Anda di halaman 1dari 36

ENDOKRINOLOGI

KELENJAR ADRENAL

Alifiya Afita Sari (021911133049)


Visilmi Kaffah Putri A. (021911133050)
PART 1

ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR ADRENAL


Tinjauan Anatomis dan
Histologis

▪ Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenal)


berbentuk pipih yang terletak di kutub
superior ginjal.
▪ Berat masing-masing kelenjar = 4 gr
▪ Bentuk piramid dan dikelilingi jaringan
kolagen
▪ Dibungkus kapsul jaringan ikat cukup
tebal
▪ Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2,
yaitu:
1. Korteks adrenal (bagian luar)
2. Medula adrenal (sebelah dalam)
1. Korteks Adrenal

▪ Korteks adrenal memproduksi >12 lusin hormon


steroid yang disebut kortikosteroid.
▪ Hormon steroid dalam sirkulasi darah terikat oleh
protein transport yang disebut transcortin.
▪ Kortikosteroid sangat vital  jika kelenjar
adrenal dihilangkan/dimusnahkan, individu akan
mati kecuali diberikan kortikosteroid dari luar.
▪ Mekanisme kerja kortikosteroid = mengubah
transkripsi gen pada nukleus sel target
Zona dalam korteks adrenal :

1. Zona glomerulosa

2. Zona fasciculata

3. Zona reticularis
a. Zona Glomerulosa

▪ Menyusun 15% dari total volume korteks adrenal.

▪ Hormon yang dihasilkan : mineralokortikoid.

▪ Disebut mineralokortikoid  efek penting hormon terutama


mempengaruhi elektrolit (mineral) cairan ekstraselular, terutama
Na+ dan K+.
▪ Mineralokortikoid yang utama = aldosteron.
Aldosteron

▪ Efek hormon :
▪ Meningkatkan reabsorpsi Na+ dan eksresi K⁺ di ginjal, kelenjar keringat,
kelenjar saliva & pankreas.

▪ Sekresi aldosteron dipicu oleh :


1. Kandungan Na ⁺ dalam darah menurun
2. Kandungan K ⁺ dalam darah meningkat
3. Volume darah menurun
4. Tekanan darah menurun
5. Angiotensin II
b. Zona Fasciculata

▪ Menyusun 78% dari total volume korteks adrenal.

▪ Hormon yg dihasilkan : glukokortikoid.

▪ Disebut glukokortikoid  efek penting hormon yang meningkatkan


konsentrasi glukosa darah, metabolisme protein & metabolisme lemak.
▪ Glukokortikoid yg utama = kortisol.
Kortisol

▪ Sekresi kortisol dipicu oleh  sistem portal hipotalamus hipofisis :


1. Corticotropin-releasing hormone (CRH) dari hipotalamus
2. Adrenocorticotropic hormone (ACTH) dari hipofisis anterior.
Efek Kortisol

1. Terhadap metabolisme karbohidrat


Merangsang glukoneogenesis  proses sintesis glukosa dari protein produk non-KH yaitu piruvat, laktat, alanin & asam amino lainnya (terjadi
dalam liver pada kondisi tidak ada sumber KH).

Menurunkan pengambilan & penggunaan glukosa  sehingga mengakibatkan hiperglikemia

2. Terhadap metabolisme protein


• Merangsang katabolisme protein  menyebabkan perombakan protein menjadi asam
amino
• Menurunkan sintesis protein  sehingga memperlama penyembuhan luka.
Efek Kortisol
3. Terhadap metabolisme lemak
• Merangsang mobilisasi lemak  meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas dalam
plasma
• Penggunaan jangka panjang mempengaruhi redistribusi lemak  mengakibatkan
obesitas, moonface, dan buffalo hump.

4. Terhadap sistem imun tubuh



Mempunyai efek antiinflamasi, imunosupresan & antialergi  terapi asma, reaksi inflamasi, reaksi alergi, penyakit autoimun, kombinasi dengan
sitotoksik.

