Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN ISPA PADA ANAK SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi Tugas keperawatan komunitas III

Dosen Pengampu:

Fransisca B. B,. S.Pd,. Ns,. M.Kep.,Sp. Kep. Kom

Oleh:

NOVIATI PARDEDE YULITA KASTERA

SOPHIA A PRAMESTI YAMITA WENDA

LODIA LALA’AR LINDA KOSAY

HUSNIATI RACHMA FEBRIANI M HOMBORE

RUTMILA R YOKU STELA

FEBRI YAKU MARLIN WENDIKBO

YAMITA WENDDA MEVIS IBO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas pertolongan
Dan Kasih-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan
dengan ISPA pada Anak Sekolah” dengan baik meski masih banyak kekurangan didalamnya, dan
juga tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Fransisca B. B,. S.Pd,. Ns,. M.Kep.,Sp.
Kep. Kom selaku dosen mata kuliah keperawatan komunitas III yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai asuhan keperawatan komunitas. Kami juga menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan yang membangun demi perbaikan
makalah yang telah kami buat ini, untuk dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang
membacanya.Kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak tepat dan kurang berkenan.
Terima kasih.

Jayapura

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................1

B. TUJUAN...............................................................................................................................2

BAB II KONSEP DASAR..............................................................................................................3

A. DEFINISI ISPA....................................................................................................................3

B. ETIOLOGI............................................................................................................................3

C. PATOFISIOLOGI.................................................................................................................3

D. MANIFESTASI KLINIS......................................................................................................3

E. KLASIFIKASI ISPA............................................................................................................4

F. PENATALAKSANAAN......................................................................................................6

BAB III............................................................................................................................................9

KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH........................................................................9

A. DEFINISI..............................................................................................................................9

B. PERKEMBANGAN FISIK..................................................................................................9

C. PERKEMBANGAN KOGNITIF.......................................................................................10

D. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL.................................................................................11
ii
E. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK PADA ANAK USIA SEKOLAH.........................12

F. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH..........13

G. PROMOSI KESEHATAN SELAMA PERIODE USIA SEKOLAH.................................13

BAB IV..........................................................................................................................................14

ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................................................14

A. PENGKAJIAN...................................................................................................................14

B. ANALISA DATA................................................................................................................17

C. DIAGNOSIS NANDNA NIC NOC...................................................................................17

D. DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU.............................................19

E. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA.......................................................................20

F. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.....................................................................21

BAB V...........................................................................................................................................23

PENUTUP.....................................................................................................................................23

A. KESIMPULAN...................................................................................................................23

B. SARAN...............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak-anak, baik dinegara
berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu
masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran
pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada
masa dewasa dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive
Pulmonary Disease.

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian
seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan
sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit pneumonia di
Indonesia per tahun berkisar antara 10-20% dari populasi balita. Hal ini didukung oleh
data penelitian dilapangan (Kecamatan Kediri, NTB adalah 17,8 % ; Kabupaten
Indramayu adalah 9,8%). Bila kita mengambil angka morbiditas 10 % pertahun, ini
berarti setiap tahun jumlah penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta. Penderita
yang dilaporkan baik dari rumah sakit maupun dari Puskesmas pada tahun 1991 hanya
berjumlah 98.271. Diperkirakan bahwa separuh dari penderita pneumonia didapat pada
kelompok umur 0-6 bulan.

Anak usia sekolah usia 6-12 tahun menuntut kebutuhan hidup yang menantang.
Perubahan perkembangan sangat beragam dan memiliki rentang seluruh area
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik, psikososial, kognitif, dan moral di
kembangkan, diperluas, disaring, dan di sinkronisasikan, sehingga individu dapat menjadi
anggota masyarakat yang di terima dan produktif.

Anak usia sekolah harus mengatasi perubahan dalam seluruh area perkembangan,
misalnya mereka harus bekerja dan bermain secara kooperatif dalam kelompok besar
anak-anak dari berbagai latar belakang budaya. Anak usia sekolah harus memenuhi
tantangan perkembangan ketrampilan kognitif yang meningkatkan pemikiran dan

1
memungkinkan mereka untuk belajar menulis dan memanipulasi angka.
Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain ke kehidupan dengan bermain, belajar, dan
bekerja yang terstruktur. Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak, Anak harus
belajar menghadapi peraturan dan harapan yang di tuntut oleh sekolah dan teman sebaya.

B. TUJUAN
a. Menjelaskan definisi ISPA

b. Menjelaskan etiologi ISPA

c. Menjelaskan manifestasi klinis ISPA

d. Menjelaskan klasisfikasi ISPA

e. Menjelaskan atoisologi ISPA

f. Menjelaskan penatalaksanaan ISPA

g. Menjelaskan definisi anak usia sekolah

h. Menjelaskan perkembangan fisik anak usia sekolah

i. Menjelaskan perkembangan kognitif anak usia sekolah

j. Menjelaskan perkembangan psikososial anak usia sekolah

k. Menjelaskan masalah kesehatan spesifik pada anak usia sekolah

l. Menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah

m. Menjelaskan asuhan keperawatan pada anak usia sekolah

2
BAB II
KONSEP DASAR

A. DEFINISI ISPA
Definisi ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang
benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi
saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi
saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari.

B. ETIOLOGI
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus,
Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Miksovirus,
Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.

C. PATOFISIOLOGI
ISPA Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi oleh
bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme
pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk,
refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan
tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan
tersebut akibatnya terjadi invasi di daerahdaerah saluran pernafasan atas maupun bawah

D. MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan
dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala- gejala menjadi
lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan
mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan
penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu
diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat
ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.

3
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda
laboratoris.
Tanda-tanda klinis :

 Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding
thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting
expiratoir dan wheezing.

 Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardia, hypertensi, hypotensi dan


cardiac arrest.

 Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
kejang dan coma.

E. KLASIFIKASI ISPA
Klasifikasi ISPA a. Klasifikasi berdasarkan umur (Kemenkes RI, 2011b), sebagai berikut:

1. Kelompok umur < 2 bulan, diklasifikasikan atas :

a. Pneumonia berat: bila disertai dengan tanda-tanda klinis seperti berhenti menyusu
(jika sebelumnya menyusu dengan baik), kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau
sulit bangun, stridor pada anak yang tenang, mengi, demam (38ºC atau lebih) atau
suhu tubuh yang rendah (di bawah 35,5 ºC), pernapasan cepat 60 kali atau lebih per
menit, penarikan dinding dada berat, sianosis sentral (pada lidah), serangan apnea,
distensi abdomen dan abdomen tegang.

b. Bukan pneumonia: jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit
dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.

2. Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun, diklasifikasikan atas:

a. Pneumonia sangat berat: batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis
sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang dan sulit
dibangunkan.

4
b. Pneumonia berat: batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada, tetapi
tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.

c. Pneumonia: batuk (atau kesulitan bernapas) dan pernapasan cepat tanpa penarikan
dinding dada.

d. Bukan pneumonia (batuk pilek biasa): batuk (atau kesulitan bernapas) tanpa
pernapasan cepat atau penarikan dinding dada.

e. Pneumonia persisten: anak dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah
diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang adekuat dan antibiotik yang
sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada, frekuensi pernapasan yang tinggi,
dan demam ringan.

3. Kelompok umur dewasa yang mempunyai faktor risiko lebih tinggi untuk terkena
pneumonia (Kurniawan dan Israr, 2009), yaitu:

a. Usia lebih dari 65 tahun

b. Merokok

c. Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan penyakit kronis
lain.

d. Kelompok dengan penyakit paru, termasuk kista fibrosis, asma, PPOK, dan
emfisema.

e. Kelompok dengan masalah-masalah medis lain, termasuk diabetes dan penyakit


jantung.

f. Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV, transplantasi organ, kemoterapi


atau penggunaan steroid lama.

g. Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke, obatobatan sedatif


atau alkohol, atau mobilitas yang terbatas.

h. Kelompok yang sedang menderita infeksi traktus respiratorius atas oleh virus.

5
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan

Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan mengajukan


beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak. Hal ini penting
agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila menangis akan meningkatkan
frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya.
Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal,
mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada
bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan
steteskop penyakit pneumonia dapat didiagnosa dan diklasifikasi.

2. Klasifikasi ISPA

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:

 Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).

 Pneumonia : ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

 Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.

3. Pengobatan

 Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen


dan sebagainya.

 Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksazol peroral. Bila penderita tidak


mungkin diberi kotrimoksazol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol
keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu
ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.

