Anda di halaman 1dari 15

Makalah

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN

OLEH :

ABD.RAJIF (E28117437)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

PSDKU UNTAD MOROWALI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan teknologi ilmu pengetahuan,dan


energi sebagai sumber kehidupan utama, diikuti semakin langkanya sumber energi alami,
sehingga mendorong manusia untuk dapat menciptakan sumber energi yang dapat terbarukan,
dari mahluk hidup.

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
jamur,, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu revolusi teknologi yang
sangat menjanjikan. Pentingnya bioteknologi secara strategis dan potensinya untuk kontribusi
dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumber daya alam dan lingkungan mulai menjadi
kenyataan .

Penggunaan bioteknologi belum dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. namun
demikian, banyaknya penggunaan hasil-hasil bioteknologi belum diimbangi dengan pengetahuan
masyarakat tentang pengertian dari bioteknologi. Jadi masyarakat hanya memanfaatkan hasil-
hasil dari bioteknologi tanpa mengetahui secara pasti apa itu bioteknologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu bioteknologi?
2. Bagaimana pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pertanian?
3. Apa saja produk-produk bioteknologi dalam bidang pertanian?
4. Apa dampak penggunaan bioteknologi dalam bidang pertanian?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu bioteknologi.
2. Untuk mengetahui manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian.
3. Untuk mengetahui produk-produk bioteknologi dalam bidang pertanian.
4. Untuk mengetahui dampak penggunaan bioteknologi dalam bidang pertanian.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
dalam proses produksi barang dan jasa.

2.2 Manfaat Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian


1. Kultur Jaringan Tumbuhan

Kultur jaringan tanaman adalah metode atau teknik dalam mengisolasi bagian tanaman
yaitu sel, jaringan, organ dan protoplasma dan menumbuhkannya pada media buatan dalam
kondisi aseptic didalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian dari tanaman tersebut
akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang lengkap. Bagian yang ditumbuhkan
melalui kultur jaringan dinamakan dengan eksplan. Eksplan yang digunakan biasanya dari
jaringan tumbuhan yang masih muda, seperti tunas, daun muda dan ujung akar.

Kultur jaringan memanfaatkan sifat totipotensi sel, yaitu setiap sel membawa informasi
genetik yang lengkap sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi individu baru yang
lengkap. Kultur jaringan mula-mula dilakukan oleh Frederick C. Steward. Steward mengkultur
sel-sel akar tanaman wortel dalam suatu media buatan. Dari sel-sel akar itu berhasil tumbuh
tanaman wortel yang lengkap. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa sel mengandung semua
informasi genetik yang lengkap.

Selama kultur berlangsung, faktor lingkungan seperti cahaya, temperatur, kelembapan,


dan pH diatur pada kondisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan eksplan. Jika nutrisi, zat
pengatur tumbuh, dan keadaan lingkungan sesuai, eksplan akan tumbuh menjadi massa sel yang
belum mengalami diferensiasi yang disebut kalus. Kalus kemudian tumbuh menjadi tanaman
kecil yang telah lengkap yang disebut plantlet. Sebelum dapat ditanam, plantlet harus
diaklimatisasi selama beberapa waktu sehingga kondisi dan ukurannya sesuai untuk ditanam.

Teknik kultur jaringan sangat menguntungkan dalam perbanyakan tumbuhan bernilai


tinggi. Selain itu tanaman langka yang terancam punah dapat dilestarikan dengan memanfaatkan
kultur jaringan. Dengan demikian kemajuan industri agrobisnis dapat terwujud dan ketahanan
pangan akan meningkat.

