Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL PRAKTIKUM
Termoregulasi

B. WAKTU, TANGGAL PRAKTIKUM


Waktu : 16.00-18.00 WIB
Hari, Tanggal : Jumat, 04 Oktober 2013

C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral pada tubuh manusia
2. Mampu melakukan pengukuran suhu tubuh secara axsiler pada tubuh manusia
3. Mampu memahami perebedaan berbagai temperatur diberbagai tempat di tubuh
4. Mampu mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh pada pengukuran suhu tubuh

D. DASAR TEORI
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan
integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk
mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu lingkungan
yang dingin atau hangat.

Suhu dibagi menjadi dua yaitu:


o suhu inti: suhu yang dijaga kestabilan nya agar tidak berubah-ubah secara drastis
yang akan mengganggu temoregulasilebih jauh.
o suhu kult/perifer: suhu yang dapat berubah akibat lingkungan diluar
yang mempengaruhinya.
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
1. Exercise: Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat
15 x, sedangkan atlet dapat meningkat 20 xdari basel ratenya.
2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan
Triidothyronine) adalah pengaturan utama basal metabolisme rate.
Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan
dapat meningkatkan metabolisme 5-15%.

1
3. System syaraf: selama exercise atau situasi
penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom terstimulasi.
Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan
juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine
(NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate
dari sel tubuh.
4. Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat
meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1 % suhu tubuh
inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.
5. Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 – 20 %
metabolisme rate terutama intake tinggi protein.
6. Faktor lain seperti gender, iklim, dan malnutrisi.

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus. hypothalamus


anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan
panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta
termoregulasi (Swenson, 1997).

a) Hipotalamus Anterior berfungsi sebagai regulator terhadapsuhu panas,


stimulasi Hipotalamus Anterior akan menyebabkan Hipotermia.
Penurunan termogenesis: anoreksia, apati, peningkatan TSH,
peningkatan termolisis yaitu: vasodilatasi perifer, berkeringat,
peningkatan respirasi.

b) Hipotalamus posterior yang berfungsi sebagai regulator terhadap suhu dingin


stimulasi pada hipotalamus postteriaor akan menyebabkan hipertermia , peningkatan
termogenesis seperti menggigil, rasa lapar, peningkatan TSH, penurunan termolisis
yaitu : vasokontriksi perifer, curling up, memakai baju tebal. Yang diatur oleh
hipotalamus dan mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan.Bila suhu
lingkungan dingin, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju
metabolisme melalui perubahan-perubahan hormon-hormon yang terlibat di
dalamnya sehingga dihasilkan produksi panas optimal. Sedangkan bila suhu
lingkungan panas, makatubuh melakukan mekanisme pengrangan produksi panas
melalui proses pengeluaran cairan tubuh agar terjaga keseimbangan suhu endoterm.
Kontrol keseimbangan suhu tubuh manusia dilakukan dengan menyeimbangkan
antara pelepasan panas dan pendapatan panas. Umumnya, ketika laju panas terproduksi di

2
dalam tubuh besar dibandingkan panas yang hilang, panas suhu inti umumnya cenderung
tetap, orang normal berkisar antara 36°C - 37,5°C. Sedangkan suhu kulit berubah-ubah,
bergantung pada kondisi lingkungan.
Proses pendapatan panas atau termoregulasi. Proses ini dapat diperoleh dari basal
metabolisme rate, intake makanan, aktivitas otot. Dan proses kehilangan panas atau
termolisis. Proses ini berlangsung dengan cara :
a) Melalui kulit:Radiasi,Konduksi,Konveksi,Eksresi,Evaporasi
b) Melalui traktus respiratorius
c) Melalui Urin dan Feses
Radiasi adalah proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda lain tanpa
persentuhan. Contoh : Pancaran dan panasnya sinar matahari akan sampai terasa pada
tubuh seseorang yang sedang beraktivitas di luar rumah.
Konveksi adalah proses pergerakan molekul-molekul gas,dari suatu tempat ke tempat lain
yang berbeda suhunya. Contoh: Air yang dipanaskan pada sebuah teko akan
menghantarkan panasnya dari bawah teko hingga ke bagian atas.
Konduksi adalah Suatu proses pemindahan panas antara dua benda yang berbeda suhu
dan saling bersentuhan. Contoh : Panas yang dihantarkan dari panic yang panas akan
terasa ke tangan pemegang panci.
Evaporasi adalah Suatu proses penguapan air dari dalam permukaan tubuh yang
berakibat ikut terbuaangnya suhu badan baik dalam bentuk yang terlihat maupun yang
tidak terlihat.
Contoh: Baju yang setelah dicuci basah,lalu dijemur dengan adanya panas matahari akan
kering,hal ini dikarenakan menguapnya air menjadi uap/gas.
Comfert zone adalah suhu udara dimana badan seseorang dapat dengan mudah mengatur
keseimbangan antara termogenesis dan termolisis sehingga terasa nyaman.
Prinsip pengaturan suhu tubuh
Konsep Core temperature yaitu merupakan dua bagian dalam soal pengaturan
suhu yaitu :
Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata37oC,
yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina,esophagus.
Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit
sampai+ 2 cm kedalam. kedalam.(Ts)
Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata
(tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus :

TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr

Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem umpan


balik (feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh. Suhu tubuh

3
dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan reseptor-reseptor suhu
perifer dan sentral.
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior.
o Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas,
vasodilatasi dan menimbulkan keringat.
o Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas,
menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas,
meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine
serta meningkatkan basal metabolisme rate.
Fungsi pengaturan suhu tubuh atau termoregulasi tersebut
dibedakan menjadi 3 fase, yaitu: termal aferen, regulasi sentral dan respon
eferen.
 Termal aferen
Informasi mengenai suhu berasal dari sel-sel di seluruh tubuh yang sensitif
terhadap perubahan suhu. Reseptor-reseptor suhu ini terletak di kulit dan
membrana mukosa. Terdiri dari reseptor panas dan reseptor dingin.
Reseptor dingin menyalurkan impuls melalui serabut saraf Aδ dan reseptor
dingin melalui serabut saraf C tak bermielin. Serabut saraf C tak bermielin
juga untuk mendeteksi dan menghantarkan impuls nyeri. Hal ini yang
menyebabkan impuls panas yang intens kadang-kadang sulit dibedakan
dengan impuls nyeri tajam. Reseptor di kulit ini memiliki 10 kali lebih
banyak reseptor dingin daripada reseptor panas. Oleh karena itu, deteksi
suhu bagian perifer terutama menyangkut deteksi suhu dingin daripada
suhu panas.
Reseptor suhu tubuh bagian dalam juga ditemukan pada bagian tertentu
dari tubuh, terutama di medula spinalis, organ dalam abdomen dan torak,
hipotalamus dan bagian lain dari otak, serta sekitar vena-vena besar.
Reseptor dalam ini berbeda fungsinya dengan reseptor kulit karena
reseptor tersebut lebih banyak terpapar dengan suhu inti daripada suhu
permukaan tubuh.Reseptor suhu juga terdapat di hipotalamus anterior area
pre-optik. Area ini mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif
terhadap panas yang jumlahnya kira-kira sepertiga neuron yang sensitif
terhadap dingin.

4
 Regulasin sentral
Pusat regulasi suhu di serebral terletak di hipotalamus. Impuls suhu yang
berjalan melalui traktus spinotalamikus, yang berasal dari kulit, medula
spinalis, jaringan sebelah dalam torak dan abdomen serta bagian otak
lainnya akan dibawa dan diintegrasikan di hipotalamus, yang kemudian
akan mengkoordinasi jalur eferen menuju efektor.
Area pada hipotalamus yang dirangsang oleh impuls sensoris ini adalah
suatu area yang terletak secara bilateral dalam hipotalamus posterior kira-
kira setinggi korpus mamilaris. Di area ini impuls dari area pre optik dan
dari perifer tubuh digabung untuk mengatur reaksi pembentukan panas
atau reaksi penyimpanan panas tubuh.
Pada manusia, suhu inti diatur dalam suatu limit yang kecil yang disebut
set-point. Set-point ini yang mengatur adalah hipotalamus posterior. Nilai
ambang suhu inti tidak melebihi 0,4ºC, pada umumnya berkisar 36,7-
37,1ºC. Nilai ambang ini disebut interthreshold range. Hipotalamus
mengatur suhu tubuh dengan mengintegrasikan input suhu yang berasal
dari perifer dan inti serta membandingkan dengan set-point di hipotalamus
posterior.
 Respon eferen
Respon termoregulasi dari perubahan suhu terdiri dari perubahan tingkah
laku. Pada manusia dengan kesadaran penuh, perubahan tingkah laku lebih
bermanfaat dalam mempertahankan suhu tubuh. Saat hipotalamus
mendeteksi penurunan suhu tubuh, impuls akan berjalan dari hipotalamus
menuju korteks serebri untuk memberikan individu tersebut sensasi dingin.
Akibatnya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya peningkatan aktivitas
motorik, seperti berjalan menuju tempat yang lebih hangat atau memakai
baju hangat.
Respon yang lainnya adalah respon vasomotor. Respon vasomotor terbagi
menjadi 2 yaitu, respon terhadap dingin, berupa vasokonstriksi dan
piloereksi serta respon terhadap panas berupa vasodilatasi dan pengeluaran
keringat (sweating).

5
Suhu inti jika berada dibawah nilai ambang akan merangsang terjadinya
vasokonstriksi, termogenesis non-shivering dan shivering. Jika suhu
melebihi nilai ambang akan mengaktivasi vasodilatasi dan pengeluaran
keringat. Tidak terjadi respon termoregulasi jika suhu inti berada diantara
dua nilai ambang ini (interthreshold range).
Efektor menentukan suhu lingkungaan yang dapat diterima oleh tubuh
sementara suhu inti tetap dipertahankan normal. Ketika mekanisme efektor
ini dihambat, toleransi terhadap perubahan suhu akan menurun, hingga
mekanisme efektor lain tidak bisa mengkompensasi perubahan suhu
tersebut

E. METODE PEMERIKSAAN
Metode pemeriksaan yang digunakan adalah peroral dan peraxiler.
Cara peroral merupakan salah satu cara mengukur suhu tubuh dengan
menaruh thermometer di dalam mulut, tepatnya di bagian bawah lidah.

6
Sedangkan cara peraxiler dengan meletakkan thermometer di bawah
ketiak. Pengukuran yang dilakukan dengan cara peraxiler menunjukkan
suhu yang lebih rendah dari pengukuran dengan cara peroral sekitar 0,5°C.

