Anda di halaman 1dari 11

ACTH dan

KORTIKOSTEROID

• Nadhifah Pratiwi • Nida Safitri


• Nadya Varrel • Novanita Nurjanah
• Nafsiah • Nuraini Rachmawati
• Neng Yolla

LOKAL 2B
SEJARAH
• 1855 Addison
Melihat gejala klinik pasien dengan kerusakan kelenjar
hipofisis & cortex adrenal
• 1932 Cushing
Menemukan gejala hiperkortisisme akibat hipersekresi
kortikosteroid atau penggunaan kortikosteroid berlebihan
• 1926 Foster & Smith
Mengamati hipofisektomi pada hewan
 atrofi korteks adrenal
 dapat diatasi dengan pemberian ekstr hipofisis anterior
 yang dibuktikan dengan pertambahan berat,
perubahan kimia & morfologi korteks adrenal
• 1949 Hench
Menunjukkan efek klinis kortison & ACTH pada artritis
rheumatoid
ACTH
(Adreno Corticotrophin Hormone)
• ACTH merupakan suatu rantai lurus polipeptida, yang pada
manusia terdiri dari 39 asam amino.

• Bila asam amino pertama (yang terletak pada ujung rantai)


dihilangkan, misalnya dengan hidrolisis, maka aktivitas biologisnya
akan hilang sama sekali.

• Dengan substitusi, misalnya L-serin pada posisi 1 dengan D-serin


maka potensinya dapat bertambah dan masa kerjanya
diperpanjang, karena hormon tersebut menjadi lebih resisten
terhadap enzim proteolitik.
Mekanisme Kerja

• ACTH  reseptor di membran sel


korteks adrenal
•  pean aktivitas adenilat siklase 
pean c-AMP
•  sintesis kortikosteroid
Pengaturan Sekresi

stres Irama diurnal

hipotalamus -
CRH

Hipofisis anterior -
ACTH

Korteks adrenal
kortisol
• Pada keadaan basal kecepatan sekresi ACTH diatur oleh mekanisme umpan balik
negatif hormon korteks adrenal (terutama kortisol) dalam darah.

• Pada defisiensi hormon korteks adrenal ini, misalnya pada pasien Addison, produksi
dan sekresi ACTH berlebihan. Pengaturan sekresi ACTH juga diperantarai oleh
corticotropin releasing hormone (CRH) yang diproduksi di median eminens
hipotalamus. CRH diteruskan ke hipofisis anterior melalui pembuluh darah portal
hipotalamo-hipofisis.
FARMAKOKINETIK
• ACTH tdk efektif bila diberikan per oral karena akan dirusak
oleh enzim proteolitik dlm saluran cerna. Pemberian iv,
ACTH cepat menghilang dr sirkulasi; pd manusia masa
paruhnya kira-kira 15 menit.
• Besarnya efek ACTH pd korteks adrenal tergantung dr cara
pemberiannya.
• Pemberian infus ACTH 20 unit terus menerus selama waktu
yg bervariasi dr 30 detik sampai 48 jam, menyebabkan
sekresi adrenokortikosteroid yg linier sesuai dg waktu infus.
• Bila ACTH diberikan secara iv cepat, sebagian besar hormon
ini tdk akan bekerja pd korteks adrenal.
SEDIAAN DAN POSOLOGI

• Kortikotropin USP, larutan steril utk pemakaian im


atau iv. Sediaan ini berasal dr hipofisis mamalia.
• Kortikotropin repositoria, merpkan larutan ACTH
murni dlm gelatin utk suntikan im atau sk, dg
dosis 40 unit, diberikan sekali sehari.
• Kortikotropin seng hidroksida USP, suspensi utk
pemberian IM. Diberikan sekali sehari dg dosis 40
unit.
• Kosintropin, peptida sintetik yg dapat diberikan
IM atau IV, dosis 0,25 mg ekuivalen dg 25 unit.
INDIKASI
• ACTH banyak digunakan utk membedakan antara
insufisiensi adrenal primer dan sekunder. pd
insufisiensi primer, pemberian ACTH tdk akan
menyebabkan peninggian kadar kortisol dlm
darah, karena pd keadaan ini kelenjar adrenal yg
mengalami gangguan. Sebaliknya pd insufisiensi
sekunder, di mana gangguan terletak di kelenjar
hipofisis, pemberian ACTH akan menyebabkan
peninggian kadar kortisol darah.

• Pemberian ACTH dapat merangsang sekresi


mineralokortikoid shg dapat menyebabkan retensi
air dan elektrolit.
EFEK SAMPING
ACTH dapat menyebabkan timbulnya
gejala akibat peningkatan sekresi hormon
korteks adrenal. Selain itu hormon ini dapat
pula menyebabkan reaksi hipersensitivitas,
mulai dr yg ringan sampai syok dan kematian.
Peningkatan sekresi mineralokortikoid dan
androgen menyebabkan lebih sering terjadi
alkalosis hipokalernik (akibat retensi Na) dan
akne bila dibandingkan dg kortisol sintetik.

Anda mungkin juga menyukai