Macam-macam kultur jaringan tumbuhan, yaitu:

a. Pollen antherkultur merupakan suatu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan
dari benang sari atau serbuk sari.
b. Cloroplast kultur merupakan teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan chloroplast
untuk keperluan memperbaiki sifat dari tanaman dengan membuat varietas baru.
c. Maristem kultur merupakan suatu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan atau
bagian tanaman dari jaringan muda tau meristem.
d. Protoplast kultur merupakan suatu teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian
tanaman protoplast atau sel hidup yang telah dihilangkan dari dinding selnya.
e. Somatic cross atau silangan protoplasma merupakan penyilangan dua macam protoplasma
menjadi satu, kemudian membudidayakannya sehingga menjadi tanaman yang kecil dengan
memiliki sifat baru.
2. Hidroponik dan aeroponik

Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan dalam bercocok tanam tanpa menggunakan
tanah sebagai media tumbuhnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran
pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari buatan sendiri atau pupuk buatan yang
siap pakai. Adapun keuntungan dengan cara hidroponik adalah sebagai berikut:

a. Tumbuhan bebas dari hama dan penyakit


b. Produksi tanaman lebih tinggi
c. Tumbuh lebih cepat
d. Pemakaian pupuk lebih efisien
e. Mudah pengerjaannya
f. Tidak tergantung pada kondisi alam
g. Tidak membutuhkan lahan luas

Selain hidroponik, saat ini teknik yang sedang dikembangkan adalah teknik aeroponik. Jika
hidroponik media yang digunakan untuk tumbuh akar adalah air dan media lain misalnya kerikil
atau pasir. Tapi pada aeroponik tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman di
letakkan menggantung dalam suatu wadah yang dijaga kelembapannya dari air yang biasanya
berasal dari pompa bertekanan sehingga timbul uap air. Zat makanan diperoleh melalui larutan
nutrien yang disemprotkan ke bagian akar tanaman.

Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada sistem aeroponik,
akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen sehingga meningkatkan
metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman.

3. Tanaman yang dapat menfiksasi nitrogen

Serealia atau tumbuhan rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang menyuplai 50%
makanan pokok penduduk dunia. Namun, serealia tidak memiliki simbion bakteri akar-akarnya
untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen (N2) diperoleh dari penambahan pupuk
buatan. Kelebihan pupuk buatan yang diberikan dapat terbilas air dan menyemari air minum
yang dikonsumsi manusia di lingkungan sekitar.

Dengan bioteknologi, para ilmuwan mengembangkan tumbuhan yang akar-akarnya dapat


bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan gen nif yang dapat mengontrol fiksasi
nitrogen. Para ilmuwan menyisipkan gen nif ini pada :

a. Tumbuhan serealia
b. Bakteri yang berasosiasi dengan tumbuhan serealia
c. Plasmid TI ( Tumor Inducing) dari Agrobacterium dan kemudian menginfeksikannya ke
tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah direkayasa
4. Teknologi tanaman transgenic
Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disusupi DNA asing sebagai
pembawa sifat yang diinginkan. DNA tersebut dapat berasal dari tumbuhan yang beda jenis.
Untuk menghasilkan tanaman transgenik dibutuhkan teknik rekayasa genetika dan vector
sebagai pembawa gen sifat yang diinginkan. Sebagai vector digunakanlah DNA yang berasal
dari bakteri Agrobacterium tumefaciens yang lebih dikenal dengan nama Ti plasmid (tumor-
inducing plasmid). Ti plasmid memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sel tumbuhan
selama proses infeksi.

Tahapan untuk memperoleh tanaman transgenik, adalah sebagai berikut:

a. Ti plasmid dikeluarkan dari sel bakteri


b. Ti plasmid dipotong pada sisi yang spesifik dengan menggunakan enzim restriksi
c. DNA yang berasal dari sel tanaman dipotong dengan menggunakan enzim restriksi yang
sama agar diperoleh sisi yang speksifik. Kemudian gen tanaman yang membawa sifat
yang diinginkan dipisahkan dari DNA-nya
d. Gen tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam plasmid sehingga menghasilkan DNA
rekombinan
e. Plasmid yang telah mengandung gen tersebut dimasukkan ke dalam sel tanaman yang
dikultur. Saat ini, sel tanaman telah memiliki gen dari tanaman lain
f. Terjadi regeberasi sel tumbuhan yang akan terus mengalami pembelahan hingga menjadi
satu individu tanaman baru. Tanaman baru ini memiliki sifat baru yang diinginkan dan
merupakan tanaman transgenic

Teknologi transgenik telah dilakukan pada beberapa tanaman pertanian seperti jagung, kapas,
tomat, padi, kedelai, dan papaya. Pada kedelai telah dimasukkan beberapa gen yang
menyebabkan variasi pada tanaman kedelai. Pada tanaman jagung telah dimasukkan gen cry dari
Bacillus thuringiensis disebut dengan jagung Bt, yang menyebabkan jagung menghasilkan
protein yang dapat membunuh serangga, seperti kupu-kupu.

Tanaman transgenik ini tidak perlu disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan hama dan
penyakit, sebab dengan sisipan gen tersebut akan menghasilkan senyawa endotoksin ( senyawa
racun) sehingga tanaman transgenik dapat membrantas hama dengan senyawa racun yang
dikandungnya.

5. Penggunaan teknologi nuklir


Teknologi nuklir menggunaan unsur-unsur radioaktif yang dapat memancarkan sinar
radioaktif, antara lain sinar gama (γ ), sinar alfa (α ) dan sinar beta (β). Manfaat dari radioaktif
seperti sinar gama (γ ) berguna untuk pemuliaan tanaman, yaitu dengan meradiasi sel atau
jaringan sehingga akan terjadi mutasi yaitu terjadinya perubahan jumlah kromosom atau gen
yang terdapat dalam inti sel, dengan tujuan agar menghasilkan atau memiliki keturunan
dengan bibit unggul.
Hasil dari mutasi yang sering dinamakan mutan, ternyata memiliki beberapa keuntungan
di antaranya cocok ditanam di persawahan pasang surut yang memiliki kadar garam cukup
tinggi, tahan wereng cokelat dan hijau, tahan penyakit busuk daun, umur lebih pendek, dapat
ditanam pada musim kemarau dalam waktu lebih singkat, hasil panennya lebih banyak.
Tanaman hasil mutasi ini bersifat poliploidi (jumlah kromosomnya berkelipatan dari
kromosom normal) sehingga dapat memberikan hasil yang lebih tinggi, misalnya cepat
berbuah, buahnya lebih besar, dan tidak berbiji.
6. Fusi protoplas
Fusi protoplas merupakan suatu proses alamiah yang terdapat dari mulai tanaman tingkat
rendah sampai pada tanaman tingkat tinggi. Fusi protoplas merupakan gabungan protoplas
dengan protoplas lain dari beberapa spesies, kemudian membentuk sel yang dapat tumbuh
menjadi tanaman hibrid. Hibridisasi somatik melalui fusi protoplasma digunakan untuk
menggabungkan sifat lain dua spesies atau genus yang tidak dapat digabungkan secara
seksual ataupun aseksual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh
genom dari spesies yang sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang sama (inter-
spesies), atau antargenus dari satu famili (inter genus).
Ketika tanaman dilukai, maka sejumlah sel yang disebut callus akan tumbuh pada
tempat yang dilukai tersebut. Sel-sel callus memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dan akar serta keseluruhan tanaman berbunga. Potensi alami sel-sel tersebut
yang terprogram menjadi calon tanaman baru sangat ideal untuk rekayasa genetik. Seperti
pada sel-sel tanaman, sel-sel callus dikelilingi oleh dinding selulosa yang tebal, yaitu sebuah
rintangan yang menghambat pembentukan DNA baru. Dinding sel tersebut dapat dipecah
dengan dinding selulose sehingga menghasilkan sel tanpa dinding sel yang disebut protoplas.
Protoplas ini dapat digabungkan dengan protoplas lain dari beberapa spesies, kemudian
membentuk sel yang dapat tumbuh menjadi tanaman hibrid. Metode ini disebut fusi
protoplas.
Tujuan fusi protoplas adalah untuk mendapatkan suatu hibrida somatic atau sibrida atau
mengatasi kelemahan dari hibrida seksual. Terdapat kelemahan dari hibrida seksusal, yaitu:

a. Sukar untuk mendapatkan suatu hibrida antar spesies dan antar genera. Hibridisasi
somatik dapat mengatasi hal tersebut.
b. Sitoplasma pada perkawinan seksual hanya berasal dari induk betina saja. Dalam proses
pembuahan, ganet jantan hanya membawa inti saja dengan sedikit sitoplasma sebaliknya
pada tetua betina selain inti juga sitoplasma. Untuk mendapat sitoplasma dari kedua tetua
diadakan fusi antara sitoplasma.

Fusi protoplas dapat dimanfaatkan untuk melakukan persilangan antar spesies atau galur
tanaman yang tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan persilangan biasa karena adanya
masalah inkompatibilitas fisik. Fusi protoplas membuka kemungkinan untuk:

a. Menghasilkan hibrid somatik amphidiploid yang fertil antar spesies yang secara seksual
tidak kompatibel
b. Menghasilkan galur heterozigot dalam satu spesies tanaman yang secara normal hanya
dapat diperbanyak dengan cara vegetatif, misalnya pada kentang.
c. Memindahkan sebagian informasi genetik dari satu spesies ke spesies lain dengan
memanfaatkan fenomena yang disebut penghilangan kromosom (chromosome
elimination).
d. Memindahkan informasi genetik yang ada di sitoplasma dari satu galur atau spesies ke
galur atau spesies lain
e. Fusi protoplas dapat menghasilkan dua macam kemungkinan produk:
f. Hibrid, jika nukleus dari kedua spesies tersebut betul-betul mengalami fusi (menyatu)
g. Cybrid (cytoplasmid hybrid ataru heteroplast), jika hanya sitoplasma yang mengalami
fusi sedangkan informasi genetik dari salah satu induknya hilang.

Teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari teknik ini adalah dapat
menghasilkan tanaman dengan sifat tertentu dan dapat dilakukan dengan spesies yang berbeda.
Kekurangan dari teknik ini adalah memerlukan biaya yang mahal serta butuh ketelitan yang
lebih.

7. Bioteknologi dalam pembentukan varietas tanaman unggul baru


Teknik-teknik bioteknologi juga dimanfaatkan untuk membuat jenis tanaman tanaman
unggul yang baru. Hal ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan pangan yang terus meningkat,
sedangkan luas lahan pertanian cenderung menurun. Tanaman unggul ini diharapkan mempunyai
produktivitas yang lebih baik. Selain itu, peningkatan hasil, juga dilakukan upaya perbaikan pada
kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, usia panen, dan berbagai nilai tambah yang lain.
Sebagai contoh, nilai tambah pada beberapa tanaman unggul yang telah dikembangkan adalah
sebagai berikut:

a. Peningkatan kandungan nutrisi pada tanaman pisang, cabe, stroberi, dan ubi jalar.
b. Peningkatan rasa, misalnya pada tanaman tomat, cabe, buncis, dan kedelai.
c. Peningkatan kualitas produk, misalnya pada pisang, cabe, stroberi dengan tingkat
kesegaran dan tekstur yang lebih baik.
d. Mengurangi reaksi alergi, misalnya pada tanaman polongpolongan dengan kandungan
protein penyebab alergi yang lebih rendah
e. Kandungan bahan berkhasiat obat, misalnya pada tomat dengan kandungan lycopene
yang tinggi yang berguna sebagai antioksidan untuk mengurangi kanker, bawang dengan
kandungan allicin untuk menurunkan kolesterol, serta pada padi dengan kandungan
vitamin A dan zat besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.
f. Tanaman yang mampu memproduksi vaksin dan obatobatan untuk mengobati penyakit
manusia, misalnya pada tanaman tembakau yang telah direkayasa sehingga dapat
menghasilkan vaksin untuk penyakit kanker.
g. Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak.
2.3 Perkembangan bioteknologi dalam bidang pertanian.

Dalam bidang pertanian bioteknologi menggunakan sistem transgenik yang mulai di


kembangkan, namun menuai penolakan dari berbagai pihak yang menyebabkan teknologi ini
tidak pesat perkembanganya. Tanaman pertanian yang telah berhasil meningkatkan produksi dan
kualitas melalui transgenik antara lain kapas dan jagung. Penggunaan marka molekuler (penanda
molekuler) untuk menyeleksi sifat yang di inginkan dari keturunan hasil persilangan dengan
sifat-sifat yang tanaman berdasarkan DNA yang dimiliki tanaman akan mempercepat prossnya.

