TEKNOLOGI BENIH
DIFUSI PROTOPLASMA
KELOMPOK 2
1. Indah Oktarilanissa
150510140057
2. Fahmi Zamaludin
150510140088
3. Rachmad mahendra
150510140102
4. Rezeki R. A. S.
150510140201
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dari hasil pembelajaran penulis terhadap pengolahan lahan
basah dan kering dapatkan, baik berupa buku dan sumber-sumber lainnya. Penulis
tertarik terhadap penulisan sumber pustaka ilmiah maka, makalah kali ini berjudul
DIFUSI PROTOPLASMA.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar
Teknologi Produksi Tanaman.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa materi maupun dorongan dan bimbingan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada.
1) Dosen mata kuliah dasar teknologi benih .
2) Rekan-rekan yang ikut serta dan membantu dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan oleh beberapa kondisi di antaranya, masih perlu pembelajaran lebih
mendalam. Oleh karena itu, dengan keterbukaan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3
Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1
2.2
2.3
2.4
2.4.1
Persiapan Ekspaln................................................................................................4
2.4.2
Isolasi protoplasma...............................................................................................5
2.4.3
2.4.4
2.4.5
2.5
BAB III
3.1
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
atau antar genus dalam satu famili (intergeneric). Sementara itu, beberapa sifat seperti
sifat ketahanan terhadap hama, penyakit, nematoda, atau ketahanan terhadap
cekaman abiotik, biasanya terdapat pada tanaman liarnya, sehingga untuk
memindahkan sifat sifat tersebut ke tanaman budidaya kita harus melakukan
persilangan interspesifik atau bahkan mungkin intergenerik. Sebagai contoh: dalam
budidaya tanaman jahe, salah satu kendalanya adalah kepekaan tanaman terhadap
penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh serangan bakteri Ralstonia solanacearum,
yang dapat menimbulkan kerugian hasil lebih dari 90 %. Upaya yang paling efisien
dalam mengatasi penyakit ini adalah dengan penggunaan varietas resisten.
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami difusi protoplasma (difusi antara dua protoplasma dari genotip yang
berbeda).
BAB II
PEMBAHASAN
protoplasma yang mempunyai asal tanaman yang sama sehingga tidak bernilai untuk
perbaikan tanaman.
II.4.5 Metode pemacuan peleburan
Untuk mencapai peleburan protoplasma diperlukan adanya agensia untuk memacu
terjadinya peleburan protoplasma (dikenal sebagai fusagen) yang berbeda jenis
tanamannya. Larutan fusagen contohnya:
Perlakuan dengan sodium nitrat: 5,5% sodium nitrat dalam larutan 10% sukrose dan
kultur diinkubasikan dalam water bath bersuhu 35o C selama 5 menit selanjutnya
disentrifuge dengan kecepatan 200 g selama 5 menit. Subernatan dibuang dan pelet
disimpan dalam water bath bersuhu 35o C selama 30 menit. Pada beberapa saat
protoplasma akan terjadi peleburan. Agregat ditiangkan secara hati-hati pada medium
kultur yang telah ditambah 0,1% NaNO3. Teknik ini akan dihasilkan dengan
frekuensi rendah bila asal protoplasmanya dari mesofil daun.
Perlakuan ion calsium padas pH tinggi . Teknik ini telah digunakan pada protoplasma
tembakau. Caranya protoplasma yang telah diisolasi ditambahkan larutan fusagen
berupa 0,5 M mannitol yang berisi 0,05 M CaCl2.2H2O pada pH 10,5 selanjutnya
disentrifuge dengan kecepatan 50 g selama 3 menit. Selanjutnya tabung sentrifuge
disimpan dalam water bath bersuhu 37o C selama 40-50 menit hingga protoplasma
melebur.
Perlakuan polyethelene glycol (PEG). Dari sekian banyak metode peleburan
protoplasma, metode ini yang yang berhasil dengan baik untuk melebur protoplasma.
