Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Fisiologi

Peredaran Darah Tepi

Kelompok D3
Nama NIM Paraf

Agus Suweca 102015056

Benedictus Pratama Sinaga 102015031

Lilian Anggrek 102010002

Fathiyah Hana 102015002

Hani Tricia Lesmana 102015097

Nur Ainaa Athirah 102015213

Fransisca Oktaviani Pratiwi 102015161

FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana


Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Telp.021-569 42061
Fax 021-563 1731
Tujuan Percobaan
- Untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi peredaran darah vena.
- Untuk mengetahui aktivitas kapiler pada kulit ketika terdapat pembuluh darah yang
terhambat.

Alat dan Bahan


1. Sfigmomanometer
2. 2 buah waskom:
- Berisi air panas (42 – 45oC)
- Berisi air es
3. Mistar

Cara Kerja
1. Peredaran Darah Vena
A. Pembuluh darah vena lengan bawah
1. Pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena lengan bawah
yang terlihat jelas.
2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan
bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang
mengembang.
4. Pilihlah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling
jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah
perifer dengan perlahan-lahan.
5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu
vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.
6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong
darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena
yang kosong itu.
7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di
lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-
katupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.
B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena
1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap
lurus ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.
2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu
tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan
saudara.
3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua
punggung tangan tersebut.
Catatlah hasil pengamatan saudara.

C. Waktu pengisian pembuluh darah vena


1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan
yang berbaring telentang.
2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan
pompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di
bawah tekanan diastolik (±50-60 mmHg) untuk membendung vena.
3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai
tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang
percobaan.
4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot
lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya
sebanyak 10 atau 20 kali.
5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena
seperti pada sub 3.

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (Cara Gartner)
1. Orang percobaan berbaring telentang di meja praktikum dengan
menggantungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di
punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke
atas sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.
3. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung
tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan
darah vena punggung tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung:
 Pada orang yang berbaring telentang kira-kira dipertengahan jarak antara meja
dan sternum.
 Pada orang yang berdiri kurang lebih pada sternum di ruang interkostal ke – 4.
4. Ulangilah sub 1 sampai dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat
setinggi-tingginya.
5. ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan melakukan tindakan
valsalva.
6. ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada
sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah.
7. Terangkanlah hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran
tekanan darah vena di atas.

2. Peredaran Darah Kulit


A. Vasodilatasi aktif kapiler
1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45oC.
2. Pasanglah manset sfignomanometer pada lengan atas orang percobaan.
3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan orang percobaan
tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175 mmHg
dan masukkanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah kedalam air panas
45oC selama 3 menit.
4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.
5. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan
tekanan dalam manset .
6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

B. Vasodilatasi pasif kapiler


1. Pasanglah sekarang manset sfignomanometer pada lengan yang lain dan pompalah
sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi).
2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam
air panas 45oC selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari
air panas da perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke
dalam air panas dan yang tidak.
3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit

Hasil Percobaan
Percobaan I – Peredaran darah vena
A. Pembuluh darah vena lengan bawah
Saat
Terjadi pengembangan pembuluh vena
penekanan
Didorong ke Tidak terjadi pengosongan maupun penambahan pengembangan
perifer pembuluh vena
Didorong ke
Terjadi pengosongan pembuluh vena
sentral

B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah


Objek Pengamatan Tangan Kanan Tangan Kiri
Tidak mengembang – putih
Volar Manus Mengembang – biru (pucat)
(pucat)
Tidak mengembang – putih
Dorsal Manus Mengembang – biru (pucat)
(pucat)
C.Waktu pengisian pembuluh darah vena
Perlakuan Waktu (detik)
Tanpa gerakan otot 38
Dengan gerakan otot 36

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner)

Perlakuan Tekanan (cmH2O)


Berbaring terlentang 10
Tungkai diangkat setinggi-tingginya 19

Valsava 28

Posisi berdiri 22

Percobaan II – Peredaran Darah Kulit


A. Vasodilatasi aktif kapiler

Dalam air :oklusi 3 menit 150-175 mmHg warnanya putih pucat, kukunya biru
Saat tekanan manset diturunkan :memerah, kuku biru picut jadi warna merah mudah