Jenis Pengukuran Suhu Tubuh :


pengukuran suhu tubuh, terdapat empat (4) macam cara, yaitu :
1. Peroral (sublingual), yaitu mengukur suhu melalui oral (mulut). Keuntungan:
 Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
 Nyaman bagi klien.
 Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat.
Kerugian:
 Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.
 Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral,
riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
 Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau
klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
 Risiko terpapar cairan tubuh
2. Peraxila, yaitu mengukur suhu melalui axila (ketiak).
Keuntungan:
 Aman dan non-invasif
 Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.
Kerugian:
 Waktu pengukuran lama
 Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien
3. Perrektal, yaitu mengukur suhu melalui rektum (dubur).
Keuntungan:
 Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
 Menunjukkan suhu inti
Kerugian:
 Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal,
nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
 Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan
ansietas klien.
 Risiko terpajan cairan tubuh
 Memerlukan lubrikasi
 Dikontradiksikan pada bayi baru lahir.

4. Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga (jarang dipakai).

7
Keuntungan:
 Tempat mudah dicapai.
 Perubahan posisi yang dibutuhkan minimal.
 Memberi pembacaan inti yang akurat.
 Waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik).
 Dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien
Kerugian:
 Alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.
 Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membrane
timpani.
 Membutuhkan pembungkus probe sekali pakai
 Impaksi serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu.
 Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun
masih diragukan. Keempat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja.
Karena pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis
bagian suhu mana yang ingin kita ketahui.
Ada dua macam jenis suhu tubuh yang kita perlukan untuk tujuan pemeriksaan, yaitu :
1. Suhu inti: (core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti
kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya
dipertahankanrelatif konstan (sekitar 37°C). Tempat pengukuran suhu inti yang
paling efektif : rectum, membrane timpani, esophagus, arteri pulmonel, kandung
kemih, rektal. Dalam hal ini, kita harus menggunakan cara pengukuran suhu melalui
rektum.
2. Suhu permukaan: (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan
subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.
Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling efektif : kulit, aksila oral.
Sehingga, kita biasa menggunakan cara pengukuran melalui oral, aksila,
dan telinga.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Sebuah thermometer air raksa
2. Air es
3. Handuk
4. Kapas
5. Alkohol 70%
6. Thermometer kamar

8
G. CARA KERJA

1. Probandus tidur terlentang dengan badan bagian atas terbuka. Fossa axilaris
dikeringkan lebih dahulu dengan handuk supaya keringat tidak membasahi
thermometer.
2. Thermometer klinis dimasukkan ke dalam fossa axilaris dan sebelum thermometer
dipakai perhatikan, apakah air raksa dalam thermometer sudah turun sampai 35°C.
3. Lengan atas di adduksi pada toraks dengan demikian terjadi di sekitar tempat air
raksa suatu ruangan yang tertutup, beberapa saat kemudian suhu mendekati suhu
darah. Disebabkan oleh karena panas darah diteruskan dengan lambat melalui kulit
pada thermometer.
4. Thermometer diabaikan selama 10menit didalam fossa axilaris kemudian dibaca.
5. Air raksa dalam thermometer diturunkan dan thermometer dibersihkan dengan
alkohol.
6. Thermometer dimasukkan ke dalam mulut sehingga ujung thermometer terletak di
bawah lidah.
7. Mulut ditutup rapat biarkan 10 menit di dalam mulut. Ambil thermometer dari mulut
kemudian baca.
8. Sekarang probandus bernafas dengan tenang melalui mulut terbuka setelah air raksa
diturunkan maka letakkanlah thermometer di bawah lidah. Berapakah temperature
setelah 5 menit berapakah temperatur setelah 10 menit tanpa menurunkan air raksa
lebih dahulu.
9. Sekarang berkumur air es kemudian termperatur di pasang lagi seperti percobaan
sesudah air raksa diturunkan lebih dahulu. Pembacan dilakukan pada seperti
percobaan di atas.
10. Percobaan no 1-4 diulangi dengan probandus yng berbeda
11. Amati hasil perubahan suhu tersebut dan jelaskan mengapa terjadi perubahab suhu/
perbedaan suhu tersebut.

9
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Ketika termometer disisipkan di ketiak, suhu menunjukkan 36,1°C dalam
waktu 5 menit.
2. Ketika termometer diletakan di bawah lidah suhu menunjukkan 37,2° C
dalam waktu 5 menit.
3. Ketika termometer diletakan di bawah lidah dalam mulut yang telah
dikondisikan bersuhu dingin dengan mengunyah es selama beberapa
menit suhu menunjukkan = 36,8° C dalam waktu 5 menit.

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh data bahwa pengukuran suhu yang
paling mendekati akurat adalah pengukuran suhu di bawah lidah dibandingkan di ketiak.
Demikian halnya saat pengukuran suhu di bawah lidah yang telah dikondisikan dalam
keadaan dingin. Hal ini terjadi karena dalam mulut, memiliki banyak pembuluh darah dan
jarang terpapar suhu udara luar dibandingkan di ketiak. Selain itu, terdapat pula faktor-
faktor yang mempengaruhi termoregulasi, yaitu :
a. Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan,
masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat. Suhu tubuh bayi
dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bayi baru lahir
mengeluaran lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu
menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung
dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5°C sampai
39,5°C. Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki
anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25°C sampai 0,55°C adalah normal. Regulasi
suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur
sanpai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh
lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu oral 35°C tidak lazim pada lansia dalam
cuaca dingin. Namun rentang suhu tubuh pada lansia sekitar 36°C. Lansia terutama
sensitif terhadap suhu yang ektrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama
pada kontrol vasomotor (kontrol vasokonstriksi dan vasodilatasi), penurunan jumlah
jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat dan penurunan metabolisme.
b. Olahraga