Suspensi protoplasma dilarutkan dalam larutan PEG: 1 ml suspensi protoplasmadalam
medium kultur dicampur dengan 1 ml 28-56% PEG (1500-6000 MW). Tabung
digoyang selama 5 detik dan biarkan berhenti 10 menit. Selanjutnya suspensi
protoplasma tersebut dipindahkan dari larutan PEG dengan cara mencucinya
menggunakan medium kultur sebanyak 2 kali. Hasil peleburan protoplasma ini berupa
pembentukan heterokarion dengan frekuensi yang tinggi, sedangkan kebanyakan tipe
sel sitoplasmik dengan pembentukan hetekarion binukleat rendah. Protoplasma yang
didapat kemudian diuji viabilitasnya (aktivitas hidupnya) dengan cara melihat
aktivitas organel, misalnya melihat aktivitas fotosintesisnya.
Fusi protoplas dapat menghasilkan dua macam kemungkinan produk:
Hibrid, jika nukleus dari kedua spesies tersebut betul-betul mengalami fusi (menyatu)
Cybrid (cytoplasmid hybrid ataru heteroplast), jika hanya sitoplasma yang
mengalami fusi sedangkan informasi genetik dari salah satu induknya hilang.
Teknik fusi protoplas dapat digunakan untuk mencampur sifat genetik dari spesies
tanaman yang sama ataupun dari spesies yang berbeda.
Teknik ini menguntungkan untuk diterapkan dalam persilangan tanaman steril
ataupun tanaman dengan siklus hidup yang panjang.
Teknologi fusi protoplas juga dapat dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu
seperti sifat ketahanan terhadap hama dan penyakit serta cekaman abiotik.
BAB III
PENUTUP
III.1Kesimpulan
1. Protopas diistilahakan sebagai sel tanaman tampa dinding sel, karena dinding
selnya telah dihilangkan baik secara mekanik maupun secara enzimatik. Istilah
protoplas pertaman kali diperkenalkan oleh Hanstein (1880) yang menunjukkan zat
hidup tampa dinding sel (Fahn, 1991).
2. Protoplas dapat digunakan sebagai bahan manipulasi genetik dan perbaikan
tanaman. Tanaman yang didapat dari regenersi protoplas menunjukkan keragaman
genetik yang tinggi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas protoplas yang diperoleh
adalah komposisi dan konsentrasi enzim, PH, intensitas cahaya, suhu, waktu
inkubasi, konsentrasi osmotikum dan zat-zat kimia (Evan dan Bravo, 1983)
4. Protoplas dapat berfusi secara spontan selama isolasi atau pada kondisi khusus.
Selama isolasi, fusi spontan dapat terjadi diantara 2 atau lebih protoplas yang
berdekatan.
5. Faktor yang mempengaruhi pembelahan sel meliputi: Genotif tanaman, medium
kultur, lingkungan kultur dan jaringan yang digunakan untuk isolasi protoplas
6. Regenerasi tanaman dari sel atau protoplas dapat terjadi melalui 2 jalur yakni
organogenesis dan embryogenesis somatic.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, 2008. Isolasi dan Purifikasi Protoplas dari
Mesofil Daun Pepaya yangBerasl Dari Kultur In Vitro
Dodds, JH. 1985. Plant Genetyc Engeneritng Combridge. Combridge Universiry
Prees.
Evans DA, Bavo JE. 1983. Protoplas Isolation culture. In evans DA, Sarp WR,
Ammirato PV, Yamaha Y, eds Hadsbook of flan cell culture. Vol 1. New York.
Macmillan: Publising Company.
Fahr, A. 1991. Anatomi Tumbuhan (Terjemahan) Ed-3. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.
Rahmawati Lina. 2004.Usaha Pembentukan Hibrida Somatik Dari Protoplasma
Kedelei Budidaya Glycine max (L) Meril dan Kerabat Liarnya Glycine tometella
Hayata.