5. Terhadap ion Ca2+



Menurunkan absorpsi Ca2 + & meningkatkan ekskresinya di ginjal  sehingga menyebabkan osteoporosis
Siklus Diurnal Kortisol Tubuh

▪ Pada kondisi normal, 10-20 mg kortisol


dilepaskan per hari, dengan kecepatan yang
berubah dalam ritmik sirkadian  sekresi
paling tinggi pada pagi hari.
c. Zona Reticularis

▪ Menyusun 7% dari total volume korteks adrenal.


▪ Hormon yang dihasilkan : androgen.
▪ Efek hormon :
▪ Menstimulasi perkembangan rambut pubis pada anak laki-laki
dan perempuan sebelum pubertas.
▪ Hormon ini tidak penting untuk pria dewasa, tetapi pada wanita
dewasa hormon ini meningkatkan pembentukan massa otot dan
sel darah serta mendukung sex drive.
▪ Androgen yang utama :
1. Dehidroepiandrosteron (DHEA)
2. Delta-4-androstenedion
3. Testosteron*

*sejumlah kecil testosteron dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan ovarium


*sejumlah besar testosteron dihasilkan oleh testis pada laki-laki
Sintesis & Sekresi Hormon
Adrenokortikoid

▪ Semua hormon steroid


manusia termasuk yg
diproduksi di korteks adrenal
dibentuk dari kolesterol.
Regulasi Hormon Korteks

Sekresi hormon kortek diatur ACTH hipofisis. Pada saat


steroid menurun, ACTH akan disekresikan lebih banyak.
Sementara itu pemberian steroid akan menghambat sekresi
ACTH. Produksi endogen ACTH hipofisis ditekan saat adanya
pemberian ACTH. Sama halnya ketika kortison diberikan pada
saat tertentu, akan menyebabkan atropi kortek adrenal dan
sekresi endogen kortikoid ditekan.

Adanya faktor Corticotropin Releasing Hormone (CRH) yang


dibebaskan bagian medien eminence hipotalamus akan
menginduksi pembebasan ACTH dari adenohipofisis.
Selanjutnya, aktivitas kortek akan diatur oleh ACTH.
2. Medula Adrenal

▪ Hormon yg dihasilkan:
1. Epinefrin (adrenalin)
2. Norepinefrin (nonadrenalin)

▪ Efek hormon epinefrin/ NE:


▪ Meningkatkan aktivitas jantung
▪ Meningkatkan tekanan darah
▪ Meningkatkan pemecahan glikogen
▪ Meningkatkan kadar glukosa darah
▪ Meningkatkan lipolisis jaringan adiposa
Ringkasan Hormon Adrenal
PART 2

PATOFISIOLOGI KELENJAR ADRENAL


Gangguan Kelenjar Adrenal

1. Hiperfungsi
adrenal

2. Insufisiensi adrenal
Hiperfungsi Adrenal

1. Hiperfungsi korteks adrenal :


a. Sindrom Cushing  kadar glukokortikoid >>>
b. Aldosteronisme  aldosteron >>>
c. Hirsutisme & virilisasi  androgen >>>

2. Hiperfungsi medula adrenal :


a. Feokromositoma  epinefrin & NE >>>
1. Sindrom Cushing (glukokortikoid >>>)

▪ Disebabkan oleh :
a. Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen)
b. Sekresi ACTH berlebihan merupakan penyebab sindrom Cushing yang paling sering dan ditandai oleh
kadar ACTH plasma dan kortisol yang tinggi

• Manifestasi klinis : – Osteoporosis


– Wajah yang khas (moonface) disertai – Kulit yang rapuh dan
jerawat dan hirsutisme penyembuhan luka yang
– Obesitas batang tubuh dengan fosa lama
supraklavikularis yang terisi penuh – Ulkus peptikum
– Punuk kerbau (buffalo hump) dan – Hipertensi
striae abdomen
– Kelabilan emosi
– Kelemahan dan atrofi otot
▪ Tipe sindrom Cushing :

