3. Tumor adrenokortikal
Pada kasus adenoma adrenal bisa dilakukan tindakan bedah (unilateral
adrenalectomy), selanjutnya diberikan glukokortikoid sampai fungsi adrenal
kontralateral normal. Pada kasus karsinoma adrenal yang telah mengalami
metastasis atau telah dieksisi sebagian, dapat diberikan preparat adrenolitik
seperti mitotane.
Prognosis
Sindrom Cushing yang tidak diobati biasanya fatal. Hal ini bisa disebabkan
oleh tumor penyebabnya sendiri seperti pada sindrom ACTH ektopik dan
karsinoma adrenal, atau oleh hiperglukokortikoid beserta penyulitnya seperti
hipertensi, tromboemboli, dan keadaan mudah terinfeksi.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, tanggal MRS, agama, suku bangsa.
2. Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit pasien. Mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada memar pada kulit.
4. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama.
Contohnya aminoglutetimid 20 mg/hari nifedipin 10 mg 4xsehari
5. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernapasan
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, tidak terlihat retraksi
intercouste hidung, pergerakan dada simetris
Palpasi : Vocal premilis teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Suara sonor.
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan
ronchi wheezing.
b. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S S Terdengar tunggal
Pemeriksaan Fisik
c. Sistem Pencernaan
Mulut : Mukosa bibir kering
Tenggorokan : Tidak dapat pembesaran kelenjar tiroid
Limfe : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Abdoment :
I : Simetris tidak ada benjolan
P : Tidak terdapat nyeri tekan
P : Suara redup
A : Tidak terdapat bising usus
d. Sistem Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi
e. Sistem Persyarafan
Composmentis (456)
f. Sistem Integument / ekstrimitas
Kulit:Adanya perubahan-perubahan warna kulit,berminyak,jerawat
g. Sistem Muskulus keletal
Tulang : Terjadi osteoporosis
Otot : Terjadi kelemahan
Pemeriksaan Fisik (B6)
1. B1 (Breath)
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan dada simetris
Palpasi : Vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas tambahan
2. B2 (Blood)
Perkusi pekak, S1 S2 terdengar tunggal, hipertensi, TD meningkat.
3. B3 (Brain)
Composmentis dengan GCS 456, kelabilan alam perasaan depresi sampai insomnia.
4. B4 (Bladder)
Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium.
5. B5 (Bowel)
Terdapat peningkatan berat badan, nyeri pada daerah lambung, terdapat striae di
daerah abdomen, mukosa bibir kering, suara redup.
6. B6 (Muskuloskeletal dan integumen)
Kulit tipis, peningkatan pigmentasi, mudah memar, atropi otot, ekimosis,
penyembuhan luka lambat, kelemahan otot, osteoporosis, moon face, punuk bison,
obesitas tunkus.
Diagnosa
1. Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Kelas 2. Aktivitas/Olahraga (00085).
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Gangguan
muskuloskeletal.
2. Domain 11. Keamanan/Perlindungan, Kelas 2. Cedera Fisik (00035).
Risiko cedera berhubungan dengan Hambatan fisik.
3. Domain 6. Persepsi Diri, Kelas 3. Citra Tubuh (00118).
kepribadian
◦Anoreksia Reflek tidak ada atau
NOC NIC
1. Manajemen cairan
1. Keseimbangan cairan a. Monitor status hidrasi (misalnya membrane mukosa lembab, denyut
Keseimbangan intake dan output cairan dalam 24 nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)
jam b. Monitor tanda tanda vital klien
Tidak mengalami hipotensi ortostatik c. Berikan cairan dengan tepat
Turgor kulit normal d. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
Serum elektrolit tidak terganggu e. Berikan diuretic yang diresepkan
2. Monitor cairan
f. Monitor kadar serum dan elektrolit urin
g. Monitor membran mukosa dan turgor kulit
h. Monitor asupan dan pengeluaran
i. Cek grafik asupan dan pengeluaran secara berkala untuk memastikan
pemberian layaanan yang baik
3. Manajemen Elektrolit : Hiponatremia
j. Monitorpeerubahan kadar natrium pada populasi yang berisiko
k. Monitor kadar natrium dengan ketat pada pasien yang mengalami
peningkatan kadar natrium (defisiensi ADH)
l. Kumpulkan spesimen untk dapat dilakukan analisa
laboratoriumterkait dengan adanya perubahan kadar natrium
m. Monitor adanya ketidaseimbangan elektrolit yang berkaitan dengan
hipernatremia
n. Berikan cairan yang berkala pada pasien dengan kondisi lemah
o. Berikan antidiuretik sesuai resep
Domain 2. Nutrisi, kelas 1. Makan (00002). Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan Faktor biologis (hiponatremia).
NOC NIC
1. Nafsu makan 1. Penahapan Diet
Klien mengalami perbaikan status nutrisi. a. Monitor toleransi peningkatan diet.
b. Tawarkan makan 6 kali dengan porsi kecil dibanding makan 3 kali, jika
2. Pengetahuan : Diet yang disarankan diperlukan.
Klien mentaati diet yang dianjurkan c. Temukan cara untuk bisa memasukkan makanan kesukaan pasien dalam diet
Klien mendapatkan manfaat diet yang yang dianjurkan.
dianjurkan. 2. Manajemen Elektrolit: Hiponatremia
Klien mengetahui makanan yang d. Monitor natrium secara ketat pada pasien yang mengalami kondisi yang
diperbolehkan dalam diet. mengakibatkan penurunan nilai natrium.
Klien mendapatkan porsi makanan yang e. Monitor manifestasi hiponatremia terhadap fungsi neurologi atau
direkomendasikan. muskoloskeletal, kardiovaskuler, dan gastrointestinal.
Klien mengetahui perencanaan menu f. Monitor asupan dan output.
berdasarkan diet yang dianjurkan. g. Monitor status hemodinamik, meliputi CVP, MAP, PAP, dan PCWP, sesuai
yang tersedia.
h. Pertahankan pembatasan cairan, sesuai kebutuhan.
i. Dorong makanan/cairan tinggi natrium, sesuai kebutuhan.
j. Monitor semua cairan parenteral untuk mengetahui apakah berisi natrium
(atau tidak).
k. Cegah koreksi hiponatrium yang cepat atau berlebihan .
l. Hindari pemberian cairan IV hipotonik secara berlebihan, khususnya jika
ada SIADH.
m.Berikan diuretik hanya jika diindikasikan .
n. Instruksikan pasien dan/atau keluarga mengenai semua terapi yang
dilakukan untuk menangani hiponatrium.
3. Manajemen Nutrisi
o. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi.
p. Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi (yaitu: membahas pedoman
diet dan piramida makanan).
Domain 4. Aktivitas/Istirahat, kelas 4. Respons Kardiovaskular/Pulmonal (00201).
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak.
NOC NIC
1. Status sirkulasi 1. Pengaturan hemodinamik
Tekanan darah sistol dan diastol klien dalam batas a. Lakukan penilaian komprehensif terhadap status hemodinamik (yaitu,
normal memeriksa tekanan darah, denyut jantung, denyut nadi, tekanan vena
Tekanan nadi klien dalam batas normal jugularis, tekanan vena sentral, atrium kiri dan kanan, tekanan
Saturasi oksigen klien dalam batas normal ventrikel dan tekanan arteri pulmonalis), dengan tepat.
Urine output sesuai dengan intake cairan b. Gunakan beberapa parameter untuk menentukan status klinis pasien
(yaitu, tekanan nadi proporsional dianggap sebagai parameter
2. Status neurologi definitif).
Kesadaran klien baik c. Pertimbangkan status volume. (apakah hipovolemi, hipervolemi,
Klien tidak mengalami peningkatan tekanan maupun berada pada rentang yang seimbang).
intrakranial d. Tentukan status perfusi
Klien mampu berkomunikasi secara tepat dengan e. Monitor adanya tanda dan gejala masalah pada status perfusi.
situasi yang ada. Lakukan auskultasi pada jantung.
f. Monitor dan catat tekanan darah, denyut jantung, irama, dan denyut
nadi.
2. Monitor tekanan intra kranial
g. Bantu menyisipkan perangkat pemantauan TIK.
h. Rekam pembacaan tekanan TIK
i. Monitor kualitas danm karakteristik gelombang TIK.
j. Periksa pasien terkait ada tidaknya gejala kaku kuduk.
k. Jaga tekanan arteri sistemik dalam jangkauan tertentu.
3. Monitor neurologi
l. Pantau ukuran pupil, bentuk, kesimetrisan, dan reaktivitas.
m. Monitor tingkat kesadaran.
n. Monitor tingkat orientasi.
o. Monitor tanda-tanda vitasl: suhu, tekanan darah, denyut nadi, dan
respirasi.
p. Monitor status pernafasan: nilai ABG, tingkat oksimetri kedalaman,
pola, laju/tingkat, dan usaha bernafas.