B. Vasodilatasi pasif kapiler

Dalam air :putih pucat tapi tidak sampe biru, venanya mengembang, kuku putih.
Saat tekanan manset diturunkan :vena mengempis, warna kembali oklusi normal

Tes peninggian Tekanan Darah Dengan pendinginan ( Cold Pressure Test )


I . Alat Dan Bahan
1. Sfigmomanometer dan stetoskop
2. Waskom yang berisi air es
3. Stopwatch
II. Cara Kerja
1. Mintalah pasien simulasi agar berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit
2. Selama menunggu pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas
pasien simulasi
3. Setelah pasien berbaring 20 menit tetapkanlah tekanan darahnya tiap 5 menit
sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut ( tekanan basal )
4. Tanpa membuka manset suruhlah PS memasukan tangan kirinya ke dalam air es (
40C ) sampai pada pergelangan tangan
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan tetapkanlah tekanan sistolik dan
diastoliknya
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah pasien selama pendinginan bila pada
pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar 20 mmhg, tekanan diastoliknya lebih
dari 15mmhg dari tekanan basal maka pasien tersebut tergolong hipereaktor, bila
kenaikan tekanan darah pasien masih dibawah angka-angka tersebik iut diatas maka
pasien tersebut termasuk golongan hiporeaktor
7. suruhlah pasien segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah
tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah
basal
8. bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada
detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan latihan dapat diulangi dua kali
a. Pada latihan pertama hanya dilakukan penetapan sistolik pada detik ke 30
dan detik ke 60 pendinginan
b. suruhlah PS segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah
tekanan sistolik dan diastoliknya tiap 2 menit sampai kembali ke tekanan basal
c. setelah tekan darah kembali ke tekanan basal lakukanlah latihan yang kedua
untuk menetapkan tekanan diastolik pada detik ke 30 dan dtik ke 60 pendinginan

Hasil Pengamatan
OP : Agus
Tekanan darah dalam keadaan basal : 110 / 60 mmhg ( Rata-Rata 3x pengukuran )
Detik Ke Tekanan darah
30” 120 / 70 mmhg
60” 120 / 80 mmhg

Pengukuran setiap 2 menit setelah tangan dikeluarkan dari air es :


Waktu Tekanan Darah
2 menit pertama 120/60 mmhg
2 menit kedua 120/50 mmhg
2 menit ketiga 110/50 mmhg
2 menit keempat 110/30 mmhg
2 menit kelima 100/50 mmhg

Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara umum bahwa tekanan darah basal
sistol dan diastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Dari
tekanan basal 120/60 naik menjadi 120/70 dan 120/80. Saat tubuh manusia berada pada
temperatur yang relatif lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit
(vasokonstriksi), terutama pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah
untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokontriksi tersebut berdampak pada
naiknya tekanan darah sistol dan diastol, Di samping itu, adanya respon stress yang
ditimbulkan tubuh saat tangan OP dimasukkan dalam es yang bersuhu 4oC juga
mungkin menjadi alasan naiknya tekanan darah OP. Suhu yang sangat dingin ini akan
menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis, sehingga
menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu disekresikannya hormon
adrenalin yang memacu peningkatan aktivitas kardiovaskuler termasuk peningkatan
tekanan darah. Pada OP Agus tekanan darah sistolnya naik sebesar 10 mmHg dan tekanan
darah diastolnya naik sebesar 10 mmHg sehingga dapat disimpulkan OP Agus
termasuk golongan hiporeaktor.