Salah satu kelebihannya adalah mempersingkat pengujian tanaman . jika dengan cara
konvensiaonal di perlukan waktu sedikitnya 5tahun, sedangkan dengan cara ini hanya di
perlukan waktu paling lama 3 tahun.dengan marka molekuler, pada generasi ketiga tanaman hasil
persilangan sudah stabil. Pada tanaman jagung marka molekuler digunakan untuk mengetahui
jarak genetik (hubungan kekerabatan) jagung. Dengan begitu, para pemulia menjadi lebih mudah
dalam melakukan persilangan. Selanjutnya yang tak kalah pentingnya adalah perlindungan
terhadap sumber genetik pertanian Indonesia dari ancaman kepunahan. Rekayasa genetika dalam
bidang tanaman dilakukan dengan mentransfer gen asing ke dalam tanaman. Hasil rekayasa
genetika pada tanaman seperti ini disebut tanaman transgenik. Sudah diperoleh beberapa
tanaman transgenik yang toleran terhadap salinitas, kekeringan dan hama penyakit

2.4 Produk-Produk Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian

Penerapan bioteknologi tanaman juga dapat memudahkan petani dalam proses budidaya
tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan menghasilkan tanaman yang
memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu. Sebagai contoh adalah tanaman berlabel
Roundup Ready yang terdiri dari kedelai, canola (sejenis tanaman penghasil minyak), dan jagung
yang tahan terhadap herbisida Roundup. Di dunia saat ini telahbanyak dilepas berbagai tanaman
jenis baru hasil penerapan bioteknologi. Misalnya di China pada tahun 2006 telah telah
dikembangkan sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antaralain padi, jagung, kapas, kentang,
kedelai, tomat tahan virus, petunia dengan warna bunga bary, paprika tahan virus, dan kapas
tahan hama) yang telah dilepas untuk produksi.

Beberapa jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan bioteknologi adalah
sebagai berikut:

a. Padi Golden Rice

Padi merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi prioritas
utama dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah banyak mendapat sentuhan
bioteknologi adalah kentang. Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama
dilakukan. Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice yang dikenalkan pada tahun 2001.
Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang mengalami kebutaan dan kematian
dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A sangat penting untuk penglihatan,
respon kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang, reproduksi, hingga penting untuk
pertumbuhan embrionik.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai
emas karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan
untuk produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang
mampu untuk mensintesis karotenoid.

b. Kentang Russet Burbank

Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang. Baik dalam
teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk meningkatkan sifat-
sifat unggul kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik kultur jaringan telah banyak
digunakan. Teknik kultur jaringan me-mungkinkan petani mendapatkan bibit dalam jumlah besar
yang identik dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah kentang Russet Burbank
yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan kentang goreng dan kripik
kentang dengan kualitas yang lebih baik karena menyerap lebih sedikit minyak ketika digoreng.

c. Tomat FlavrSavr

Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura. Sebagai contoh
yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah matangnya tidak lekas
rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat lain, di mana buah yang matang
cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat berguna dalam pengiriman buah ke tempat
yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.

d. Tembakau Rendah Nikotin

Salah satu dari sekian banyak kerugian merokok adalah gangguan kesehatan karena kadar
nikotin yang tinggi. Pendekatan bioteknologi dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu
dengan merakit tanaman tembakau yang bebas kandungan nikotin. Pada tahun 2001 jenis
tembakau ini diklaim dapat mengurangi resiko serangan kanker akibat merokok. Selain bebas
nikotin, sentuhan bioteknologi lain juga dilakukan untuk tanaman tembakau misalnya dengan
meningkatkan aroma menggunakan gen aroma dari tanaman lain. Salah satu yang telah berhasil
adalah mengabungkannya dengan aroma buah lemon.

2.5 Dampak Penggunan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian


1. Dampak Positif
a. Tanaman hasil rekayasa genetika yang tahan lama terhadap hama serangga bisa
mengurangi pencemaran lingkungan karena tidak membutuhkan insektisida yang banyak
b. Bisa mengurangi pencemaran limbah seperti penggunaan Thiobacillus ferrooxidans yang
berguna untuk memisahkan logam dari bijinya.
c. Memajukan ketahanan pangan suatu bangsa dengan memproduksi bibit-bibit unggulan.
d. Dapat membuat bibit dalam waktu yang relatif singkat.
2. Dampak Negatif
a. Toksisitas pada lahan pangan
Kedelai transgenik merupakan penyebab reaksi alergi yang serius. Selain itu pernah terjadi
kontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untuk menghasilkan makanan
suplement triptofan. Memunculkan bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan
pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Terjadi intriduksi alergan atau toksin baru dan
bahaya genetik yang semula tidak pernah dijumpai pada hasil pertanian.
b. Mengganggu keseimbangan lingkungan dan ekosistem
c. Serbuk sari jagung di alam bebas dapat bersilangan alami dengan gulma-gulma liar,
sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi. Organisme yang berubah
ketahanan nya terhadap lingkungan dapat mengganggu lingkungan baik unsur lingkungan
biotik maupun abiotik sekitar penanaman terutama jenis-jenis adaptasi makhluk hidup
yang ada pada equilibrium ekosistem.
d. Menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan pada tubuh manusia
Reaksi yang ditimbulkan oleh tubuh manusia baik berupa alergi ataupun penyakit
ditimbulkan oleh masuknya gen asing yang masuk dalam tubuh. Bioteknologi dengan
insersi gen asing ke gen inang pasti terjadi interaksi antara gen inang produk pertanian
dengan gen asing tersebut. Contohnya kapas transgenik yang terdapat gen ada dapat
berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah.
e. Kultur jaringan menghasilkan bibit perakaran yang tidak kuat
Perakaran tumbuhan yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan tidak sekuat perakaran
yang dibudidayakan secara konvensional.
f. Potensi erosi plasma nutfah
Pengembangan tanaman transgenik dengan efek pestisida dapat mengancam keberadaan
plasma nutfah tanaman serta mengalami ancaman erosi. Jagung Bt dapat menyebabkan
kematian pada larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan
memusnahkan plasma nutfah spesies kupu-kupu tersebut. Jika spesies musnah maka akan
menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem.
g. Resisten pestisida
Pestisida akan menjadi resisten atau kebal terhadap perlakuan tanaman transgenik tomat
dalam jangka waktu panjang. Hal ini menyebabkan pergeseran gen yang membuat
mematikan organisme lain. Misalnya transgenik tomat yang awal mulanya hanya untuk
membunuh serangga tapi pada akhirnya setelah 10 tahun berdampak mematikan cacing
tanah penyubur media tanam.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak
hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti
biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

3.2 Saran

Akan lebih baik jika penggunaan bioteknologi digunakan secara bijaksana dan semanfaat
mungkin tanpa harus memberikan dampak negatif di lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Koespramoedyo, D. 2011. Peran Bidang Pertanahan Dalam mendukung Penyediaan Lahan


Pertanian Untuk Swasembada Pangan Nasional. Diskusi Terbatas tentang Lahan Marginal.
Staf Ahli Menteri Bidang Pangan dan Pertanian, Kementerian Negara Riset dan Teknologi,
16 Nopember 2011.

Pawiroharsono, S. dan Chaidir, I. 2011. Ketahanan Pangan. Kumpulan Makalah Seminar


Ketahanan Pangan dan Gizi Untuk Masyarakat Miskin. Kedeputian Bidang Koordinasi
Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat, Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat RI, Jakarta.

Sunarlim, N. & Sutrisno. (2003). Perkembangan Penelitian Bioteknologi Pertanian di Indonesia.


Buletin Agrobio.

Susilowati, R. (2001). Bioteknologi Sebagai Penunjang Pertanian Berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai