Anda di halaman 1dari 5

Sistem Emergency Trolley IGD lantai 3

Pada ROI lantai 3 terdapat dua emergency trolley yang diletakkan di ROI 1 (ROI A dan B)
dan di ROI 2 (ROI C dan D). Setiap hari dan setiap shift petugas UPF ROI lantai 3 selalu
memeriksa emergency trolley. Apabila segel pada emergency trolley tidak pernah terbuka,
pengecekan tanggal kadaluarsa obat/alkes dilakukan setiap bulan. Penggunaan obat/alkes
emergency trolley hanya pada saat kondisi darurat/sangat mendesak. Setiap kali ada pemakaian,
dokter yang membuka harus segera melaporkan kepada petugas farmasi untuk selanjutnya ditulis
dalam laporan penggunaan emergency trolley dan membuat berita acara. Kemudian, dokter yang
bersangkutan menuliskan resep untuk obat atau alkes yang sudah digunakan. Obat/alkes
emergency trolley yang sudah digunakan harus diisi dalam waktu maksimal 3 jam dan diberi segel
baru oleh petugas farmasi UPF ROI lantai 3. Pengisian laporan penggunaan meliputi identitas
pasien, obat yang digunakan, jumlah, ttd dokter, apoteker, perawat, dan tanggal pemberian,
no.segel. Laporan penggunaan setiap obat/alkes emergency trolley direkap setiap bulan dan
dilaporkan kepada apoteker yang bertanggung jawab.
Tabel 1 Daftar Obat Emergency Trolley di ROI Lantai 3
No Nama Obat/Alkes Jumlah Satuan
A. LACI 1
1 Aminophylline injeksi 4 Ampul
2 Amiodaron injeksi 4 Ampul
3 Atropin sulfas injeksi 10 Ampul
4 Ca gluconas injeksi 3 Ampul
5 Dexamethasone injeksi 3 Ampul
6 Dextrose 40% injeksi 2 Flaskon
7 DOBUTamine injeksi 2 Vial
8 diazePAM injeksi 3 Ampul
9 DOPamine injeksi 2 Ampul
10 Lidocaine 2% injeksi 10 Ampul
11 Na bicarbonat injeksi 1 Flaskon
12 Phenobarbital injeksi 2 Ampul
13 Phenytoin injeksi 6 Ampul
14 EPHINEPHrine injeksi 15 Ampul
15 Midazolam injeksi 2 Ampul
16 NORepinephrine injeksi 2 Ampul
17 MgSO4 20% injeksi 2 Flaskon
B. LACI 2
1 NaCl 0,9% infus 3 Flaskon
2 Plasma substitued (gelatin) infus 2 Flaskon
3 Ringer lactatate infus 3 Flaskon
C. LACI 3
1 Spuit 3cc 5 Biji
2 Spuit 5cc 5 Biji
3 Spuit 10cc 3 Biji
4 Spuit 20cc 2
5 IV Catheter 14G 2 Biji
6 IV Catheter 16G 2 Biji
7 IV Catheter 18G 2 Biji
8 IV Catheter 20G 2 Biji
9 IV Catheter 22G 2 Biji
10 IV Catheter 24G 2 Biji
11 Tegaderm 5 Biji
12 Hipafix 5 x 10 1 Biji
13 Plester 1,5 x 4,5 1 Biji
14 Alkohol swab 2 Biji
15 Infussion set dewasa 2 Biji
16 Infusion set pediatri 1 Biji
17 Infusion set pediatric + buret 1 Biji
18 Blood set 2 Biji
19 ECG electrode 12 Biji
20 Jelly DC shock 1 Tube
21 KY Jelly 5 Sachet
22 Oropharyngeal tube 90 mm 2 Biji
23 Oropharyngeal tube 50 mm 2 Biji
24 NG Tube No 6Fr 2 Biji
25 NG Tube No 8Fr 2 Biji
27 NG Tube No 12Fr 2 Biji
28 NG Tube No 14Fr 2 Biji
29 NG Tube No 16Fr 2 Biji
D. LACI 4
1 Jackson Rees dewasa 1 Biji
2 Jackson Rees anak 1 Biji
3 Nasopharyngeal No 5 1 Biji
4 Nasopharyngeal No 6 1 Biji
5 Nasopharyngeal No 7 1 Biji
6 LMA no 3 1 Biji
7 LMA no.4 1 Biji
8 LMA no 5 1 Biji
9 ETT dewasa no 5 1 Biji
10 ETT dewasa no 6 1 Biji
11 ETT dewasa no 7 1 Biji
12 ETT dewasa no 7,5 1 Biji
13 ETT anak/bayi no 2 1 Biji
14 ETT anak/bayi no 2,5 1 Biji
15 ETT anak/bayi no 3 1 Biji
16 ETT anak/bayi no 3,5 1 Biji
17 ETT anak/bayi no 4 1 Biji
18 Suction catheter No 6Fr 2 Biji
19 Suction catheter No 8Fr 2 Biji
20 Suction catheter No 10Fr 2 Biji
21 Suction catheter No 12Fr 2 Biji
22 Stylet ukuran 2mm 3 Biji
23 Stylet ukuran 3mm 3 Biji
E. LACI 5
1 BVM bayi 1 Biji
2 BVM anak 1 Biji
3 BVM dewasa 1 Biji
4 Margyl forcep dewasa Biji
5 Margyl forcep anak/bayi Biji
6 Gunting 1 Biji
7 Pressure bag 1 Biji
8 Masker (face mask) dewasa no 5 1 Biji
9 Masker (face mask) dewasa no 6 1 Biji
10 Masker (face mask) anak no 3 1 Biji
11 Masker (face mask) bayi no 0 1 Biji
12 Nasal catheter dewasa 2 Biji
13 Nasal catheter pediatri 2 Biji
14 Non rebreathing mask dewasa 2 Biji
15 Non rebreathing mask pediatri 2 Biji
16 Simple mask dewasa 2 Biji
17 Simple mask pediatri 2 Biji
KRISTALOID
Cairan kristaloid merupakan cairan yang digunakan sebagai terapi pemeliharaan pada
elektrolit dan cairan tubuh serta memiliki kandungan berat molekul yang kecil. Cairan kristaloid
yang paling banyak digunakan adalah normal saline dan ringer laktat. Cairan kristaloid memiliki
komposisi yang mirip cairan ekstraselular. Karena perbedaan sifat antara kristaloid dan koloid,
dimana kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang interstitial dibandingkan dengan koloid
maka kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi defisit cairan di ruang intersisial. Cairan
kristaloid dapat diberikan dengan jumlah 1-3 kali lebih banyak dari volume cairan intravaskular
yang hilang serta memiliki waktu paruh yang lebih singkat.
Ringer laktat adalah cairan yang isotonis dengan darah dan dimaksudkan untuk cairan
pengganti. Ringer laktat merupakan cairan kristaloid. Ringer laktat digunakan diantaranya untuk
luka bakar, syok, dan cairan preload pada operasi. penggunaan cairan ringer laktat dengan jumlah
besar dapat menyebabkan alkalosis metabolik yang disebabkan adanya peningkatan produksi
bikarbonat akibat metabolisme laktat.
Cairan normal salin adalah cairan isotonis, steril, non pirogenik,, tidak mengandung
glukosa. Normal salin digunakan sebagai terapi lini pertama pengganti cairan dan elektrolit
natrium dan klorida pada kondisi kekurangan cairan. Selain itu, dapat digunakan sebagai cairan
irigasi steril dan pelarut beberapa obat. Penggunaan cairan normal salin dalam jumlah yang besar
dapat menyebabkan timbulnya asidosis hiperkloremik,
Larutan dekstrose 5% sering digunakan jika pasien memiliki gula darah yang rendah atau
memiliki kadar natrium yang tinggi. Namun penggunaannya untuk resusitasi dihindarkan karena
komplikasi yang diakibatkan antara lain hiperomolalitas, hiperglikemik, diuresis osmotik, dan
asidosis serebral.
Daftar Diagnosa dan Terapi Cairan yang Digunakan
di Ruang IGD Lt.3 ROI
Tanggal Jenis cairan
No Nama Pasien Diagnosa Cairan
  Kristaloid Koloid TPN
Pneumonik + √ Stop 
1 Sunandar PZ 1000 √ 
Obstruksi paru
Clinimix 20% 1000 ml/24 jam √ Stop √
Combustio grade II Intralipid 100 ml/24 jam √ Stop √
2 Sutrisman 
AB 63% D5 Sonde √ √ √
Amiparen 500 cc/24 jam √ Stop  √
Amim CDB DAI Clinimix 20% 1000 ml/24 jam √ Stop √
3 
Basuni hematothorax S Aminofluid 500 ml/24 jam Stop Stop √ 
D5 ¼ NS √ √ √ 
Intususepsi post
NS 100 √ √ √
4 Nafisa manual reduction + 
Triofusin 1000 250 ml √ √ √
Bronkopneumonia
Aminofusin paed √ √ √
5. Amanda Craniopharyngioma D5 ¼ NS √ √ √  
6. Marshita Myasthenia gravis Asering √ √ √  
RD5 500 ml; 1000ml/ 24 jam Stop Stop √ 
D5 Sonde Stop √ √
Asering 500 ml Stop Stop √
7. Karsimin CDB 
RL 500 ml √ √ √
D5 ½ NS 1000 ml √ √ √
Ringerfundin 1000 ml/24 jam √ Stop √
Peritonitis e.c. √ √
Cinimix 1000 ml √
8. Agus perforasi multiple √ √ 
Aminofulin 500 ml √
usus
RL 500 ml Stop Stop √ 
PZ 500 ml Stop √
Combustio grade II
9. Sugiono Tutofusin Stop √ 
AB 62%
Aminofluid 1000 Stop Stop √
D5 sonde Stop Stop √
Aminofluid 1000 √ meni √ 
Perforasi gaster + Asering 500 ml √ ngga √
10. Slamet H. 
peritonitis generalist PZ 1000 ml Stop l √
D5 Sonde Stop √

Anda mungkin juga menyukai