Landasan Teori
Faktor yang mempengaruhi aliran balik vena

1. Efek aktivitas simpatis pada aliran balik vena

Otot polos vena banyak disarafi serat saraf simpatis. Stimulasi saraf simpatis
akanmenimbulkan vasokontriksi vena dan meningkatkan tekanan vena dan kemudian
akanmeningkatkan gradien tekanan yang akan mendorong lebih banyak darah dari vena
keatrium.Selain itu vasokontriksi dari vena akan meningkatkan aliran balik vena dengan
mengurangi kapasitas vena.
2. Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena

Banyak vena besar yang terletak antara otot-otot rangka, sehingga ketika otot berkontraksi
venatertekan dan meningkatkan aliran darah menuju jantung.Aliran balik vena mengacu
kepada volume darah yang masuk kedalam tiap-tiap atrium per menit dari vena. Penekanan
vena eksternal ini akanmenurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena,
sehingga cairan vena akan mengalir ke dalam jantung. Efek pemompaan ini yang dikenal
dengan pompa otot rangka.Adapun hal yang perlu diingat adalah besarnya laju aliran yang
melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik
dengan resistensi pembuluh.Tekanan rata-rata darah saat memasuki sistem vena hanya
sekitar 17 mmHg, tetapi karena tekanan atrium mendekati 0 mmHg, maka masih terdapat
gaya dorong untuk mengalirkan darah melalui sistem vena.

3. Efek katup vena pada aliran balik vena

Pada vena-vena besar terdapat katup-katup satu arah yang terdapat dalam jarak 2sampai 4
cm. Katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantungdan mencegah
darah kembali ke jaringan. Katup vena ini juga melawan efek gravitasidengan membantu
mengecilkan aliran balik darah.

4. Efek aktivitas pernapasan pada aliran balik vena

Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada akan menjadi rata-rata 5mmHg
dibawah tekanan atmosfer. Aliran darah balik vena dari ekstremitas akan nampak pada
perubahan ini. Perbedaan tekanan ini akan mengalirkan darah dari vena-vena bagian bawah
menuju ke vena dada dan meningkatkan aliran balik vena. Hal ini dikenal dengan sebagai
pompa respirasi.

5. Efek penghisapan jantung pada aliran balik vena

Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah mengakibatkan atrium


semakinmengembang dan menurunkan tekanannya sehingga gradien tekanan vena-ke-
atriumakan meningkat dan aliran balik vena juga meningkat.Ekspansi cepat rongga ventrikel
selama relaksasi ventrikel akan menciptakan tekanannegatif yang akan meningkatkan gradien
tekanan vena-ke-atrium-ke-ventrikel danmeningkatkan aliran balik vena. Semua peningkatan
aliran balik vena ini akan meningkatkan volume diastolik akhir jantung dan mengingkatkan
volume sekuncup jantung dan pada akhirnya akan meningkatkancurah jantung.

Efek Gravitasi pada Tekanan Vena

Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk mengetahui efek gravitasi pada Tekanan

Vena. Hal tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pada orang dewasa dalam keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan
antara jantung dan setara dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 m. Tekanan yang
ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek gravitasi adalah 90 mmHg. Tekanan yang
terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang menjadi sekitar 10 mmHg di vena-vena
tungkai bawah karena hilangnya tekanan akibat pergesekkan di pembuluh-pembuluh
sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh gravitasi (90 mmHg) ditambah tekanan yang
ditimbulkan oleh jantung (10 mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di pergelangan
kaki. Demikian juga kapiler di daerah ini mendapat pengaruh gravitasi yang sama.

b. Karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi
penimbunan darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi
menembus dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki
membengkak, kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi
tersebut.

Kapiler Darah
Kapiler adalah pembuluh yang terkecil dari pembuluh darah. Pembuluh dengan struktur
mikroskopis yang sangat tipis yang memungkinkan untuk permeabilitas selektif, yang
memungkinkan terjadinnya proses pertukaran Zat
Pembuluh darah arteri berakhir di jaringan perifer sebagai pembuluh darah kapiler.
Pembuluh darah kapiler menjadi sarana untuk pertukaran zat antara pembuluh darah dengan
jaringan. Kapiler darah mampu untuk berkontriksi maupun berdilatasi sesuai dengan
kebutuhan jaringan tubuh.
Bila penyebaran ke organ atau jaringan menurun terdapat juga respon lokal, yang
meliputi pembukaan kapiler yang sebelumnya tertutup, yang bekerja memaksimalkan
ekstraksi oksigen dan nutrisi dari darah arteri. Jika metabolisme oksidatif tidak dapat
dipertahankan, jaringan menghasilkan H+ dan laktat berlebihan, laju metabolik menurun, dan
fungsi jaringan tersebut menurun. Jadi, bila terdapat gangguan perfusi jaringan seperti kulit,
akan di dapatkan suhu kulit yang lebih dingin, pemanjangan waktu pengisian kembali
kapiler, kebiruan atau perubahan warna sianotik akibat kenaikan ekstraksi oksigen dan lebih
rendahnya saturasi oksigen kapiler dan vena, serta penurunan pulsasi arteri yang menuju
jaringan tersebut.
Vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah dapat mengubah kecepatan aliran
darah pada kulit.