10
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan karbohidrat
dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas.
Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan
suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari jarak jauh, dapat meningatkan
suhu tubuh untuk sementara sampai 41°C.
c. Kadar hormon
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan
pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.
Kadarprogesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi.
Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar batas.
Suhu tubuh yang rendah berlangsung sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga
terjadi pada wanita menopause. Wanita yang sudah berhenti mentruasi dapat
mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit.
Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan
vasodilatasi dan vasokontriksi.
d. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5°C sampai 1°C selama periode 24 jam.
Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh paling
rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh naik,
sampai sekitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada 17 dini hari. Penting
diketahui, pola suhu tidak secara otomatis pada orang yang bekerja pada malam hari
dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah. Secara
umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian menunjukkan,
puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia.
e. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang cemas saat
masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari
normal.
f. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat
hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme
pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di lingkungan tanpa
baju hangat, suhu tubh mungkin rendah karena penyebaran yang efektif
danpengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi
oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.

Macam-macam Termometer

11
Ada tiga jenis termometer yang digunakan untuk menentukan suhu
tubuh adalah air raksa-kaca, elektronik dan sekali pakai. Dalam
pemeriksaan,praktikan menggunakan termometer air raksa-kaca. Tingkat
pendidikan inservice dapat mempengaruhi keakuratan dan reabilitas
pembacaan suhu. Setiap alat pengukuran menggunakan derajat celsius atau
skala fahrenheit. Termometer elektronik membuat praktikan dapat
mengonversi skala dengan cara mengaktifkan tombol. Berikut adalah
definisi masing-masing termometer :
a. Termometer air raksa-kaca
Termometer air raksa-kaca adalah termometer yang paling dikenal,
telah digunakan sejak abad ke-15. Termometer tersebut terbuat dari
kaca yang pada salah satu ujungnya ditutup dan ujung lainya dengan
bentolan berisi air raksa. Ada 3 jenis termometer kaca, yaitu oral
(ujungnya ramping), stubby, dan rektal (ujungnya berbentuk buah pir).
Ujung termometer oral langsing, sehingga memungkinkan pentolan
lebih banyak terpapar pada pembuluh darah di dalam mulut.
Termometer oral biasanya memiliki ujung berwarna biru. Termometer
stubby biasanya lebih pendek dan lebih gemuk dari pada jenis oral.
Dapat digunakan mengukur suhu dimana saja. Termometer rektal
memiliki ujung yang tumpul atau runcing, untuk mencegah trauma
terhadap jaringan rektal pada saat insersi. Termometer ini biasanya di
kenali dengan ujung yang berwarna merah. Keterlambatan waktu
pencatatan dan dan mudah pecah merupakan kerugian dari termometer
air raksa-kaca. Keuntungan dari termometer air raksa-kaca adalah
harga murah, mudah diperoleh, dan banyak tersedia.
b. Termometer elektronik
Termometer elektronik terdiri atas unit tampilan tenaga batere yang
dapat diisi ulang,kabel kawat yang tipis dan alas yang memproses suhu
yang dibungkus dengan kantung plastik sekali pakai. Salah satu bentuk
termometer elektronik menggunakan alat seperti pensil. Probe
tersendiri yang anti pecah tersedia untuk oral dan rektal. Probe untuk
oral dapat juga digunakan untuk mengukur suhu di aksila. Selama 20

12
sampai 50 detik dari insersi, pembacaan terlihat pada unit tampilan
tanda bunyi yang terdengar bila puncak pembacaan suhu
terukur.Bentuk lain dari termometer elektronik digunakan secara
khusus untuk pengukuran timpanik. Spekulum otoskop dengan ujung
sensor inframerah mendeteksi penyebaran panas dari membran
timpani. Dalam 2 sampai 5 detik dari mulai dimasukkan ke dalam
kanal auditorius, hasilnya terlihat pada layar. Tanda bunyi terdengar
saat puncak bacaan suhu telah tercapai.
c. Termometer sekali pakai
Termometer sekali pakai dan penggunaan tunggal berbentuk strip kecil
yang terbuat dari plastik dengan sensor suhu pada salah satu ujungnya.
Sensor tersebut terdiri atas matrik dari lekukan seperti titik yang
mengandung bahan kimia yang larut dan berubah warna pada
perbedaan suhu. Digunakan untuk suhu oral dan aksila, terutama pada
anak-anak. Dipakai dengan cara yang sama dengan termometer aksila
dan digunakan hanya sekali. Waktu yang dibutuhkan untuk
menunjukkan suhu hanya 60 detik. Termometer di ambil dan dibaca
setelah sekitar 10 detik supaya stabil.Bentuk lain dari termometer
sekali pakai adalah koyo (patch) atau pita sensitif suhu.Digunakan
pada dahi atau abdomen, koyo akan berubah warna pada suhu yang
berbeda. Kedua jenis termometer sekali pakai ini berguna untuk
mengetahi suhu, khususnya pada bayi yang baru lahir.

C. ALIKASI KLINIS
1. Sistem Imun
Sistem imun kita terdiri dari rangkaian sel, protein, jaringan otot, dan organ-
organ tertentu. Sel yang terlibat dalam sistem imun manusia adalah lekosit (sel darah
putih) yang diproduksi dan disimpan di berbagai lokasi di tubuh, seperti thymus, limpa,
dan sumsum tulang. Dari lokasi-lokasi tersebut, lekosit menyebar ke seluruh organ tubuh
melalui pembuluh limpatik dan pembuluh darah. Dengan demikian, sistem kekebalan
tubuh dapat bekerja secara terkoordinasi dalam mengawasi pertahanan tubuh kita.
Ada dua jenis lekosit, yakni fagosit dan limposit. Fagosit adalah sel-sel yang
menghancurkan organisme pengganggu, sementara limposit adalah sel-sel yang

13
mengingat dan mengenali para pengganggu sebelumnya dan kemudian membantu tubuh
untuk menghancurkan mereka.
Rangkaian sel, protein, jaringan otot, dan organ-organ tertentu itu adalah bagian
dari sistem imun yang melindungi manusia dalam serangkaian proses yang dinamai
respon imun. Karena ada respon imun, maka sistem imun kita dapat menyerang para
pengganggu penyebab berbagai penyakit tersebut. Sistem respon itu dimulai ketika suatu
antigen (substansi asing yang menyerang tubuh) memasuki tubuh. Tubuh kemudian
mengenali dan merespon antigen tersebut dengan cara memicu produksi antibodi (protein
khusus yang diarahkan untuk antigen tertentu juga). Bila sudah diproduksi, antibodi itu
akan bertahan di dalam tubuh dan bersiaga untuk menghalau antigen yang telah dikenali
sebelumnya. Makanya, bila seseorang sudah pernah terkena suatu penyakit tertentu,
misalnya cacar air, biasanya ia tidak akan terkena penyakit yang sama untuk kedua
kalinya.
Konsep itulah yang mendasari cara kerja imunisasi. Vaksin imunisasi
memperkenalkan tubuh terhadap antigen tertentu. Antigen itu diformulasikan sedemikian
rupa untuk tidak membuat tubuh sakit, melainkan memicu tubuh untuk memproduksi
antibodi yang akan melindungi tubuh dari serangan antigen tersebut. Dengan demikian,
antibodi itu diharapkan akan melindungi tubuh dari serangan antigen sejenis di masa
depan.
Walau antibodi mampu mengenali antigen dan menempatkannya sebagai sasaran,
antibodi tidak dapat menghancurkannya tanpa bantuan. Di sinilah sel-T menunjukkan
kemampuannya sehingga lumrah bila sel-T dikenal dengan nama "sel pembunuh".
Selain mengenali dan menargetkan antigen, antibodi juga dapat menetralkan
racun yang diproduksi oleh berbagai organisme. Pun, antibodi punya wewenang untuk
mengaktivasi "komplemen", satu kelompok protein yang merupakan bagian dari sistem
imun dan berfungsi membantu membunuh bakteri, virus, atau sel yang terinfeksi.
Semua bagian sistem imun itu bekerja melindungi tubuh kita dari berbagai
penyakit. Perlindungan itu dinamai imunitas. Namun, imunitas setiap orang berbeda. Ada
yang terlihat selalu sehat, ada yang mudah sakit. Seiring pertambahan usia, antibodi kita
pun mengenal semakin banyak antigen. Itulah sebabnya orang dewasa cenderung lebih
jarang sakit dibandingkan anak-anak.
Perbedaan itu bisa terletak pada salah satu dari tiga jenis imunitas yang pada
dasarnya dimiliki oleh setiap orang. Pertama, imunitas natural ada di dalam tubuh kita
sejak kita lahir. Imunitas ini membuat tubuh kita terlindung dari kuman-kuman yang
dapat menyerang makhluk lain. Makanya, virus yang menyebabkan leukemia pada
kucing tidak berpengaruh apa pun pada manusia. Demikian juga sebaliknya.
Virus flu burung dan flu babi yang menyerang manusia adalah varian virus yang
sudah bermutasi sehingga dapat menembus imunitas kita. Memang ditulari oleh hewan,
namun masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk mutan baru. Jenis kedua, yakni

14
imunitas adaptif, adalah imunitas yang berkembang seumur hidup kita karena tubuh kita
terkena serangan penyakit atau mendapat vaksinasi.
Imunitas pasif adalah jenis yang ketiga. Dinamai pasif karena "dipinjam" dari
sumber lain dan bertahan untuk waktu singkat. Misalnya ASI. Melalui ASI, seorang Ibu
memberikan antibodinya kepada si bayi sehingga memberikan imunitas sementara
terhadap antigen-antigen yang telah dikenali oleh antibodi tersebut saat masih berada di
dalam tubuh sang ibu. Antibodi itu akan melindungi si bayi di masa-masa awal
pertumbuhannya.
Namun, seperti payung yang terkadang tak dapat melindungi seluruh tubuh kita
dari terpaan hujan, imunitas pun tak selalu berhasil menjalankan tugasnya. Inilah
penyebab mengapa kita menjadi sakit atau terinfeksi.Biasanya hal tersebut disebabkan
oleh berbagai masalah. Ada empat kategori penyebab masalah pada sistem imun manusia,
yakni gangguan immunodefisiensi, autoimun, alergi, atau kanker pada bagian tertentu di
sistem imun (Anonim, 2012).
2. Demam
Bila suhu tubuh naik lebih satu derajat dari suhu normal dan menimbulkan
ketidaknyamanan, kita menyebut hal ini sebagai demam. Secara awal demam dapat
diketahui dari perasaan lebih panas pada perabaan di kepala, leher dan tubuh. Pengukuran
lebih akurat dilakukan dalam keadaan istirahat dengan thermometer pengukur suhu tubuh.
Seseorang dapat dikatakan demam bila suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius. Penderita
demam sering menggigil dan merasa kedinginan bila suhu tubuh naik beberapa derajat
secara mendadak.
Pada dasarnya demam adalah alarm tubuh yang diberikan sang pencipta kepada
kita, yang memberitahukan bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak beres dalam tubuh.
Demam memang gejala yang dapat berdiri sendiri atau bagian dari kumpulan gejala suatu
penyakit. Karena itu segeralah mencari tahu faktor apa yang menyebabkan demam itu.
Dokter biasanya akan mencari gejala lain untuk menetapkan penyebab demam tersebut.
Misalnya bila demam disertai mual dan muntah, berarti ada gangguan didaerah
pencernaan. Atau demam yang disertai batuk berlendir maka gangguan adalah pada
saluran pernafasan.
Pada bayi dan anak-anak, infeksi virus dan bakteri merupakan penyebab utama
demam.Naik turunnya suhu tubuh kita diatur oleh thermostat pengatur suhu yang berada
di otak kita (hipotalamus). Pusat pengaturan suhu tubuh itu mematok suhu badan kita di
satu titik yang disebut set point. Dimanapun kita berada, apakah di gurun pasir yang terik
atau di kutub utara yang dingin suhu tubuh manusia sehat tetap dijaga sekitar 37 derajat
Celcius. Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan informasi dari ujung saraf dan suhu
darah yang beredar di tubuh. Di udara dingin hipotalamus akan membuat program agar
tubuh tidak kedinginan, dengan menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh.
Caranya dengan mengerutkan pembuluh darah, sehingga badan menggigil dan tampak

15
pucat.Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu tubuh
untuk mencegah heatstroke. Caranya dengan mengeluarkan panas melalui penguapan.
Pembuluh darah melebar, pernapasan pun menjadi lebih cepat. Makanya, pada saat
kepanasan, selain berkeringat, kulit kita juga tampak kemerahan.
Demam bisa muncul akibat infeksi yang terjadi setelah invasi bakteri atau virus
ke dalam tubuh kita. Ketika kuman menyerang, tubuh berusaha mengatasi invasi itu
dengan mengerahkan sistem pertahanan tubuh (perangkat daya tahan tubuh). Pada kondisi
ini semua perangkat daya tahan tubuh meningkatkan aktifitasnya untuk menghancurkan
kuman penyebab infeksi. Hypotalamus yang terdapat di otak segera memerintahkan
peningkatkan suhu tubuh. Boleh jadi temperature yang tinggi sengaja diciptakan untuk
lebih mudah mengenyahkan virus mengingat virus memang tidak tahan hidup pada suhu
tinggi (Kimin, 2011).
3. Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti
(suhu organ dalam). Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di
seluruh tubuh (Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma,
hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh <
32°C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran
rendah (low readingtermometer) sampai 25°C. Di samping itu sebagai suatu gejala,
hipotermia dapat merupakanawal penyakit yang berakhir dengan kematian.

Beberapa jenis hipotermia, yaitu:


 Accidental hypothermia,
terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35°C>.
 Primary accidental
hypothermia, merupakan hasil dari paparan langsung terhadapudara dingin pada
orang yang sebelumnya sehat.
 Secondary accidental
hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik (seluruh tubuh) yan serius.
Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan iklim dingin.

Penyebab Hipotermi, yaitu:


1. Kontak dengan lingkungan
yang dingin.
2. Adanya gangguan atau
penyakit yang diderita.
3. Penggunaan obat-obatan
(alkohol, barbiturate, phenothiazine, insulin, steroid, β-blocker.

16
4. Sepsis, hipotiroid, radang
pancreas.

Gejala dan Indikasi Penyakit Hipotermia


1. Gejala awal hipotermia
apabila suhu < 36°C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh
bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32°C -
<36°C).
2. Gigi gemeretakan, merasa
sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa. Selanjutnya pandangan mulai
menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.
3. Bila tubuh korban basah,
maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat. Selain itu bila angin
bertiup kencang, maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panas tubuhnya “faktor
wind cill”. Jadi kalau badan basah kuyub kehujanan dan angin bertiup kencang, maka
potensi hipotermia menjadi “paradoxical feeling of warmt” akan semakin cepat
terjadi.
4. Puncak dari gejala hipotermia
adalah korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi diamalah merasa kepanasan (dlm
bukunya Norman Edwin disebut “paradoxical feeling of warmt”). Oleh karena itu si
korban akan melepas bajunya satu per satu dan tetap masihmerasa kepanasan.
5. Hipotermia menyerang saraf
dan bergerak dengan pelan, oleh karena itu sang korbantidak merasa kalau dia
menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisamenahan kedinginan sampai
malah merasa kepanasan di tengah udara yang terasamembekukan, korban biasanya
tidak sadar kalau dia telah terserang hipotermia.
6. Dalam kasus penderita
hipotermia yang sampai pada taraf “paradoxical feeling of warmt” selain merasa
kepanasan dia juga terkena halusinasi. Akan tetapi, dalam banyak hal lainnya,
halusinasi juga telah terjadi walau si korban tidak sampai mengalami“paradoxical
feeling of warmt”. Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudah kehilangan
“kesadaran”, maka dia akan mudah terkena halusinasi. Dan faktor halusinasi ini yang
sangat berbahaya karena korban akan “melihat bermacam-macam hal” dan dia akan
mengejar apa yg dilihatnya itu tanpa menghiraukan apa-apa yg ada di hadapannya.
Jadi tidaklah mengherankan kalau banyak korban hipotermia ditemukan jatuh ke
jurang telah meninggal dunia.

Tindakan-tindakan Pencegahan Penyakit Hipotermia:

17
1. Gejala kedinginan yang lebih
parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan
sempoyongan dan tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung, dan
pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas
menjadi pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi
kram bahkan akhirnya pingsan. Untuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat-
cepat menghangatkan korban dengan botol berisikan air panasatau membaringkan di
dekat api atau pemanas. Jangang menggosok-gosok tubuh penderita. Jika korban
pingsan, baringkan dia dalam posisi miring. Periksa saluran pernafasan, pernafasan
dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut dan menekan dada.
2. Pindahkan ke tempat kering
yang teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian keringyang hangat, selimuti untuk
mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahanangin, seperti alumunium
foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut. Panas tubuh dari orang lain juga
bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas pakaian, dan berbagi pakai selimut
dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman hangat jangan memberikan
minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis.
3. Bila kita melakukan kegiatan
luar ruangan (pendakian gunung khususnya) pada musim hujan atau di daerah
dengan curah hujan tinggi, harus membawa jas hujan, pakaian hangat (jaket tahan air
dan tahan angin) dan pakaian ganti yang berlebih dua tiga stel,serta kaus tangan dan
topi ninja juga sangat penting. Perlengkapan yang tidak kalah pentingnya adalah
sepatu pendakian yang baik dan dapat menutupi sampai mata kaki, jangan pakai
sendal gunung atau bahkan jangan pakai sendal jepit.
4. Bawa makanan yang cepat
dibakar menjadi kalori, seperti gula jawa, coklat dll. Dalam perjalanan banyak
“ngemil” untuk mengganti energi yang hilang.
5. Bila angin bertiup kencang,
maka segeralah memakai perlengkapan pakaian hangat,seperti jaket dan kaus tangan.
Kehilangan panas tubuh tidak terasa oleh kita, dan tahu-tahu saja kita jatuh sakit.
6. Bila hujan mulai turun
bersegeralah memakai jas hujan, jangan menunggu hujan menjadi deras. Cuaca di
gunung tidak dapat diduga. Hindari pakaian basah kena hujan.
7. Bila merasa dirinya lemah
atau kurang kuat dalam tim, sebaiknya terus terang padateam leader atau anggota
seperjalanan yang lebih pengalaman untuk mengawasi dan membantu bila dirasa
perlu.
8. Semangat dan jangan
gampang menyerah bila kondisi mulai memburuk (Anonim, 2005).

18
4. Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus
bila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau
dipengarhui oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik).
Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan ciri
temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas
sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan
panas lingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan
yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan
dekat dengan sumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak
pakaian dan selimut.

Gejala hipertermia pada bayi baru lahir :


 Suhu tubuh bayi > 37,5 °C
 Frekuensi nafas bayi > 60 x /
menit
 Tanda-tanda dehidrasi yaitu
berat badan menurun, turgor kulit kurang, jumlahurine berkurang

Klinis
Sengatan panas memiliki ciri khas di mana suhu tubuh inti lebih dari 40,6°C
disertai disfungsi sistem saraf pusat yang berat (psikosis, delirium, koma)
dananhidrosis (kulit yang panas dan kering). Manifestasi dini, disebut kelelahan
panas (heat exhaustion), tidak khas dan terdiri dari rasa pusing, kelemahan, sensasi
panas, anoreksia,mual, muntah, sakit kepala dan sesak napas. Komplikasi serangan
panas mencakup gagal jantung kongestif dan aritmia jantung,edema serebral dan
kejang serta defisit neurologis difus dan fokal, nekrosis hepatoseluler dan syok.

Terapi
Kunci mengatasi hipertermia adalah pendinginan. Hal ini dimulai segera
dilapangan dan suhu tubuh inti harus diturunkan mencapai 39°C dalam jam pertama.
Lamanya hipertermia adalah yang paling menentukan hasil akhir. Berendam dalam
es lebih baik dari pada menggunakanalkohol maupun kipas angin. Komplikasi
membutuhkan perawatan di ruang intensif
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan dikisaran 37°C oleh
pusatpengatur suhu di dalam otak yaitu hipotalamus. Pusat pengatur suhu tersebut
selalu menjaga keseimbangan antara jumlah panas yang diproduksi tubuh dari

19
metabolisme dengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan dalam kisaran normal. Walaupun demikian, suhu tubuh kita
memiliki fluktuasi harian yaitu sedikit lebih tinggi pada sore hari jika dibandingkan
pagi harinya.
Demam merupakan suatu keadaan dimana terdapat peningkatan suhu tubuh yang
disebabkan kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak. Hal ini serupa dengan
pengaturan set point (derajad celsius) pada remote AC yang bilamana set pointnya
dinaikkan maka temperatur ruangan akan menjadi lebih hangat. Suatu nilai suhu
tubuh dikatakan demam jika melebihi 37,2°C pada pengukuran di pagi hari dan atau
melebihi 37,7°C pada pengukuran di sore hari dengan menggunakan termometer
mulut. Termometer ketiak akan memberikan hasil nilai pengukuran suhu yang lebih
rendah sekitar 0.5°C jika dibandingkan dengan termometer mulut sehingga jenis
termometer yang digunakan berpengaruh dalam pengukuran suhu secara tepat.
Sebagian besar kasus demam memang disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi
dan peradangan sehingga gejala demam seringkali diidentikkan dengan adanya
infeksi dalam tubuh. Namun sebenarnya ada banyak proses lainnya selain infeksi
yang dapat menimbulkan gejala demam antara lain alergi, penyakit autoimun,
kelainan darah dan keganasan. Berbagai proses tersebut akan memicu pelepasan
pirogen, yaitu mediato rpenyebab demam, ke dalam peredaran darah yang lebih
lanjut akan memicu pelepasan zat tertentu yang bernama prostaglandin sehingga
akan menaikkan set point di pusat pengaturan suhu di otak. Pelepasan prostaglandin
tersebut pulalah yang merupakan dalang dari timbulnya berbagai gejala yang sering
menyertai demam yaitu badan meriang, pegal-linu dan sakit kepala. Set point di
pusat pengatur suhu di otak yang tiba-tiba naik tersebut akan membuat tubuh merasa
bahwa suhu badan berada dibawah nilai normal akibatnya pembuluh darah akan
menyempit untuk mencegah kehilangan panas badan dan tubuh akan mulai
menggigil untuk menaikkan suhu tubuh. Jadi menggigil dapat dikatakan suatu
tahapan awal dar ikenaikan suhu tubuh dalam proses demam. Dengan demikian,
gejala menggigil, demam,sakit kepala, dan badan pegal-linu merupakan satu paket
gejala yang disebabkan oleh proses yang sejalan
Selain itu terdapat pula kondisi demam lainnya namun yang tidak disebabkan
oleh kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak, yaitu dikenal sebagai
hipertermia. Pada hipertermia, terdapat kenaikan suhu tubuh yang tinggi yang
disebabkan oleh peningkatan suhu inti tubuh secara berlebihan sehingga terjadi
kegagalan mekanisme pelepasan panas. Hipertermia antara lain dijumpai pada heat
stroke (tersengat panasnya udara lingkungan), aktivitas fisik yang berlebihan pada
cuaca panas serta dikarenakan efek dari beberapa jenis obat-obatan seperti ekstasi.
Terapi hipertermia (disebut juga termoterapi, selanjutnya kita sebut
hipertermiasaja) adalah pengobatan kanker dengan cara memanaskan jaringan tubuh

20
sampai mencapai 44°C bahkan 45°C. Riset membuktikan bahwa suhu yang tinggi
dapat menghancurkan dan membunuh sel kanker, dengan kerusakan minimal pada
jaringan normal. Dengan merusak protein maupun struktur sel, hipertermia dapat
membunuh sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Biasanya hipertermia digunakan bersamaan dengan terapi lain, misalnya
radioterapi, kemoterapi, atau imunoterapi, karena hipertermia dapat membuat sel
kanker lebih sensitif, bahkan dapat langsung menghancurkan sel-sel kanker yang
tidak dapat dihancurkan oleh radiasi.

Efek Samping Hipertermia


Terapi hipertermia pada umumnya tidak menyebabkan kerusakan jaringan
normal/sehat jika suhunya tidak melebihi 43,8°C. Tetapi perbedaan karakter jaringan
dapat menimbulkan perbedaan suhu atau efek samping pada jaringan tubuh yang
berbeda-beda, yang sering terjadi adalah rasa panas (seperti terbakar), bengkak berisi
cairan (mlenthung–Jw), tidak nyaman, bahkan sakit.
Teknik perfusi dapat menyebabkan pembengkakan jaringan, penggumpalan
darah, perdarahan, atau gangguan lain di area yang diterapi. Tetapi efek samping ini
bersifat sementara. Sedang whole body hyperthermia dapat menimbulkan efek
samping yang lebih serius tetapi jarang terjadi seperti kelainan jantung dan pembuluh
darah. Kadang efek samping yang muncul malah diare, mual, atau muntah. (Kartika,
2009).

21
BAB III
KESIMPULAN

1. Termoregulasi adalah suatu proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan
koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan
perubahan suhu lingkungan yang dingin atau hangat.
2. Suhu tubuh manusia dipengaruhi oleh exercise, hormon, sistem syaraf, suhu tubuh,
asupan makanan, dan berbagai faktor lain seperti gender, iklim dan status malnutrisi.
3. Suhu tubuh inti manusia dapat diukur secara perektal, peroral dan peraxiler.
4. Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior (regulator pada suhu panas)
dan hypothalamus posterior (regulator pada suhu dingin).
5. Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37°C yang disebabkan oleh
infeksi atau peradangan.
6. Obat yang dapat menghambat demam adalah paracetamol dan aspirin.
.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, Sistem Imun Manusia, http://www.hdindonesia.com/info-medis/sistem-


imun-manusia. Diakses tanggal 09 Oktober 2013.

Anonim, 2005, Penyakit Hipotermia. http://djuni.wordpress.com/2005/03/28/penyakit-


hipotermia/. Diakses tanggal 09 Oktober 2013.

Anonim, 2010, Pengaturan Suhu Tubuh, http://www.staff.ui.ac.id/thermoregulation.


Diakses pada tanggal 09 Oktober 2013.

Guyton, Arthur C, 2006, Textbook of Medical Physiology,11thed.

Kimin, 2011, Sekilas Lintas Tentang Demam,


http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=9.
Diakses tanggal 09 Oktober 2013.

23

Anda mungkin juga menyukai