Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui
sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem
effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran
pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah
pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini
menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan
akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.
Gunakan kantong berisi es batu (cold pack) atau air es, bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke
dalam air dingin.Kompres dingin dilakukan didekat lokasi nyeri, disisi tubuh yang berlawanan tetapi
berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara otak dan lokasi nyeri. Pemberian
kompres dingin dapat dilakukan dalam waktu, <5 menit, 5-10 menit dan 20-30 menit atau setiap 2 jam
sekali tergantung pada tingkat nyeri dan bengkak .Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh
darah penguncup), penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan
karena trauma, mengurangi nyeri dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.
keperawatan's blog
prosedur kompres
Iklan
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme
dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah
2. Tujuan
PEMBAHASAN
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme
dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Suhu dalam
tubuh perlu di jaga keseimbangannya, yaitu diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada
hypothalamus dalam system saraf pusat.bagian depan hyphotalamus dapat mengatur pembuangan
panas dan bagian hyphotalamus belakang mangatur upaya penyimpanan panas.
Pembuangan atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui beberapa proses di antaranya :
konduksi yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan langsung tanpa gerakan yang jelas,
seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin dan lain-lain.
Pemeriksaan suhu ini dapat dilakukan malalui oral, rectal dan aksila yang digunakan untuk menilai
keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan diaognosis dini suatu penyakit.
Thermometer
3 buah botol :
Bengkok
Kertas/tisu
Vaselin
Buku catatan
Sarung tangan
cuci tangan
gunakan sarung tangan
letakkan telapak tangan pada sisi glatea pasien dan masukkan thermometer ke dalam rectal, jaga jangan
sampai merubah tempatnya dan ukur suhu.
cuci tangan
catat hasil
cuci dengan air sabun dan desinfektan bilas dengan air lalu keringkan.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat
menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
Jenis kompres :
kompres panas
kompres dingin
a. kompres panas
b. Kompres dingin
v mengurangi kongesti
v mengurangi perdarahan setempat
a. Kompres panas
v sepasme otot
b. Kompres dingin
v pascatonsilektomi
v radang, memar
Persiapan alat :
v bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
v pengalas
v bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
Prosedur
v cuci tangan
v kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke
dalam bengkok kosong
v ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi
cairan hangat.
v kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres
v bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya
dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga
v lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5
menit
v lepaskan sarung tangan
v cuci tangan
kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan tetap hangat
cairan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar
kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres
untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka tertutup seperti memar atau
bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih.
persipan alat :
v lap kerja
prosedur :
v persiapan alat
v cuci tangan
v lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara : mengisi buli-buli dengan air
panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan
isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)
v isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli tesebut. Lalu
keluarkan udaranya dengan cara :
Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli
v Periks apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke dalam
sarung buli-buli
v Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat pemberian kompres
dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran, dsb.
v Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi, sesuai yang di kehendaki
v Bereskan alat alat bila sudah selesai
v Cuci tangan
v Dokumentasikan
v pemakaian buli-buli panas ada bagian bdomen, tutup buli-buli mengarah ke atas atau ke samping
v buli-buli harus di periksa dulu atau tidak cicin karet pada penutupnya
persiapan alat :
v bak steril berisi pinset steril anatomi 2 buah, beberap kain kasa sesuai keutuhan
v cairan nti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000 dst kebutuhan, larutan betadin
prosedur pelaksanaan :
v pasang sampiran
v cuci tangan
v cuci tangan
v dokumentasikn
v pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas sublimat
persiapan alat :
v perlak pengalas
v beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu
prosedur :
v cuci tngan
v masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab
v ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air biasa atau
air es.
v Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai
v Cuci tangan
v Dokumentasikan
v Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak
v Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut di atas dada dan
perut klien agar seprei atas tidak basah
Persiapan alat :
v Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak cepat mencair
v Lap kerja
v Perlak pengalas
Prosedur :
v isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut
v keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat
v buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien
v kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh
v cuci tangan
v dokumentasikan
v selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain
v pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus di control setiap 30-60
menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan
v bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera dig anti (bila perlu)
BAB 3
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Bahwa indikasi pemberian kompres panas untuk klien yang kedinginan, klien dengan perut kembung,
klien yang punya penyakit peradangan seperti radang persendian, sepasme otot, adanya abses, dan
hematoma. Sedangkan Kompres dingin untuk klien dengan suhu tubuh yang tinggi, klien dengan batuk
dan muntah darah, pascatonsilektomi, radang, dan memar.
Dalam mengkompres pasien perlu diperhatikan dengan mengontrol perkembangannya dalam waktu 30-
60 menit, bila pasien kedinginan kompres harus segera di angkat, perlu di perhatikan juga keberadaan
iritasi pasien, Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak.
1.2 SARAN
Pembaca
Pembaca dapat memahami, dari isi kompres penurunan suhu tubuh dan dapat mengerti betapa
pentingnya seorang perawat dalam kehidupan klien.
Perawat
Perawat bisa menerapkan konsep dari kompres penurunan suhu tubuh baik dilapangan maupun tidak di
lapangan ataupun dirumah sakit agar bisa menghasilkan keperawatan yang maksimal.
Instansi
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung tercapainya
konsep keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Program Study S-1 Keperawatan STIKES Banyuwangi. 2009. Panduan Keterampilan Prosedur Lab KDM
2. Jawa Timur : EGC
2. Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2006. ketermpilan dan prosedur laboratorium. Jakarta : EGC
Iklan
Kategori: Uncategorized
keperawatan's blog
Blog di WordPress.com.
Kembali ke atas
Iklan
Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan
atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan
pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.
II. Tujuan
III. Indikasi
Sepasme otot
. Evaluasi
Respon klien
VII. Dokumentasi
Waktu pelaksanaan