Anda di halaman 1dari 8

Bioteknologi Pertanian

Bioteknologi banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Pembuatan kompos dan biogas
merupakan contoh yang sederhana. Pemanfaatan bioteknologi untuk meningkatkan hasil
pertanian pada masa sekarang ini dilakukan secara modern, misalnya pada pemuliaan tanaman
dengan menciptakan tanaman transgenik (tanaman yang gennya telah dimodifikasi), kultur
jaringan, biopestisida, dan sebagainya. Berikut ini beberapa contoh bioteknologi dalam bidang
pertanian.

a. Hidroponik dan Aeroponik

Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan dalam bercocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai media tumbuhnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur hara yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran pupuk organik.
Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari buatan sendiri atau pupuk buatan yang siap pakai.
Adapun keuntungan dengan cara hidroponik adalah sebagai berikut.
a. Tumbuhan bebas dari hama dan penyakit.
b. Produksi tanaman lebih tinggi.
c. Tumbuh lebih cepat.
d. Pemakaian pupuk lebih efisien.
e. Mudah pengerjaannya.
f. Tidak tergantung pada kondisi alam.
g. Tidak membutuhkan lahan luas.

Selain hidroponik, saat ini teknik yang sedang dikembangkan adalah teknik aeroponik. Jika
hidroponik media yang digunakan untuk tumbuh akar adalah air dan media lain misalnya kerikil
atau pasir. Tapi pada aeroponik tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman di letakkan
menggantung dalam suatu wadah yang dijaga kelembapannya dari air yang biasanya berasal dari
pompa bertekanan sehingga timbul uap air. Zat makanan diperoleh melalui larutan nutrien yang
disemprotkan ke bagian akar tanaman.

Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada sistem aeroponik,
akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen sehingga meningkatkan
metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman.

b. Kultur Jaringan Tumbuhan

Teknik kultur jaringan banyak dilakukan untuk menghasilkan bibit tumbuhan dalam jumlah
besar dan seragam sifat genetiknya dalam waktu relatif singkat, misalnya bibit jati, anggrek, dan
kelapa sawit.

Kultur jaringan memanfaatkan sifat totipotensi sel, yaitu setiap sel membawa informasi genetik
yang lengkap sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi individu baru yang lengkap. Kultur
jaringan mula-mula dilakukan oleh Frederick C. Steward. Steward mengkultur sel-sel akar
tanaman wortel dalam suatu media buatan. Dari sel-sel akar itu berhasil tumbuh tanaman wortel
yang lengkap. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa sel mengandung semua informasi genetik
yang lengkap.

Bagian yang akan ditumbuhkan melalui kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan yang digunakan
biasanya dari jaringan tumbuhan yang masih muda, misalnya ujung akar, tunas, dan daun muda.
Berdasarkan jenis eksplannya, kultur jaringan dapat dibedakan menjadi kultur meristem, kultur
antera, kultur embrio, kultur protoplas, kultur kloroplas, kultur polen, dan lain-lain. Eksplan yang
telah disterilkan ditumbuhan pada media steril yang mengandung nutrisi dan zat pengatur
tumbuh.

Selama kultur berlangsung, faktor lingkungan seperti cahaya, temperatur, kelembapan, dan pH
diatur pada kondisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan eksplan. Jika nutrisi, zat pengatur
tumbuh, dan keadaan lingkungan sesuai, eksplan akan tumbuh menjadi massa sel yang belum
mengalami diferensiasi yang disebut kalus. Kalus kemudian tumbuh menjadi tanaman kecil yang
telah lengkap yang disebut plantlet. Sebelum dapat ditanam, plantlet harus diaklimatisasi selama
beberapa waktu sehingga kondisi dan ukurannya sesuai untuk ditanam.