Analisa Hasil Percobaan


Percobaan I.A dilakukan dengan menekan salah satu pembuluh vena dari OP yang
terletak di dekat siku. Hasil yang didapatkan dari perlakuan ini adalah terdapat
pengembangan pembuluh vena yang terdapat di bagian yang lebih perifer. Penahanan
pembuluh vena pada bagian siku ini menahan aliran balik vena menuju jantung sehingga
darah-darah yang berada pada pembuluh darah yang lebih perifer sulit untuk menghantarkan
kembali darah-darah tersebut ke jantung sehingga mengakibatkan pengembangan pada
pembuluh vena pada bagian perifer.
Sifat pembuluh vena yang memiliki daya regang yang tinggi membuat pembuluh vena
mampu untuk menampung darah, namun kemampuan recoilnya tidak sebaik kemampuan
arteri sehingga vena tidak memiliki gaya dorong yang kuat dari dirinya sendiri untuk
mendorong darah ke sentral.
Vena yang menampung darah akan mudah untuk mengembang sebagai akibat dari
kemampuan regangnya yang tinggi. Pembuluh darah vena memiliki katup-katup yang
menyebabkan aliran darahnya hanya dapat berjalan satu arah yaitu menuju jantung. Penahan
pembuluh vena di bagian siku menghambat aliran balik vena namun tidak akan menyebabkan
darah-darah yang sudah mencapai pembuluh darah pada bagian yang lebih mendekati jantung
kembali lagi ke perifer.
Dengan keberadaan katup ini apabila dilakukan pendorongan vena ke arah perifer tidak
akan menyebabkan terjadinya pengosongan pembuluh darah di bagian yang lebih mendekati
jantung atau pengembangan pembuluh vena perifer, karena seperti yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa katup vena menghambat darah untuk kembali ke arah perifer. Namun
sebaliknya, apabila pendorongan dilakukan pendorongan ke arah sentral maka akan terlihat
pembuluh darah vena yang awalnya mengembang. Setelah dilakukan pendorongan ke arah
sentral, terlihat sedikit mengempis dibanding sebelumnya. Pendorongan ini membantu aliran
balik vena sehingga vena-vena yang berada di perifer akan sedikit mengalami kekosongan
walaupun sebenarnya tidak akan kosong seutuhnya karena aliran darah terus dihantarkan ke
perifer oleh pembuluh darah arteri.
Keberadaan katup-katup vena ini dapat dilihat pada bagian pembuluh vena yang lebih
mengembang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, katup vena berjarak kira-kira 2 cm
antara satu katup dengan katup lainnya. Hal ini menyatakan bahwa vena memiliki katup yang
cukup banyak sepanjang perjalanannya menuju jantung sehingga kemungkinan darah untuk
bergerak kembali ke perifer akan sangat kecil.
Dari percobaan I.B didapatkan hasil tidak adanya pengembangan di pembuluh vena
pada tangan kanan baik pada volar manus maupun pada dorsum manus. Seperti yang kita
ketahui bahwa aliran balik vena mengalir dari perifer menuju ke jantung. Berbeda halnya
dengan aliran darah arteri yang mengalir dari jantung menuju perifer. Gaya gravitasi yang
menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aliran balik vena akan semakin besar
efeknya saat pembuluh darah vena mendekati gaya gravitasi dan arahnya berlawanan dengan
gaya gravitasi. Dengan adanya gaya gravitasi, darah vena yang berlawanan dengan arah
gravitasi (vena dari bawah jantung) akan tertahan di perifer. Pembuluh vena di tangan kanan
OP tidak mengalami pengembangan dikarenakan keberadaan tangan kanan yang jauh dari
pengaruh gravitasi dan searah dengan gaya gravitasi menyebabkan tidak ada darah yang
terkumpul di vena bagian perifer sehingga pembuluh darah vena tidak mengembang seperti
yang terjadi pada tangan kiri OP yang mendapat pengaruh gravitasi yang cukup besar
daripada pada tangan kanan OP. Tangan kanan OP tidak terlihat lebih biru karena aliran balik
vena berjalan dengan baik tanpa pengaruh besar dari gaya gravitasi namun ada sedikit
hambatan pada peredaran darah arteri menuju perifer sehinga walaupun aliran balik vena baik
hambatan aliran arteri akan sedikit menyebabkan tangan terlihat pucat. Sedangkan tangan kiri
OP cukup pucat karena adanya warna kebiruan akibat penumpukan darah vena di bagian
perifer sebagai pengaruh gaya gravitasi di perifer. Pucatnya tangan kiri OP masih dapat
diimbangi dengan hantaran darah arteri yang lebih baik dibandingkan dengan tangan kanan
OP.
Percobaan I.C dilakukan dengan memberikan tahanan pada aliran balik vena yaitu
dengan pemompaan manset di bawah tekanan diastolik untuk membendung vena (obstruksi).
Dengan adanya tahanan ini menyebabkan darah vena akan mengambil waktu yang sedikit
lebih lama dibandingkan dengan aliran tanpa tahanan untuk kembali ke jantung. Tahanan
yang diberikan ini akan menyebabkan darah mengisi pembuluh vena di bagian perifer dan
menyebabkan pembuluh vena mengembang. Tanpa perlakuan apapun saat aliran darah vena
OP ditahan dengan tekanan dibawah tekanan diastol, pembuluh vena mengembang kira-kira
membutuhkan waktu sekitar 48, 20 detik. Waktu ini menandakan waktu pengisian vena di
bagian perifer akibat tertahannya aliran baliknya menuju jantung. Pada percobaan dengan
meminta OP untuk mengepalkan dan membuka tangannya, waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi pembuluh vena di bagian perifer seharusnya berlangsung lebih cepat. Karena dengan
adanya kontraksi otot rangka, maka pengembalian vena akan lebih cepat dan sampai pada
tahanan oleh tekanan manset lebih cepat. Namun, pada percobaan bisa saja yang terjadi
adalah tekanan tersebut tidak mampu menutupi pembuluh vena secara total (karena saat
kontraksi otot rangkapun tekanan pada vena meningkat) sehingga aliran darah vena dapat
mengalir yang kemudian menghasilkan waktu lebih lama.
Percobaan I.D dilakukan 4 perlakuan. Kita akan mengurutkannya dari yang seharusnya
membutuhkan pengangkatan tangan tertinggi dari katub tricuspid. Perlakuan Valsava
seharusnya membutuhkan elevasi yang paling tinggi. Usaha ekspirasi yang ditahan oleh
menutupnya epiglottis menyebabkan tekanan intrapulmo meningkat (diatas atmosfer). Hal
tersebut membuat aliran balik vena melambat akibat tidak adanya daya tarik dari perbedaan
tekanan tersebut. Dengan demikian sangat tergantung pada gaya gravitasi untuk
mengembalikan aliran balik vena. Perlakuan kedua tertinggi adalah tangan normal tanpa
perlakuan. Perlakuan ini mendapat posisi kedua karena adanya dua perlakuan lagi yang
membutuhkan ketinggian tangan di bawah 2 perlakuan sisanya. Perlakuan ketiga tertinggi,
yaitu elevasi kaki. Dengan elevasi kaki, maka aliran arteri ke kaki terhambat dan aliran balik
vena mengalir dengan cepatnya karena adanya pengaruh gravitasi yang lebih dari biasanya
(dibandingkan dengan terlentang). Berarti darah yang seharusnya disupply ke arteri yang
menuju ke kaki, sedikit dialokasikan kepada arteri lainnya pada tubuh. Begitu juga dengan
aliran balik vena yang cepat berarti memberikan darah pada ventrikel lebih banyak dari yang
seharusnya, hal ini akan mempengaruhi cardiac output semakin besar. Berarti tekanan darah
arteri pada tangan akan semakin meningkat yang juga mempermudah aliran balik vena,
sehingga tidak terlalu memputuhkan bantuan gravitasi lebih banyak. Perlakuan keempat,
yaitu dengan berdiri. Perngaruh gravitasi sangat memegang peranan penting dan memiliki
pengaruh cukup kuat dalam mempengaruhi aliran darah baik arteri maupun vena. Oleh
karena itu, hanya memerlukan elevasi lebih sedikit untuk mengembalikan aliran vena. Pada
percobaan yang kami lakukan, terjadi kesalahan pada proses pengukurannya karena kurang
ketelitian dan keseriusan sehingga data yang didapat tidak sesuai dengan teori yang ada.
Pada percobaan kedua, perlakuan yang diberikan pada OP dengan mengoklusi aliran
darah menyebabkan jaringan perifer tidak mendapatkan oksigen melalui aliran dari arteri
yang sesuai dengan kebutuhannya dan hambatan ini menghambat aliran balik vena juga. Pada
awalnya warna kulit adalah putih karena kurangnya asupan darah segar dari arteri. Lama
kelamaan warna kulit berubah menjadi kebiruan karena menumpuknya darah kotor setelah
pertukaran oksigen – karbondioksida dengan jaringan. Namun saat tekanan pada lengan OP
dihilangkan, aliran darah menuju perifer menjadi sangat lancar dan dengan kondisi
sebelumnya dimana jaringan perifer yang kekurangan oksigen mengakibatkan vasodilatasi
pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan penyampaian darah arteri menuju perifer yang
kekurangan oksigen. Jaringan perifer yang mendapatkan aliran darah yang sesuai
menunjukkan perubahan warna pada kulit tangan OP yang menjadi merah cerah.
Perlakuan kedua yang dilakukan dengan memberikan tahanan pada aliran balik vena
tidak menghambat hantaran aliran darah arteri sehingga warna kulit dari tangan OP tidak
berubah menjadi putih seluruhnya seperti perlakuan pertama. Kondisi ini disebabkan karena
masih tercukupinya oksigen pada jaringan perifer, arteri masih dapat mengalirkan darah ke
prifer. Kemudian darah yang tiba diperifer harus dikembalikan ke jantung, namun dengan
terhambatnya aliran balik vena, darah-darah tersebut terpaksa harus tertahan diperifer dan
memberikan sedikit perubahan warna pada kulit OP dengan munculnya sedikit warna biru
yang mengakibatkan tangan terlihat lebih gelap dibandingkan dengan tangan satunya lagi.
Tekanan manset yang dihilangkan segera setelah berlalu 3 menit lamanya, memberikan
perubahan warna pada kulit permukaan tangan OP yang menjadi merah cerah. Perubahan
warna ini disebabkan karena hilangnya tahanan pada aliran balik vena yang menyebabkan
darah yang semula sempat menumpuk di perifer dihantarkan kembali ke jantung.
Kesimpulan
Aliran balik vena berjalan satu arah dengan keberadaan katup vena, sehingga darah vena
yang menuju sentral tidak akan membalik ke perifer.Banyak hal yang mempengaruhi
aliran balik vena, seperti gravitasi, tekanan intrapulmo, dan kontraksi otot
rangka.Pembuluh darah memiliki peranan dalam mekanisme sirkulasi darah serta bertugas
untuk mempertahankan kehidupan setiap sel yang menjadi tanggung jawabnya dengan
cara menyalurkan nutrisi dan proses pertukaran hasil metabilisme dan zat sisa
metabolisme dari jaringan ke pembuluh darah dan sebaliknya .

Daftar Pustaka
1. Ganong WF. Buku Ajar Fisiolgi Kedokteran. 20th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2003. h. 565
2. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 1997. 317-320

3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2001. h. 299-333

Anda mungkin juga menyukai