6
 Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan
dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain
yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan, dan
antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat
adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,
dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcus dan harus diberi
antibiotik (penisilin) selama 10 hari. Setiap anak dengan tanda bahaya harus
diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya. Petunjuk dosis dapat
dilihat pada lampiran.

4. Perawatan dirumah

 Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 5 tahun keatas demam diatasi dengan memberikan parasetamol
atau dengan kompres. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari.
Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan
pada air (tidak perlu air es).

 Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh, diberikan
tiga kali sehari.

 Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu


lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.

 Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari
biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan

7
menambah parah sakit yang diderita.
penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa
kembali ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang

5. Pencegahan dan Pemberantasan

 Menjaga keadaan gizi agar tetap baik

 Immunisasi

 Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan

 Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

8
BAB III

KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

A. DEFINISI
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk
sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak
yaitu 12 tahun.

Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam


ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik
dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai
perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

B. PERKEMBANGAN FISIK
1. Tinggi dan berat badan

Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah lahir
tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak mengikuti
pola secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia prasekolah,
sebagai akibat perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan Mandle,
1994)

Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan


kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya
diperlukan selama kelas 1 merupakan kesempatan yang baik perawat untuk
mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi, dan olah
raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi dan lebih
berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah. Kira kira 2 tahun
sebelum pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat.

9
2. Fungsi kardiovaskular

Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut jantung rata-
rata 70 – 90 denyut/menit, tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan frekuensi
pernafasan stabil 19 – 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan menjadi lebih
lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode ini jantung 6
kali ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.

3. Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar meningkat dan
kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik kasar yaitu
berlari, melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, dan menangkap selama bermain.
Menghasilkan peningkatan ketrampilan neuromuscular. Perbedaan individual dalam
kecepatan pencapaian penguasaan ketrampilan dasar mulai terlihat. Perbedaan
individual dalam ketrampilan motorik terbentuk dalam partisipasi anak dalam
aktivitas yang membutuhkan

C. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berfikir
dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh
persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7
tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang di kenal
sebagai operasional konkret, ketika merewka mampu mengunakan symbol secara
operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan
proses pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga
kemampuan atau kecakapan yaitu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan.
Pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem
solving) yang sederhana.

1. Perkembangan bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini
tercakup semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di
nyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-

10
kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia
dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-
nilai moral atau agama.

Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai
berikut :

a) Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-
orang suara / bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.

b) Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau
kata-kata yang di dengarnya.

Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan


pencapaian berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6
tahun memiliki kosakata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan
meluasnya pergaulan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta
kemampuannya membaca. Anak meningkatkan penggunaan berbahasa dan
mengembangkan pengetahuan strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari
aturan sintaksis, aturan merangkai kta menjadi kalimat.

D. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan yang
penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang
mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang
menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja ) / perasaan tidak
berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.

1. Perkembangan moral

Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai kemampuan
kognitif dan pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan sebagai
prinsip dasar kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas.

11
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha
untuk menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya, karena
informasi yang di terima anak mengenai benar salah, baik buru

2. Hubungan sebaya

Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis. Identitas
jender yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di
pertahankan oleh anak biasa di sebut “geng“. Umumnya anak laki-laki dan
perempuan memandang jenis kelamin yang berbeda secara negative. Pengaruh sebaya
menjadi lebih berbeda selama tahap perkembangan ini. Konformitas terlihat pada
perilaku, gaya berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan dipengaruhi adanya
kontak dengan sebaya. Identitas kelompok meningkat, seiring perubahan anak
sekolah menuju adolesens.

3. Identitas seksual

Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa pada
periode ini anak memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang ini
banyak peneliti percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan yang besar
pada seksualitasnya.

4. Konsep diri dan kesehatan

Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih individual.
Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi seperti adanya
atau tidak adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan. Kemampuan
fungsional standar untuk kesehatan personal dan kesehatan yang lain dinilai.

E. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK PADA ANAK USIA SEKOLAH


Dari seluruh penyakit anak. Infeksi pernafasan merupakan prevalensi terbanyak,
flu biasa tetap merupakan penyakit utama pada masa ini.Kecelakaan dan cedera
merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi pada anak. Anak usia sekolah juga
secara signifikan mengalami kanker, cacat lahir, pembunuhan, dan penyakit jantung. Pada

12
kelompok usia ini, masalah ini memiliki angka mordibitas tinggi jumlah infeksi hamper
80. Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan ketidakmampuan, sering
kali sebagai akibat adanya rintangan pencapaian pelayanan kesehatan. Retardasi mental,
gangguan belajar, kerusakan sensasi, dan malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak di
antara anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.

F. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH


1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

G. PROMOSI KESEHATAN SELAMA PERIODE USIA SEKOLAH


Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk penerimaan latihan perilaku
dan kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat. Jika tingkat kognisi meningkat pada
periode ini, pendidikan kesehatan yang efektif harus dikembangkan dengan tapat.
Promosi praktek kesehatan yang baik merupakan tanggung jawab perawat.
Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan perilaku yang secara positif
berpengaruh pada status kesehatan anak. Perawat dapat berperan untuk memenuhi tujuan
kebijakan nasional dengan menigkatkan kebiasaan gaya hidup yang sehat termasuk
nutrisi. Anak usia sekolah harus berpartisipasi dalam progam pendidikan yang
memungkinkan mereka untuk merencanakan, memilih dan menyajikan makanan yang
sehat. Perawat juga mengikutsertakan orang tua tentang peningkatan kesehatan yang
tepatbagi anak usia sekolah. Orang tua perlu mengenali pentingnya kunjungan
pemeliharaan kesehatan.

13
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum.
1) Nama KK : Tn. Z
2) Usia : 40 tahun
3) Pendidikan KK : SMP
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Alamat : perumnas 1 Waena
6) Komposisi Keluarga :

nama JK umur hubungan pendidikan status imunisasi


dengan BCG polio DPT hepa campak
kk
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Ny W P 33 th istri SMP

An X L 13 th anak SMP

An Y L 8 th anak SD

= Sudah di imunisasi

7) Genogram

14
Keterangan :

8) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. T termasuk keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang
terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak.
9) Latar belakang Budaya / kebiasaan keluarga
a. Suku bangsa
Keluarga Tn. T merupakan suku Jawa Bangsa Indonesia.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang biasa digunakan keluarga sehari hari adalah bahasa jawa,
keluarga menguasai bahasa jawa dan bahasa indonesia.
c. Kebiasaan dalam kebersihan
Anggota keluarga mencuci tangan sebelum makan, cuci muka, kaki dan
gosok gigi sebelum tidur selain kegiatan rutin sehari – hari yang sudah
umum dilakukan seperti keluarga lain antara lain mandi dan mencuci.
Sedangkan dalam menjaga kebersihan rumah kurang diperhatikan.

15
10) Tn. T adalah seorang tukang kayu, relasinya banyak berasal dari sesama
profesi dan jika order pekerjaan sepi tak ada pekerjaan lain yang dilakukan.
Sedangkan Ny. W seorang penjual nasi bungkus di pasar.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. Z merupakan keluarga
dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Tugas perkembangan saat ini :
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
2) Kebiasaan keluarga dalam perawatan rumah: Tidak terdapat pembagian tugas bagi
anggota keluarga dalam membersihkan rumah dalam keseharian.
3) Sistem pembuangan sampah : Sampah rumah tangga langsung hanya ditimbun
dibelakang rumah dan bila menumpuk baru dibakar.
4) Penggunaan jamban: Jamban yang digunakan adalah jenis leher angsa, septik tank
berjarak kurang lebih 5 meter dari sumur.
5) Kondisi air: Sedikit berwarna, agak berasa dan agak berbau

3. Pemeriksaan Fisik
Nama : An Y
TD : 110/80
Nadi : 93/menit
RR : 24/menit
Rambut : bersih
Mulut : mukosa mulut kering
Leher :tidak ada pembesaran tiroid
Dada : takipnea, nafas cuping hidung, dan wheezing
Turgor kulit: buruk

B. ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1. DS: Bersihan jalan Penurunan ekspansi


nafas tidak efektif paru
 An Y mengatakatakan sulit
bernafas terutama saat sedang
tidur.
 Keluarga mengatakan belum
paham tentang masalah yang
terjdi pada An Y

16
DO:
 TD : 110/80
 Nadi : 93/menit
 RR :24/menit
 Leher : tidak ada pembesaran
tiroid
 Dada: takipnea, nafas cuping
hidung, dan wheezing
 Turgor kulit: burut

