Anda di halaman 1dari 22

Askep Diare Akut

Nama : Kiki Rizki Paramita Lestari


102015178
Skenario 4
• Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke
polikelinik umum dengan keluhan BAB cari 5 x
sehari semenjak 2 hari yang lalu
Definisi

Diare adalah perubahan pola defekasi dengan


frekuensi lebih sering dari biasanya (lebih dari 3x
dalam sehari) disertai perlunakan bentuk tinja
menjadi cair akibat kandungan air di dalam tinja
melebihi normal (>200 ml / 24 jam).
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1. Lama waktu diare: akut atau kronik,
2. Mekanisme patofisiologis: osmotik atau
sekretorik,dll
3. Berat ringan diare: kecil atau besar,
4. Penyebab infeksi atau tidak: infektif atau non-
infektif,dan
5. Penyebab organik atau tidak: organik atau
fungsional.
Diare Akut
• pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung
kurang dari 14 hari

Diare Kronik
• diare yang berlangsung lebih dari 15 hari

Diare Persistent
• menyatakan diare yang berlangsung 15 – 30 hari yang merupakan kelanjutan dari diare
akut

Diare Infektif dan Diare non Infektif


• bila penyebabnya infeksi. Sedangkan diare non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai
penyebab pada kasus tersebut

Diare organik
• bila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik, hormonal, atau toksikologik
Ditinjau dari sumber infeksinya*

INFEKSI MALABSORPSI ALERGI

IMUNO - SEBAB-SEBAB
KERACUNAN
DEFISIENSI LAIN

Bakteri : Virus : Parasit :


Shigella Rotavirus Protozoa
Salmonella Norwalk E. Histolityca
E. Coli Adenovirus Giardia lambia
Gol. Vibrio Balantidium coli
Cacing perut
* Chandrasoma, Parakrama., Taylor, Clive R. Concise Pathology, 3rd Edition. Appleton&Lange, A Shimon and Shuster
Company. 1998
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi/patomekanisme sebagai berikut:

1. Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik;


2. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik;
3. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak;
4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit;
5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal;
6. Gangguan permeabilitas usus;
7. Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik;
8. Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.
Yang berperan pada terjadinya diare adalah terutama karena infeksi yaitu faktor kausal (agent) dan faktor
penjamu (host)

Faltor penjamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang
menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor-faktor daya tanhan atau lingkungan internal saluran cerna
antara lain: keasaman lambung, molaritas usus, imunitas dan juga lingkungan mikroflora usus.

Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin
yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman. Patogenesis diare karena infeksi
bakteriparasit
• Bakteri yang tidak merusak mukosa misal V.cholerae Eltor,
Enterotoxigenic E.coli (ETEC) dan C. Perfringens. V. Cholerae eltor
mengeluarkan toksin yang terikatpada mukosa usus halus 15-30
menit sesudah diproduksi vibrio.
Diare karena bakteri non- • Enterotoksin ini menyebabkan kegiatan berlebihan pada dinding sel
usus, sehingga menyebabkan sekresi aktif anion klorida kedalam
invasif (enterotoksigenik). lumen usus yang diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium, dan
kalium

• Bakteri yang merusak (invasif) antara lain Enteroinvasive E. coli


(EIEC), Shalmonella, yersinia, C. Perfringens tipe C.
Diare karena • Diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan
ulserasi. Sifat diarenya sekretorik eksudatif.
bakteri/parasit invasif • Cairan diare dapat tercampur lendir dan darah.

(enterovasif).
 Perlu ditanyakan buang air besarnya encer atau cair, disertai darah/tidak,
disertai lendir atau tidak
Berapa frekuensi BAB per hari ?
Apakah disertai demam atau tidak ?
Apakah disertai dengan trias disentri ? ( Tenesmus, BAB darah dan
lendir,sakit perut)
Apakah ada mual/ tidak ?
Riwayat makan minum pasien:Higienis/tidak ?
Apakah mengandung makanan makanan/minuman yang iritatif terhadap
saluran cerna ?
Apakah ada intoleransi laktosa/tidak ?
Apakah baru saja pergi kedaerah yang terkena wabah diare ?
Apakah makan obat-obat yang menimbulkan diare ?
AKIBAT KEHILANGAN CAIRAN TUBUH (VOLUME DEFICIT)
Turgor kulit menurun
Denyut nadi melemah atau tiada
Mata cekung, ubun-ubun besar/cekung
Suara parau
Kulit dingin, sianosis (jari-jari)
Selaput lendir kering
Anuria-uremia

1. Keadaan Klinis : ringan, sedang dan berat


2. Berat Jenis Plasma : Pada dehidrasi BJ
plasma meningkat
1. Dehidrasi berat : BJ plasma 1.032-1.040
2. Dehidrasi sedang : BJ plasma 1.028 –
1.032
3. Dehidrasi ringan : BJ plasma 1.025 –
1.028
3. Pengukuran Central Venous Pressure (CVP) :
Bila CVP +4s/d+11cm H2O adalah normal,
Syok atau dehidrasi maka CVP kurang dari
+4cm H2O
Gejala Klinis
GEJALA KLINIS Ringan (hilang cairan Sedang (hilang cairan Berat (hilang cairan
2-5% BB) 5-8% BB) 8-10% BB)
Keadaan Umum
Kesadaran Baik Gelisah Apatis – Koma
Rasa Haus + ++ +++
Sirkulasi
Nadi Normal (120) Cepat Cepat sekali
Respirasi
Pernapasan Biasa Agak cepat Kussmaul (cepat
dalam)
Kulit
Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali
Turgor&Tonus Biasa Agak kurang Kurang sekali
Diuresis Normal Oligouri Anuria
Selaput Lendir Normal Agak kering Kering/asidosis

Suharyono et al. Gastroenterologi Anak Praktis. FKUI. 1988


AKIBAT KEHILANGAN ELEKTROLIT-
ELEKTROLIT TUBUH
Defisiensi bikarbonat/asidosis :
muntah-muntah, pernapasan cepat dan
dalam, cardiac reserve menurun,
defisiensi K intrasel
Defisiensi K : kelemahan otot, ileus
paralitik (distensi abdomen), cardiac
arrythmia – cardiac arrest
Hipoglikemia,menyebabkan malnutrisi
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Hitung Jenis Leukosit)
2. Kadar Elektrolit serum
3. Ureum dan Kreatinin
4. Pemeriksaan Tinja
5. Pemeriksaan Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mendeteksi
diargiarsis
6. Test serologic Amebiasis
7. Foto X-Ray Abdomen
Diagnosis Banding
• Pasien Diare Akut dapat dibagi atas diare akut yang disertai
demam/tinja berdarah dan diare akut yang tidak disertai demam/tinja
berdarah.

• Patogen : Shigella spp,


Campylobacterjejuni, Salmonella
spp
Pasien diare akut • Diagnosis :
• Banyak leukosit di tinja
disertai demam atau (patogen invasif),
tinja darah • Kultur tinja untuk Salmonella,
Shigella, Campylobacter,
Yersinia,
• Darah tebal untuk malaria
Diagnosis Banding

• Patogen : Etec, Giardia lamblia,


Rotavirus, S. Aureus,
Clostridium perfringens,
Vibrio cholera, Bahan toksik
Pasien diare akut pada makanan
tanpa demam • Diagnosis :
• Tidak ada leukosit dalam
ataupun darah tinja tinja
• Kultur tinja
• Pemeriksaan parasit untuk
tinja segar.
Penatalaksanaan Diare akut antara lain:

1. Dehidarasi
•Bila pasien keadaan umum baik tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan banyak minum
•Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau
rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung elektrolit dan gula atau starch harus diberikan.
•Cairan diberikan 50-200 ml/KgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi.

Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh:
• BJ plasma dengan rumus :

•Metode Pierce berdasarkan Klinis :


•Dehidrasi ringan , kebutuhan cairan = 5% X Berat Badan(kg)
•Dehidrasi Sedang, kebutuhan cairan = 8 X Berat Badan(kg)
•Dehidrasi Berat, kebutuhan cairan = 10 X Berat Badan(kg)
•Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis:
Tahap Pemberian cairan pada dehidrasi
1. Dua jam pertama ( tahap rehidrasi inisial ): jumlah total kebutuhan cairan
menurut rumus BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2
jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.
2. Satu jam berikut/jam ke-3 ( tahap kedua ) pemberian diberikan
berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi
inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor Daldiyono kurang dari 3
dapat diganti cairan per oral.
3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan
melalui tinja dan Insensible water loss (IWL)
Penatalaksanaan Diare akut antara lain:

2. Diet (Asupan Makanan)


•Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat.
•Pasien dianjurkan justru minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang.
•Untuk sebagian orang susu sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi
virus dan bakteri.
•Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.

3. Obat Anti Diare


•Yang paling efektif yaitu derivat opioid misal loperamide, difenoksilat-atropin dan tinktur opium. Loperamide paling disukai
karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil.
•Obat yang mengeraskan tinja: atapulgite 4X 2 tab/hari, smectite 3X 1 saset diberikan tiap diare/BAB encer sampai diare
berhenti.
•Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrasec 3 x 1 tab/hari.
Penatalaksanaan Diare akut antara lain:
Kesimpulan

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di


negara berkembang maupun negara maju. Sebagian
besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu
diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit. Bila ada
tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat
diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang
kemudian dapat dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai
dengan hasil kultur. Pengobatan simtomatik dapat
diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan
sesuai dengan aturan. Prognosis diare akut infeksi bakteri
baik, dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.
Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan
pencegahan untuk penularan diare infeksi bakteri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai