Anda di halaman 1dari 7

Pengeluaran Keringat sebagai Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh

BENEDICTUS PRATAMA SINAGA BP2


102015031
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
E-mail : BENEDICTUS.2015FK031@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Tubuh mempunyai suatu panas untuk menjadi syarat terjadinya berbagai
metabolisme. Suhu tersebut harus dipertahankan dalam batas optimal dengan cara
pengeluaran dan penerimaan panas. Transfer panas tersebut dapat terjadi dengan berbagai
cara seperti konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Pembentukan panas juga sangat
bergantung dengan kecepatan metabolisme yang terjadi di dalam tubuh dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Mekanisme pengaturan suhu yang dilakukan tubuh juga dapat
terjadi pada bagian tubuh tertentu untuk mempertahankan suhu normal. Salah satu
mekanisme pengaturan suhu dalam pengeluaran panas adalah dengan berkeringat yang
sekresinya diatur oleh kelenjar keringat.

Kata Kunci: Suhu Tubuh, pemantauan suhu tubuh, Pengeluaran Panas

Abstract
Body has a core temperature for a variety of metabolisms. The temperature must be
maintained within optimum limits by way of expenditure and receipt of heat. The heat
transfer can occur in various ways such as conduction, convection, radiation and
evaporation. Heat formation is also very dependent on the speed of metabolism that occurs in
the body with the factors that influence it. Temperature adjustment mechanism that made the
body can also occur in certain parts of the body to maintain normal temperature. One of the
mechanisms of temperature regulation in heat dissipation by sweating secretion is regulated
by the sweat glands.

Keywords: body temperature, body temperature monitoring, Expenditure Heat

1
Pendahuluan
Suhu tubuh manusia sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan
mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang
dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh
pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature hipotalamus mendeteksi
suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme
umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan
agar suhu tubuh inti konstan pada 36,89°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik
tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk
mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.1

Suhu Tubuh Manusia


Manusia pada umumnya tinggal pada lingkungan yang lebih dingin dibandingkan
dengan suhu tubuh namun produksi panas yang dihasilkan pada oksidasi bahan bakar
metabolic yang berasal dari makan membuat tubuh mampu menjaga kehangantan tubuhnya.1
Pengaturan temperature ini merupakan pengaturan secara kompleks dari suatu proses
fisiologis yang melibatkan kesetimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstran.2,3
Suhu tubuh relative konstan, hal ini sangat penting agar sel-sel tubuh dapat bekerja dengan
efektif.3 Suhu tubuh normal sekitar 36,89oC.4 Namun suhu tubuh ini relative sedikit berbeda
pada setiap individu dan juga bervariasi sepanjang hari, perbedaan ini berbeda sekitar 1 oC
dengan tingkat terendah pada pagi hari berkisar antara 35,5 oC – 37,7 oCdan pada malam hari
berkisar sekitar 36,7 oC.1,4
Panas tubuh diproduksi melalui proses metabolis, aktivitas otot dan sekresi kelenjar.3
Produksi panas dapat berubah dipengaruhi oleh berbagai penyebab misalnya penyakit
ataupun stress. Glukosa yang disimpan pada hati dalam bentuk glikogenakan diubah kembali
menjadi glukosa melalui glukoneogenesis untuk menghasilkan panas.4 Aktivitas metabolic
yang menghasilkan panas perlu disesuaikan guna memenuhi kebutuhan tubuh sendiri.
Pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh hipotalamus.Tepatnya pada bagian hipotalamus
integrator,Bila reseptor panas pada hipotalamus dirangsang saat suhu tubuh berada diatas
2
ambang normal maka mekanisme pengeluaran panas lebih dominan dalam bentuk
vasodilatasi perifer, berkeringat dan hiperventilasi hal ini dimaksudkan untuk menurunkan
suhu seperti produksi panas dan mempercepat pengeluaran panas dari tubuh.3,5
Pada sisi lain jika reseptor dingin pada hipotalamus dirangsangakan terjadi pembentukan
panas ditingkatkan dengan melepaskan epinefrin untuk meningkatkan metabolisme
ditingkatkan, otot-otot ditegangkan dan juga menggigil, semua hal ini dilakukan dengan
ditingkatkan produksi panas dan menurunkan kehilangan panas.5
Pada peningkatan suhu dan penurunan tubuh juga dipengaruhi oleh beberapa factor seperti
umur, jenis kelamin, emosi, aktivitas fisik dan lingkungan.3 Pada bayi mekanisme pengaturan
suhu tubuh belum sempurna oleh karena itu bayi sangat perlu dilindungi dari perubahan
cuaca yang ekstrem. Jenis kelamin mempengaruhi perbedaan suhu tubuh pada saat wanita
sedang mengalami ovulasi.Hal ini terjadi karena peningkatan hormone esterogen. Hormon
esterogen dan progresteron meningkatkan metabolisme basal. Emosi akan mempengaruhi
peningkatan suhu tubuh saat seseorang sedang emosi pada sisi lain saat seseorang sedang
apatis, depresi dapat menurunkan produksi panas, sehingga suhu tubuh menurun. Aktivitas
fisik akan meningkatkan suhu tubuh pada saat sedang beraktivitas berat sedangkan akan
menurun pada saat tubuh beristirahat.3

Pengaturan SuhuTubuh
Suhu tubuh terus dipantau oleh hipotalamus sebagai pusat thermostat tubuh.Sebagai
pusat integrasi termoregulasi tubuh maka hipotalamus menerima informasi aferen dari
berbagai bagian tubuh dan akan merespon dengan sangat kompleks dan terkoordinasi dalam
mekanisme penerimaaan panas dan pembuangan panas sesuai dengan kebutuhan tubuh.1
Respon yang dilakukan oleh hipotalamus sangatlah sensitive, hipotalamus akan berespon
terhadap perubahan suhu sangat kecil hingga 0,01 oC.1,4 Pembagian fungsi hipotalamus dibagi
menjadi dua yaitu pada region posterior akan banyak terjadi proses penghematan panas ketika
lingkungan dingin dan juga pada region anterior akan terjadi impuls-impuls untuk
pengeluaran panas.
Pemantauan suhu tubuh hipotalamus dibantu oleh reseptor peka suhu yang tersebar pada
bagian tubuh yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu termoreseptor sentral dan termo
reseptor perifer.1 Suhu pada sususan saraf pusat dan rongga abdomen akan dipantau oleh
termo reseptor sentral. Sedangkan pada seluruh permukaan kulit akan dipantau oleh termo
reseptor perifer.

3
Gambar 1. Hipotalamus.1

Pembentukan Panas
Tubuh memperoleh panas tubuh dari produksi panas internal melalui aktivitas
metabolic atau lingkungan internal jika suhu lingkungan lebih hangat dari suhu tubuh.
Perubahan pada aktivitas otot rangka merupakan jalur produksi utama untuk melakukan
pengontrolan suhu tubuh.
Pada keadaan ketika adanya penurunan suhu tubuh karena lingkungan dingin maka
hipotalamus melalui region posterior akan meningkatkan aktivitas otot rangka untuk
menghasilkan panas. Panas ini akan dihasilkan oleh aktivitas metabolic di dalam otot, tulang
dan juga hati. Glikogen yang disimpan dalam hati akan diubah kembali menjadi glukosa
untuk menghasilkan panas.1
Impuls dari hipotalamus akan bekerja melalui jalur descendens yang akan berakhir di neuron
motorik yang mengontrol otot rangka, dan akan meningkatkan tonus otot rangka. Maka
secara demikian akan dimulailah menggigil. Menggigil merupakan kontraksi otot rangka
yang berlangsung cepat 10 sampai 20 kali perdetik. Hal ini sangat efektif dalam
menghasilkan panas, serta perubahan pada reflex otot rangka ini sering kali diikuti dengan
tindakan sengaja untuk menghasilkan panas misalnya melompat atau bertepuk tangan.
Respon tubuh untuk menghasilkan panas juga dapat dilakukan dengan cara termogenesis
kimiawi. Pada manusia termogenesis penting pada neonates karena mereka belum memiliki
kemampuan untuk menggigil. Termogenesis tanpa menggigil akan diperantarai oleh hormone
epinefrin dan tyroid yang akan bekerja menghasilkan panas dengan cara meningkatkan
metabolisme lemak.3

Pengeluaran Panas
Proses untuk mengontrol suhu tubuh bergantung pada kemampuan untuk kehilangan
panas ke lingkungan dalam kecepatan yang sama dengan produksinya melalui reaksi

4
metabolisme. Panas dapat ditransfer dari tubuh ke lingkungan dengan empat cara, yaitu
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
Konduksi adalah pertukaran panas yang terjadi di antara molekul dari dua material yang
berkontak langsung satu sama lain. Laju pemindahan panas melalui konduksi tergantung pada
perbedaan suhu antara benda yang bersentuhan dan konduktivitas termal benda yang terlibat
atau seberapa mudah benda tersebut menghantarkan panas. Hasilnya, sekitar 3% dari panas
tubuh yang hilang melalui konduksi ke material padat yang berkontak dengan tubuh seperti
kursi, perhiasan, dan pakaian. Selain itu, panas pun bisa dikeluarkan melalui konduksi,
seperti ketika berkontak dengan air dingin.2
Konveksi adalah proses mengirimkan panas dengan pergerakan dari cairan ataupun gas
antara area dengan suhu yang berbeda. Kontak dari udara mengakibatkan transfer panas baik
melalui konveksi.2 Saat tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekitar yang lebih
dingin, udara yang berkontak langsung dengan kulit menjadi lebih hangat Karena udara
hangat lebih ringan daripada udara dingin, udara yang telah dingin tersebut naik sedangkan
udara dingin masuk ke samping kulit menggantikan udara yang telah hangat tersebut. Hal ini
disebut pergerakan konveksi yang membantu panas menjauhi tubuh.4 Hasilnya, 15% panas
tubuh hilang ke udara melalui konduksi dan konveksi.2
Radiasi adalah proses pengiriman panas dalam bentuk sinar inframerah antara sebuah objek
yang lebih hangat dan objek yang lebih dingin tanpa adanya kontak fisik. Energi panas
ditransferkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau gelombang panas yang
merambat dalam suatu ruang. Ketika energi radiasi mengenai sebuah benda dan diserap,
energy gerakan gelombang akan diubah menjadi panas di dalam benda. Selama evaporasi
dari permukaan kulit, panas yang diperlukan untuk mengubah air dari keadaan cair menjadi
gas diserap dari kulit sehingga tubuh menjadi lebih dingin. Pembuangan panas melalui
evaporasi terjadi terus menerus dari lapisan dalam saluran pernapasan dan dari permukaan
kulit. Panas keluar melalui H2O di udara ekspirasi akibat pelembapan udara sewaktu udara
melewati sistem pernapasan dan H2O berdifusi menembus kulit dan menguap.

Gambar 2. Pengeluaran panas tubuh.4

5
Mekanisme Sekresi Keringat
Berkeringat adalah proses pengeluaran panas secara evaporative aktif di bawah
control simpatis. Laju pengeluaran panas evaporative dapat diubah-ubahh dengan mengubah
banyaknya keringat, yaitu mekanisme homeostatic untuk mengeluarkan kelebihan panas
sesuai dengan kebutuhan. Ketika suhu lingkungan melebihi suhu kulit, berkeringat adalah
cara untuk mengeluarkan panas karena dalam keadaan ini, tubuh memperoleh panas melalui
konduksi dan radiasi. Pada suhu normal, sekitar 100 mL keringat dihasilkan setiap hari dan
meningkat menjadi 1,5 L selama cuaca panas dan 4 L saat olahraga berat.4
Kelenjar keringat berbentuk tubular yang terdiri dari dua bagian: bagian yang bergelung di
subdermis dalam yang menyekresi keringat dan bagian duktus yang berjalan keluar melalui
dermis dan epidermis kulit. Bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi cairan yang
disebut secret primer atau secret precursor dan konsentrasi zat-zatnya akan dimodifikasi
sewaktu cairan mengalir melalui duktus.5 Sekret precursor adalah hasil sekresi aktif sel-sel
epitel yang melapisi bagian bergelung dari kelenjar keringat. Serat saraf simpatik kolinergik
berakhir pada atau dekat sel-sel kelenjar yang mengeluarkan secret tersebut.5
Keringat adalah larutan garam encer yang dikeluarkan secara aktif ke permukaan kulit oleh
kelenjar keringat ekrin yang tersebar di seluruh tubuh.6 Kelenjar keringat ekrin
mensekresikan keringat yang asin dan jernih untuk mendinginkan tubuh sedangkan kelenjar
keringat apokrin yang terletak di area ketiak dan genital mensekresikan keringat yang tebal
dan kental yang kaya akan bahan organik dan berbau karena adanya bakteri yang
menguraikan komponen organic tersebut.7 Faktor yang menentukan tingkat penguapan
keringat adalah kelembapan relative udara sekitar. Ketika kelembapan udara relative tinggi,
udara hampir jenih oleh H2O sehingga kemampuan udara untuk menerima tambahan
kelembapan dari kulit menjadi terbatas.8

Kesimpulan
Dalam keadaan normal tubuh dapat mengkompensasi perbedaan suhu panas antara
tubuh dengan lingkungan, melalui berkeringat. Namun, ketika sistem homeostatis tubuh
mencapai batas kesanggupannya, pusat pengaturan suhu tubuh akan mengalami gangguan.
Dimana pada kasus pasien kepanasan, sehingga berkeringat karena, Panas lingkungan diserap
tubuh terus menerus sedangkan pengeluran panas tubuh berhenti akibat pemasukan panas
yang berlebih.

6
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia :dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta :Penerbit buku
kedokteran EGC ; 2011. H.701-22
2. Gabriel JF. Fisika kedokteran. Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC ; 1996. H. 118-
25
3. Asmadi. Teknik procedural keperawatan konsen dan aplikasi kebutuhan dasar klien.
Jakarta :Penerbit Salemba Medika ; 2008. H. 155-9
4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Edisi ke-33. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama ; 2009. H. 275-80
5. Burnside, McGlynn. Adams diagnosis fisik. Edisi ke-17. Jakarta :Penerbit buku
kedokteran EGC ; 1995. H. 72
6. Harper
7. Barret KE, Barman SM, Boitama S, Brooks HL. Ganong’s review of medical
physiology. Edisi Internasional ke-24. Singapore :McGraw Hill ; 2012. H. 432-35,
698-700
8. Tortora GJ, Derrickson B. Priciples of anatomy & physiology : Organization, support
and movement, and control system of the human body. Edisi Internasional ke-13.
Volume 1. Danvers : Wiley ; 2011. H. 688-96

Anda mungkin juga menyukai