2. DS: Kurang Kurangnnya


pengetahuan informasi
 An Y mengatakan cemas saat
mengalami sesak. tentang penyakit
 Keluarga mengatakan tidak ISPA
tahu cara mengatasi masalah
yang ada pada An Y

DO:

 Ekspresi wajah An Y tampak


tegang dan pucat

C. DIAGNOSIS NANDNA NIC NOC

Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosis


keperawatan

Individu Domain 3: Kelas 4: 00030 Gangguan pertukaran gas


eliminasi dan fungsi
pertukaran respirasi

Domain 11: Kelas 4: 00031 Tidak efektifnya bersihan jalan


keamanan injury fisik nafas
dan proteksi

17
keluarga Domain 1: Kelas 2: 00099 Ketidakefektifan pemeliharaan
promosi manajemen kesehatan
kesehatan kesehatan

Komunitas Domain 1: Kelas 2: 00188 Perilaku kesehatan cenderung


promosi manajemen beresiko
kesehatan kesehatan

18
D. DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU

Data Diagnosa Tujuan Nic Noc


Data pendukung Domain : 3 - klien Level Idomain II: Level I
ISPA: Eliminasi mempertaha Kesehatan fsiologis: Domain : 2
 Sering batuk danpertukaran nkan Hasil yang menggambarkan fungsi Fisiologis : perawatan yang
 Dahak berlebih Kela: 4 pertukaran organ mendukung regulsi hemostatic
 Sesak nafas Fungsi gas yang
 sering terbangun respirasi: efektif Level 2,kelas E: Level 2 kelas K: Respiratory
karena batuk Gangguan - klien Kardiopulmoner: hasil yang management:
 dada terasa panas pertukaran mempertaha menggambarkan cardiac Intervensi untuk meningkatkan
 merasa lelah gas nkan jalan pulmonary,sirkulasi atauperfusi kepatenan jalan nafas dan
(00030) nafas yang jaringan. pertukaran gas
 pernafasan
efektif
abnormal
Domain 11: Level 3: hasil: Level 3
 warna kulit pucat
Keamana / 0414- status carddiopulmonal Intervensi:
 dyspnea proteksi 0401 – status sirkulsi 3140 – manajemen jalan nafas
 taikardi Kelas: 2 0410 – statusrespirasi: kepatenan 3230 – fisioterapi dada
 terdapat ronki, Injury fisik: jalan nafas 3250 – latihan batuk efektif
wheezing pada Tidak 0402 – status respirasi : pertukaran 3320 – terap ioksigen
kedua paru efektifnya gas 3350 – monitoring pernafasan
 batuk berdahak bersihan jalan
kental dan nafas Level 2: kelas I: regulasi metabolic:
kehijauan (00031) Hasil yang digambarkan individu
 nyeri kepala untuk mengatur metabolism tubuh

Level 3: hasi:
0802 – vitalsign

Level I domain IV:pengetahuan dan


perilaku:
Hasil yang menggambarkan sikap,
19
comprehension dan tindakan yang
meendukung kesehatan

E. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Data Diagnosa Tujuan Nic Noc

Masalah pendukung: Domain 1: Keluarga mampu Level 1: domain 1: Level 1, domain 1:fisiologis
- nyeri pada bagian dada Promosi kesehatan memelihara pengetahuan dan perilaku
kesehatan Hasil yang menggambarkan Level 2, kelas Q: bantuan
- sesak terutama ketika Kelas: 2 sikap, komperhension dan koping
bekerja keras Menejemen tindakan yang mendukung Intervensi untuk membantu
kesehatan
kesehatan diri sendiri membangun
- menolak control Ketidakefektifan
kekuatan beradaptasi dengan
kesehatan secara rutin pemeliharaan
kesehatan perubahan fungi, atay
- dada terasa panas (00099) Level 2: kelas Q: mencapai fungsi yang lebih
- merasa lelah Perilaku kesehatan tinggi.
- pernafasan abnormal Hasil yang menggambarkan
- warna kulit pucat tindakan keluarga untuk
- dyspnea meningkatkan atau Level 3:intervensi
- taikardi memperbaiki kesehatan, 0140: peningkatan mekanik
- terdapat ronki, tubuh
wheezing pada kedua Level 3: hasil: 5250: dukungan membuat
paru 1606: berpartisipasi dalam keputsa n
- batuk berdahak kental memutuskan perawatan
dan kehijauan kesehatan
- nyeri kepala

20
F. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Data Diagnose Tujuan NOC NIC


(NANDA)

Kasus agregat Domain 1: Berkurangnya Domain IV: pengetahuan dan Domain 3: perilaku
anak usia perilaku perilaku.
Promosi
sekolah; beresiko anak
kesehatan Kelas S: pengetahuankesehatan
usia sekolah Kelas S; edukasi klien
- Anak SD
dan - 1805: pengetahuan; perilaku sehat
mayoritas sering - 5510:penkes
meningkatnya - 1832: pengetahuan;promosi
jajan diluar pagar Kelas 2: - 5520:memfasilitasi pembelajaran
efektifitas kesehatan
sekolah - 5604: pengajaran kelompok
Menejemen pemerliharaan - 1854: pengetahuan;diet sehat
- Beberapa anak - 5618: pengajaran prosedur
kesehatan kesehatan - 1855: pengetahuan; gaya hidup
bahkan pernah
pada anak sehat
absen 3 hari -Perilaku
usai sekolah Domain 7; komunitas kelas C;
karna diare kesehatan
promosi kesehatan komunitas
- Tampak saat jam cenderung Kelas Q: perilaku sehat
istirahat anak beresiko(00188) - 8750: pemasaran social
- 1600:kepatuhan perilaku (1600)
anak menyerbu -Ketidakefektifan
- 1621: kepatuhan perilaku: diet
pedagang pemeliharaan
sehat
- Jajanan memiliki kesehatan
- 1602: perilaku promosi kesehatan
21
warna saos (00099) - 1603: pencarian perilaku sehat
merah terang - 16-6: partisipasi dalam
- Warung sekolah pengambilan keputusan perawatan
ada 2 kios keci, kesehatan
namun hanya
menyediakan
jajanan kering
- Tempat cuci
tangan hanya
3keran tanpa ada
sabun

22
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak-anak, baik dinegara
berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu
masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran
pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada
masa dewasa dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive
Pulmonary Disease.

Anak usia sekolah usia 6-12 tahun menuntut kebutuhan hidup yang menantang.
Perubahan perkembangan sangat beragam dan memiliki rentang seluruh area
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik, psikososial, kognitif, dan moral di
kembangkan, diperluas, disaring, dan di sinkronisasikan, sehingga individu dapat menjadi
anggota masyarakat yang di terima dan produktif.
Anak usia sekolah harus mengatasi perubahan dalam seluruh area perkembangan,
misalnya mereka harus bekerja dan bermain secara kooperatif dalam kelompok besar
anak-anak dari berbagai latar belakang budaya. Anak usia sekolah harus memenuhi
tantangan perkembangan ketrampilan kognitif yang meningkatkan pemikiran dan
memungkinkan mereka untuk belajar menulis dan memanipulasi angka.

B. SARAN

Sebaiknya orang tuamenjalankan peran sebagai orang tua sebaik mungkin dalam
memperhatikan kesehatan anaknya. Terlebih anak usia sekolah yang rentan akan penyakit
ISPA. Karna penyakit ini akan mempengaruhi perkembangannya baik dalam fisik
maupun mental.
23
DAFTAR PUSTAKA

Wilkinson, M.Judith & Nency R. Ahern. (2011).Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosa
NANDA, Intervensi NIC,Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC

http://www.who.int/csr/resources/publications/WHO_CDS_EPR_2007_8BahasaI.pdf

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rasmaliah9.pdf

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1529-1503206930-bab%20ii.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nurhadig2a-6164-2-babii.pdf

http://eprints.ung.ac.id/4857/5/2013-1-14201-841409009-bab2-27072013041332.pdf

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjP-
6WBu4zMAhVCJZQKHShSBCIQFggnMAI&url=http%3A%2F%2Ffkep.unand.ac.id
%2Fimages
%2FRPKPS_2012%2Faskep_anak_sekolah.doc&usg=AFQjCNE5yK5f4gcVsl0iSYhPV-
IreHJSgA&bvm=bv.119408272,d.dGo

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-ocdhafarok-6754-2-babii.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai