Anda di halaman 1dari 21

PRINSIP PEMBERIAN KOMPRES HANGAT

Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui
sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem
effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran
pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah
pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini
menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan
akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.

PRINSIP PEMBERIAN KOMPRES DINGIN

Gunakan kantong berisi es batu (cold pack) atau air es, bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke
dalam air dingin.Kompres dingin dilakukan didekat lokasi nyeri, disisi tubuh yang berlawanan tetapi
berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara otak dan lokasi nyeri. Pemberian
kompres dingin dapat dilakukan dalam waktu, <5 menit, 5-10 menit dan 20-30 menit atau setiap 2 jam
sekali tergantung pada tingkat nyeri dan bengkak .Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh
darah penguncup), penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan
karena trauma, mengurangi nyeri dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.

keperawatan's blog

prosedur kompres

samuel surya dinata

9 tahun yang lalu

Iklan

BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan


secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek
keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga
keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh.

Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme
dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah

2. Tujuan

menilai kondisi metabolisme dalam tubuh.

memberikan rasa nyaman terhadap pasien

menurunkan suhu tubuh

mencegah peradangan meluas


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PEMERIKSAAN SUHU

Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme
dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Suhu dalam
tubuh perlu di jaga keseimbangannya, yaitu diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada
hypothalamus dalam system saraf pusat.bagian depan hyphotalamus dapat mengatur pembuangan
panas dan bagian hyphotalamus belakang mangatur upaya penyimpanan panas.

Pembuangan atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui beberapa proses di antaranya :

radiasi yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang electromagnet.


konveksi yaitu proses penyebaran panas karena pergeseran antara daerah yang kepadatannya tidak sama
seperti dari tubuh pada udara dingin yang bergerak tau pada air di kolam renang.

evavorasi yaitu roses perubahan cairan menjadi uap

konduksi yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan langsung tanpa gerakan yang jelas,
seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin dan lain-lain.

Pemeriksaan suhu ini dapat dilakukan malalui oral, rectal dan aksila yang digunakan untuk menilai
keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan diaognosis dini suatu penyakit.

2.2 CARA MEMERIKSA SUHU

2.2.1 Alat dan bahan :

Thermometer

3 buah botol :

Botol pertama berisi larutan sabun

Botol ke 2 berisi larutan desinfektan

Botol ke 3 berisi air bersih

Bengkok

Kertas/tisu

Vaselin

Buku catatan

Sarung tangan

2.2.2 Prosedur kerja :

pemeriksaan suhu secar aral

Pemeriksaan suhu secara rectal

cuci tangan
gunakan sarung tangan

jelaskan prosedur pada pasien

atur posisi pasien dengan posisi sim atau miring

pakaian di turunkan di bawah glutea

tentukan thermometer, standartkan pada nilai nol, lalu oleskan vaselin

letakkan telapak tangan pada sisi glatea pasien dan masukkan thermometer ke dalam rectal, jaga jangan
sampai merubah tempatnya dan ukur suhu.

setelah 3-5 menit angkat thermometer.

cuci tangan

gunakan sarung tangan

jelaskan prosedur pada pasien

atur posisi pasien

tentukan letak bawah lidah

tentukan suhu thermometer di bawah 34-35°c

letakkan thermometer di bawah lidah sejajar dengan guzi

anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit

angkat thermometer dan baca hasilnya

catat hasil

bersihkan thermometer dengan kerts tisu

cuci dengan air sabun dan desinfektan bilas dengan air lalu keringkan.

2.3 PROSEDUR KOMPRES

2.3.1 Pengertian kompres

Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat
menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
Jenis kompres :

kompres panas

kompres dingin

2.3.2 Tujuan pemberian kompres

a. kompres panas

v memperlancar sirkulasi darah

v mengurangi rasa sakit

v memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien

v merangsang peristatik usus

b. Kompres dingin

v menurunkan suhu tubuh

v mencegah peradangan meluas

v mengurangi kongesti
v mengurangi perdarahan setempat

v mengurangi rasa sakit pada daerah setempat

2.3.3 Indikasi pemberian kompres

a. Kompres panas

v klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)

v klien dengan perut kembung

v klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian

v sepasme otot

v adanya abses, hematoma

b. Kompres dingin

v klien dengan suhu tubuh yang tinggi

v klien dengan batuk dan muntah darah

v pascatonsilektomi
v radang, memar

2.3.4 Prosedur pelaksanaan

2.3.4.1 Cara pemberian kompres panas

kompres panas basah

Persiapan alat :

v kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)

v bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai

v kasa perban atau kain segitiga

v pengalas

v sarung tangan bersih di tempatnya

v bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)

v waslap 4 buah/tergantung kebutuhan

v pinset anatomi 2 buah


v korentang

Prosedur

v dekatkan alat-alat kedekat klien

v perhatikan privacy klien

v cuci tangan

v atur posisi klien yang nyaman

v pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres

v kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke
dalam bengkok kosong

v ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi
cairan hangat.

v kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres

v bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya
dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga

v lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5
menit
v lepaskan sarung tangan

v atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman

v bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali

v cuci tangan

v dokumentasikan tindakan ini beserta responnya

Hal yang perlu diperhatikan:

kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan tetap hangat

cairan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar

kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres

untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka tertutup seperti memar atau
bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih.

kompres panas kering menggunakan buli-buli panas

persipan alat :

v buli-buli panas dan sarungnya

v termos berisi air panas

v termomerter air panas

v lap kerja
prosedur :

v persiapan alat

v cuci tangan

v lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara : mengisi buli-buli dengan air
panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan
isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)

v isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu
keluarkan udaranya dengan cara :

letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar.

Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli

Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan rapat/benar

v Periks apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke dalam
sarung buli-buli

v Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien

v Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan

v Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat pemberian kompres
dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran, dsb.

v Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi, sesuai yang di kehendaki
v Bereskan alat alat bila sudah selesai

v Cuci tangan

v Dokumentasikan

Hal-hal yang peril di perhatikan :

v buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan

v pemakaian buli-buli panas ada bagian bdomen, tutup buli-buli mengarah ke atas atau ke samping

v pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau ke samping

v buli-buli harus di periksa dulu atau tidak cicin karet pada penutupnya

2.3.4.2 cara pemberian kompres dingin

kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic

persiapan alat :

v mangkok bertutup steril

v bak steril berisi pinset steril anatomi 2 buah, beberap kain kasa sesuai keutuhan
v cairan nti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000 dst kebutuhan, larutan betadin

v pembalut bila perlu

v perlak dan pengalas

v sampiran bila perlu

prosedur pelaksanaan :

v dekatkan alat ke dekat klien

v pasang sampiran

v cuci tangan

v pasang perlak pada area yang akan di kompres

v mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan

v tuangkan cairan kedalam mangok steril

v masukkan beberapa potong kasa kedalam mangkok tersebut

v peras kain kasa trsbt dg menggunkan pingset


v bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang dikompres dan di balut

v rapikan posisi klien

v bereskan alat-alat setelah selesai tindakan

v cuci tangan

v dokumentasikn

Hal yang perhatikan

v kain kasa harus sering dibasai agar tetap basah

v pada luka bakar kotorkasa di ganti tiap 1-2 jam

v perhatikan kulit setempat/sekitarnya. Bila terjadi iritasi segera laporkan

v pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas sublimat

kompres dingin basah dengan air biasa/air es

persiapan alat :

v kom kecil berisi air biasa/air es

v perlak pengalas
v beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu

v sampiran bila perlu

v selimut bila perlu

prosedur :

v dekatkan alat-alat ke klien

v pasang sampiran bila perlu

v cuci tngan

v pasang pengalas pada area yang akan dikompres

v masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab

v letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres

v ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air biasa atau
air es.

v Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun

v Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai
v Cuci tangan

v Dokumentasikan

Hal yang harus diperhatikan:

v Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak

v Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut di atas dada dan
perut klien agar seprei atas tidak basah

kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)

Persiapan alat :

v Kirbat es/eskap dengan sarungnya

v Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak cepat mencair

v Air dalam kom

v Lap kerja

v Perlak pengalas

Prosedur :

v Bawa alat-alat ke dekat klien


v Cuci tangan

v Masukkan batnan es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak tajam

v isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut

v keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat

v periksa skap, adakah kebocoran atau tidak

v keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya

v buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien

v pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres

v letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres

v kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh

v angkat eskap bila sudah selesai

v atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman


v bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini

v cuci tangan

v dokumentasikan

hal-hal yang perlu di perhatikan

v bila klien kedinginan atau sianosis, kirbat es harus segera di angkat

v selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain

v pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus di control setiap 30-60
menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan

v bila tdak ada kirbat es bias menggunakan kantong plastic

v bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera dig anti (bila perlu)

BAB 3

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Bahwa indikasi pemberian kompres panas untuk klien yang kedinginan, klien dengan perut kembung,
klien yang punya penyakit peradangan seperti radang persendian, sepasme otot, adanya abses, dan
hematoma. Sedangkan Kompres dingin untuk klien dengan suhu tubuh yang tinggi, klien dengan batuk
dan muntah darah, pascatonsilektomi, radang, dan memar.

Dalam mengkompres pasien perlu diperhatikan dengan mengontrol perkembangannya dalam waktu 30-
60 menit, bila pasien kedinginan kompres harus segera di angkat, perlu di perhatikan juga keberadaan
iritasi pasien, Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak.

1.2 SARAN

Pembaca

Pembaca dapat memahami, dari isi kompres penurunan suhu tubuh dan dapat mengerti betapa
pentingnya seorang perawat dalam kehidupan klien.

Perawat

Perawat bisa menerapkan konsep dari kompres penurunan suhu tubuh baik dilapangan maupun tidak di
lapangan ataupun dirumah sakit agar bisa menghasilkan keperawatan yang maksimal.

Instansi

Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung tercapainya
konsep keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Program Study S-1 Keperawatan STIKES Banyuwangi. 2009. Panduan Keterampilan Prosedur Lab KDM
2. Jawa Timur : EGC

2. Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2006. ketermpilan dan prosedur laboratorium. Jakarta : EGC

Iklan
Kategori: Uncategorized

Tinggalkan sebuah Komentar

keperawatan's blog

Blog di WordPress.com.

Kembali ke atas

Iklan

Pengertian

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan
atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan
pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.

II. Tujuan

Memperlancar sirkulasi darah

Menurunkan suhu tubuh

Mengurangi rasa sakit

Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien

Memperlancar pengeluaran eksudat

Merangsang peristaltik usus

III. Indikasi

Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)

Klien dengan perut kembung


Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian

Sepasme otot

Adanya abses, hematoma

. Evaluasi

Respon klien

Alat kompres terpasang dengan benar

Suhu tubuh klien membaik

VII. Dokumentasi

Waktu pelaksanaan

Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan dan di evaluasi

Nama perawat yang melaksanakan

Anda mungkin juga menyukai