Kelompok D3
Nama NIM Paraf
Cara Kerja
1. Peredaran Darah Vena
A. Pembuluh darah vena lengan bawah
1. Pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena lengan bawah
yang terlihat jelas.
2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan
bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang
mengembang.
4. Pilihlah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling
jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah
perifer dengan perlahan-lahan.
5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu
vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.
6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong
darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena
yang kosong itu.
7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di
lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-
katupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.
B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena
1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap
lurus ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.
2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu
tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan
saudara.
3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua
punggung tangan tersebut.
Catatlah hasil pengamatan saudara.
D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (Cara Gartner)
1. Orang percobaan berbaring telentang di meja praktikum dengan
menggantungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di
punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke
atas sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.
3. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung
tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan
darah vena punggung tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung:
Pada orang yang berbaring telentang kira-kira dipertengahan jarak antara meja
dan sternum.
Pada orang yang berdiri kurang lebih pada sternum di ruang interkostal ke – 4.
4. Ulangilah sub 1 sampai dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat
setinggi-tingginya.
5. ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan melakukan tindakan
valsalva.
6. ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada
sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah.
7. Terangkanlah hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran
tekanan darah vena di atas.
Hasil Percobaan
Percobaan I – Peredaran darah vena
A. Pembuluh darah vena lengan bawah
Saat
Terjadi pengembangan pembuluh vena
penekanan
Didorong ke Tidak terjadi pengosongan maupun penambahan pengembangan
perifer pembuluh vena
Didorong ke
Terjadi pengosongan pembuluh vena
sentral
D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner)
Valsava 28
Posisi berdiri 22
Dalam air :oklusi 3 menit 150-175 mmHg warnanya putih pucat, kukunya biru
Saat tekanan manset diturunkan :memerah, kuku biru picut jadi warna merah mudah
Dalam air :putih pucat tapi tidak sampe biru, venanya mengembang, kuku putih.
Saat tekanan manset diturunkan :vena mengempis, warna kembali oklusi normal
Hasil Pengamatan
OP : Agus
Tekanan darah dalam keadaan basal : 110 / 60 mmhg ( Rata-Rata 3x pengukuran )
Detik Ke Tekanan darah
30” 120 / 70 mmhg
60” 120 / 80 mmhg
Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara umum bahwa tekanan darah basal
sistol dan diastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Dari
tekanan basal 120/60 naik menjadi 120/70 dan 120/80. Saat tubuh manusia berada pada
temperatur yang relatif lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit
(vasokonstriksi), terutama pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah
untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokontriksi tersebut berdampak pada
naiknya tekanan darah sistol dan diastol, Di samping itu, adanya respon stress yang
ditimbulkan tubuh saat tangan OP dimasukkan dalam es yang bersuhu 4oC juga
mungkin menjadi alasan naiknya tekanan darah OP. Suhu yang sangat dingin ini akan
menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis, sehingga
menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu disekresikannya hormon
adrenalin yang memacu peningkatan aktivitas kardiovaskuler termasuk peningkatan
tekanan darah. Pada OP Agus tekanan darah sistolnya naik sebesar 10 mmHg dan tekanan
darah diastolnya naik sebesar 10 mmHg sehingga dapat disimpulkan OP Agus
termasuk golongan hiporeaktor.
Landasan Teori
Faktor yang mempengaruhi aliran balik vena
Otot polos vena banyak disarafi serat saraf simpatis. Stimulasi saraf simpatis
akanmenimbulkan vasokontriksi vena dan meningkatkan tekanan vena dan kemudian
akanmeningkatkan gradien tekanan yang akan mendorong lebih banyak darah dari vena
keatrium.Selain itu vasokontriksi dari vena akan meningkatkan aliran balik vena dengan
mengurangi kapasitas vena.
2. Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena
Banyak vena besar yang terletak antara otot-otot rangka, sehingga ketika otot berkontraksi
venatertekan dan meningkatkan aliran darah menuju jantung.Aliran balik vena mengacu
kepada volume darah yang masuk kedalam tiap-tiap atrium per menit dari vena. Penekanan
vena eksternal ini akanmenurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena,
sehingga cairan vena akan mengalir ke dalam jantung. Efek pemompaan ini yang dikenal
dengan pompa otot rangka.Adapun hal yang perlu diingat adalah besarnya laju aliran yang
melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik
dengan resistensi pembuluh.Tekanan rata-rata darah saat memasuki sistem vena hanya
sekitar 17 mmHg, tetapi karena tekanan atrium mendekati 0 mmHg, maka masih terdapat
gaya dorong untuk mengalirkan darah melalui sistem vena.
Pada vena-vena besar terdapat katup-katup satu arah yang terdapat dalam jarak 2sampai 4
cm. Katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantungdan mencegah
darah kembali ke jaringan. Katup vena ini juga melawan efek gravitasidengan membantu
mengecilkan aliran balik darah.
Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada akan menjadi rata-rata 5mmHg
dibawah tekanan atmosfer. Aliran darah balik vena dari ekstremitas akan nampak pada
perubahan ini. Perbedaan tekanan ini akan mengalirkan darah dari vena-vena bagian bawah
menuju ke vena dada dan meningkatkan aliran balik vena. Hal ini dikenal dengan sebagai
pompa respirasi.
Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk mengetahui efek gravitasi pada Tekanan
a. Pada orang dewasa dalam keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan
antara jantung dan setara dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 m. Tekanan yang
ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek gravitasi adalah 90 mmHg. Tekanan yang
terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang menjadi sekitar 10 mmHg di vena-vena
tungkai bawah karena hilangnya tekanan akibat pergesekkan di pembuluh-pembuluh
sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh gravitasi (90 mmHg) ditambah tekanan yang
ditimbulkan oleh jantung (10 mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di pergelangan
kaki. Demikian juga kapiler di daerah ini mendapat pengaruh gravitasi yang sama.
b. Karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi
penimbunan darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi
menembus dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki
membengkak, kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi
tersebut.
Kapiler Darah
Kapiler adalah pembuluh yang terkecil dari pembuluh darah. Pembuluh dengan struktur
mikroskopis yang sangat tipis yang memungkinkan untuk permeabilitas selektif, yang
memungkinkan terjadinnya proses pertukaran Zat
Pembuluh darah arteri berakhir di jaringan perifer sebagai pembuluh darah kapiler.
Pembuluh darah kapiler menjadi sarana untuk pertukaran zat antara pembuluh darah dengan
jaringan. Kapiler darah mampu untuk berkontriksi maupun berdilatasi sesuai dengan
kebutuhan jaringan tubuh.
Bila penyebaran ke organ atau jaringan menurun terdapat juga respon lokal, yang
meliputi pembukaan kapiler yang sebelumnya tertutup, yang bekerja memaksimalkan
ekstraksi oksigen dan nutrisi dari darah arteri. Jika metabolisme oksidatif tidak dapat
dipertahankan, jaringan menghasilkan H+ dan laktat berlebihan, laju metabolik menurun, dan
fungsi jaringan tersebut menurun. Jadi, bila terdapat gangguan perfusi jaringan seperti kulit,
akan di dapatkan suhu kulit yang lebih dingin, pemanjangan waktu pengisian kembali
kapiler, kebiruan atau perubahan warna sianotik akibat kenaikan ekstraksi oksigen dan lebih
rendahnya saturasi oksigen kapiler dan vena, serta penurunan pulsasi arteri yang menuju
jaringan tersebut.
Vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah dapat mengubah kecepatan aliran
darah pada kulit.
Daftar Pustaka
1. Ganong WF. Buku Ajar Fisiolgi Kedokteran. 20th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2003. h. 565
2. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 1997. 317-320
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2001. h. 299-333