun, Antraknose, Busuk Leher Akar, Rebah Semai, Mosaik, Busuk Daun,
Penyakit Tepung. Pengendalian penyakit ini semprot dengan fungisida berbahan
aktif : mankozeb, iprodium, Streptomisin sulfat, Klorotalonil, benomil.
Pemanenan Terong
Tanaman terong mulai dapat di panen umur 45 hst. Buah yang siap
dipetik berwarna hijau pudar/keputih putihan untuk yang terung hijau dan ungu
agak pudar untuk terung ungu. Panen dilakukan dengan interval 3-4 hari. Panen
dapat dilakukan sampai 24x panen dalam satu kali budidaya, tergantung jenis,
musim, varietas dan perawatan.
HIDROPONIK TANAMAN TERONG
Tanaman terong memiliki banyak manfaat, oleh karena itu banyak
masyarakat yang suka. Selain rasanya yang enak, terong juga dapat di gunakan
sebagai obat. Karena kandungan antioksidan, vitamin dan zat besi yang tinggi di
dalam buahnya. Berikut beberapa langkah cara menanam terong hidroponik.
1. Pemilihan Benih Terong yang Berkualitas
Langkah awal sebelum menanam terong hidroponik adalah memilih
benih yang berkualitas untuk ditanam. Bibit terong hidroponik bisa anda
dapatkan dari toko pertanian atau dari petani lokal yang mempunyai tanaman
terong. Benih yang bagus berasal dari tanaman terong yang subur dan
buahnya tua, jika anda mendapat terong dari petani lokal.
Jika anda membeli dari toko pertanian pilihlah benih yang kondisinya
bersih dan mengkilap, kadar air dalam cukup serta ukuran, bentuk dan warna
benih sama. Jika bibit anda dari petani lokal anda bisa melakukan seleksi
benih dengan cara merendam benih dengan air dan buang benih yang
terapung, bibit yang tenggelam berarti berkualitas baik.
2. Persiapan media untuk menanam terong
Cara menanam terong hidroponik yang kedua yaitu mempersiapkan
media tanam. Setelah memiliki benih yang siap untuk di tanam, sebelumnya
sediakan media untuk menanam terong hidroponik. Alat dan bahan yang anda
butuhkan untuk membuat media tanam adalah tanah, kompos, sekam padi,
pot atau polybag sediakan dua ukuran yaitu sedang dan besar, sekop dan juga
air.
Cara pembuatan media tanam terong ini mudah, anda hanya perlu
mencampur tanah dengan bahan lainnya sampai rata. Kemudian masukkan ke
dalam polybag ukuran sedang dan besar menggunakan sekop. Siram dengan
sedikit air sebelum anda gunakan media untuk menyemai benih.
3. Menyemai benih terong pada polybag
Menyemai benih terong merupakan Setelah media semai dan media
tanam siap, lakukan penyemaian benih terong hidroponik pada polybag
ukuran sedang. Sebelumnya rendamlah benih terong hidroponik
menggunakan air hangat selama 15 menit. Buatlah lubang kecil pada polybag
dengan jarak 1 senti meter. Kemudian letakkan benih terong hidroponik pada
setiap lubang yang anda buat dan tutup dengan pupuk kompos.
Setelah di tutup padatkan media tanam dalam polybag dengan cara
menekan bagian atas media. Jangan lupa letakkan media yang sudah berisi
benih di tempat yang terkena sinar matahari cukup dan siram dengan sedikit
air secara rutin pada pagi dan sore. Lakukan penyiraman dengan pelan dan
tunggu hingga benih tumbuh.
4. Pemindahan bibit terong ke media tanam
Setelah benih terong hidroponik tumbuh ditandai dengan terlihatnya
tunas atau beberapa daun yang masih muda. Menandakan terong hidroponik
ini siap untuk di pindahkan ke dalam media tanam yang lebih besar. Dalam
pemindahan terong hidroponik setelah di semai, satu polybag untuk satu
pohon terong.
Cara pemindahannya adalah dengan mencabut bibit terong hidroponik
dari tempat semai secara perlahan atau di angkat beserta media tanamnya.
Sebelum di pindah anda harus membuat lubang dengan kedalaman kurang
lebih 5 senti meter untuk menanam bibit terong. Siramlah dengan air
secukupnya setiap pagi dan sore.
5. Pemeliharaan tanaman terong hidroponik
Setelah terong hidroponik di tanam pada media baru, anda perlu
melakukan perawatan rutin agar anda memperoleh hasil panen yang baik.
perawatan pertama adalah siram tanaman anda setiap pagi dan sore secara
rutin agar kebutuhan airnya terpenuhi. Kemudian berikan pupuk secara
bertahap, gunakan pupuk organik agar lebih aman.
Lakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah adanya hama atau
penyakit, pemeriksaan yang dilakukan adalah memeriksa daun terong apakah
di makan oleh ulat dan hama lain atau terjadi kerontokan. Jika anda
menemukan daun yang kering sebaiknya segera ambil dan buang.
Apabila anda menemukan tumbuhan terong anda layu atau kering
segera cabut dan buang agar tidak menular ke terong hidroponik yang lain.
selain itu jika ada rumput liar di sela – sela tanaman terong anda segera cabut,
agar nutrisi untuk terong tidak terbagi dengan rumput liar.
Selain itu, kadang diperlukan tiang penyangga ketika tanaman terong
hidroponik anda mulai berbuah. Pasang tiang penyangga dari bambu agar
tanaman tetap berdiri tegak dan buahnya tetap bagus. Anda dapat
memberikan nutrisi lain yang khusus untuk tanaman sayur hidroponik, supaya
sayuran anda tetap sehat dan berbuah lebat.
6. Panen terong hidroponik
Terong hidroponik dapat di panen ada usia kurang lebih 3 bulan.
Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi dan sore hari setiap 3 hari sekali.
Buah terong tidak dapat bertahan lama oleh karena itu harus segera dipanen
jika sudah mulai usia panen.