dan Sindrom
Metabolik
INSIDENSI
Prevalensi SM di dunia antara 20-25%. SM diprediksi
menyebabkan kenaikan 2x lipat risiko terjadinya penyakit jantung
dan 5x lipat pada penyakit DMT2
TINJAUAN
PUSTAKA
Struktur Anatomi Kelenjar
Adrenal
Efek-efek lainnya
1. glikokortikoid menstabilkan lisosom di dalam sel, sehingga dapat mencegah Kortisol juga
menurunkan permeabilitas kapiler untuk mencegah terjadinya kehilangan plasma ke dalam
jaringan.
2. Selain itu, kortisol menururnkan migrasi sel darah putih ke daerah inflamasi dan fagositosis
sel yang rusak agar menghilangkan pembentukan prostaglandin dan leuktorien.
Pengaturan Sekresi
Glukokortikoid
Sindrom Cushing dan Penyakit Cushing adalah manifestasi dari kelebihan hormon
glukokortikoid dalam waktu lama dengan segala konsekuensinya.
1. Sindroma Cushing dipakai untuk fenomena tanpa memperhatikan penyebabnya.
Sedangkan
2. Penyakit Cushing merupakan penyakit dengan memperhatikan penyebabnya.
Definisi
glukokortikoid glukokortikoid
endogen eksogen
Fisiologi Normal:
● Ritme sikardian,
inflamasi sistemik,
dan stress
Penyakit Cushing:
a. menghilangkan kelebihan
kortisol
b. mengembalikan sekresi
Tujuan pengobatan pada kortisol normal
pasien penyakit cushing c. mempertahankan fungsi
pituitari normal
d. mencapai tumor yang
terkontrol
Pembedahan
Adenomektomi transspenoidal saat ini merupakan pengobatan lini pertama
untuk pasien dengan PC.
Radioterapi
RT sella sering menjadi pengobatan lini kedua pada pasien yang gagal
melakukan TSS Pasien tersebut membutuhkan terapi medik untuk mengontrol
hiperkortisolisme sampai efek positif dari RT terasa
Disarankan untuk memulai terapi medik sebelum RT memastikan bahwa
hiperkortisolisme dapat dikontrol secara medikomentosa
Terapi Medik
Peran terapi medik merupakan terapi tambahan dari PC digunakan untuk
mengontrol hiperkortisolisme pada pasien yang gagal melakukan operasi (TSS)
dan memilihi RT sebagai terapi definitif
Adrenalektomi Bilateral
Adrenalektomi bilateral (BA) pengobatan terkini pasien yang memiliki
hiperkortisolisme persisten atau hiperkortioslisme rekuren setelah operasi
TSS. BA dapat mengontrol hiperkortisolisme dengan cepat dan dapat
membantu sebagian pasien dengan gejala berat, hiperkortisolisme
simptomatik yang tidak merespon secara adekuat dengan terapi medik
Gambar Alur
Penatalaksanaan
Penyakit Cushing
Komplikasi
Berdasarkan data dari the Third National Health and Nutrition Examination
Survey ,prevalensi sindrom metabolic (dengan menggunakan criteria NCEP-
ATPIII) bervariasi dari 16% pada laki-laki kuit hitam sampai37% pada wanita
Hispanik. Di indonesia sendiri dilakukan penelitian yang dilakukan Semiardji
pada pekerja PT. Krakatau steel didapatkan prevalensi sebesar15,8% pada tahun
2005 dan meningkat sebesar19,7% pada tahun2007
Etiologi
Target tekanan darah pasien dengn DM dan penyakit ginjal, target tekanan
darah <130/80 mmHg, pada bukan, targgetnya 140/90 mmHg.
a. penatalaksanaan tetap diawali dengan pengaturan diet dan aktivitas fisik
b. upaya penurunan berat badan, berolahraga, menghentikan rokok dan
konsumsi alkohol serta banyak mengkonsumsi serat.
modifikasi gaya hidup sendiri tidak mampu mengendalikan tekanan darah maka
dibutuhkan pendekatan medikamentosa untuk mencegah komplikasi seperti infark
miokard, gagal ginjal kronik dan stroke. Beberapa studi menyarankan pemaikaian
a. ACE Inhibitor (ACEI) sebagai lini pertama pada hipertensi dengan SM terutama
bila ada DM.
b. Angiotensin reseptor blocker (ARB) dapat digunakan apabila tidak toleran terhadap
ACEI.
Gangguan Toleransi Glukosa
Modifikasi diet secara bermakna memperbaiki glukosa 2 jam pasca
prandial dan konsentrasi insulin.Tiozolindindion memiliki pengaruh
yang ringan tetapi persisten dalam meurunkan tekanan darah sistolik
dan diastolik. Tiozolindindion dan metformin juga dpat menurunkan
konentrasi asam lemak bebas. Pada Diabetes Prevention Progrram,
penggunaan metformin dapat mengurangi progresi diabetes sebesar
31% dan efektif pada pasien muda dengan obesitas
Dislipdemia
Pilihan terapi untuk dislipidemia adalah perubahan gaya hidup yang
diikuti dengan medikamentosa. Menurut ATP-III, setelah kolesterol
LDL sudah mencapai target, sasaran berikutnya adalah dislipidemia
aterogenik. Pada konsentrasi TG 200 mg/dl, maka target terapi adalah
non kolesterol HDL setelah kolesterol LDL terkoreksi. Terapi edngan
gemfibrozil tidak hanya memperbaiki profil lipid tetapi juga secara
bermakna dapat menurunkan resiko kardiovaskular.
Komplikasi