1. ACTH Dependen
▪ Akibat hipersekresi ACTH
▪ Sumber : tumor adenoma hipofisis, hiperplasia kortikotropi hipofisis

2. ACTH-Independent
▪ Akibat hipersekresi kortisol adrenal
▪ Sumber : tumor adrenal jinak/ganas, hiperplasia adrenokortikal autonom,
pengobatan dengan kortisol dalam jangka lama
2. Aldosteronisme (aldosteron >>>)

▪ Manifestasi klinis :
▪ Retensi Na+ dan air  menyebabkan hipertensi sistemik
▪ Hilangnya K+ urine dalam jumlah berlebih  menyebabkan hipokalemia,
alkalosis metabolik & disaritmia jantung
Tipe aldosteronisme :

1. Aldosteronisme primer (Sindrom Conn)


▪ Sekresi aldosteron yang berlebihan oleh kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme)
▪ Sumber : adenoma korteks adrenal

2. Aldosteronisme sekunder
▪ Sekresi aldosteron yang berlebih oleh rangsangan ekstraadrenal yang
disebabkan aktivasi mekanisme renin-angiotensin-aldosteron, misal: gagal
jantung kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik, stenosis arteria renalis
3. Hirsutisme & Virilisasi (androgen >>>)

▪ Hirsutisme  pertumbuhan rambut kasar


berwarna gelap yang berlebih dengan distribusi
maskulin pada wajah, puting susu, dan daerah
pubis.

▪ Virilisasi  jerawat, suara memberat,


pembesaran klitoris, kebotakan/ berkurangnya
garis rambut daerah temporal, oligomenorrhea/
amenorrhea.
4. Feokromositoma (epinefrin & NE >>>)

▪ Manifestasi klinis :
▪ Peningkatan tekanan darah secara mendadak dan berat
▪ Nyeri sakit kepala yang berat
▪ Berkeringat (paling parah di daerah badan)
▪ Palpitasi (dengan/tanpa takikardi)
Insufisiensi Adrenal

▪ Insufisiensi adrenal  korteks adrenal :


1. Primer
▪ Penyakit Addison
▪ Infeksi (TBC, HIV)
▪ Perdarahan adrenal akibat terapi antikoagulan

2. Sekunder
▪ Panhipopituitarisme (yang menyebabkan penurunan ACTH)
▪ Penghentian mendadak obat kortikosteroid eksogen
Penyakit Addison

Destruksi autoimun kelenjar adrenal

▪ Terjadi defisiensi kortisol, aldosteron, androgen.


• Manifestasi klinis :
– Kelemahan & kelelahan yang – Gangguan keseimbangan cairan dan
progresif elektrolit (hiperkalemia, hiponatremia,
– Anoreksia hipovolumia, asidosis metabolik)
– Tekanan darah rendah – Hipoglikemia puasa
– Hipotensi ortostatik – Gangguan sistem reproduksi
– Hiperpigmentasi kulit (pigmentasi (amenorrhea, hilangnya rambut ketiak
melanin & pubis pd perempuan)
* Defisiensi mineralokortikoid (aldosteron)

Penyakit Keluarnya Disertai


Addison Hiponatremia
Na+ dari ginjal keluarnya air

Hiperkalemia K+ dan H+ Defisit vol CES


& asidosis ditahan oleh & hipotensi
metabolik ginjal postural
*Defisiensi glukokortikoid (kortisol)

▪ Hipoglikemia
▪ Tidak dapat menahan stres trauma, infeksi, pembedahan
▪ Dapat memperlihatkan tanda-tanda kolaps vaskular  muntah,
dehidrasi, hipotensi, hipoglikemia
PERBANDINGAN
HIPERFUNGSI DAN
HIPOFUNGSI
KORTEKS
ADRENAL
References

▪ Guyton & Hall, Textbook of Medical Physiology, 11th edition, Elsevier


Inc., Pennsylvania, 2006.
▪ Martini & Nath, Fundamental of Anatomy & Physiology, 9th edition,
Pearson Education Inc., San Fransisco, 2012.
▪ Price & Wilson, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,
Edisi 6, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 2006.

Anda mungkin juga menyukai