Teknik kultur jaringan sangat menguntungkan dalam perbanyakan tumbuhan bernilai tinggi.
Selain itu tanaman langka yang terancam punah dapat dilestarikan dengan memanfaatkan kultur
jaringan. Dengan demikian kemajuan industri agrobisnis dapat terwujud dan ketahanan pangan
akan meningkat.
c. Tanaman yang Dapat Menfiksasi Nitrogen

Serealia atau tumbuhan rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang menyuplai 50%
makanan pokok penduduk dunia. Namun, serealia tidak memiliki simbion bakteri akar-akarnya
untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen (N2) diperoleh dari penambahan pupuk
buatan. Kelebihan pupuk buatan yang diberikan dapat terbilas air dan menyemari air minum
yang dikonsumsi manusia di lingkungan sekitar.

Dengan bioteknologi, para ilmuwan mengembangkan tumbuhan yang akar-akarnya dapat


bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan gen nif yang dapat mengontrol fiksasi nitrogen.
Para ilmuwan menyisipkan gen nif ini pada :
1) Tumbuhan serealia
2) Bakteri yang berasosiasi dengan tumbuhan serealia
3) Plasmid TI ( Tumor Inducing) dari Agrobacterium dan kemudian menginfeksikannya ke
tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah direkayasa.

d. Teknologi Tanaman Transgenik

Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disusupi DNA asing sebagai pembawa sifat
yang diinginkan. DNA tersebut dapat berasal dari tumbuhan yang beda jenis. Untuk menghasilkan
tanaman transgenik dibutuhkan teknik rekayasa genetika dan vector sebagai pembawa gen sifat
yang diinginkan. Sebagai vector digunakanlah DNA yang berasal dari bakteri Agrobacterium
tumefaciens yang lebih dikenal dengan nama Ti plasmid (tumor-inducing plasmid). Ti plasmid
memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sel tumbuhan selama proses infeksi.

Tahapan untuk memperoleh tanaman transgenik, adalah sebagai berikut:


1) Ti plasmid dikeluarkan dari sel bakteri
2) Ti plasmid dipotong pada sisi yang spesifik dengan menggunakan enzim restriksi.
3) DNA yang berasal dari sel tanaman dipotong dengan menggunakan enzim restriksi yang sama
agar diperoleh sisi yang speksifik. Kemudian gen tanaman yang membawa sifat yang diinginkan
dipisahkan dari DNA-nya.
4) Gen tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam plasmid sehingga menghasilkan DNA
rekombinan.
5) Plasmid yang telah mengandung gen tersebut dimasukkan ke dalam sel tanaman yang dikultur.
Saat ini, sel tanaman telah memiliki gen dari tanaman lain.
6) Terjadi regeberasi sel tumbuhan yang akan terus mengalami pembelahan hingga menjadi satu
individu tanaman baru. Tanaman baru ini memiliki sifat baru yang diinginkan dan merupakan
tanaman transgenik.

Teknologi transgenik telah dilakukan pada beberapa tanaman pertanian seperti jagung, kapas,
tomat, padi, kedelai, dan papaya. Pada kedelai telah dimasukkan beberapa gen yang menyebabkan
variasi pada tanaman kedelai. Pada tanaman jagung telah dimasukkan gen cry dari Bacillus
thuringiensis disebut dengan jagung Bt, yang menyebabkan jagung menghasilkan protein yang
dapat membunuh serangga, seperti kupu-kupu.

Tanaman transgenik ini tidak perlu disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan hama dan
penyakit, sebab dengan sisipan gen tersebut akan menghasilkan senyawa endotoksin ( senyawa
racun) sehingga tanaman transgenik dapat membrantas hama dengan senyawa racun yang
dikandungnya.

e. Penggunaan Teknologi Nuklir

Teknologi nuklir menggunaan unsur-unsur radioaktif yang dapat memancarkan sinar radioaktif,
antara lain sinar gama (γ ), sinar alfa (α ) dan sinar beta (β).
Manfaat dari radioaktif seperti sinar gama (γ ) berguna untuk pemuliaan tanaman, yaitu dengan
meradiasi sel atau jaringan sehingga akan terjadi mutasi yaitu terjadinya perubahan jumlah
kromosom atau gen yang terdapat dalam inti sel, dengan tujuan agar menghasilkan atau memiliki
keturunan dengan bibit unggul.

