AISYAH AMELIA
SURAHMAN
ASSALAMU’ALAIKUM
DEBBY SAFRAWA
WR. YAGI
FREESKA WB
KHANSA KHAIRUNNISA
MUHAMMAD RA’AFI AWAB
PUTRI KUSUMA ASTUTI
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.[
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari
pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-
19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di
bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,
penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-
lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke
ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh
dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa
genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan
produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa,
serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi
pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai
contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian
zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis
baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa
genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Pada prinsipnya, dalam bioteknologi terkandung tiga hal pokok, yaitu agen biologis
(mikroorganisme, enzim, sel tumbuhan, dan sel hewan), pendayagunaan secara teknologis
dan industrial, serta produk dan jasa yang diperoleh .
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat
mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan
fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk
keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri
khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan
makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim
2. Bioteknologi
Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah
melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat
menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan
tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan
polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya. Dengan adanya berbagai
penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang.
B. Macam-macam
Bioteknologi Modern
1. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara
memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup
baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut
juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam
rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat
makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup
mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur
sifatsifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk
mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara,
misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid,
dan rekombinasi DNA.
2. Fusi Protoplas
Fusi protoplas adalah salah satu metode persilangan atau hibridisasi tanaman
dengan memanfaatkan rekayasa genetika konvensional. Protoplas adalah sel tanaman tanpa
bagian dinding sel. Teknik fusi protoplas dapat digunakan untuk mencampur sifat
genetik dari spesies tanaman yang sama ataupun dari spesies yang berbeda. Selain itu, teknik
ini menguntungkan untuk diterapkan dalam persilangan tanaman steril ataupun tanaman
dengan siklus hidup yang panjang. Untuk menginduksi atau mendukung terjadinya fusi
protoplas dapat dilakukan dengan pemakaian senyawa kimia seperti polietilen glikol (PEG)
ataupun penggunaan arus listrik untuk membantu fusi (elektrofusi). Ketika
dua protoplas bersatu, dapat terjadi pemisahana atau penggabungan dua inti sel (nukleus)
sehingga menghasilkan tanaman dengan sifat baru hasil pencampuran kedua tetua. Apabila
salah satu inti sel hilang selama terjadinya fusi maka akan dihasilkan sel baru yang
disebut sitoplasmik hibrid (cybrid).
Struktur akhir protein dapat mencakup sejumlah modifikasi yang terjadi selama
dan setelah sintesis protein pada ribosom. Ini modifikasi pasca-translasi
mengubah ukuran dan struktur protein akhir. Beberapa modifikasi terjadi setelah
protein dibuat; tidak terjadi selama penerjemahan protein, dan diperlukan untuk
lipat yang tepat dari protein.
Salah satu modifikasi adalah pembelahan enzimatik dari polipeptida asli oleh
protease untuk menghasilkan produk yang lebih kecil. Modifikasi lain termasuk
penambahan molekul gula menjadi asam amino tertentu dalam protein
(glikosilasi), atau penambahan gugus fosfat (fosforilasi) atau kelompok sulfat
(sulfation).
4. Imobilisasi Enzim Dan Sel Katalis
Sel atau enzim imobilisasi adalah suatu sel yang secara fisik terlokalisasi/terjerat pada
suatu daerah tertentu. Sel/enzim tersebut tetap mempunyai aktivitasnya sebagai
biokatalisator/katalis, serta sel/enzim tersebut dapat dipergunakan secara terus
menerus dan sangat penting untuk proses berkesinambungan.
Sel terimobilisasi adalah suatu sel yang dilekatkan pada suatu bahan inert dan tidak
larut dalam bahan tersebut, misal dalam sodium alginat atau kalsium alginat. Dengan
sistem ini, sel dapat lebih tahan terhadap perubahan kondisi seperti pH, juga
temperatur. Sistem ini juga membantu sel berada di tempat tertentu selama
berlangsungnya reaksi sehingga memudahkan proses pemisahan dan memungkinkan
untuk dipakai lagi di reaksi lain
5. Penginderaan dengan Bantuan
Molekul Biologi
Hal yang mendasar bagi bioteknologi adalah plasmid. Pada hakekatnya plasmid adalah
molekul yang dapat diturunkan secara stabil tanpa dikaitkan pada kromosom. Plasmid
dapat membantu berbagai kegiatan metabolisme sehingga memungkinkan bakteri tertentu
mengurai senyawa yang jika tidak dapat diuraikan dapat mencemari lingkungan.
6. Pengaitan Komputer dengan Reaktor dan
Pemrosesan
Komputer menjadi bagian yang bermanfaat bagi penyimpanan dan pengorganisasian data
untuk suatu proses bioteknologi, misalnya untuk memahami dan mengendalikan berbagai
pi55roses fermentasi. Penerapan komputer lebih lanjut dalam bioteknologi biasanya
mencakup analisis asam nukleat dan protein, pembuatan peta restriksi, simulasi proses
molekuler, dan perencanaan percobaan.
Pada Pertanian
C. Manfaat dan Peranan
Bioteknologi