Hasil dari mutasi yang sering dinamakan mutan, ternyata memiliki beberapa keuntungan di
antaranya cocok ditanam di persawahan pasang surut yang memiliki kadar garam cukup tinggi,
tahan wereng cokelat dan hijau, tahan penyakit busuk daun, umur lebih pendek, dapat ditanam
pada musim kemarau dalam waktu lebih singkat, hasil panennya lebih banyak. Tanaman hasil
mutasi ini bersifat poliploidi (jumlah kromosomnya berkelipatan dari kromosom normal) sehingga
dapat memberikan hasil yang lebih tinggi, misalnya cepat berbuah, buahnya lebih besar, dan tidak
berbiji.
f. Fusi Protoplas

Fusi protoplas merupakan suatu proses alamiah yang terdapat dari mulai tanaman tingkat rendah
sampai pada tanaman tingkat tinggi. Fusi protoplas merupakan gabungan protoplas dengan
protoplas lain dari beberapa spesies, kemudian membentuk sel yang dapat tumbuh menjadi
tanaman hibrid. Hibridisasi somatik melalui fusi protoplasma digunakan untuk menggabungkan
sifat lain dua spesies atau genus yang tidak dapat digabungkan secara seksual ataupun aseksual.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh genom dari spesies yang sama
(intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang sama (inter-spesies), atau antargenus dari satu
famili (inter genus).

Ketika tanaman dilukai, maka sejumlah sel yang disebut callus akan tumbuh pada tempat yang
dilukai tersebut. Sel-sel callus memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tunas dan akar
serta keseluruhan tanaman berbunga. Potensi alami sel-sel tersebut yang terprogram menjadi
calon tanaman baru sangat ideal untuk rekayasa genetik. Seperti pada sel-sel tanaman, sel-sel
callus dikelilingi oleh dinding selulosa yang tebal, yaitu sebuah rintangan yang menghambat
pembentukan DNA baru. Dinding sel tersebut dapat dipecah dengan dinding selulose sehingga
menghasilkan sel tanpa dinding sel yang disebut protoplas. Protoplas ini dapat digabungkan
dengan protoplas lain dari beberapa spesies, kemudian membentuk sel yang dapat tumbuh
menjadi tanaman hibrid. Metode ini disebut fusi protoplas.

Tujuan fusi protoplas adalah untuk mendapatkan suatu hibrida somatic atau sibrida atau
mengatasi kelemahan dari hibrida seksual. Terdapat kelemahan dari hibrida seksusal, yaitu:

Sukar untuk mendapatkan suatu hibrida antar spesies dan antar genera. Hibridisasi somatik dapat
mengatasi hal tersebut.

Sitoplasma pada perkawinan seksual hanya berasal dari induk betina saja. Dalam proses
pembuahan, ganet jantan hanya membawa inti saja dengan sedikit sitoplasma sebaliknya pada
tetua betina selain inti juga sitoplasma. Untuk mendapat sitoplasma dari kedua tetua diadakan fusi
antara sitoplasma.

Fusi protoplas dapat dimanfaatkan untuk melakukan persilangan antar spesies atau galur
tanaman yang tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan persilangan biasa karena adanya
masalah inkompatibilitas fisik. Fusi protoplas membuka kemungkinan untuk:

Menghasilkan hibrid somatik amphidiploid yang fertil antar spesies yang secara seksual tidak
kompatibel

Menghasilkan galur heterozigot dalam satu spesies tanaman yang secara normal hanya dapat
diperbanyak dengan cara vegetatif, misalnya pada kentang.

Memindahkan sebagian informasi genetik dari satu spesies ke spesies lain dengan memanfaatkan
fenomena yang disebut penghilangan kromosom (chromosome elimination).

Memindahkan informasi genetik yang ada di sitoplasma dari satu galur atau spesies ke galur atau
spesies lain

Fusi protoplas dapat menghasilkan dua macam kemungkinan produk:

Hibrid, jika nukleus dari kedua spesies tersebut betul-betul mengalami fusi (menyatu)

Cybrid (cytoplasmid hybrid ataru heteroplast), jika hanya sitoplasma yang mengalami fusi
sedangkan informasi genetik dari salah satu induknya hilang.

Teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari teknik ini adalah dapat
menghasilkan tanaman dengan sifat tertentu dan dapat dilakukan dengan spesies yang berbeda.
Kekurangan dari teknik ini adalah memerlukan biaya yang mahal serta butuh ketelitan yang lebih.

g. Bioteknologi dalam Pembentukan Varietas Tanaman Unggul Baru

Teknik-teknik bioteknologi juga dimanfaatkan untuk membuat jenis tanaman tanaman unggul
yang baru. Hal ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan pangan yang terus meningkat,
sedangkan luas lahan pertanian cenderung menurun. Tanaman unggul ini diharapkan mempunyai
produktivitas yang lebih baik. Selain itu, peningkatan hasil, juga dilakukan upaya perbaikan pada
kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, usia panen, dan berbagai nilai tambah yang lain.
Sebagai contoh, nilai tambah pada beberapa tanaman unggul yang telah dikembangkan adalah
sebagai berikut.

Peningkatan kandungan nutrisi pada tanaman pisang, cabe, stroberi, dan ubi jalar.

Peningkatan rasa, misalnya pada tanaman tomat, cabe, buncis, dan kedelai.

Peningkatan kualitas produk, misalnya pada pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan
tekstur yang lebih baik.

Mengurangi reaksi alergi, misalnya pada tanaman polongpolongan dengan kandungan protein
penyebab alergi yang lebih rendah

Kandungan bahan berkhasiat obat, misalnya pada tomat dengan kandungan lycopene yang tinggi
yang berguna sebagai antioksidan untuk mengurangi kanker, bawang dengan kandungan allicin
untuk menurunkan kolesterol, serta pada padi dengan kandungan vitamin A dan zat besi untuk
mengatasi anemia dan kebutaan.

Tanaman yang mampu memproduksi vaksin dan obatobatan untuk mengobati penyakit manusia,
misalnya pada tanaman tembakau yang telah direkayasa sehingga dapat menghasilkan vaksin
untuk penyakit kanker.

Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak

Penerapan bioteknologi tanaman juga dapat memudahkan petani dalam proses budidaya tanaman.
Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan menghasilkan tanaman yang memiliki
ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu. Sebagai contoh adalah tanaman berlabel Roundup
Ready yang terdiri dari kedelai, canola (sejenis tanaman penghasil minyak), dan jagung yang tahan
terhadap herbisida Roundup. Di dunia saat ini telahbanyak dilepas berbagai tanaman jenis baru
hasil penerapan bioteknologi. Misalnya di China pada tahun 2006 telah telah dikembangkan
sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antaralain padi, jagung, kapas, kentang, kedelai, tomat
tahan virus, petunia dengan warna bunga bary, paprika tahan virus, dan kapas tahan hama) yang
telah dilepas untuk produksi.

Beberapa jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan bioteknologi adalah sebagai
berikut.

1) Padi Golden Rice

Padi merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi prioritas utama
dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah banyak mendapat sentuhan
bioteknologi adalah kentang. Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama
dilakukan. Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice yang dikenalkan pada tahun 2001.
Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang mengalami kebutaan dan kematian
dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A sangat penting untuk penglihatan, respon
kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang, reproduksi, hingga penting untuk pertumbuhan
embrionik.

Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai emas
karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan untuk
produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang mampu
untuk mensintesis karotenoid.

2) Kentang Russet Burbank

Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang. Baik dalam teknik
penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk meningkatkan sifat-sifat
unggul kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik kultur jaringan telah banyak
digunakan. Teknik kultur jaringan me-mungkinkan petani mendapatkan bibit dalam jumlah besar
yang identik dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah kentang Russet Burbank
yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan kentang goreng dan kripik
kentang dengan kualitas yang lebih baik karena menyerap lebih sedikit minyak ketika digoreng.

3) Tomat FlavrSavr
Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura. Sebagai contoh
yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah matangnya tidak lekas
rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat lain, di mana buah yang matang
cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat berguna dalam pengiriman buah ke tempat
yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.

4) Tembakau Rendah Nikotin

Salah satu dari sekian banyak kerugian merokok adalah gangguan kesehatan karena kadar nikotin
yang tinggi. Pendekatan bioteknologi dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan
merakit tanaman tembakau yang bebas kandungan nikotin. Pada tahun 2001 jenis tembakau ini
diklaim dapat mengurangi resiko serangan kanker akibat merokok. Selain bebas nikotin, sentuhan
bioteknologi lain juga dilakukan untuk tanaman tembakau misalnya dengan meningkatkan aroma
menggunakan gen aroma dari tanaman lain. Salah satu yang telah berhasil adalah
mengabungkannya dengan aroma buah lemon.

Contoh bioteknologi di bidang peternakan :

a. Teknologi transplantasi nukleus

Teknologi ini lebih dikenal dengan teknologi kloning yaitu teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan individu duplikasi (mirip dengan induknya). Teknologi kloning telah berhasil
dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah satunya adalah pengkloningan domba yang dikenal
dengan domba Dolly. Melalui kloning hewan, beberapa organ manusia untuk keperluan
transplantasi penyembuhan suatu penyakit berhasil dibentuk. Tahapan teknologi kloning adalah;

1) Isolasi nukleus (inti sel) dari hewan donor.


Nukleus diisolasi dari sel putting susu domba dewasa dengan menggunakan teknik khusus sehingga
dapat dikeluarkan dari membrane sel

2) Isolasi sel telur


Sel telur yang belum dibuahi diperoleh dari domba lain. Dibutuhkan banyak sel telur dalam
teknologi ini karena banyak sel telur yang tidak mampu bertahan dalam tahapan pengkloningan
lebih lanjut.

3) Pengambilan nukleus dari sel telur

4) Penggabungan nukleus dengan sel telur

Nukleus yang telah diisolasi dari sel domba dewasa digabungkan ke dalam sel domba lain yang
telah dihilangkan nukleusnya. Secara genetic sel domba yang menerima nukleus identik dengan
domba pendonor.

5) Pemasukan sel telur kedalam rahim

Sel telur dimasukkan ke dalam rahim domba betina yang lain. Hanya sedikit sel telur yang mampu
bertahan dan berkembang di dalam rahim. Sel telur yang mampu bertahan akan berkembang
menjadi embrio dan selanjutnya akan dihasilkan anak domba yang mirip dengan domba pendonor
nukleus

b. Teknik Inseminasi Buatan

Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan
sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke
dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut “
insemination gun”. Teknik inseminasi buatan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

Memperbaiki mutu genetika ternak

Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang
lebih lama

Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur

Menyegah menularan dan penyebaran penyakit kelamin.


c. Transfer Embrio

Apabila kawin suntik memfokuskan pada sperma jantan, maka transfer embrio tidak hanya
potensi dari jantan saja yang dioptimalkan, melainkan potensi betina berkualitas unggul juga
dapat dimanfaatkan secara optimal.

Teknik TE ini, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi menghasilkan embrio
yang untuk selanjutnya bisa ditransfer pada induk titipan dengan kualitas yang tidak perlu bagus
tetapi memiliki kemampuan untuk bunting.

Embrio yang akan ditransfer ke resipien disimpan dalam foley kateter dua jalur yang steril
(tergantung ukuran serviks). Sebelum dilakukan panen embrio, bagian vulva dan vagina
dibersihkan dan disterilkan dengan kapas yang mengandung alcohol 70%. Embrio yang didapat
dapat langsung di transfer ke dalam sapi resipien atau dibekukan untuk disimpan dan di transfer
pada waktu lain.

d. Teknologi Transgenik

Hewan transgenik adalah hewan yang telah mengalami rekayasa genetika sehingga dihasilkan
hewan dengan sifat yang diharapkan. Teknologi transgenik pada hewan dilakukan dengan cara
penyuntingan fragmen DNA secara mikro ke dalam sel telur yang telah mengalami pembuahan.
Tujuan dari teknologi ini adalah meningkatkan produk dari hewan ternak seperti daging susu, dan
telur.

Contoh dari hewan yang mengalami teknologi ini adalah domba transgenik. Jadi DNA domba ini
disisipi dengan gen manusia yang disebut factor VIII ( merupakan protein pembeku darah). Berkat
penyusupan gen tersebut, domba menghasilkan susu yang mengandung factor VIII yang dapat
dimurnikan untuk menolong penderita hemophilia.

Rekayasa genetika juga dapat melestarikan spesies langka. Sebagai contoh, sel telur zebra yang
sudah dibuahi lalu ditanam dalam kuda spesies lain. Spesies lain yang dipinjam rahimnya ini
disebut surrogate. Hal ini sudah diterapkan pada spesies keledai yang hamper punah di Australia.
Teknik pelestarian dengan rekaya genetika berguna, dengan alasan:
1) Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka.
2) Telur hewan langkah yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan bertahun-tahun
meskipun induknya sudah mati. Jika telah ditemukan surrogate yang sesuai, telur tadi
ditransplantasi.

e. Hormon BST (Bovine Somatotrophin)

Dengan rekayasa genetika dihasilkan hormon pertumbuhan dewan yaitu BST. Caranya adalah:
1) Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim endonuklease
2) Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi
3) Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri
4)Bakteri yang menghasilkan bovin somatotropin ditumbuhan dalam tangki fermentasi
5) Bovine somatotropin diambil dari bakteri dan dimurnikan.

Hormon ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu. BST ini mengontrol
laktasi (pengeluaran susu) pada sapi dengan meningkatkan jumlah sel-sel kelenjar susu. Jika
hormon yang dibuat dengan rekayasa genetika ini disuntuikkan pada hewan, maka produksi susu
akan meningkat 20%.

Pemakaian BST telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration), lembaga pengawasan
obat dan makanan di Amerika. Amerika berpendapat nsusu yang dihasilkan karena hormon BST
aman di konsumsi tapi di Eropa hal ini dilarang karena penyakit mastitis pada hewan yang
diberikan hormon ini meningkat 70%. .
1. Pembuatan antibiotik.
Antibiotik yaitu produk metabolisme yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu dengan sifat menghambat
pertumbuhan atau merusak mikroorganisme lain. Antibiotik digunakan untuk melawan infeksi-infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme patogen (penyebab penyakit). Tahap pembuatan antibiotik adalah sebagai berikut.
Mengembangbiakkan mikroorganisme penghasil antibiotik.
Memindahkan mikroorganisme ke dalam bejana fermentasi berisi media cair yang membantu
perkembangbiakkan dengan cepat.
Dari cairan biakkan mikroorganisme tersebut, antibiotik diekstraksi dan dimurnikan.
Menguji coba ekstraksi, pertama melalui uji laboratorium, kedua melalui hewan percobaan, dan ketiga melalui
sekelompok relawan.
Berikut ini adalah jenis-jenis mikroorganisme yang dapat menghasilkan antibiotik.

N Mikroorganisme Antibiotik
o.

Actinomycetes

1 Sterptomycetes griseus Streptomycin


.

2 Sterptomycetes Erythromyci
. erythareus n

3 Sterptomycetes Nystatin
. noursei

4 Sterptomycetes Amphoeterici
. nodosus n-B

5 Sterptomycetes niveus Novobiocin


.

Bakteri

6 Bacillus licheniforis Bacitracin


.

7 Bacillus polymyxa Polymxyn B


.

Jamur

8 Aspergillus fumigates Fumigilin


.

9 Penicillium notatum Penisilin


.

1 Penicillium Griseofulvin
0. griseofulvum

2. Pembuatan vaksin.
Vaksin digunakan untuk melindungi atau mencegah tubuh dari serangan penyakit. Secara konvensional, vaksin
dibuat dari mikroorganisme (bakteri atau virus) yang dilemahkan atau toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
itu. Tetapi, vaksin yang dihasilkan kurang aman dan dapat menimbulkan kerugian seperti:
Mikroorganisme untuk vaksin kemungkinan masih melanjutkan proses reproduksi.
Mikroorganisme untuk vaksin kemungkinan masih dapat menyebabkan penyakit.
Ada sebagian orang yang alergi terhadap sisa-sisa sel dari produksi vaksin walaupun sudah dimurnikan.
Bioteknologi dapat mengurangi berbagai resiko-resiko itu. Bioteknologi dalam vaksin dilakukan dengan
menyisipkan gen-gen penghasil antibodi ke dalam DNA mikroorganisme.
Proses pembuatan vaksin secara bioteknologi adalah sebagai berikut.
Menumbuhkan virus di dalam kultur sel seperti sel embrio ayam atau ginjal monyet.
Mengekstraksi virus melalui penyaringan.
Menggunakan hasil ekstraksi untuk mematikan virus tersebut.
Melemahkan vaksin lalu menyimpannya pada suhu yang rendah.
Vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh seseorang akan membuat tubuh membangun sistem kekebalan tubuh
dengan membentuk antibody.
Contoh-contoh vaksin yaitu vaksin poliomyelitis, cacar air, rabies, dan gondong.

3. Pembuatan insulin.
Insulin yaitu protein untuk mengontrol metabolisme gula dalam tubuh manusia. Apabila kadar insulin dalam
tubuh kurang, gula dalam tubuh akan meningkat dan menyebabkan penyakit diabetes.
Insulin dapat diproduksi melalui teknik rekmbinasi gen, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
Menghubungkan dua rantai protein insulin (rantai A dan B) dengan gen bakteri yang dapat membentuk gen
hibrid.
Memasukkan gen hibrid ke dalam sel-sel bakteri, agar bakteri membuat suatu hibrid protein.
Memisahkan protein hibrid dengan protein bakteri lainnya.
Membebaskan dua rantai insulin, kemudian bersatu membentuk insulin manusia yang aktif.

4. Terapi genetik untuk beberapa penyakit.


Beberapa penyakit fatal seperti kanker berpangkal pada kejanggalan atau kelainan dari suatu gen yang kemudian
berkembang. Gen-gen yang janggal itu berusaha dilawan dengan terapi genetik. Terapi genetik yaitu memperbaiki
kelainan genetik dengan memperbaiki gen.
Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi genetik adalah penyakit ADD (Adenosine Deaminase
Deficiency). ADD yaitu kelainan yang mengakibatkan penderitanya tidak memiliki daya tahan tubuh sama sekali
sehingga kontak dengan kuman apapun dapat menyebabkan kematian. Rusaknya sistem kekebalan tubuh pada
penderita ADD terjadi karena sel-sel darah tidak mampu membangun enzim adenosine deaminase (AD) yang
diperlukan untuk membangun daya tahan tubuh.
Karena terapi genetik mampu mengubah gen, maka terapi genetik diatur dalam peraturan pemerintah agar tidak
disalahgunakan. Contoh penyalahgunaan terapi genetik yaitu mengubah gen pembawa sifat manusia agar dapat
menjadi manusia super.

5. Cloning

Cloning merupakan salah satu pengembangan bioteknologi modern di bidang


kesehatan. cloning telah dimulai sejak 1980-an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik
(embryo spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda Cloning sendiri
sebenarnya masih menjadi masalah yang kontroversial boleh dilakukan atau tidak karena menurut
sebagian besar orang cloning merupakan suatu tindakan yang bertntangan dengan nilai-nilai agama dan
norma-norma yang ada di lingkungan kita. Contoh yang terkenal dari pengkloningan yang pernah ada di
dunia ini adalah cloning pada domba dolly pada tahun 1996. Adapun cara cara cloning yang dilakukan
pada pengkloningan domba dolly adalah sebagai berikut:
Mengmbil sel mamae dari domba jantan
Mengambil sel telur dari domba betina
Menghilangkan nucleus atau inti sel dari sel telur domba betina
Menggabungkan sel mamae dan sel telur dengan menggunakan fusi listrik
Hasil sel fusi dapat berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan
Memindahkan embrio kedalam rahim domba betina
Embrio berkembang dan lahir dengan cirri-ciri yang sama dengan domba yang jantan
Sebenarnya bioteknologi kesehatan juga menguntungkan tetapi di sisi lain juga merugikan karena
ada beberapa pihak yang menolak adanya cloning karena melanggar norma-norma agama dan
kemanusiaan. Tetapi tergantung dari pihak kita sendiri menyikapinya.

Anda mungkin juga menyukai